Kep
1. Gempa Bumi dan Tsunami
2. Gunung berapi
3. Banjir bandang dan longsor
4. Kebakaran
5. Transportasi
6. Industri HAZMAT (Hazardous Material )/
NUBIKA (Nuklir, biologi dan kimia)
Huru hara dan demonstrasi
Terorisme
Masalah etnik, agama dan politik
Penyakit menular, DB, HIV dll
Dari berbagai penyebab bencana diatas ,
seorang dokter, perawat, bidan, dan tenaga
kesehatan lainnya harus mampu menghadapi
keadaan bencana tersebut
Dalam hal ini perlu pemahaman sistem
rujukan di Indonesia.
1. Rujukan ilmu dengan memanfaatkan radio
(ORARI/ RAPI), HP
2. Rujukan Spesialis
3. Rujukan Pasien dengan MEDEVAC
a. Ambulan Darat
b. Air/ Laut
c. Udara Rotary Wing, Fixed Wing (
Komersil, Chaeter)
Sebagai petugas kesehatan, harus memiliki
kemampuan penunjang dalam penangnan
bencana
1. Hospital prepredness for emergency &
Disaster ( HOPE)
2. Kursus ATLS
ACLS
3. International Medicine Life Support (IMELS)
4. BLS
5. Manajemen bencana
6. Brigade siaga bencana
7. AGD 118
8. CADRE ( Community Action Ind Disaster
Response)
9. Medical First Responder (MFR)
dll
Perawat berperan dalam mempromosikan,
menganjurkan dan berusaha untuk
melindungi kesehatan, keselamatan, dan
hak-hak pasien".
Dipihak lain perawat berkewajiban menjaga
dirinya sendiri. "Perawat berutang tugas yang
sama untuk dirinya sebelum merawat orang
lain, termasuk tanggung jawab untuk
menjaga integritas dan keselamatan, untuk
mempertahankan kompetensi dan untuk
melanjutkan pertumbuhan pribadi dan
profesional.
Perlu
penyamaan persepsi lebih lanjut terkait
pernyataan yang sedikit berlawanan di atas
yang menyatakan bahwa perawat memiliki
kewajiban untuk memberikan perawatan bagi
pasien dan pernyataan bahwa perawat
diwajibkan untuk menjaga keselamatan diri.
Etik dalam Keperawatan Bencana adalah:
1. Perawat, dalam semua hubungan
profesional, praktek dengan kasih sayang dan
rasa hormat terhadap martabat yang
melekat, nilai, dan keunikan setiap individu,
dibatasi oleh pertimbangan status sosial atau
ekonomi, atribut pribadi, atau sifat masalah
kesehatan
2. Komitmen utama perawat adalah untuk
pasien, baik individu, keluarga, kelompok ,
atau masyarakat
3. Perawat mempromosikan,
menganjurkan, dan berusaha untuk
melindungi kesehatan, keselamatan, dan
hak pasien
4. perawat bertanggung jawab dan
akuntabel untuk praktek keperawatan
individu dan menentukan delegasi yang
sesuai tugas sesuai dengan kewajiban
perawat untuk memberikan perawatan
pasien yang optimal.
5. Perawat bertanggung jawab untuk dirinya
dan untuk lainnya, termasuk tanggung jawab
untuk menjaga integritas dan keamanan,
untuk menjaga kompetensi, dan melanjutkan
pertumbuhan pribadi dan profesional.
6. Perawat berpartisipasi dalam membangun,
memelihara, dan meningkatkan lingkungan
perawatan kesehatan dan kondisi kerja yang
kondusif bagi penyediaan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan konsisten
dengan nilai-nilai profesi melalui aksi
individu dan kolektif
7. Perawat berpartisipasi dalam kemajuan
profesi melalui kontribusi untuk berlatih,
pendidikan, administrasi, dan pengembangan
pengetahuan
8. Perawat bekerja sama dengan profesional
kesehatan lainnya dan masyarakat dalam
mempromosikan masyarakat, nasional, dan
upaya internasional hanya untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan
9. Profesi keperawatan, yang diwakili oleh
asosiasi dan anggotanya, bertanggung jawab
untuk mengartikulasikan nilai keperawatan,
untuk menjaga integritas profesi dan
praktek, dan untuk membentuk kebijakan
social
PRAKTIK PROFESI PROFESSIONAL
Adalah Praktik yang BAIK & BENAR
Baik => Ukurannya Norma Kebaikan :
ETIKA
Benar => Ukurannya Norma Kebenaran
Hukum & Disiplin
SEBAGAI PROFESI => TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab Profesional
(Responsibility)
kode Etik
sumpah perawat
standar profesi
Tanggung Jawab Hukum
(Liability)
Hk Pidana, Hk Perdata, Hk Adm
ETIK ORGANISASI Profesi
Kode MKEK, KOMITE ETIK
LEMBAGA DISIPLIN
Etik PWT INSTITUSI
MKDKI
SANKSI ETIK
MDTK
SANKSI DISIPLIN DISIPLIN
STD
PROFESI
HUKUM
PENEGAK HUKUM Per UUan
POLISI, JAKSA, ADVOKAT,
HAKIM
SANKSI HUKUM
PIDANA, PERDATA, ADM
LANDASAN ETIK/MORAL
PERILAKU PERAWAT
OTONOMI:
mandiri & bersedia menanggung resiko dan bertanggung
gugat terhadap keputusan dan tindakan.
BENEFICIENCE:
tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan untuk
melakukan yang terbaik & tidak merugikan klien.
NONMALEFICENCE:
Tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik & psikologik.
ADIL:
tidak mendiskriminasikan klien, memperlakukannya
berdasarkan keunikan klien, kebutuhan spiritual klien.
18
LANDASAN ETIK/MORAL PERILAKU PERAWAT……
FIDELITY:
“caring”, selalu berusaha menepati janji, memberikan
harapan memadai, komitmen moral & peduli
VERACITY:
mengatakan tentang kebenaran, tidak berbohong dan
menipu, fokus informed consent.
CONFIDENCIALITY:
Dapat dipercaya, dan selalu memegang teguh sesuatu
yang harus dirahasiakan, kecuali diperbolehkan oleh
hukum
19
MUKADDIMAH
PERAWAT-KLIEN
PERAWAT- PRAKTIK
PERAWAT – MASYARAKAT
PERAWAT – TEMAN SEJAWAT
PERAWAT - PROFESI
1. Perawat dlm memberikan pelkep menghargai harkat &
martabat manusia, keunikan klien & tdk terpengaruh
oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yg dianut
serta kedudukan
2. Perawat dlm memberikan pelkep senantiasa memelihara
suasana lingkungan yg menghormati nilai2 budaya, adat
istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka
yang membutuhkan asuhan keperawatan
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yg diketahui
sehubungan dng tugas yg dipercayakan kepadanya,
kecuali jika diperlukan oleh yg berwewenang sesuai dng
ketentuan hukum yg berlaku
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di
bidang keperawatan melalui belajar terus menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yg tinggi disertai kejujuran professional
dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yg adekuat dan mempertimbangkan
kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan
delegasi kepada orang lain.
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan
perilaku professional.
Perawat dan teman sejawat
Pasal 63 (4)
.Pelaksanaannya
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu
26
ETIK LEGAL
KEWENANGAN
KEBAIKAN KEAHLIAN FORMIL
MATERIIL
ETIS/
BERMORAL KOMPETEN BERIZIN
PENERAPAN KODE
PROSES PENGAKUAN Proses sesuai per
ETIK DAN NILAI
uuan
MORAL
Keahlian
Kompeten Sertifikat Keahlian
Untuk Keahlian sebagai Perawat Pertama kali
dilakukan Uji Kompetensi oleh MTKI (Permenkes
No. 1796 tahun 2011)
Keahlian Lanjut : Pelatihan (sertifikasi Keahlian)
Kewenangan
KEWENANGAN FORMIL
PMK 1796/2011 : STR (Surat Tanda Registrasi)
KEWENANGAN MATERIIL
PMK 148/2010 : STR DAN SIPP
FUNGSI
INDEPENDEN
DEPENDEN
KOLABORASI
INDEPENDEN
SELURUH TINDAKAN BERBENTUK CARING (CARING
ACTIVITIES)
Tindakan Koordinatif
DEPENDEN : TINDAKAN MEDIK GADAR
PELIMPAHAN WEWENANG
ATRIBUTIF : per uuan, Protap, algoritma
DELEGATIF : langsung tertulis, via telpon
KOLABORASI : ……..GADAR…….?
Belum banyak Rumusan
Dependent
Perawat hanya bertanggung jawab pada aspek
“PELAKSANAAN” dari tindakan Medik Gadar
Tergantung Pula Proses Pendelegasiannya
Kolaborasi
POTENSI A + POTENSI B TUJUAN C
PARTNERSHIFT WITH ENEMY
TANGGUNG JAWAB PADA SIAPA YANG SALAH
(PIDANA) BAIK KEPUTUSAN DAN/ATAU
PELAKSANAAN
PERDATA DAPAT TANGGUNG RENTENG
KOLABORASI KEPERAWATAN GADAR …………..?
ADA PENDAPAT GADAR ADALAH TINDAKAN MEDIK
BAGAIMANA DINEGARA LAIN…?
Reglated medical Activities
Perawat bertanggung jawab penuh dalam
tindakan gadar sesuai dengan sertifikat
Belum banyak aturan hukum yang melingkupinya
KONDISI GAWAT DARURAT
Mempertimbangkan KEMAMPUAN
dan kemungkinan RUJUK
DIWILAYAH TERSEBUT TIDAK ADA DOKTER
ditetapkan KADINKES kab/kota
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PROGRAM
PEMERINTAH
PENGATURAN
PELAYANAN GAWAT
DARURAT &
BENCANA
34
UU No 36 tahun 2009 TTg Kesehatan pasal 32
(1)
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta,
wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu
Pasal 32 (2)
Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
dilarang menolak pasien dan/atau meminta
uang muka.
35
Pelayanan Kesehatan Pada Bencana
(UU No.36 tahun 2009)
• Tanggap darurat
• Pasca bencana.
Pasal 83
(1) Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan
pada bencana harus ditujukan untuk penyelamatan
nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut, dan
kepentingan terbaik bagi pasien.
37
Pasal 85
38
SETIAP
ORANG SESUAI DENGAN KEMAMPUAN
YANG DIMILIKI
41
Pasal 190 (2)
INTERNAL EKSTERNAL