NIM : 113063C117022
1. Metodologi penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi
kasus. Data yang terkumpul berupa data primer dan sekunder.
2. Hasil penelitian
- input; SDM (Perawat kurang memahami tentang discharge planning dan sikap
serta pengendalian emosi perawat dalam memberikan pelayanan didapatkan
36,4% masih menyatakan kurang baik). Rumah sakit tidak memiliki SOP khusus
pelaksanaan dan form discharge planning yang belum sesuai. Proses; Perawat
belum membuat discharge planning sesuai waktunya, Pemberi dan penerima
pelayanan discharge planning sudah sesuai. Dan proses pelaksanaan discharge
planning belum dilakukan secara maksimal.
- Output; faktor readmisinya yaitu dari 11 pasien readmisi didapatkan 6 pasien
readmisi (54,5%) terkait proses dari penyakit sebelumnya dan 5 pasien readmisi
yang bukan dari proses penyakit sebelumnya. pemahaman pasien dan keluarga
dalam perawatan lanjutan pasien masih kurang baik. Kelengkapan form discharge
planning pasien readmisi pada form bagian depan kurang lengkap dalam
pengisiannya (15,7%) namun pada lembar bagian belakang terisi dengan lengkap
(90,5%), dan hambatan pelaksanan berasal dari faktor personil; pemberi dan
penerima pelayanan discharge planning
Kata kunci: discharge planning, rencana pemulangan pasien, perawat, rawat ulang, readmisi.
©2017 Proceeding Health Architecture. All rights reserved
PENDAHULUAN
Discharge Planning atau perencanaan ulang3. Keberhasilan discharge planning
pemulangan merupakan suatu proses dalam dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
mempersiapkan pasien untuk mendapatkan tersebut antara lain: keterlibatan dan partisipasi,
kontinuitas perawatan baik dalam proses komunikasi, waktu, perjanjian dan konsensus serta
penyembuhan maupun dalam mempertahankan personil discharge planning4. Tipe rumah sakit
derajat kesehatan sampai pasien merasa siap (pendidikan atau umum), kompleksitas pasien, dan
untuk kembali ke lingkungan dan harus dibuat sejak kompetensi perawat ikut mempengaruhi
awal pasien datang ke pelayanan kesehatan1. keberhasilan pelaksanaan discharge planning5.
Pemberian discharge planning dapat meningkatkan Discharge planning yang belum optimal
kemajuan penyembuhan, membantu pasien untuk menimbulkan dampak bagi pasien. Dampak
mencapai kualitas hidup yang lebih optimum tersebut adalah meningkatnya angka rawat ulang
sebelum dipulangkan2. dan pada akhirnya pasien akan menanggung
Disscharge planning yang berhasil pembiayaan untuk biaya rawat inap di rumah sakit6.
dilaksanakan dengan baik maka kepulangan pasien Kondisi kekambuhan pasien atau rawat ulang
dari rumah sakit tidak akan mengalami hambatan pasien tentunya sangat merugikan pasien beserta
serta dapat mengurangi hari atau lama perawatan keluarga dan juga rumah sakit7. Beberapa
dan mencegah kekambuhan, namun sebaliknya penelitian dilakukan untuk meneliti dampak
bila discharge planning yang tidak dilaksanakan pelaksanaan discharge planning yang kurang
dengan baik dapat menjadi salah satu faktor yang optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Moore, et al
memperlama proses penyembuhan yang akan (2003)8 menunjukkan 49% pasien kembali ke klinik
mengalami kekambuhan dan dilakukan perawatan atau rumah sakit setelah dinyatakan pulang karena
Page | 21
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
mempunyai masalah dengan kesehatan. Penelitian jumlah pasien rawat ulang bulan oktober sebanyak
senada juga diungkapkan oleh Fox, et al (2013)9, 19 pasien, selanjutnya dilakukan penelusuran
yang menyatakan terdapat hubungan yang dokumen lembar discharge planning pasien rawat
bermakna antara discharge planning dengan ulang pada bulan oktober sebanyak 18 rekam
penurunan angka rawat ulang pasien dalam satu medis pasien yang tidak memiliki lembar discharge
sampai 12 bulan indeks pemulangan pasien di planning dan dari 18 rekam medis pasien tersebut
pelayanan kesehatan. didapatkan 12 rekam medis yang tidak diisi pada
Rawat ulang/ readmisi pasien telah bagian skrining discharge planning pada lembar
mendapatkan perhatian yang lebih karena rawat asesmen awal keperawatan. Hasil wawancara dari
ulang pasien mencerminkan efektivitas kinerja dari salah satu petugas rekam medik menyatakan
suatu pelayanan kesehatan dan kualitas perawatan bahwa pengisian lembar sejak tahun 2014,
pasien tersebut di rumah. Efektivitas suatu sehingga kebanyakan lembar discharge planning
discharge planning salah satunya ditandai dengan pasien tidak terisi.
angka pasien rawat ulang menurun. Sejumlah Dari uraian diatas peneliti ingin mengetahui
penelitian menyoroti bahwa discharge planning penerapan pelaksanaan discharge planning di
yang efektif sangat penting untuk meningkatkan rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping
kesehatan pasien dan mengurangi rawat ulang. Yogyakarta. discharge planning tidak begitu
Salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan ditekankan
Philips, et al (2004)10 bahwa discharge planning
secara signifikan mengurangi kunjungan ulang atau METODE
rawat ulang pasien di rumah sakit. Studi kasus merupakan penelitian dimana
Readmisi merupakan salah satu indikator peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus)
mutu pelayanan di rumah sakit, oleh karena itu dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even
penguatan pendidikan kesehatan kepada pasien atau proses) serta mengumpulkan informasi secara
dan keluarga melalui perencanaan discharge terperinci dan mendalam dengan berberapa
planning dapat menurunkan angka readmisi prosedur pengumpulan data selama priode
dirumah sakit. Meningkatkan perawatan terhadap tertentu13.
pasien dan mengurangi pasien readmission atau Penelitian ini dipilih karena untuk menggali
rawat ulang dalam kurun waktu kurang dari 30 hari secara mendalam mengenai permasalahan pada
adalah prioritas nasional bagi rumah sakit11. aspek input, process dan output dalam penerapan
Sedangkan Indikator kejadian pasien jiwa readmisi pelaksanaan discharge planning di Rumah Sakit
tidak kembali dalam perawatan pada kurun waktu ≤ PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.
1 bulan adalah 100%12. Metode pengolahan data tersebut dengan
Rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping menggunakan analisis deskriptif. Data yang
Yogyakarta telah melakukan discharge planning terkumpul berupa data primer dan sekunder. Data-
atau perencanaan pemulangan pasien. Dari survey data primer diperoleh dengan wawancara
yang dilakukan oleh peneliti pemberian health mendalam dan observasi, sedangkan data
education kepada keluarga di rumah sakit PKU sekunder diperoleh dari hasil telaah dokumen yang
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta masih belum telah dibuat di RS PKU Muhammadiyah Gamping
optimal diberikannya. Pemberian perencanaan Yogyakarta. Informan penelitian ini adalah pasien
pulang kebanyakan diberikan hanya pada saat rawat ulang pada bulan desember yang berjumlah
pasien pulang saja yang berupa petunjuk 19 pasien namun sampel dipilih berdasarkan
perawatan dirumah dan waktu kontrol serta jika ada pertimbangan bahwa yang dipilih merupakan para
pertanyaan dari pasien dan keluarga saja. pembuat discharge planning dan dapat
Setelah dilakukan studi pendahuluan di memberikan informasi yang dibutuhkan yang
rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping didapatkan 11 informan perawat dan 11 informan
Yogyakarta didapatkan jumlah kunjungan pasien dari pasien rawat ulang atau keluarga pasien
rawat inap tahun 2015 sebanyak 10.450 pasien dan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
jumlah pasien rawat inap dari tanggal 1 januari
2016 sampai dengan 30 september 2016 sebanyak HASIL
10.103 pasien. Dari data diatas di dapatkan angka 1. Kondisi input pelaksanaan discharge planning di
kejadian pasien rawat ulang (readmission) dalam Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping
waktu tiga bulan (mei - juli 2016) sebanyak 108 Yogyakarta.
pasien selanjutnya jumlah pasien rawat ulang bulan a. SDM
agustus – september sebanyak 61 pasien dan
Page | 22
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
Page | 23
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
rencana pemulangan pasien hanya bersifat 1. Unsur-unsur yang 1. Pengobatan di rumah, mencakup resep
tidak ada pada form baru, pengobatan yang sangat
himbauan agar para perawat atau tim discharge planning dibutuhkan, dan pengobatan yang
kesehatan yang bertugas untuk membaca dan di rumah sakit pada harus dihentikan.
mempelajari berupa soft file yang terdapat poin nomor 1, 2, 3, 2. Daftar nama obat harus mencakup
6 dan 8. nama, dosis, frekuensi, dan efek
didalam komputer pada setiap bangsal dan 2. Ada dan sesuai samping yang umum terjadi.
belum berbentuk hard copy. Selain itu pihak unsur yang ada 3. Kebutuhan akan hasil test laboratorium
pada form yang dianjurkan, dan pemeriksaan lain,
menejemen rumah sakit juga belum melakukan discharge plann-ing dengan petunjuk bagaimana untuk
sosialisasi khususnya tentang pelaksanaan pada poin nomor 4 memperoleh pelayanan dan waktu
discharge planning, akibatnya membuat dan 7 pelaksanaannya.
3. Ada, tetapi kurang 4. Bagaimana melakukan pilihan gaya
pegawai mengalami kesulitan dalam lengkap pada poin hidup dan tentang perubahan aktivitas,
pelaksanaan discharge planning maupun nomor 5 (hanya latihan, diet makanan yang dianjurkan
pendokumentasian pada lembar discharge ada perawatan luka dan pembatasannya.
dan pemakaian alat 5. Petunjuk perawatan diri (perawatan
planning. hal ini diungkapkan oleh seluruh kesehatan). luka, perawatan kolostomi, ketentuan
informan perawat dengan simpulan hasil insulin, dan lain-lain).
6. Kapan dan bagaimana perawatan atau
penelitian sebagai berikut: pengobatan selanjutnya yang akan
Tabel 1.5. Hasil Penelitian petunjuk teknis (SOP) dihadapi setelah dipulangkan, nama
Subtema Tema pemberi layanan, waktu, tanggal, dan
1. Rumah sakit ini memiliki SOP discharge Perawat lokasi setiap janji untuk control.
planning beranggapan 7. Apa yang harus dilakukan pada
2. Seluruh informan perawat belum pernah panduan rencana keadaan darurat dan nomor telepon
membacanya pemu-langan yang bisa dihubungi untuk melakukan
3. SOP tersebut berupa softfile yang ada di pasien adalah peninjauan ulang petunjuk
komputer setiap ruang rawat inap. SOP. pemulangan.
4. SOP dapat diakses oleh petugas 8. Bagaimana mengatur perawatan
5. Tidak pernah ada sosialisasi tentang lanjutan (jadwal pelayanan di rumah,
pentingnya discharge planning dan cara perawat yang menjenguk, penolong,
pengisian lembar discharge planning pembantu jalan/ walker, kanul, oksigen,
6. Hanya ada himbauan bahwa lembar dan lain-lain) beserta dengan nama
discharge planning kembali diisi sejak bulan dan nomor telepon setiap institusi yang
november lalu bertanggung jawab untuk menyediakan
Berdasarkan teori: pelayanan.
Standar operasional prosedur (SOP) merupakan panduan yang (Discharge Planning Association, 2008)17
digunakan untuk memastikan kegiatan operasional yang berupa
dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara Berdasarkan hasil telaah dokumen diatas
kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan unsur yang tidak ada pada form discharge planning
untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal. yang dimiliki rumah sakit adalah 5 unsur (62,5%)
(Seilendra, 2015)16
Berdasarkan hasil penelitian diatas dan hanya 3 unsur yang ada pada form discharge
planning namun setelah melakukan telaah
didapatkan petunjuk teknis atau dapat juga
dokumen lainnya pada lembar resume pasien
disebut sebagai SOP pelaksanaan discharge
didapatkan ketiga unsur diatas yang tidak ada di
planning di rumah sakit PKU Muhammadiyah
Gamping Yogyakarta tidak memiliki SOP form discharge planning. hal ini senada dengan
hasil wawancara yang disampaikan oleh informan
khusus pelaksanaan discharge planning.
dari perawat dengan simpulan sebagai berikut:
Menurut hasil penelitian perawat beranggapan
“Daftar nama obat, dosis serta frekuensi pemberan
panduan rencana pemulangan pasien adalah
sudah ada diresume pasien yang nanti lembar
SOP dan sebagian besar informan perawat
resume pasien ini dibawa pulang oleh pasien
belum pernah membaca panduan rencana
pemulangan pasien tersebut. sehingga di lembar discharge planning tidak ada
daftar nama obat-obatan. Selain itu jadwal kontrol
c. Form discharge planning
pasien secara lengkap juga di lembar resume
Hasil dari telaah dokumen didapatkan
pasien serta data petugas atau perawat yang akan
berberapa unsur-unsur yang sudah sesuai dan
melakukan perawatan dirumah juga sudah ada di
ada berberapa unsur yang tidak sesuai atau
tidak ada di lembar form discharge planning rsume pulang pasien”
yang dimiliki rumah sakit PKU Muhammadiyah Selain ke tiga unsur diatas, unsur lain yang
Gamping Yogyakarta. Hal tersebut sesuai tidak ada pada form discharge planning yang
dimiliki oleh rumah sakit PKU Muhammadiyah
dengan hasil telaah dokumen yang telah
Gamping Yogyakarta adalah Pengobatan di rumah,
dilakukan sebagai berikut:
Tabel 1.6. Hasil Penelitian form discharge planning mencakup resep baru, pengobatan yang sangat
Hasil penelitian Berdasarkan teori dibutuhkan, dan pengobatan yang harus dihentikan;
Hasil telaah Unsur-unsur yang harus ada pada sebuah dan kebutuhan test yang dianjurkan (laboraturium,
dokumen: form perencanaan pemulangan antara
lain: rongen, CT scan, dll; petunjuk pelaksana; waktu
Page | 24
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
pelaksana), hal ini dapat dilihat tidak ada poin yang 2. Keluarga pasien
Berdasarkan teori:
menjelaskan tentang hal tersebut pada lembar form Pemberi:
discharge planning yang dimiliki rumah sakit. Proses discharge planning harus dilakukan secara
Selain hasil telaah dokumen form discharge komperhensif dan melibatkan staf medis rumah sakit yang
berfungsi sebagai konsultan. Perawat menempatkan posisi
planning didapatkan hasil wawancara dengan yang penting dalam proses perawatan pasien dan proses
salah satu informan bagian manajemen yang keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan
pelayanan kontiniutas melalui discharge planning.
menyatakan bahwa formulir discharge planning Penerima:
saat ini belum ada pembaharuan dan tidak memiliki Discharge planning atau rencana pemulangan pasien tidak
sumber dan form ini masih mencontoh form hanya melibatkan pasiennya saja, tetapi keluarga juga turut
andil dalam pelaksanaannya.
discharge planning yang dimiliki rumah sakit lain. (Potter & Perry, 2005)6.
Hal ini disampaikan pada simpulan hasil Berdasarkan hasil penelitian diatas
wawancara dengan bagian manajemen yaitu: pemberi pelayanan rencana pemulangan
“Untuk formulirnya belum memiliki sumber, dan pasien di rumah sakit PKU Muhammadiyah
belum mengacu pada teori-teori karena form ini Gamping Yogyakarta adalah staf medis
juga masih menyontek dari form perencanaan rumah sakit yang meliputi perawat, ahli gizi,
pulang rumah sakit lain” dokter dan fisioterapi. Sedangkan yang
2. Kondisi prosess pelaksanaan discharge menerima pelayanan tersebut adalah
planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah pasien maupun keluarga pasien.
Gamping Yogyakarta c. Proses pelaksanaan
a. Waktu pembuatan rencana pemulangan Pada saat pasien pertama kali masuk
pasien ruang rawat inap berberapa proses
Pada prinsipnya discharge planning pelaksanaan discharge planning yang
atau perencanaan pemulangan pasien harus dilakukan adalah pengkajian tentang
dibuat pada saat pasien masuk untuk kebutuhan pelayanan kesehatan untuk
mengidentifikasi kebutuhan perencanaan pasien dilakukan sejak waktu penerimaan
pulang pasien. Berdasarkan hasil penelitian pasien di ruang rawat inap, pengkajian
pada dasarnya perawat sudah mengetahui kebutuhan pendidikan kesehatan untuk
waktu pembuatan rencana pemulangan pasien dan keluarga, dan pengkajian
pasien adalah pertama kali ketika pasien faktor-faktor lingkungan di rumah yang
masuk ke ruang rawat inap, tetapi pada dapat mengganggu perawatan diri. Namun
pelaksanaanya perawat masih melakukan Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan
pengisian rencana kepulangan pasien pada discharge planning pada saat pasien
saat pasien akan dipulangkan atau setelah pertama kali masuk ruang rawat inap
pasien pulang. Bukan hanya itu saja, belum dilaksanakan secara maksimal
perawat juga meminta tanda-tangan (20,2%). Hal yang dilakukan perawat
kepada pasien atau keluarga pada lembar ketika pasien baru masuk ruang rawat
penerimaan discharge planning tanpa inap, perawat hanya memberikan
memberikan pelayanan discharge planning penjelasan tentang bagaimana jika
yang dibutuhkan memerlukan bantuan, orientasi ruangan,
b. Pemberi dan penerima memberikan bag mandi (jika ada),
Proses pelaksanaan discharge memberikan kartu tunggu, dan meminta
planning melibatkan dua belah pihak yaitu tanda-tangan kepada pasien atau keluarga
pemberi pelayanan discharge planning tanpa melakukan pengkajian yang
dan penerima pelayanan, hal ini sesuai diperlukan untuk proses discharge
dengan hasil penelitian sebagai berikut: planning dan tidak melakukan pemberian
Tabel 1.7. Perbandingan Hasil Penelitian dengan Teori
tentang pemberi dan Penerima informasi terkait perawatan apa saja yang
Subtema Tema Hasil observasi akan dilakukan untuk pasien. maka
Pemberi: Pemberi dan Pemberi: kesimpulan dari hasil keseluruhan
1. Dokter penerima 1. Perawat
2. Ahli gizi pelayanan 2. Bagian gizi penelitian diatas didapatkan pelaksanaan
3. Fisioterapi discharge 3. Fisioterapi discharge planning pada saat pasien
4. Seluruh perawat planning sudah
(tidak hanya sesuai. Penerima:
pertama kali masuk ruang rawat inap
Perawat 1. Pasien belum dilakukan sesuai dengan yang
primer/PPJP) 2. Keluarga seharusnya.
Penerima: pasien
1. Pasien
Page | 25
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
Page | 26
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
Page | 27
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
dan bagian paling bawah pada lembar juga bisa berasal dari pasiennya, sehingga
belakang form discharge planning terdapat hambatan pelaksanaan discharge
kolom untuk tanda tangan perawat dan planning berasal dari faktor personil yaitu
pasien/keluarga yang telah mendapatkan pemberi dan penerima pelayanan
pelayanan discharge planning. Tabel 1.11. Hasil Penelitian Hambatan Pelaksanaan
Subtema Tema
Berdasarkan hasil penelitian yan 1. Terbatasnya waktu Hambatan
telah dilakukan form discharge planning 2. Kurangnya pengetahuan pelaksanan
yang dimiliki rumah sakit PKU 3. Tergantung dari kesadaran berasal dari
individu perawatnya: faktor personil;
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta - Kepatuhan pemberi dan
pada pasien rawat ulang didapatkan - Lupa penerima
4. Tergantung dari pasien yaitu: pelayanan.
semua form discharge planning pasien - Pasien kurang kooperatif
readmisi kurang lengkap dalam - Pasien belum tenang
pengisiannya. Bagian yang hampir tidak - Kepercayaan pasien
- Kepatuhan pasien
terisi adalah diskusi tentang pengawasan Berdasarkan teori:
pada pasien setelah pulang tentang obat, Keberhasilan discharge planning dipengaruhi oleh
diet, aktivitas dan peningkatan status beberapa faktor yaitu: keterlibatan dan partisipasi,
komunikasi, waktu, personil pelaksanaan discharge
fungsional; diskusi tentang kondisi planning dan perjanjian dan konsensus.
kegawatan, tanda dan gejala yang perlu (Poglitsch, et al, 2011)4
diwaspadai, penanganan sebelum ke Keberhasilan pelaksanaan discharge planning
rumah sakit, dan nomer telpon yang bisa dipengaruhi oleh tipe rumah sakit (pendidikan atau
dihubungi saat pasien membutuhkan umum), kompetensi perawat, dan kompleksitas pasien.
(Coleman dan Chalmers, 2006)5
bantuan; dan diskusi tentang support
system keluaarga, finansial dan alat
transportasi yang digunakan. Bagian yang PEMBAHASAN
selalu terisi tetapi sesuai dengan 1. Kondisi input pelaksanaan discharge planning
kebutuhan pasien adalah penkes di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
modifikasi gaya hidup (pengaturan diet, Gamping Yogyakarta.
aktifitas fisik, dan merokok); diskusi Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
tentang modifikasi lingkungan setelah hasil yang kurang baik pada komponen input
pulang dari rumah sakit; dan diskusi dikarenakan banyak kekurangan pada
tentang rencana perawatan lanjutan komponen input:
pasien (bantuan adl, perawatan luka, a. SDM (sumber daya manusia)
pemakaian alat kesehatan, jadwal kontrol). SDM yang didalamnya ada ratio antara
Serta hasil telaah dokumen lainnya jumlah perawat dan jumlah tempat tidur,
tentang kelengkapan form pada lembar tingkat pendidikan perawat yang
bagian belakang yang hasilnya semua melaksanakan discharge planning,
form discharge planning pasien rawat pengetahuan perawat terhadap discharge
ulang terisi cukup baik dan ditandatangai planning, dan sikap dan pengendalian
oleh perawat sebagai pemberi dan emosi.
pasien/keluarga sebagai peneria Ratio antara jumlah perawat dan
pelayanan. jumlah tempat tidur didapatkan perawat di
seluruh ruang rawat inap di rumah sakit
PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta
d. Hambatan pelaksanaan berjumlah 103 orang perawat dan jumlah
Hambatan dalam pelaksanaan tempat tidur diseluruh ruang rawat inap
discharge planning dapat dari perawat berjumlah 138 tempat tidur. Berdasarkan
atau tenaga kesehatan lainnya dan juga Peraturan Menteri Kesehatan Republik
bisa dari pasien atau kondisi pasiennya. Indonesia No. 262/Men.Kes/VII/ 197918
Hal ini senada disampaikan oleh bahwa perbandingan antara tenaga
berberapa informan yang telah keperawatan dan tempat tidur pada
disimpulkan pada hasil penelitian dibawah sebuah rumah sakit tipe C adalah 1 : 1
ini yaitu (tabel 1.9 ): yang artinya 1 tenaga keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian berbanding 1 tempat tidur. Tetapi hasil dari
didapatkan hambatan tidak hanya dari perbandingan antara jumlah perawat
personal seorang perawat tetapi hambatan dengan jumlah tempat tidur di rumah sakit
Page | 28
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
Page | 29
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
kesadaran dari perawat dan faktor-faktor terapi fisik, kerja sosial, gizi yang memiliki
lainnya. tugas sesuai kompetensinya26.
Selain itu berdasarkan hasil
penelitian, perawat adalah salah satu yang
c. Form discharge planning memiliki peranan penting dalam
Berdasarkan hasil penelitian yang pembuatan rencana kepulangan pasien
telah dilakukan ada 5 unsur yang tidak ada dan juga memiliki tugas memberikan
di form discharge planning yang dimiliki pendidikan kesehatan kepada pasien.
oleh rumah sakit PKU Muhammadiyah Namun dari hasil penelitian tidak hanya
Gamping Yogyakar-ta, sehingga harus perawat yang memiliki jabatan perawat
dilengkapi sesuai dengan unsur-unsur primer (PP) atau PPJP tetapi perawat
yang harusnya ada disebuah lembar pelaksana (PA) juga melakukan hal yang
discharge planning. Selain itu berdasarkan sama dalam pelaksanaan discharge
hasil penelitian lainnya, form discharge planning. Tugas dan tanggung jawab
planning yang dimiliki oleh rumah sakit perawat primer (PP) dalam pelaksanaan
PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta discharge planning adalah menerima
tidak memiliki sumber dan masih pasien baru rawat inap diruangan tersebut,
mengadop form discharge planning yang membuat perencanaan discharge planning
dimiliki oleh rumah sakit lain. Setiap dan melakukan pelaksanaan discharge
penulisan yang baik harus memiliki bukti planning yang dimulai dari pengkajian
atau sumber terbaik yang bertujuan kepada pasien tentang kebutuhan
sebagai landasan teori, sebagai pelayanan kesehatan dan kebutuhan
penjelasan dan sebagai penguat pendapat pendidikan kesehatan yang berhubungan
atau tulisan yang kita miliki24. dengan penyakitnya sampai dengan
2. Kondisi prosess pelaksanaan discharge memberikan pendidikan kesehatan kepada
planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah pasien, sedangkan tugas dari perawat
Gamping Yogyakarta pelaksana (PA) adalah membantu
a. Waktu pembuatan rencana pemulangan melaksanakan agenda perencanaan
Hasil penelitian yang didapatkan discharge planning yang telah dibuat32.
terkait waktu pembuatan discharge Penerima pelayanan discharge
planning di rumah sakit PKU planning di rumah sakit PKU
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta Muhammadiyah Gamping Yogyakarta
adalah ketika pasien sudah akan pulang adalah pasien dan melibatkan keluarga
atau ketika pasien sudah pulang, tetapi pasien. Semua pasien yang di rawat inap
perawat mengetahui waktu di rumah sakit memerlukan discharge
pelaksanaannya atau pembuatan rencana planning17. Namun terdapat berberapa
kepulangan pasien yaitu ketika pasien kondisi dimana pasien beresiko tidak
pertama kali dirawat di ruang rawat inap mendapatkan kebutuhan yang
namun pada kenyataanya berbanding berkelanjutan setelah apsien dipulangkan,
terbalik. seperti pasien yang menderita penyakit
Discharge planning dibuat pada awal terminal atau pasien dengan kecacatan
pasien masuk dan pada saat itu dilakukan permanen6. Perencanaan pulang tidak
diskusi untuk tindakan yang akan berfokus pada kebutuhan perawat atau
dilakukan dan perawatan lanjutan25. tenaga kesehatan atau hanya pada
b. Pemberi dan penerima pelayanan kebutuhan fisik pasien, namun
discharge planning. perencanaan pulang berfokus pada
Pemberi pelayanan discharge kebutuhan pasien dan keluarga secara
planning di rumah sakit PKU komprehensif sebagai penerima
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pelayanan . 12
Page | 30
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
ruang rawat inap adalah peneliti tidak perawatan pasien setelah pulang dari
menemukan adanya pelaksanaan rumah sakit. pendidikan kesehatan
pengkajian-pengkaji-an terhadap yang ditujukan ke pasien atau
pasien yang baru masuk ruang rawat keluarga pasien pada hakikatnya
inap dan perawat juga tidak membuat adalah suatu kegiatan atau usaha
perencanaan pulang terhadap menyampaikan pesan kesehatan
pasien6. Pengkajian terhadap pasien kepada pasien dengan harapan
dilakukan sejak awal pasien dan pasien atau keluarga memperoleh
keluarga datang ketempat pelayanan pengetahuan tentang kesehatan
kesehatan, pengkajian yang yang lebih baik. Materi pendidikan
dilakukan adalah mengkajian tentang yang disampaikan harus sedikit dan
kebutuhan pelayanan kesehatan mudah dipahami dan agar pasien
untuk pasien pulang dengan atau keluarga mudah mengingatnya
menggunakan riwayat keperawatan, serta menggunakan alat bantu
rencana keperawatan dan pengkajian berupa leaflet dengan tujuan dapat
kemampuan fisik dan fungsi kognitif, dibaca sewaktu-waktu pasien atau
mengkaji kebutuhan pendidikan keluarga pasien lupa20.
kesehatan untuk pasien dan 3) Pada hari kepulangan pasien
keluarga, dan mengkaji faktor-faktor Berdasarkan hasil hasil
lingkung-an dirumah yang dapat penelitian yang telah dilakukan
mengganggu perawatan diri, serta didapatkan hasil pelaksanaan
mengkaji persepsi kesehatan pasien discharge planning pada hari
dan keluarga terhadap perawatan kepulangan pasien sudah
yang berkelanjutan setelah keluar dilaksanakan secara keseluruhan
dari rumah sakit. oleh perawat walaupun
Discharge planning yang efektif pelaksanaanya tidak berurutan akan
seharusnya mencakup pengkajian tetapi ada tahapan yang tidak
berkelanjutan untuk mendapatkan dilakukan yaitu tahapan memeriksa
informasi yang komperehensif seluruh ruang rawat inap termasuk
tentang kebutuhan pasien yang kamar mandi dan mencari salinan
berubah-ubah, pernyataan diagnosa daftar-daftar barang berharga yang
keperawatan, perencanaan untuk dimiliki pasien. Proses pelaksanaan
memastikan kebutuhan pasien sesuai discharge planning pada tahap
dengan apa yang dilakukan oleh pelaksanaan atau pada hari
pemberi layanan kesehatan14. kepulangan pasien perawat harus
2) Persiapan sebelum hari kepulangan memastikan kembali barang-barang
pasien pasien agar tidak ada yang tertinggal
Berdasarkan hasil penelitian melalui salinan daftar-daftar barang
diatas tentang persiapan sebelum yang dimiliki oleh pasien6.
hari kepulangan pasien adalah 3. Kondisi output pelaksanaan discharge
perawat tidak memberikan informasi planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
tentang sumber pelayanan kesehatan Gamping Yogyakarta
di masyarakat kepada pasien dan a. Faktor readmisi
keluarga, Melakukan pendidikan Berdasarkan hasil penelitian yang
kesehatan kepada pasien dan telah dilakukan faktor readmisi didapatkan
keluarga, dan memberikan leaflet 2 faktor yaitu faktor pertama adalah proses
atau buku saku. Program dari penyakitnya.Keberhasilan program
perencanaan pulang (discharge rencana pemulangan tergantung pada
planning) pada dasarnya merupakan enam variabel yaitu: 1) proses penyakit, 2)
program pemberian pendidikan hasil yang diharapkan dari perawatan, 3)
kesehatan kepada pasien maupun durasi perawatan yang dibutuhkan, 4)
keluarga, sehingga pendidikan jenis-jenis pelayanan yang diperlukan, 5)
kesehatan atau edukasi tentang15 komplikasi tambahan dan 6) ketersediaan
.kebutuhan pasien itu sangat sumber-sumber27. Selanjutnya faktor
diperlukan untuk persiapan readmisi kedua adalah rawat ulang yang
Page | 31
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
Page | 32
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
Page | 33
Proceeding Health Architecture, 1(1) 17 Mei 2017 ISBN: 978-602-19568-6-1
Website: http://mmr.umy.ac.id/artikel/proceeding/
randomized trial. The Gerontologist, 53(3), 430- Jalan Dan Instalasi Rawat Darurat di Poli Bedah
440. RSUP Dr. Kariadi. Semarang. Yogyakarta.
26. Nadya, Famela T. (2014). Kelengkapan Pengisian Megister Menejemen Rumah Sakit. Universitas
Berkas Rekam Medis Pelayanan Medis Rawat Muhammadiyah Yogyakarta.
Jalan dan Patient Safety di RSGMP UMY. 30. Bull, M.J. (2013). Discharge planning for older
Yogyakarta. Megister Menejemen Rumah Sakit. people: A Review of Current Research. British
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Journal of Community Nursing.
27. Mubarak ., Wahid. E., Iqbal. (2011). Buku ajar 31. Bernatz, J. T., Tueting, J. L., & Anderson, P. A.
kebutuhan dasar manusia: Teori dan aplikasi (2015). Thirty-day readmission rates in
dalam praktik, Jakarta: ECG orthopedics: a systematic review and meta-
28. NCSS.(2008). Care and discharge planning: A analysis. PloS one, 10(4), e0123593.
guide for service providers. Serial No: 32. Nursalam, (2011). Manajemen Keperawatan:
032/SDD19/DEC06. Singapore: National Council of Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Social Service. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
29. Erfavira, Avita. (2012). Perbedaan Kelengkapan
Pengisian Rekam Medis Antara Instalasi Rawat
Page | 34