2. Capaian pembelajaran
Mahasiswa mampu menganalisis dan menerapkan konsep komunikasi efektif
dalam membina hubungan interpersonal
3. Materi Pembelajaran / pokok bahasan
Komunikasi terapeutik keperawatan :
a. Karakteristik komunikasi terapeutik
b. Tahapan hubungan terapeutik
c. Teknik komunikasi terapeutik
d. Prinsip dasar komunikasi terapeutik
e. Cara mencapai kondisi komunikasi terapeutik
f. Penyimpangan komunikasi
17). Refleksi
Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide serta
perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Apabila klien bertanya apa yg
harus ia pikirkan,kerjakan atau rasakan, maka perawat dapat menjawab :”
Bagaimana menurutmu ?”.atau “Bagaimana perasaanmu?”.
Dengan mengembalikan pikiran dan perasaannya itu kepada dirinya sendiri, klien
akan berusaha untuk menilai apa yg sedang ia pikirkan,justru dia sendiri yg menilai
bukan orang lain.
Menurut Stuart & Sundeen (1995), teknik refleksi digunakan untuk
mengembalikan ide,perasaan dan pertanyaan klien.Sedangkan menurut Schultz &
Videbeck (1998), refleksi merupakan tindakan mengembalikan pikiran dan
perasaan klien.
Teknik refleksi ini dilakukan perawat bukan untuk menilai pikiran dan perasaan
klien, akan tetapi perawat mengembalikan lagi pikiran dan perasaan yg merupakan
bagian yg telah ada sebagai upaya untuk mengevaluasi diri untuk menimbang-
nimbang keputusan yg akan diambil
Kesimpulan
• Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan
kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kempuan
tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yg turut mempengaruhi keberhasilan
komunikasi yg terlihat melalui dampak terapeutik bagi klien dan juga kepuasan bagi
perawat.
• Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam penggunaannya
diperhjatikan sikap dan teknik komunikasi terapeutik.hal lain yg diperhatikan adalah
dimensi hubungan,dimensi ini merupakan faktor penunjang yg sangat berpengaruh
dalam mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik.
Contoh:
“ Keluarga ibu yang sakit tidak akan bisa istirahat apabila bapak/ ibu ramai atau
gaduh “.
“ Penyakit keluarga bapak / ibu tak akan kunjung sembuh apabila disekitarnya
banyak sampah, karena hal tsb membuat terjadinya infeksi silang atau
perpindahan kuman dari penyakit lain.
c.Minta untuk bertindak dan berperilaku yg asertif
Adanya suasana yg kurang nyaman dengan adanya suasana gaduh dan kebersihan
lantai yg kurang tsb, perawat bisa dengan meminta pada keluarga untuk bertindak
yg positif dan bijaksana,karena apa yg diminta oleh perawat sebenarnya untuk
kepentingan klien.
Contoh :
“ Saya lebih senang suasana di ruangan ini menjadi lebih tenang dengan demikian
klien bisa istirahat klien bisa tercukupi “.
“ Di rumah sakit selalu memerlukan lantai yg bersih dengan demikian tidak ada
perpindahan infeksi “.
a. Memberikan harapan,kepercayaan dan dukungan
Kata – kata yg bisa membangkitkan semangat klien akan memotivasi klien
untuk berbuat lebih baik lagi. Untuk itu perawat seharusnya jangan segan
memberikan penguatan positif atas hal-halk yg mampu dikerjakan klien maupun
keluarga dengan benar.
Contoh : “ saya hari ini senang melihat ibu sudah bisa latihan duduk “.
2). Kesegeraan
Kesegaran merupakan kepedulian perawat akan masalah yg menimpa klien.
Dimensi kesegaran poada komunikasi terapeutik berarti kesediaan perawat
bertindak secepat mungkin dan saat itu juga untuk mengatasi segala sesuatu yg
kemungkinan merugikan klien. Kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan klien
dengan segera tanpa menunda selagi tidak ada yg lebih darurat.
Sensitivitas ini terjadi jika interaksi perawat – klien difoluskan dan digunakan
untuk mempelajari fungsi klien dalam hubungan interpersonal lainnya.Sensitivitas
perawat terhadap apa yang dipermasalahkan klien menjadikan pelayanan
keperawatan menjadi lebih efektif.
Kesegeraan berarti perawat peka terhadap perasaan dan permasalahan klien.
Stimulasi dini akan mengurangi kecemasan dan ketidak percayaan klien terhadap
perawat serta klien menjadi kooperatif. Hal ini terjadikarena kesegeraan
mempunyai konotasi sebagai sensitivitas perawat pada perasaan klien dan
kesediaan untuk mengatasi perasaan dari pada mengacuhkannya. Salah satu
penyebab kebuntuan dalam komunikasi antara perawat dan klien adalah tidak
adanya sensitivitas pada diri perawat akan permasalah dan perasaan klien. Hal
inilah yg menyebabkan klien merasa cemas,tidak percaya dengan perawat dan
menarik diri yg kemudian akan menyulitkan perawat.
3). Membuka diri.
Keterbukaan perawat tidak diartikan bahwa perawat ajan
menceritakanmasalah pribadinya. Keterbukaan perawat disini berarti bahwa apa yg
diungkapkan perawat membuat klien menjadi lebih yahu tentang pikiran,perasaan
dan pengalaman pribadi kita. Membuka diri dilakukan untuk keuntungan
klien,untuk menunjukkan seberapa banyak perawat mengerti klien karena adanya
persamaan pikiran, perasaan dan pengalaman ( Nurjanah,I, 2001). Perawat
membuka diri dengan mengungkap pengalaman pribadinya mengenai keluhan yg
dirasakan klien dan prognosisnya dengan harapan untuk mengurangi
kecemasannya dan mempercepat kesembuhannya.
Perawat membuka diri dengan harapan :
a). Untuk menjadi model dan mendidik
b). Untuk mendukung gabungan dari intervensi terapeutik
c). Unytuk memvalidasi realitas
d). Untuk mendukung otonpmi klien
( Stuart & Sundeen,1995).
Keterbukaan perawat diharapkan membuat perilaku klien menjadi lebih asertif dan
terkontrol,oleh karena itu untuk menjadikan klien lebih asertif,perawat harus lebih
terbuka tentang dampak yg akan terjadi bila klien tidak menaati standar aturan
pelaksanaan pelayanan keperawatan yg berlaku.
Contoh :
“ Bu ... lokasi infus ini kalau dipegang- pegang akan mudah infeksi dan saya
khawatir kalau infeksi menjalar keseluruh tubuh, serta infus bila tidak jalan ibu
masih kekurangan cairan dan saya harus memindahkan jarum infus kelokasi lain yg
membuat ibu harus ditusuk lagi kedua kalinya “.
4). Katarsis emosional
Klien didorong untuk membicarakan hal- hal yg sangat mengganggunya untuk
mendapatkan efek terapeutik (Stuart & Sundeen,1995). Klien akan bersedia
membicarakan keluhannya apabila sudah terbentuk hubungan saling percaya,
terutama masalah yg menyangkut pribadi. Ungkapan dari klien merupakan hal yg
berharga untuk perawat baik untuk melaksanakan tugas keperawatan maupun
untuk mengembang ilmu keperawatan itu sendiri. Dalam hal ini perawat harus
dapat mengkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan masalahnya. Jika klien
mengalami kesulitan untuk mengekpresikan perasaannya, perawat dapat membantu
dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien. Untuk itu
teknik komunikasi yg tepat dilakukan dengan menggunakan pertanyaan terbuka
(brod opening) sehingga klien mampu mengekspresikan keluhannya secara
sistematis;
5). Bermain peran.
Kegiatan bermain peran pada tantanan pelayanan keperawatan adalah dimana
semua kegiatan yg memerlukan pemahaman klien,perawat mendemontrasikan
terlebih dulu lalu meminta klien untuk mencoba. Saat bermain peran diharapkan
ada komitmen untuk mendengarkan dan menjalankan semua kegiatan yg telah
didemontrasikan sehingga ada rasa keterlibatan emosional dan ketergantungan
untuk mencoba melakukan sendiri. Membangkitkan situasi tertentu untuk
meningkatkan penghayatan klien kedalam hubungan antar manusia dan
memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut pandang lain dan
juga memperkenankan klien untuk mencoba situasi baru dalam lingkungan yg
aman.
2. Dimensi Respon.
1). Kesejatian / keikhlasan
Saat memberikan pelayanan keperawatan seharusnya menghilangkan perasaan
–perasaan tertentu (tanpa pamrih) yg ada hanya bagaimana memberikan pelayanan
yg baik dan murni berdasarkan apa yg dilihat,persepsi dan intuisi untuk
mempercepat kesembuhan. Perawat harus mampu meninggalkan sikap berpura-
pura serta mengekspresikan perasaan yg sebenarnya dan spontan. Bekerja dengan
ikhlas merupakan kegiatan yg dilandasi sikap jujur,tulus dan berperan aktif dalam
hubungan dengan klien. Dalam memandang klien,perawat perlu memandang dan
menerima klien apa adanya,klien yg membutuhkan pertolongan tanpa melihat siapa
dia. Kesejatian dipengaruhi oleh kepercayaan diri, dengan kepercayaan diri orang
mampu menunjukkan kesejatiannya walaupun dalam kondisi tidak nyaman.
Tingkat profesionalitas dalam menjalankan profesinya sangat diuji dalam ranah
kesejatian / keikhlasan ini karena perawat harus mampu menjaga image profesi
perawat dari pada perasaan pribadi. .Kesejatisn /keikhlasan ditunjukkan dengan
adanya kesamaan antara verbal dan nonverbal (kongruen ).
2). Respek /hormat.
Sikap peduli ditunjukkan dengan selalu memperhatikan keluhan klien yang
dipahami sebagai hal yg unik tetapi menarik ,dengan prinsip perawat memang
bekerja untuk mempercepatkan kesembuhan klien dengan selalu siap sedia untuk
melayani klien. Apapun sikap yg ditampilkan klien,perawat selalu tersenyum dan
bersemangat, menampakkan kesiapan dan selalu bergerak kearah klien serta tidak
pernah mengeluh dengan selalu melakukan pendekatan dalam rangka
menyelesaikan masalah klien. Perilaku yg ditampilkan klien diterima tanpa ada
perasaan keraguan dan meyakini perilaku klien tanpa manipulasi. Pemberian
pelayanan yg tak terbagi membuat klien merasa terlayani dan meningkatkan rasa
optimis akan kesembuhan penyakitnya.
Pengertian sikap respek menurut Susan Smith dalam Nurjanah,I (2001)
adalah :
a). Kesediaan bekerja untuk klien
b). Menunjukkan siap sedia
c). Ketertarikan pada masalah klien
d). Memahami keunikan
e). Melakukan pendekatan penyelesaian masalah.
3). Konkret
Pembahasan yang dilakukan perawat akan masalah klien harus menggunakan
terminologi yg spesifik dengan mendorong klien untuk mengutarakan keluhan yg
dirasakan secara akuntabel sehingga ,menghilangkan keraguan dan ketidakjelasan.
Konkret berarti perkataan yg jelas,akurat. tidak membingungkan,dan mudah
dimengerti. Dengan demikian fungsi dari dimensi konkret ini adalah dapat
mempertahankan respons perawat terhadap perasaan klien, penjelasan akurat
tentang masalah akan mendorong klien memikirkan masalah yg spesifik. Teknik
komunikasi memfokuskan ,konfrontasi dan validasi menjadikan klien
membicarakan yg konkret / nyata dan mendorong klien untuk memikirkan masalah
yg spesifik. Pembahasan secara konkret berarti pembahasan mengenai keluhan /
masalah utama yg dirasakan tanpa mendapat gangguan dari aspek lain.
Contoh :” Apa yg dirasakan ibu saat ini “. Pertanyaan ini sederhana tetapi
mengarahkan pada masalah yg fokus, dengan demikian klien akan menjelaskan
secara terinci mengenai keluhan utama yg dirasakan saat ini hingga pada titik akhir
kesimpulan yg mengarah pada situasi yg spesifik. Keterlibatan klien lebih
menonjol dengan perawat sebagai pendengar yg baik dan bertugas menyimpulkan
masalah klien.konkret menginginkan jawaban yg sebenarnya,dengan berespons
secara konkret,perawat dapat mendorong klien untuk lebih fokus pada masalah yg
dihadapi. Hal ini terjadi karena respons yg konkret dari perawat menumbuhkan
rasa percaya klien sehingga mampu mengungkapkan perasaannya (Suryani,2006).
4). Empati
Mengerti perasaan klien saat menghadapi masalah tanpa larut di dalamnya
merupakan bentuk empati dari perawat kepada klien.Perawat sebatas mengerti
perasaan klien tanpa menunjukkan respons emosional yg berlebihan ketika melihat
klien dalam masalah pribadinya.Perawat memandang permasalahan dari kacamata
klien. Saat memandang perasaan klien,perawat tidak menghakimi perasaan klien
dan hanya mengikuti perkembangan perasaan emosional daei klien saja.
Smith (1992), berpendapat bahwa empati merupakan kemampuan menempatkan
diri kita pada posisi orang lain serta memahami bagaimana perasaan orang lain dan
apa yg menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang
lain. Dengan kata lain empati bisa diartikan sebagai bentuk dukungan emosional
perawat saat keluarga menghadapi masalah dengan mendorong tercapainya
penerimaan diri (acceptance).
Kegiatan perawat untuk melakukan empati kepada klien dapat berbentuk :
a). Melihat klien dan keluarga sesuai dengan paradigmanya
b). Memahami perasaan dan reaksi emosional klien maupun keluarga
c). Menunjukkan keikhlasan untuk membantu
d). Memberikan dukungan sosial melalui kesan verbal dan nonverbal dalam
menguatkan dan mempertahankan pertahanan egonya.
e). Mendorong klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya dengan
kata-kata sendiri
f). Berkosentrasi memperhatikan kesan verbal dan nonverbal untuk mengerti
perasaan dan alasan reaksi klien
g). Menyingkirkan perasaan khawatir untuk membeberkan pikiran yang
mengganggu,
Menunjukkan respons empati kepada klien saat perawat dalam masalah
pribadimya, kemungkinan sulit dilakukan apabila perawat tidak mampu
menyingkirkan perasaan yg mengganggu nya sehingga diperlukan kiat- kiat untuk
menunjukkan respons empati, antara lain :
a). Mengosongkan pikiran yg mengganggunya termasuk sentimen pribsadi
b). Mau mendengarkan dengan penuh perhatian
c). Menghormati klien mengungkapkan perasaannya
d). Bicara dengan nada suara yg lembut
e). Memperhatikan aspek lingkungan sekitar
f). Menempatkan respons klien berupa reaksi dan bukan aksi.
Dengan respons empati,klien dan keluarga merasa dihargai dan diperhatikan untuk
mencapai kondisi emosi yg stabil.
TUGAS : Dikumpulkan dengan PJMK /Dosen Penjab Tingkat pada tgl 21 Mei
2020
1. Buatlah ringkasan materi pertemuan ke v ini
2. Buatlah tiap 3 buah soal dari tiap-tiap pokok bahasan (5 pokok bahasan tsb
diatas) dengan soal Pilihanan ganda dengan 5 alternatif jawaban serta kunci
jawabannya.