Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul ‘Hubungan
Safety) di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2018’
beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Pengetahuan dan sikap merupakan hasil dari tahu melalui penginderaan terhadap
suatu objek tertentu dan interaksi sosial sehingga terbentuknya tindakan seseorang.
Patient safety merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
sikap perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (Patient Safety) di Ruang
Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan. Metode penelitian adalah penelitian
kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pemilihan sampel dengan total
sampling sebanyak 29 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan program
komputerisasi dengan menggunakan uji chi-square (x2), pada tingkat kemaknaaan
95% (á 0,05). Analisis statistik menunjukan hasil bahwa ada hubungan pengetahuan
perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) di Ruang Rawat Inap
Bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan, p = 0,004 (á<0,05). Ada hubungan sikap perawat
dengan pelaksanaan keselamatan pasien (Patient Safety) di Ruang Rawat Inap Bedah
RSUD Dr. Pirngadi Medan, p=0,038 (á<0,05). Saran bagi rumah sakit dapat lebih
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan keselamatan
pasien (Patient Safety) sesuai dengan panduan nasional keselamatan pasien rumah
sakit.
iii
Knowledge and attitude are result from know based on sensory perception to certain
object an social interaction until person action formed. Patient safety is a system
where the hospital makes patient care safer. This study aims to find out relationship
between knowledge and nurses attitude with patient safety at Surgical Inpatient Room
of RSUD Dr. Pirngadi Medan. This research method was cross sectional study with
total sampling, and amount of respondent are 29. Obtained data was processing
SPSS and analyzing by using chi-square (x2) test for probability of 95% (á 0.05).
Statistic analyses showed that there are relationship between knowledge and nurses
attitude with patient safety at Surgical Inpatient Room of RSUD Dr. Pirngadi Medan,
p=0.004 (á<0.05). There are relationship between nurses attitude with patient safety
at Surgical Inpatient Room of RSUD Dr. Pirngadi Medan, p=0.038 (á<0.05). Device
for hospital is increasing quality of nursing care which is related to patient safety
according to hospital national escort.
iv
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
RAWAT INAP BEDAH RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2018. Skripsi
ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana
Utara.
dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Utara.
4. dr. Fauzi, SKM, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu,
6. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, SKM, MPH, selaku Dosen Penguji II
skripsi ini.
Utara yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis menjalani pendidikan
9. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, Kepala Perawat
RSUD Dr. Pirngadi Medan, Kepala Ruangan Kenanga 1 dan Melati 3, serta
seluruh Pegawai dan Staf di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan
10. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Hosea Hia (alm) dan Ibunda Tiarli
Nainggolan yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dan doa
dalam cintanya di setiap langkah penulis. Juga kepada kakak saya Novinda
Hia, SS dan adik adik saya Hedy Hellen Hia, Imanuel Hia, dan Mercy Abigail
vi
skripsi ini.
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat
dan kasih-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama dalam
Penulis
vii
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
RIWAYAT HIDUP xiv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 9
Tujuan Penelitian 9
Tujuan Umum 9
Tujuan Khusus 9
Manfaat Penelitian 9
TINJAUAN PUSTAKA 11
Keselamatan Pasien 11
Pengertian 11
Tujuan Keselamatan Pasien 11
Standar Keselamatan Pasien 11
Sasaran Keselamatan Pasien 19
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien 24
Sembilan Solusi Keselamatan Pasien 25
Perilaku 29
Pengetahuan Perawat tentang Patient Safety 30
Sikap Perawat tentang Patient Safety 32
Tingkatan Sikap 33
Praktek Atau Tindakan Sikap 33
Praktik Keperawatan 35
Rumah Sakit 37
Definisi Rumah Sakit 37
Tugas dan Fungsi Rumah Sakit 38
Asas dan Tujuan Rumah Sakit 39
Pelayanan Perawatan Rawat Inap 40
viii
METODE PENELITIAN 44
Jenis Penelitian 44
Lokasi dan Waktu Penelitian 44
Lokasi Penelitian 44
Waktu Penelitian 44
Populasi dan Sampel 44
Populasi Penelitian 44
Sampel Penelitian 44
Metode Pengumpulan Data 45
Data Primer 45
Data Sekunder 45
Variabel dan Definisi Operasional 45
Variabel Dependen dan Independen 45
Definisi Operasional 45
Metode Pengukuran Data 47
Aspek Pengukuran Variabel Pengetahuan 47
Aspek Pengukuran Variabel Sikap 47
Aspek Pengukuran Variabel Pelaksanaan Keselamatan Pasien 48
Metode Analisis Data 49
Analisis Univariat 49
Analisis Bivariat 49
HASIL PENELITIAN 50
Gambaran Umum RSUD Dr. Pirngadi Medan 50
Analisis Univariat 51
Karakteristik Responden 51
Pengetahuan Perawat 53
Sikap Perawat 56
Keselamatan Pasien 61
Analisis Bivariat 65
Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien 65
Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien 66
PEMBAHASAN 67
Analisis Univariat tentang Karakteristik Responden 67
Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien 68
Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien 72
DAFTAR PUSTAKA 75
DAFTAR LAMPIRAN
xi
No Judul Halaman
1 Kerangka Konsep 42
xii
1 Kuesioner Penelitian 79
7 Dokumentasi 110
xiii
Kristen Protestan, anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Hosea Hia
Aekkanopan dari tahun 2001 sampai tahun 2002. Pendidikan sekolah dasar di SDN
Kualuh Hulu Aekkanopan tahun 2009 - 2011, sekolah menengah atas di SMAN 1
xiv
Latar Belakang
asuhan pasien lebih aman. Sistem ini meliputi: assesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan menindak lanjuti insiden serta
seluruh dunia. Keselamatan pasien di rumah sakit dibutuhkan dalam semua unit
kesalahan medis (medical error) baik dalam penanganan pada pasien di unit
gawat darurat, rawat inap maupun poliklinik (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit, hal ini tercermin dengan diaturnya
Tahun 2009 tentang rumah sakit yang diantaranya dalam Pasal 3 huruf (b) yang
Selain itu juga terdapat dalam pasal 13 ayat (3) dari UU No.44 tahun 2009
yang menyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit
harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit,
standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien
dan mengutamakan keselamatan pasien, dalam hal ini khususnya perawat dan
dalam Pasal 43 ayat (1) menyatakan bahwa rumah sakit wajib menerapkan sasaran
dilakukan diseluruh bagian rumah sakit, termasuk salah satunya di ruang rawat
inap bedah. Pelayanan bedah merupakan pelayanan di rumah sakit yang sering
memperbaiki kualitas pelayanan serta berkaitan dengan mutu dan citra rumah
mengemukakan penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York.
Di Utah dan Colorado ditemukan KTD (Adverse Event) sebesar 2,9%, dimana
6,6% diantaranya meninggal. Sedangkan di New York KTD adalah sebesar 3,7%
dengan angka kematian 13,6%. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat
inap di seluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 –
98.000 per tahun (Kohn, dkk, 2000). Publikasi WHO pada tahun 2004,
Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan rentang 3,2 – 16,6%.
menempati urutan tertinggi yaitu 37,9% di antara delapan provinsi lainnya, yaitu
Jawa Tengah 15,9 %, D.I. Yogyakarta 18,8%, Jawa Timur 11,7%, Sumatera
Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%, Aceh 10,7% dan Sulawesi Selatan
0,7% (KKP-RS, 2008). Menurut Utarini (2012), keselamatan pasien telah menjadi
perhatian serius. Dari penelitiannya terhadap pasien rawat inap di 15 rumah sakit
dengan 4500 rekam medik menunjukkan angka KTD yang sangat bervariasi, yaitu
8,0% hingga 98,2% untuk diagnostic error dan 4,1% hingga 91,6% untuk
medication error.
reaksi dari pengobatan atau obat-obat yang diberikan 42% adalah kejadian yang
berdasarkan jenisnya dari 145 insiden yang dilaporkan tersebut didapatkan KNC
sebanyak 9 kasus (6,2%). Walaupun data ini ada secara umum di Indonesia,
sangat terbatas.
Dalam Permenkes RI No.11 Tahun 2017 Bab III pasal 5 ayat 5 disebutkan
bahwa setiap rumah sakit wajib menerapkan Sasaran Keselamatan Pasien. Sasaran
keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert), 4) Pengurangan risiko infeksi
pasien bisa terjadi pada pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi,
sensori, atau akibat situasi lain. Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat,
lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh pasien akan mengurangi kesalahan dan
kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon
yang terkait pelayanan kesehatan. Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-
infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Pengurangan risiko
untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh. Jumlah kasus jatuh
cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien rawat inap. Dalam konteks
Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan
untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh (Permenkes RI No.11 Tahun
2017).
terlama (24 jam secara terus-menerus) dan tersering berinteraksi pada pasien
dengan berbagai prosedur. Setiap kesalahan dalam prosedur yang dijalani beresiko
terjadinya kejadian yang tidak diharapkan. Kesalahan faktor manusia dapat terjadi
(Cahyono, 2012).
pengertian patient safety, unsur-unsur yang ada dalam patient safety, tujuan
patient safety, upaya patient safety serta perlindungan diri selama kerja. Program
patient safety merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Di dalam sistem tersebut meliputi penilaian risiko seperti
risiko jatuh atau infeksi silang, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden atau kejadian tidak
Selain itu penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker untuk
2007).
inap RSUD Liun Kendage Tahuna yang berjudul hubungan pengetahuan dan
(patient safety) di ruang rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna dimana 95%
keselamatan pasien (patient safety) di ruang rawat inap RSUD Liun Kendage
Tahuna, dimana 95% perawat pelaksana mempunyai sikap yang baik dalam
Malik ada pada kategori kurang sebesar 50,8%. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Zuidah (2006) di rumah sakit umum Haji Medan yang berjudul
dengan pengetahuan baik, 75% diantaranya melakukan tindakan dengan baik dan
25% buruk.
RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah rumah sakit Pemerintah Kota Medan
yang berdiri dari tahun 1928 sampai sekarang. RSUD Dr. Pirngadi Medan
memiliki dua ruangan rawat inap bedah yaitu ruangan Kenanga 1 (khusus untuk
pasien wanita dan anak-anak) dan Melati 3 (khusus untuk pasien pria). RSUD Dr.
keselamatan pasien sejak tahun 2015 tapi masih belum berjalan secara maksimal.
Pirngadi Medan, pada tanggal 9 Maret 2018 pada sasaran keselamatan pasien
efektif secara maksimal dikarenakan pada saat melakukan timbang terima perawat
hanya membaca laporan rawatan yang ada di buku rawatan pasien, tanpa adanya
Standar Operasional Prosedur (SOP) pada saat melakukan timbang terima pasien
hal ini dapat beresiko terhadap kesalahan identifikasi , dan pemberian obat. Pada
saat perawat merawat luka , ada perawat yang tidak menggunakan APD (Alat
Berdasarkan data laporan tahunan dari Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr.
moment masih sebesar 78% yang dapat menyebabkan risiko bagi pasien pasca
keselamatan pasien pada bulan Maret 2018, RSUD Dr. Pirngadi Medan
merasa cemas dan perawat lupa untuk memasang pagar tempat tidur sehingga
mengakibatkan pasien jatuh dari tempat tidur dan masih terdapat kejadian infeksi
Maret 2018, masih belum semua perawat pernah mengikuti sosialisasi dan
praktik keperawatan diukur dari aspek pengetahuan, dan sikap perawat terhadap
Dr.Pirngadi Medan.
Rumusan Masalah
adalah apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan
keselamatan pasien (Patient Safety) di ruang rawat inap bedah RSUD Dr.
Pirngadi Medan.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Tujuan khusus
keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan
Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Keselamatan Pasien
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi
risiko pasien, pelaporan, dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
adalah :
merupakan masalah yang perlu ditangani segera di rumah sakit di Indonesia maka
diperlukan standar keselamatan pasien rumah sakit yang merupakan acuan bagi
pasien rumah sakit yang disusun ini mengacu pada “Hospital Patient Safety
Organizations, Illinois, USA, tahun 2002, yang disesuaikan dengan situasi dan
Pasien Rumah Sakit Depkes RI 2008, terdiri dari tujuh standar yaitu :
1. Hak pasien
berikut :
1. Hak pasien
jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil
pasien dan keluarga selama proses asuhan maupun pengetahuan yang dibutuhkan
Widyastuti, 2014). Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang
keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu,
di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya
tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Menurut
buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit Depkes RI, 2008
diberikan kepada orang yang sedang sakit dan orang yang membutuhkan
Dengan perkataan lain pertolongan yang kita berikan itu harus bersifat terus-
atau dirasakan perlu maka kepada penderita diberikan pertolongan fisik dan atau
kejiwaan oleh seorang perawat lingkungan,dokter pribadi, para pekerja sosial dan
menurut buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit Depkes RI,
2008 adalah :
tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan dengan baik dan
lancar.
sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut
lainnya.
Rumah sakit harus mendisain proses baru atau memperbaiki proses yang
buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit Depkes RI, 2008
adalah :
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik,
mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas
pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan
faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “Tujuh
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
pasien menurut buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit Depkes
pasien.
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis
Akar Masalah “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) dan “Kejadian Sentinel”
g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
disiplin.
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
memperhatikan satu aspek ini maka besar kemungkinan akan terjadi kurang
maksimalnya pelayanan pasien oleh para staf rumah sakit (Priyoto dan
Widyastuti, 2014).
buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit Depkes RI, 2008
adalah :
orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan
tugasnya masing-masing.
setiap kegiatan in-service training dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.
kepedulian sosial yang tinggi dalam berkomunikasi dengan orang lain khususnya
akan mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien. Selain itu perawat
klien. Klien akan merasa puas dan rasa percaya klien terhadap perawat semakin
perawat bisa memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien dengan tepat, dan
akan membuat keselamatan diri pasien akan terjaga (Priyoto dan Widyastuti,
2014).
eksternal. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan
ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik secara instrinsik adalah untuk
2017 adalah :
diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien
tidur/kamar/lokasi rumah sakit, adanya kelainan sensori, atau akibat sirtuasi lain.
Maksud dari sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan, yaitu :
pasien ketika pemberian obat, darah, atau produk darah; pengambilan darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau pemberian pengobatan atau tindakan
tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan bar-code, dan lain-lain. Nomor
kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan
yang berbeda di rumah sakit, seperti di pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat,
atau ruang operasi termasuk identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu
efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh pasien
mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara
lisan atau melalui telepon. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain
komputer) perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah
kemudian penerima perintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil
pemeriksaan dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca
back) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat darurat
bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran
darah dan pneumonia. Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain
adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca
diterima secara umum dan untuk implementasi petunjuk itu di rumah sakit.
mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh. Jumlah kasus jatuh cukup
bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien rawat inap. Dalam konteks
Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan
untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat
jatuh,obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan,
serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus
tidak diinginkan seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.
pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja. Kesalahan ini bisa terjadi
bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien,
atau bila perawat kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan,
konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi, serta pemberian label secara benar
prosedur, pasien salah pada operasi, adalah sesuatu yang mengkhawatirkan dan
tidak jarang terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi
yang tidak efektif atau yang tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak
melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada
prosedur untuk verifikasi lokasi operasi. Di samping itu, asesmen pasien yang
tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak
berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca dan pemakaian singkatan
adalah faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi. Rumah sakit perlu untuk secara
Rumah sakit harus menjabarkan apa yang harus dilakukan staf segera setelah
dan dukungan apa yang harus diberikan kepada staf, pasien, dan keluarga.
Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan
dengan memastikan pasien dan keluarga mendapat informasi yang benar dan jelas
maupun bertahap.
Medication Names).
staf pelaksana adalah salah satu penyebab yang paling sering dalam
seluruh dunia. Dengan puluhan ribu obat yang ada saat ini di pasar, maka sangat
signifikan potensi terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama merek atau
penggunaan perintah yang dicetak lebih dulu, maupun pembuatan resep secara
proses ini; standarisasi dalam metode identifikasi di semua rumah sakit dalam
suatu sistem layanan kesehatan; dan partisipasi pasien dalam konfirmasi ini; serta
antara unit-unit pelayanan, dan didalam serta antar tim pelayanan, bisa
kasus dengan pelaksanaan prosedur yang keliru atau pembedahan sisi tubuh yang
salah sebagian besar adalah akibat dan miskomunikasi dan tidak adanya informasi
atau informasinya tidak benar. Faktor yang paling banyak kontribusinya terhadap
kesalahan-kesalahan macam ini adalah tidak ada atau kurangnya proses pra-bedah
pemberian tanda pada sisi yang akan dibedah oleh petugas yang akan
melaksanakan prosedur; dan adanya tim yang terlibat dalam prosedur, sesaat
memiliki profil risiko, cairan elektrolit pekat yang digunakan untuk injeksi
dosis, unit ukuran dan istilah; dan pencegahan atas campur aduk/bingung tentang
untuk mencegah salah obat (medications error) pada titik-titik transisi pasien.
akurat dan seluruh medikasi yng sedang diterima pasien juga disebut
yang berikut dimana pasien akan ditransfer atau dilepaskan (KKPRS, 2015).
slang dan spuit yang salah, serta memberikan medikasi atau cairan melalui jalur
pemberian makan (misalnya slang yang benar, dan bilamana menyambung alat-
alat kepada pasien (misalnya menggunakan sambungan dan slang yang benar)
(KKPRS, 2015).
Salah satu keprihatinan global terbesar adalah penyebaran HIV, HBV, dan
HCV yang diakibatkan oleh pakai ulang (reuce) dari jarum suntik.
dan keluarga mereka mengenai penularan infeksi melalui darah; dan praktek
nosokomial
Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang di seluruh
yang efektif adalah ukuran preventif yang primer untuk menghindarkan masalah
sumber air pada semua kran, pendididkan staf mengenai teknik kebersihan tangan
Perilaku
dan tindakan. Dengan kata lain perilaku manusia merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dalam dirinya. Respon
ini bersifat pasif dan aktif (tindakan: berfikir, berpendapat, bersikap) sesuai
Perilaku dibagi 3 (tiga) domain yang terdiri dari : domain kognitif, domain
afektif dan domain psikomotor. Ketiga domain ini diukur dalam pengetahuan,
sikap dan tindakan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
dilakukannya.
4. Dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang
dirasakannya.
kerja terdiri dari 3 variabel yaitu : variabel individu (terdiri dari kemampuan,
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
2. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak
3. Aplikasi (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
5. Sintesis (Synthesis)
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
6. Evaluasi (Evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini sengan
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-
pengertian patient safety, unsur-unsur yang ada dalam patient safety, tujuan
patient safety, upaya patient safety serta perlindungan diri selama kerja. Program
patient safety merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Di dalam sistem tersebut meliputi penilaian risiko seperti
risiko jatuh atau infeksi silang, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden atau kejadian tidak
Sikap merupakan materi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-
Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial, mengatakan bahwa sikap itu
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau
tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiaapan untuk bereaksi terhadap
1. Menerima (receiving)
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (valuing)
perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor dukungan (support) dari pihak lain.
1. Persepsi (perception)
Dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar dan sesuai dengan
3. Mekanisme (mechanism)
otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai
4. Adaptasi (adaptation)
tangan adalah salah satu komponen precaution standard yang efektif dalam
mencegah transmisi infeksi. Selain itu penggunaan alat pelindung diri seperti
sarung tangan dan masker untuk mencegah risiko kontak dengan phatogen (WHO,
2007).
Praktik Keperawatan
kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam
yang terjadi , maka perawat perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dilaksanakan sebagian oleh pasien itu sendiri, oleh perawat secara mandiri, atau
mungkin dilakukan secara bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain,
misalnya ahli gizi dan fisioterapi, yang akan dilakukan sangat bergantung pada
perawat.
1. Langkah persiapan
dilakukan.
2. Langkah pelaksanaan
keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pasien. Oleh sebab itu, tenaga perawat
harus:
b. Peka terhadap respon pasien dan efek samping dari tindakan keperawatan
yang dilakukan
pelaksanaan keperawatan, antara lain fasilitas dan alat yang ada, pengorganisasian
Rumah Sakit
Tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat bagi yang
Rumah sakit merupakan suatu tempat dan juga sebuah fasilitas, sebuah
ditambah dengan penjelasan lain. Rumah sakit juga merupakan suatu tempat
bekerja tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien dalam upaya
pelayanan kesehatan. Untuk itu rumah sakit dapat dipandang bertanggung gugat
atas kesalahan dan atau kelalaian tenaga kesehatan yang bekerja di dalamnya
(Aditama, 2003).
Tugas dan fungsi rumah sakit. Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya
dapat dilihat pada ketentuan pasal 1 butir 1 Undang – Undang Rumah Sakit.
pula rumusan tentang tugas rumah sakit serta ruang lingkup pelayanannya. Seperti
disebutkan pada pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
perorangan secara paripurna yang meyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
Pengaturan tugas dan fungsi rumah sakit yang terkait dengan banyaknya
persyaratan yang harus dipenui dalam pendirian rumah sakit merupakan salah
sebagai suatu hal yang menyangkut hajat hidup sangat penting bagi masyarakat.
Pengaturan tentang peran dan fungsi Rumah Sakit sebelumnya meliputi hal-hal
berikut ini:
a. Pelayanan medik
c. Pelayanan perawat
d. Pelayanan rehabilitas
2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik atau tenaga
paramedik
kesehatan.
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
upaya pelayanan kesehatan utama sesuai dengan wewenang, tanggung jawab, dan
Science, 1989) :
keamanan.
spiritual.
Kerangka Konsep
Praktik keperawatan:
1) Pengetahuan
a. Ketepatan Identifikasi Pasien
b. Peningkatan Komunikasi yang
Efektif
Variabel Depend
c. Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai (high alert) Pelaksanaan Sasaran
d. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Keselamatan Pasien di
Pelayanan Kesehatan Ruang Rawat Inap Bedah
e. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
f. Kepastian tepat-lokasi, tepat-
prosedur, tepat-pasien-operasi
2) Sikap
a. Ketepatan Identifikasi Pasien
b. Peningkatan Komunikasi yang
Efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai (high alert)
d. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan
e. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
f. Kepastian tepat-lokasi, tepat-
prosedur, tepat-pasien-operasi
Hipotesis Penelitian
Metode penelitian
Jenis Penelitian
pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada data variabel independen dan
Bedah RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan yaitu di ruang Melati III dan Kenanga I
dengan pertimbangan bahwa pelayanan di ruang rawat inap bedah sangat rentan
Agustus 2018.
ruang rawat inap bedah (Kenanga 1 dan Melati 3) RSUD Dr.Pirngadi Kota Medan
Maka semua sampel merupakan total jumlah perawat yang berjumlah 29 orang.
Data sekunder. Data sekunder merupakan data umum tentang RSUD Dr.
Pirngadi Medan, data tentang perawat kesehatan, serta data lainnya yang relevan
sikap.
adalah :
ruang rawat inap bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan dalam mengkonfirmasi
nama dan tanggal lahir pasien dan dicocokkan dengan data yang ada di
sakit yang dilakukan perawat ruang rawat inap bedah RSUD Dr. Pirngadi
Medan
sakit melalui cuci tangan sesuai prosedur yang ditetapkan rumah sakit
yang dilakukan perawat ruang rawat inap bedah RSUD Dr. Pirngadi
Medan
dilakukan perawat ruang rawat inap bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan.
obat yang perlu diwaspadai, serta penyimpanan dalam area khusus yang
dilakukan perawat ruang rawat inap bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan.
serta setelah dilakukan operasi didampingi oleh perawat ruang rawat inap
perawat ruang rawat inap bedah RSUD Dr. Pirngadi Medan yang berkaitan
3. Sikap adalah perilaku yang terjadi dalam diri perawat dan diekspresikan
dalam tindakan untuk menanggapi suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam
Metode Pengukuran
kuisioner dengan wawancara kepada perawat yang bertugas di dua ruang rawat
benar maka diberi nilai 2 sedangkan responden yang menjawab salah akan diberi
nilai 1. Semakin tinggi skor maka semakin baik pengetahuan perawat dalam
yaitu 20 x 2 = 40.
dikategorikan menjadi tiga tingkatan dari skala likert, yaitu sangat setuju, setuju,
Tabel 1
Aspek Pengukuran Variabel Sikap
Bobot Nilai 1 Bobot Nilai 1
Variabel Sikap Variabel = 1 Variabel = 17
Indikator indikator
Tidak Setuju (TS) 1 17
Setuju (S) 2 34
Sangat Setuju (SS) 3 51
pertanyaan. Sehingga didapatkan jumlah nilai maksimal yang dapat diperoleh dari
1. Sikap buruk, jika skor yang diperoleh responden <56% atau 1-17
responden menjawab selalu maka diberi nilai 4, jika menjawab sering maka diberi
menjawab tidak pernah maka diberi nilai 1. Semakin tinggi skor maka semakin
baik pelaksanaan keselamatan pasien di ruang rawat inap bedah RSUD Dr.
(Arikunto, 2010) :
2. Pelaksanaan keselamatan pasien baik , jika jumlah nilai responden >50% dari
sikap.
dengan keselamatan pasien di ruang rawat inap bedah RSUD Dr. Pirngadi Kota
Hasil penelitian
Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, maka RSUD Dr.
Sjahrial R. Anas, MHA dan diikuti pembenahan Sarana, Prasarana dan Pengadaan
canggih, yang peletakan batu pertama nya telah dilaksanakan 4 Maret 2004 dan
mulai dioperasikan tanggal 16 April 2005. Pada tanggal 10 April 2007 Badan
Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan resmi menjadi Rumah Sakit
Aegroti Salus Lex Suprema yang artinya Kepentingan Penderita Adalah yang
Utama. Adapun Visi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah menjadi Rumah
Sakit Pusat Rujukan dan Unggulan di Sumatera Bagian Utara Tahun 2015. Untuk
RSUD Dr. Pirngadi Medan beralamat di Jl. Prof.H. Yamin No.47. RSUD
Dr. Pirngadi Medan adalah Rumah Sakit Negeri kelas B. Rumah Sakit ini mampu
sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari Rumah Sakit Kabupaten. Untuk
fasilitas rawat inap, RSUD Dr. Pirngadi menyediakan tempat tidur sebanyak 496
tempat tidur dengan 58 diantaranya adalah tempat tidur kelas VIP. Sedangkan jika
dilihat dari segi tenaga kesehatannya, RSUD Dr.Pirngadi Medan memiliki jumlah
dokter sebanyak 289 dokter dengan 210 diantaranya adalah dokter spesialis, 56
kefarmasian berjumlah 54 orang, dan pegawai non kesehatan sebanyak 823 orang.
Dari segi jumlah pasien, setiap tahun RSUD Dr. Pirngadi Medan melayani
343.066 pasien dengan rincian 26.060 orang/tahun merupakan pasien rawat inap,
Analisis Univariat
Karakteristik responden
lama kerja dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan, Jenis
Kelamin, dan Lama Kerja di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2018
Karakteristik Jumlah %
Umur
20-39 tahun 16 55,2
40-60 tahun 13 4,8
Pendidikan
D3 21 72,4
S1 8 27,6
Jenis Kelamin
Wanita 27 93,1
Pria 2 6,9
Lama Kerja
1-5 tahun 3 10,3
>5 tahun 26 89,7
(55,2%) berada pada umur 20-39 tahun dan sebanyak 13 orang (44,8%) berada
pada umur 40-60 tahun. Sehingga dapat dikatakan responden dalam penelitian ini
Berdasarkan lama kerja sebanyak 3 orang (10,3%) lama kerja 1-5 tahun
dan sebanyak 26 orang (89,7%) lama kerja >5 tahun. Sehingga dapat dikatakan
responden dalam penelitian ini lebih banyak yang bekerja >5 tahun.
keselamatan pasien dan tidak ada yang menjawab salah. Sebanyak 14 orang
(48,3%) menjawab benar dan sebanyak 15 orang (51,7%) menjawab salah pada
benar dan menjawab salah sebanyak 5 orang (17,2%) dalam maksud ketepatan
identifikasi pasien.
menjawab benar dan tidak ada yang menjawab salah tentang cara berkomunikasi
dalam prosedur untuk perintah lisan. Sebanyak 27 orang (93,1%) menjawab benar
dan sebanyak 2 orang (6,9%) menjawab salah tentang cara komunikasi efektif
sebanyak 5 orang (17,2%) menjawab salah tentang obat yang perlu diwaspadai.
menjawab salah tentang prinsip pemberian obat pada pasien. Sebanyak 26 orang
(89,7%) menjawab benar dan sebanyak 3 orang (10,3%) menjawab salah tentang
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keamanan terhadap obat yang perlu
diwaspadai.
menjawab salah tentang upaya mencegah resiko infeksi pada pasien. Sebanyak 28
orang (96,6 %) menjawab benar dan sebanyak 1 orang (3,4 %) menjawab salah
tentang 5 momen cuci tangan. Sebanyak 29 orang (100.0%) menjawab benar dan
tidak ada yang menjawab salah kapan dilakukannya cuci tangan (hand hygiene).
menjawab salah tentang hal yang perlu dikaji dalam pengurangan resiko jatuh.
orang (100,0%) menjawab benar dan tidak ada yang menjawab salah tentang
benar dan 24 orang (82,8%) menjawab salah tentang orang yang memberi tanda
menjawab salah tentang maksud dari proses verifikasi preoperative. Dan masing
masing sebanyak 29 orang (100,0%) menjawab benar dan tidak ada yang
menjawab salah tentang apa yang digunakan pada saat serah terima perawat
sebelum operasi.
Tabel 3
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Perawat tentang Keselamatan
Pasiendi RSUD DR. Pirngadi Medan Tahun 2018
Jawaban
Total
Pengetahuan Benar Salah
n % n % n %
Yang dimaksud dengan keselamatan
29 100,0 0 0,0 29 100,0
pasien
Tujuan keselamatan pasien 14 48,3 15 51,7 29 100,0
Maksud dari ketepatan identifikasi
24 82,8 5 17,2 29 100,0
pasien
Keadaan yang termasuk kesalahan
9 31,0 20 69,0 29 100,0
identifikasi
Cara melakukan penandaan identitas
24 82,8 5 17,2 29 100,0
pasien
Tujuan komunikasi efektif 28 96,6 1 3,4 29 100,0
Cara berkomunikasi dalam prosedur
29 100,0 0 0,0 29 100,0
untuk perintah lisan di rumah sakit
Cara komunikasi efektif antar petugas
27 93,1 2 6,9 29 100,0
kesehatan
Obat yang perlu diwaspadai 24 82,8 5 17,2 29 100,0
inap bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2018 sebagian
besar pengetahuan baik yaitu 25 orang (86,2%) dan sebanyak 4 orang (13,8%)
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Perawat
Pengetahuan Perawat N %
Kurang 4 13,8
Baik 25 86,2
Jumlah 29 100
menjawab sangat setuju dan sebanyak 4 orang (13,8%) menjawab setuju tentang
identifikasi pasien menggunakan nama, nomor rekam medis, tanggal lahir, dan
gelang. Sebanyak 25 orang (86,2%) menjawab sangat setuju dan sebanyak 4 orang
darah, atau produk darah. Sebanyak 25 orang (86,2%) menjawab sangat setuju
(27,6%) menjawab setuju dan sebanyak 2 orang (6,9%) menjawab tidak setuju
instruksi lisan dituliskan secara lengkap oleh perawat. Sebanyak 17 orang (58,6%)
orang (6,9%) menjawab tidak setuju instruksi melalui telepon dituliskan secara
setuju,sebanyak 11 orang (37,9%) menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab
tidak setuju tentang menulis dan membaca ulang (read back) informasi/instruksi
orang (37,9%) menjawab setuju dan sebanyak 1 orang (3,4%) menjawab tidak
memberi perintah.
(41,4%) menjawab setuju dan tidak ada yang menjawab tidak setuju
menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju obat-obat yang perlu
diwaspadai disimpan pada area yang dibatasi ketat. Sebanyak 26 orang (89,7%)
menjawab sangat setuju, sebanyak 3 orang (10,3%) menjawab setuju, dan tidak
ada yang menjawab tidak setuju dengan melakukan kepatuhan cuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien dapat menurunkan resiko
(10,3%) menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju dengan
melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah membuang wadah sputum , secret,
menjawab sangat setuju, sebanyak 3 orang (10,3%) menjawab setuju, dan tidak
ada yang menjawab tidak setuju dengan melakukan cuci tangan sebelum dan
(10,3%) menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju melakukan
pengkajian awal tentang resiko pasien jatuh kepada setiap pasien yang beresiko
(10,3%) menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju melakukan
scoring kepada pasien beresiko jatuh berdasarkan kriteria resiko pasien jatuh.
menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju melakukan tindakan
setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju perawat memastikan ulang
(89,7%) menjawab sangat setuju, sebanyak 3 orang (10,3%) menjawab setuju, dan
tidak ada yang menjawab tidak setuju perawat memastikan lokasi operasi dengan
Tabel 5
Distribusi Responden Menurut Sikap Perawat tentang Keselamatan Pasien di
RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018
Sikap Jawaban Total
SS S TS
n % n % n % n %
Identifikasi pasien 25 86,2 4 13,8 0 0,0 29 100,0
menggunakan
nama,nomor rekam
medis, tanggal lahir dan
gelang
Menanyakan identitas 25 86,2 4 13,8 0 0,0 29 100,0
pasien sebelum
pemberian obat, darah,
ataut produk darah
Menanyakan identitas 25 86,2 4 13,8 0 0,0 29 100,0
pasien sebelum
memberikan
pengobatan atau
tindakan
(bersambung)
Tabel 5
Distribusi Responden Menurut Sikap Perawat tentang Keselamatan Pasien di
RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018
Jawaban Total
Sikap SS S TS
n % n % n % n %
Instruksi lisan 19 65,5 8 27,6 2 6,9 29 100,0
dituliskan secara
lengkap
Instruksi melalui 17 58,6 10 34,5 2 6,9 29 100,0
telepon dituliskan
secara lengkap
Menulis dan membaca 18 62,1 11 37,9 0 0,0 29 100,0
ulang (read back)
informasi/instruksi yang
diterima
Mengkonfirmasi 17 58,6 11 37,9 1 3,4 29 100,0
perintah atau hasil
pemeriksaan kepada
perawat yang memberi
perintah
Mengidentifikasi dan 17 58,6 12 41,4 0 0,0 29 100,0
member label khusus
obat-obat yang perlu
diwaspadai
Obat-obat yang 25 86,2 4 13,8 0 0,0 29 100,0
diwaspadai disimpan
pada area yang dibatasi
ketat
Dengan melakukan 26 89,7 3 10,3 0 0,0 29 100,0
kepatuhan cuci tangan
sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
pada pasien dapat
menurunkan resiko
infeksi
Dengan melakukan 26 89,7 3 10,3 0 0,0 29 100,0
cuci tangan sebelum
dan sesudah membuang
wadah sputum, secret
atau darah dapat
menurunkan resiko
infeksi
(bersambung)
Tabel 5
Distribusi Responden Menurut Sikap Perawat tentang Keselamatan Pasien di
RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018
Sikap Jawaban Total
SS S TS
n % n % n % n %
Setiap pasien yang
beresiko jatuh 26 89,7 3 10,3 0 0,0 29 100,0
dilakukan pengkajian
awal tentang resiko
pasien jatuh
Pasien yang beresiko 26 89,7 3 10,3 0 0,0 29 100,0
jatuh dilakukan scoring
berdasarkan kriteria
resiko pasien jatuh
Melakukan tindakan 26 89,7 3 10,3 0 0,0 29 100,0
pencegahan pasien
jatuh sesuai scoring
yang sudah ditentukan
Sebelum pasien 26 89,7 3 10,3 0 0,0 29 100,0
dioperasi, perawat
memastikan ulang
identitas pasien dengan
benar
Sebelum pasien 26 89,7 3 10,3 0 0,0 29 100,0
dioperasi, perawat
memastikan lokasi
operasi dengan benar
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2018 sebagian besar memiliki sikap baik yaitu
26 orang (89,7%) dan sebanyak 3 orang (10,3%) memiliki sikap sedang seperti
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Sikap Perawat
Sikap Perawat n %
Sedang 3 10,3
Baik 26 89,7
Jumlah 29 100
(79,3%) dan minoritas responden menjawab sering sebanyak 6 orang (20,7%) dan
tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Menanyakan identitas pasien
sebelum pemberian obat, darah atau produk darah responden menjawab selalu 23
sering
selalu sebanyak 22 orang (75,9%), menjawab sering sebanyak 1 orang (3,4%), dan
orang (44,8%) menjawab kadang-kadang. Perintah lisan dan yang melalui telepon
dan sebanyak 6 orang (20,7%) menjawab tidak pernah. Perawat menyimpan obat
obat yang perlu diwaspadai di area yang dibatasi ketat mayoritas menjawab selalu
hand hygiene yang efektif sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien
kadang.
Tabel 7
Distribusi Responden Menurut Pelaksanaan Keselamatan Pasien di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2018
Jawaban Total
Selalu Sering Kdg2 Tidak
Pertanyaan
Pernah
n % n % n % n % n %
Melakukan 23 79,3 6 20,7 0 0,0 0 0,0 29 100,0
pemasangan gelang
kepada pasien
Menanyakan 23 79,3 6 20,7 0 0,0 0 0,0 29 100,0
identitas pasien
sebelum pemberian
obat, darah, atau
produk darah
Menanyakan 23 79,3 6 20,7 0 0,0 0 0,0 29 100,0
identitas pasien
sebelum pemberian
pengobatan
Perintah lisan 22 75,9 1 3,4 6 20,7 0 0,0 29 100,0
dituliskan scra lgkp
Perintah yang 15 51,7 1 3,4 13 44,8 0 0,0 29 100,0
melalui telepon
dituliskan secara
lengkap
Perintah lisan dan 15 51,7 1 3,4 13 44,8 0 0,0 29 100,0
melalui telepon
dibacakan kembali
Perintah atau hasil 15 51,7 1 3,4 13 44,8 0 0,0 29 100,0
pemeriksaan
dikonfirmasi oleh
perawat yang
memberi perintah
Mengidenifikasi 23 79,3 0 0,0 0 0,0 6 20,7 29 100,0
dan memberikan
label khusus untuk
obat obat yang
perlu diwaspadai
Menyimpan obat 18 62,1 5 17,2 0 0,0 6 20,7 29 100,0
yang perlu
diwaspadai di area
dibatasi ketat
Menerapkan hand 21 72,4 4 13,8 4 13,8 0 0,0 29 100,0
hygiene yang
efektif
(bersambung)
Tabel 7
Distribusi Responden Menurut Pelaksanaan Keselamatan Pasien di RSUD
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2018
Pertanyaan Jawaban Total
Selalu Sering Kdg2 Tidak
Pernah
n % n % n % n % n %
Menerapkan proses 22 75,9 6 20,7 1 3,4 0 0,0 29 100,0
assesmen awal
resiko pasien jatuh
Menerapkan 18 62,1 10 34,5 0 0,0 1 3,4 29 100,0
langkah-langkah
untuk mengurangi
resiko jatuh bagi
pasien yang
dianggap beresiko
jatuh
Menggunakan 22 75,9 7 24,1 0 0,0 0 0,0 29 100,0
gelang identifikasi
risiko jatuh setelah
diasesmen
Memastikan ulang 22 75,9 7 24,1 0 0,0 0 0,0 29 100,0
identitas pasien
dengan benar
sebelum pasien
dioperasi
Memastikan lokasi 22 75,9 7 24,1 0 0,0 0 0,0 29 100,0
operasi dengan
benar sebelum
pasien dioperasi
rawat inap bedah RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018 sebagian besar
keselamatan pasien baik yaitu 23 orang (79,3%) dan sebanyak 6 orang (20,7%)
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Keselamatan Pasien
Pelaksanaan Keselamatan n %
Pasien
Kurang 6 20,7
Baik 23 79,3
Jumlah 29 100
Analisis Bivariat
antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan nilai p < 0,05 dan
Tabel 9
Hasil Uji Statistik Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Keselamatan
Pasien di Ruang rawat inap bedah RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018
Keselamatan Pasien
Pengetahuan Jumlah P r
Tidak baik Baik
n % n % n %
Kurang 3 75 1 25 4 100 0,004 0,473
Baik 3 12 22 88 25 100
ada 25 orang yaitu pelaksanaan keselamatan pasien tidak baik sebanyak 3 orang
(12%) dan pelaksanaan keselamatan pasien baik sebanyak 22 orang (88 %). Hasil
uji korelasi statistik pada tabel 2x2 menunjukkan ada hubungan signifikan antara
Tabel 10
Tabulasi Silang Hubungan Sikap dengan Keselamatan Pasien di Ruang rawat
inap bedah RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018
Keselamatan Pasien
Sikap Tidak baik Baik Jumlah
P r
n % n % n %
Sedang 2 66,7 1 33,3 3 100
0,038 0,360
Baik 4 15,4 22 84,6 26 100
didapat hasil bahwa sikap sedang sebanyak 3 orang dimana keselamatan pasien
tidak baik sebanyak 2 orang (66,7%) dan baik sebanyak 1 orang (33,3%). Sikap
baik ada 26 orang yaitu keselamatan pasien tidak baik sebanyak 4 orang (15,4 %)
dan baik sebanyak 22 orang (84,6 %). Hasil uji korelasi statistik pada tabel 2x2
Pembahasan
20-39 tahun yaitu sebanyak 16 orang (55,2%) dan sebanyak 13 orang (44,8%)
berada pada umur 40-60 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan keadaan
sebenarnya, yaitu 60% perawat pelaksana berusia pada rentang produktif karena
orang (93,1) dan responden pria sebanyak 2 orang (6,9%). Berdasarkan survei
secara keseluruhan perawat di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan didominasi oleh
perawat perempuan yang tersebar di seluruh ruangan rawat inap. Hasil penelitian
ini memiliki kesamaan dengan teori yang dikemukakan bahwa jenis kelamin
muncul sebagai peran care taking (pemberi perawatan) secara tradisional di dalam
orang (27,6%) pendidikan S1. Perawat dengan pendidikan DIII ini tersebar di
masih berjumlah sedikit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
yang menyatakan lebih dari 60% perawat masih berpendidikan DIII di Indonesia
(Soeroso,2003).
Berdasarkan hasil penelitian ini lama kerja dari responden dengan lama
kerja 1-5 tahun (10,3%) sebanyak 3 orang dan sebanyak 26 orang (89,7%) lama
kerja >5 tahun. Menurut Sunaryo (2004), bahwa tingkat kematangan dalam
ini menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja akan semakin tinggi tingkat
yang dimiliki.
dimana keselamatan pasien tidak baik sebanyak 3 orang (75%) dan baik sebanyak
1 orang (25%). Pengetahuan baik ada 25 orang yaitu keselamatan pasien tidak
baik sebanyak 3 orang (12%) dan baik sebanyak 22 orang (88 %). Hasil uji
statistik dengan uji Chi Square menunjukkan ada hubungan signifikan antara
pengetahuan dengan keselamatan pasien (p= 0,004) dengan korelasi cukup (r=
0,473).
merupakan hal yang paling dipahami oleh perawat. Pemahaman yang baik tentang
hal ini karena program cuci tangan pada perawat yang dilakukan di RSUD Dr.
inap RSUD Liun Kendage Tahuna dengan (p=0,014). Dalam penelitian Ginting
(2014) juga tentang hubungan pengetahuan perawat dengan penerapan standar JCI
dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman.
ini sangat menjamin peningkatan mutu dari rumah sakit. Karena suatu rumah sakit
dapat dikatakan baik jika pelayanan untuk keselamatan pasien juga sudah baik
(Lestari,dkk, 2012).
yang berkualitas adalah keselamatan, sedang kunci dari pelayanan bermutu dan
pengetahuan yang baik akan keselamatan pasien pastinya memiliki sikap yang
pangkal dari sikap, sedangkan sikap akan mengarah pada tindakan seseorang.
manusia sebagai hasil penggunaan panca indra, yang berbeda sekali dengan
mengingat kembali kejadian yang sudah pernah dialami baik secara sengaja
maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau
pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Menurut Jann dan Donald dalam
pengertian patient safety, unsur-unsur yang ada dalam patient safety, tujuan
patient safety, upaya patient safety serta perlindungan diri selama kerja. Program
patient safety merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Di dalam sistem tersebut meliputi penilaian resiko seperti
resiko jatuh atau infeksi silang, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden atau kejadian
tidak diharapkan, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
tentang apa yang dimaksud dengan keselamatan pasien rumah sakit (KPRS) serta
peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi- tepat
kesehatan,
dirinya dari kejadian yang tidak diinginkannya, misalnya perawat yang tingkat
baik karena segala tindakan yang akan dilakukan beresiko untuk terjadi kesalahan.
(SOP) yang telah diberikan, peran kepemimpinan (kepala perawat rumah sakit)
yang terus memantau dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan setiap perawat
pelaksana, dan komunikasi yang baik kepala ruangan dengan perawat pelaksana
merupakan hal yang dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
didasari pengetahuan yang baik, tidak akan menghasilkan hasil yang baik
(Notoadmojo, 2010).
didapat hasil bahwa sikap sedang sebanyak 3 orang dimana keselamatan pasien
tidak baik sebanyak 2 orang (66,7%) dan baik sebanyak 1 orang (33,3%). Sikap
baik ada 26 orang yaitu keselamatan pasien tidak baik sebanyak 4 orang (15,4 %)
dan baik sebanyak 22 orang (84,6 %). Hasil uji statistik dengan uji Chi Square
Hasil penelitian lain yang juga tentang hubungan sikap perawat tentang
yang signifikan antara variabel sikap perawat dengan keselamatan pasien dengan
hasil penelitian (p= 0,000). Sikap dikatakan sebagai fungsi dari manusia seperti
bahwa sampai batas batas tertentu perilakunya dapat diramalkan (Mar’at, 2006).
Sikap yang baik dapat terwujud jika didasarkan pada tanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang merupakan sikap yang
paling tinggi. Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain
untuk bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara negatif
atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tententu.
Fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan
untuk bertindak atau berbuat oleh karena adanya stimulus atau objek tertentu.
sikap baik dalam pelaksanaan sasaran keselamatan pasien dan 10,3% sikap sedang
aman. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
Kesimpulan
Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan, dimana sikap baik yaitu 26 orang (89,7%)
dan sebanyak 3 orang (10,3%) memiliki sikap sedang. Sikap perawat dalam
Saran
1. Kepada pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan dapat lebih meningkatkan mutu
pasien
DAFTAR PUSTAKA
Kohn, L.T, Corrigan, J.M, & Donaldson.M.S. (2000).To err is human : building a
safer health system. Committee on quality of health care in America,
Institute of Medicine: Editors. Washington D.C: National Academy Press.
Diakses Mei 20, 2018, dari http://www.nap.edu/catalog/9728.html
Rollinson, D & Kish (2010). Care concept in advanced nursing. St. Louis.Mosby:
A Harcourt Health Science Company.
Shawky, S (2010). Could employment based targeting approach save Egypt ini
moving toward a social health insurance models. EMHJ (East
Mediteranian Health Journal).WHO for Mediterranian Country. Diakses
Agustus 15, 2018, dari http://www.emro.who.int/Publications/EMHJ.
/Publications/EMHJ .
Wawan dan Dewi (2011). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, perilaku
manusia.Yogyakarta: Nuha Medika.
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN
PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY) DI
RUANG RAWAT INAP BEDAH RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN
TAHUN 2018
Petunjuk
1. Baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan.
2. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda dengan
memberikan tanda (x) pada lembar kuesioner pilihan.
I. Identitas Responden
1. Nomor :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan :
D3 Keperawatan
S1 Keperawatan
S2 Keperawatan
6. Lama Kerja :
d. Suatu proses pengamanan pasien terhadap resiko jatuh dari tempat tidur
11. Apa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keamanan terhadap obat yang
perlu diwaspadai ?
a. Membuang obat obat yang perlu diwaspadai
b. Semua obat yang perlu di waspadai di RS di simpan di kamar pasien
c. Pemberian label khusus pada obat-obatan yang perlu di waspadai
d. Selalu melakukan pengecekan terhadap obat obat yang perlu diwaspadai
12. Untuk mencegah resiko infeksi pada pasien terkait pelayanan pasienyaitu ?
a. Melakukan hand hygiene ( cuci tangan )
b. Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi
c. Memilih pasien berdasarkan jenis panyakit tampa melihat prioritas
d. Memakai APD agar tidak tertular penyakit
13. Di bawah ini yang termasuk dalam 5 momen cuci tangan adalah ?
15. Apa saja yang perlu di kaji dari pasien seputar pengurangan resiko jatuh ?
a. Umur dan jenis kelamin
b. Riwayat penyakit dan pengobatan
c. Riwayat jatuh, konsumsi alkohol dan obat, gaya berjalan dan
keseimbangan, alat bantu berjalan
d. Pasien sadar atau tidak
18. Siapa yang memberi tanda lokasi yang akan di operasi pada pasien ?
a. Perawat UGD yang menangani pertama kali
b. Dokter jaga UGD saat pasien tiba
c. Operator dan Perawat di ruangan rawat inap
d. Petugas radiologi
20. Dalam memastikan lokasi pembedahan, apa yang di gunakan pada saatserah
terima perawat sebelum operasi ?
a. Lembaran cheklist dan status pasien
b. Hanya informed consent
c. Hanya advis dokter
d. Obat-obatan
III. Kuesioner Sikap tentang sasaran keselamatan pasien
Berikan tanda (√) pada pilihan anda di kolom yang tersedia
No Pernyataan SS S TS
Analisis Univariat
Frequency Table
umur responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-39 tahun 16 55.2 55.2 55.2
40-60 tahun 13 44.8 44.8 100.0
Total 29 100.0 100.0
pengertian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 29 100.0 100.0 100.0
tujuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 15 51.7 51.7 51.7
Benar 14 48.3 48.3 100.0
Total 29 100.0 100.0
ident1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 5 17.2 17.2 17.2
Benar 24 82.8 82.8 100.0
Total 29 100.0 100.0
ident2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 20 69.0 69.0 69.0
Benar 9 31.0 31.0 100.0
Total 29 100.0 100.0
Ident3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 5 17.2 17.2 17.2
Benar 24 82.8 82.8 100.0
Total 29 100.0 100.0
kom1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 1 3.4 3.4 3.4
Benar 28 96.6 96.6 100.0
Total 29 100.0 100.0
kom2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 29 100.0 100.0 100.0
kom3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 2 6.9 6.9 6.9
Benar 27 93.1 93.1 100.0
Total 29 100.0 100.0
obat1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 5 17.2 17.2 17.2
Benar 24 82.8 82.8 100.0
Total 29 100.0 100.0
obat2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 17 58.6 58.6 58.6
Benar 12 41.4 41.4 100.0
Total 29 100.0 100.0
obat3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 3 10.3 10.3 10.3
Benar 26 89.7 89.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
infeksi1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 29 100.0 100.0 100.0
infeksi2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 1 3.4 3.4 3.4
Benar 28 96.6 96.6 100.0
Total 29 100.0 100.0
infeksi3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 29 100.0 100.0 100.0
jatuh1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 24 82.8 82.8 82.8
Benar 5 17.2 17.2 100.0
Total 29 100.0 100.0
jatuh2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 4 13.8 13.8 13.8
Benar 25 86.2 86.2 100.0
Total 29 100.0 100.0
jatuh3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 29 100.0 100.0 100.0
tepatprosedur1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 24 82.8 82.8 82.8
Benar 5 17.2 17.2 100.0
Total 29 100.0 100.0
tepatprosedur2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Salah 5 17.2 17.2 17.2
Benar 24 82.8 82.8 100.0
Total 29 100.0 100.0
tepatprosedur3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Benar 29 100.0 100.0 100.0
sikap1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 4 13.8 13.8 13.8
Sangat Setuju 25 86.2 86.2 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 4 13.8 13.8 13.8
Sangat Setuju 25 86.2 86.2 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 4 13.8 13.8 13.8
Sangat Setuju 25 86.2 86.2 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 6.9 6.9 6.9
Setuju 8 27.6 27.6 34.5
Sangat Setuju 19 65.5 65.5 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 6.9 6.9 6.9
Setuju 10 34.5 34.5 41.4
Sangat Setuju 17 58.6 58.6 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 11 37.9 37.9 37.9
Sangat Setuju 18 62.1 62.1 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 3.4 3.4 3.4
Setuju 11 37.9 37.9 41.4
Sangat Setuju 17 58.6 58.6 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 12 41.4 41.4 41.4
Sangat Setuju 17 58.6 58.6 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 4 13.8 13.8 13.8
Sangat Setuju 25 86.2 86.2 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 3 10.3 10.3 10.3
Sangat Setuju 26 89.7 89.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 3 10.3 10.3 10.3
Sangat Setuju 26 89.7 89.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 3 10.3 10.3 10.3
Sangat Setuju 26 89.7 89.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 3 10.3 10.3 10.3
Sangat Setuju 26 89.7 89.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 3 10.3 10.3 10.3
Sangat Setuju 26 89.7 89.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 3 10.3 10.3 10.3
Sangat Setuju 26 89.7 89.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 3 10.3 10.3 10.3
Sangat Setuju 26 89.7 89.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
sikap17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Setuju 3 10.3 10.3 10.3
Sangat Setuju 26 89.7 89.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sering 6 20.7 20.7 20.7
Selalu 23 79.3 79.3 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sering 6 20.7 20.7 20.7
Selalu 23 79.3 79.3 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sering 6 20.7 20.7 20.7
Selalu 23 79.3 79.3 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 6 20.7 20.7 20.7
Sering 1 3.4 3.4 24.1
Selalu 22 75.9 75.9 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 13 44.8 44.8 44.8
Sering 1 3.4 3.4 48.3
Selalu 15 51.7 51.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 13 44.8 44.8 44.8
Sering 1 3.4 3.4 48.3
Selalu 15 51.7 51.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 13 44.8 44.8 44.8
Sering 1 3.4 3.4 48.3
Selalu 15 51.7 51.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 20.7 20.7 20.7
Selalu 23 79.3 79.3 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 20.7 20.7 20.7
Sering 5 17.2 17.2 37.9
Selalu 18 62.1 62.1 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 4 13.8 13.8 13.8
Sering 4 13.8 13.8 27.6
Selalu 21 72.4 72.4 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 1 3.4 3.4 3.4
Sering 6 20.7 20.7 24.1
Selalu 22 75.9 75.9 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 1 3.4 3.4 3.4
Sering 10 34.5 34.5 37.9
Selalu 18 62.1 62.1 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sering 7 24.1 24.1 24.1
Selalu 22 75.9 75.9 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sering 7 24.1 24.1 24.1
Selalu 22 75.9 75.9 100.0
Total 29 100.0 100.0
pelaksanaan15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sering 7 24.1 24.1 24.1
Selalu 22 75.9 75.9 100.0
Total 29 100.0 100.0
Crosstabs
pelaksanaan keselamatan
pasien
% within pengetahuan
perawat terhadap 75.0% 25.0% 100.0%
keselamatan pasien
baik Count 3 22 25
% within pengetahuan
perawat terhadap 12.0% 88.0% 100.0%
keselamatan pasien
Total Count
6 23 29
% within pengetahuan
perawat terhadap 20.7% 79.3% 100.0%
keselamatan pasien
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
8.053 1 .005
Association
b
N of Valid Cases 29
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,83.
Symmetric Measures
N of Valid Cases 29
pelaksanaan keselamatan
pasien
baik Count 4 22 26
Total Count 6 23 29
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,62.
Symmetric Measures
N of Valid Cases 29
Lampiran 7. Dokumentasi