Anda di halaman 1dari 27

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA PUSKESMAS


A. Rencana Kegiatan

Tanggal Kegiatan
Sabtu, 09 Januari 2021 Orientasi Tata Laksana Puskesmas
Senin, 11 Januari 2021 1. Pemeriksaan Jentik Nyamuk
2. Inspeksi Rumah Sehat
Selasa, 12 Januari 2021 Melakukan Kegiatan Fogging di Kedurus
Gang Masjid RT 05 dan RT 06
Rabu, 13 Januari 2021 1. Melakukan Penyuluhan Penyakit DBD
2. Pengenalan Alat Ovitrap di Kebraon
Kamis, 14 Januari 2021 1. Pengambilan Sampel IPAL Puskesmas
Kedurus Secara Mikrobiologi dan Kimia
2. Pengambilan Sampel PDAM Puskesmas
Kedurus Secara Mikrobiologi dan Fisika
3. Pengiriman Sampel IPAL dan PDAM
Puskesmas Kedurus di LABKESDA
Jumat, 15 Januari 2021 1. Melakukan Pemeriksaan Rumah Sehat di
Kemlaten 12b
2. Melakukan Pemeriksaan Jentik di
Kemlaten 12b
Sabtu, 16 Januari 2021 1. Melakukan Pemeriksaan Iklim Kerja di
Puskesmas Kedurus
2. Melakukan Pemeriksaan Klorin dan
Kekeruhan Air di Puskesmas Kedurus
Senin, 18 Januari 2021 Mengukur kepadatan lalat di TPS Bogangin
dan TPS Kemlaten
Selasa, 19 Januari 2021 Pemicuan STBM
Rabu, 20 Januari 2021 1. Pengambilan sampel Air PDAM rumah
warga secara mikrobiologi dan fisika
2. Pengiriman sampel di air PDAM di
BBLK
Kamis, 21 Januari 2021
B. Lokasi dan Waktu Kegiatan
1. Lokasi
Praktik Belajar Lapangan ini dilakukan di Puskesmas Kedurus beralamat di Jln. Raya
Mastrip No.116 Kota Surabaya dengan wilayah puskesmas yang terdiri dari 4 Kelurahan
yaitu: Kedurus, Kebraon, Karang Pilang, dan Waru Gunung.
2. Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 Januari – 29 Januari 2021 dengan rincian jam
sebagai berikut:
Senin – Kamis : 07.30 – 14.30 WIB
Jumat : 07.30 – 11.30 WIB
Sabtu : 07.30 – 13.00 WIB
C. Sasaran Kegiatan
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kedurus yang terdiri dari 4 Kelurahan yaitu:
Kelurahan Kedurus, Kelurahan Kebraon, Kelurahan Karang Pilang, dan Kelurahan Waru
Gunung.
D. Bentuk Kegiatan
Bentuk Kegiatan Praktik Belajar Lapangan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedurus Kota
Surabaya 11 Januari 2021 – 29 Januari 2021

No Jenis Kegiatan Bentuk Kegiatan


Kegiatan di Dalam Puskesmas
1. Pembekalan PBL Pembekalan dilakukan pada hari Kamis dan Jumat
secara daring melalui google meeting dengan materi
terkait pemebelajaran yang telah diberikan oleh pihak
institusi.
2. Pengambilan Sampel IPAL Pengambilan sampel ini dilakukan di Puskesmas
Kedurus secara mikrobiologi dan kimia yang
selanjutnya akan dikirimkan ke Laboratorium untuk
diteliti.
3. Pengambilan Sampel PDAM Pengambilan sampel ini dilakukan di Puskesmas
Kedurus secara mikrobiologi dan fisika yang
selanjutnya akan dikirimkan ke Laboratorium untuk
diteliti.
4. Pengukuran Iklim Kerja Pengukuran iklim kerja dilakukan di seluruh ruang
Puskesmas Kedurus dan dilakukan pencacatan setelah
pengukuran serta dibandingkan dengan persyaratan
yang telah ditentukan. Adapun pengukuran iklim kerja
yang dilakukan antara lain:
1 Pencahayaan yang diukur dengan
menggunakan alat Luxmeter.
2 Kebisingan yang diukur dengan menggunakan
alat Sound Level Meter.
3 Kekeruhan air yang diukur dengan
menggunakan Turbidity Meter.
4 Klorin yang diukur dengan menggunakan alat
Chlorine Meter.

Kegiatan di Luar Puskesmas


1. Penyelidikan Epidemiologi Penyelidikan epidemiologi yang dilakukan dengan
mengunjungi rumah warga penderita DBD yang
berada di wilayah kerja Puskesmas Kedurus.
2. Inspeksi Rumah Sehat Inspeksi rumah sehat dilakukan dengan mengunjungi
rumah warga di wilayah kerja Puskesmas Kedurus
dengan cara mengobservasi dan melakukan penilaian
sesuai dengan form kartu rumah sehat yang telah
disediakan.
3. Pengambilan Sampel Air bersih Pengambilan air PDAM pada rumah warga secara
mikrobiologi dan fisika
4. Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah dilakukan dengan melakukan
pengukuran kepadatan lalat yang ada di TPS disekitar
wilayah kerja Puskesmas Kedurus.
5. Pemicuan STBM (Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat)

BAB III
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi dan Tupoksi Puskesmas Kedurus
1. Pengertian Puskesmas
Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), pengertian puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
2. Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.
3. Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, puskesmas menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
4. Wewenang Puskesmas

5. Visi dan Misi Puskesmas Kedurus

B. Hasil Kegiatan dan Pembahasan


1. Inspeksi Rumah Sehat
a. Pengertian Rumah Sehat
Menurut Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999 dijelaskan :
a) Perumahan adalah suatu kumpulan rumah yang berfungsi menjadi lingkungan
tempat tinggal atau hunian dilengkapi dengan sarana dan prasarana
lingkungan yang memadai.
b) Kesehatan perumahan adalah keadaan secara fisik, kimia dan biologi yang
mana penghuni atau masyarakat mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
Berdasarkan pengertian diatas rumah sehat berarti tempat tinggal/hunian yang
sehat dan aman untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhuluk hidup lain
dengan dilengkapi minimal akses air minum, akses jamban sehat, lantai,
ventilasi/penghawaan dan pencahayaan yang baik (Kepmenkes RI No
829/Menkes/SK/VII/1999).
b. Tujuan
1) Untuk mengetahui keadaan rumah yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Kedurus.
2) Untuk mengetahui tingkat risiko penyakit akibat rumah yang tidak sehat.
c. Dasar Teori
Menurut Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999, syarat rumah sehat
sebagai berikut:
1 Bahan Bangunan
a) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain : debu total tidak lebih dari
150 µg m3 , asbestos kurang dari 0,5 fiber/m3 /jam, timah hitam
tidak melebihi 300 mg/kg bahan.
b) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen
2 Jenis Lantai
Menurut Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999, jenis lantai adalah
harus kuat dan rata sehingga dapat menahan beban diatasnya, tidak licin
supaya tidak membahayakan penghuni, permukaan lantai mudah
dibersihkan dan kedap air.
3 Dinding
Dinding merupakan penyekat atau pembatas yang berfungsi untuk
menahan debu dan angin, terbuat dari bahan yang kuat seperti batu bata,
batako, bambu, papan kayu [ CITATION Adn11 \l 1033 ]. Menurut
Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999, jenis dinding yang
memenuhi syarat adalah yang harus kedap air, utuh, dan mudah
dibersihkan.
4 Luas Ventilasi
Ventilasi adalah tempat masuknya udara segar kedalam suatu ruangan dan
keluarnya udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun buatan. Untuk
menjaga temperature dan kelembaban udara di suatu ruangan
diperlukannya udara segar (Chandra, 2010). Menurut Menurut Kepmenkes
RI No 829/Menkes/SK/VII/1999, syarat-syarat ventilasi yang baik yaitu
luas minimum lubang ventilasi tetap sebesar 5% dari luas lantai ruangan.
Sedangkan luas minimum lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan
ditutup) sebesar 5 %. Sehingga jumlah keduanya menjadi 10 % kali luas
lantai ruangan.
5 Pencahayaan
Penerangan yang cukup kuat didalam rumah merupakan kebutuhan
kesehatan setiap manusia. Penerangan yang dimaksud diperoleh dari
cahaya alami dan buatan. Pengukuran pencahayaan terhadap sinar
matahari biasanya menggunakan lux meter, yang diukur ditengan ruangan
dan pada tempat yang tingginya kurang dari 84 cm dari lantai.
Berdasarkan Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999 batas syarat
normal suatu ruangan dan yang memenuhi standar kesehatan antara 60-
120 lux.
6 Kelembaban
Kelembaban merupakan kondisi lembab yang dapat menarik perhatian
berbagai macam bakteri dan virus yang masuk di dalam rumah.
Kelembaban di dalam rumah dipengaruhi beberapa hal seperti suhu,
pencahayaan yang tidak memadai, ventilasi yang tidak berfungsi, dan
lantai yang tidak kedap air (Sari, Eka Luvita dkk, 2014). Berdasarkan
Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999 batas syarat normal
kelembaban di suatu ruangan berkisar antara 40%-70%.
7 Suhu
Menurut Menurut Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999, suhu
udara yang memenuhi syarat adalah berkisar 18℃-30℃. Ruangan yang
baik sangat dipengaruhi oleh suhu udara luar, pergerakan udara,
kelembaban udara, dan benda-benda yang terdapat di sekitar.
8 Kepadatan Hunian
Kepadatan hunian merupakan salah satu pengaruh terhadap TB Paru. Jika
perbandingan luas rumah dengan jumlah penghuninya tidak sebanding
akan menyebabkan ruangan menjadi pengap dan tidak nyaman. Sehingga
hendaknya setiap rumah terdapat pembagian ruangan/tata ruang. Sebuah
rumah diharuskan mempunyai bagian ruangan yang sesuai fungsinya.
Berikut syarat pembagian ruangan yang baik adalah :
a) Ruang untuk istirahat/tidur
Ruangan kamar tidur orang tua terpisah dengan kamar tidur anak,
terutama anak usia dewasa. Dianjurkan luas ruangan sekurangnya
8 m2 dengan jumlah kamar yang cukup dan tidak untuk dihuni
lebih dari 2 orang sehingga dapat memenuhi kebutuhan penghuni
dan agar ruang gerak lebih leluasa.
b) Ruang dapur
Adanya pemisah antara ruang dapur dengan ruangan lainnya
karena asap yang dihasilkan dari proses pembakaran saat memasak
dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan penghuninya.
Selain itu harus memiliki sarana pembuangan asap yang baik
supaya dapat teralihkan oleh udara segar yang dapat masuk.
c) Kamar mandi dan jamban keluarga
Ruang kamar mandi dan jamban harus memiliki satu lubang
ventilasi untuk berhubungan dengan udara luar agar ruangan
menjadi tidak pengap.
9 Sarana Sanitasi Rumah
a) Sarana air bersih
Berdasarkan Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999
tersedianya air bersih minimal 60 liter/hari/orang dan kualitas air
harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b) Pembuangan limbah (SPAL)
Menurut Kepmenkes RI No 829/Menkes/SK/VII/1999 terdapat dua
jenis limbah yang dihasilkan oleh rumah, yaitu :
1) Limbah cair yang dihasilkan tidak diperbolehkan
mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak
mencemari permukaan tanah.
2) Limbah padat yang dihasilkan harus dikelola terlebih
dahulu agar tidak menimbulkan bau dan pencemaran tanah
serta air tanah.
c) Jamban (sarana pembuangan tinja)
Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan yang digunakan
oleh keluarga atau sejumlah keluarga untuk buang air besar.
Usahakan setiap rumah memiliki jamban sendiri (di darat), selalu
bersih dan tidak berbau (konstruksi leher angsa). Jaraknya cukup
jauh dari sumber air dan letaknya di bagian hilir air tanah.
Membuang tinja jangan disembarang tempat, tidak boleh dibuang
ke parit/aliran air, ke kebun atau ke halaman belakang.Usahakan
membuat septic tank secara kolektif (Riviwanto dkk, 2011).
d) Sampah
Sampah/wastes diartikan sebagai benda yang tidak terpakai, tidak
diinginkan dan dibuang atau sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia serta tidak terjadi dengan sendirinya
(Mubarak, 2009). Secara umum, pembuangan sampah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan dapat mengakibatkan tempat
berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, dapat menjadi
sumber pengotoran tanah, sumber pencemaran air
pemukiman/udara, serta menjadi sumber dan tempat hidup dari
kuman-kuman yang membahayakan kesehatan (Mubarak, 2009).
d. Alat dan Bahan
Alat tulis dan formulir kartu rumah sehat.
e. Prosedur Kerja
1) Petugas sanitasi koordinasi dengan kader kesling tentang perencanaan
pemeriksaan rumah sehat.
2) Petugas menyiapkan administrasi dan peralatan inspeksi.
3) Menentukan sasaran rumah yang akan di inspeksi.
4) Melakukan kunjungan rumah yang menjadi sasaran inspeksi dengan
didampingi kader kesling.
5) Melakukan pemeriksaan sesuai dengan form inspeksi kartu rumah sehat.
6) Petugas melakukan rekapitulasi hasil inspeksi rumah sehat.
7) Petugas melakukan rencana tindak lanjut perbaikan.
8) Petugas membuat laporan hasil inspeksi rumah sehat.
f. Hasil Kegiatan
a) Nama Kegiatan : Inspeksi Rumah Sehat
b) Tanggal Pemeriksaan : 15 Januari 2021
c) Petugas : Mahasiswa PKL Puskesmas Kedurus
d) RT/RW : 02/07
e) Kelurahan : Kebraon
f) Kecamatan : Karang Pilang

No Nama Jumla Jumlah Hasil Penelitian Alamat Persentase


KK h KK Jiwa Rumah Rumah Rumah
Rumah Sehat Tidak
Sehat

1. Wahyu 2 8 1.011 Kemlaten 84,2%


Widodo 12b
No.05

2. Diyantoro 1 5 1.073 Kemlaten 89,4%


12b
No.07
3. Nawiyah 1 4 1.048 Kemlaten 87,3%
12b
No.08
4. Rianto 1 4 1.200 Kemlaten 100%
12b
No.08
5. Maun 2 7 911 Kemlaten 75,9%
12b
No.25
a) Analisis Masalah
Dari hasil kegiatan diatas dapat dianalisis beberapa masalah yaitu terdapat
3 rumah yang tidak sehat yang artinya rumah belum memenuhi syarat dan
terdapat 2 rumah yang sehat yang artinya rumah dikatakan sehat.
b) Pembahasan
1 Rumah Wahyu Widodo
a. Keadaan Rumah
1) Terdapat jendela, tetapi rusak tidak bisa dibuka.
2) Terdapat ventilasi, tetapi rusak dan tidak bisa dibuka.
3) Keadaan rumah yang padat penghuni dengan jumlah 8 jiwa.
b. Sarana Sanitasi
Semua sarana sanitasi sudah baik
c. Perilaku penghuni
Semua komponen dalam variabel perilaku penghuni sudah baik
2 Rumah Diyantoro
a. Keadaan Rumah
1) Terdapat jendela, ventilasi, pencahayaan, dan lubang asap
dapur yang memenuhi syarat.
2) Rumah tidak padat penghuni sehingga penghuni menjadi aman
dan nyaman saat di rumah.
b. Sarana Sanitasi
Terdapat sarana sanitasi yang memenuhi syarat.
c. Perilaku penghuni
1) Rumah sudah bebas jentik dan tikus.
2) Penghuni setiap hari membersihkan rumah dan halaman dan
penghuni membuang sampah ke tempat sampah.
3 Rumah Nawiyah
a. Keadaan Rumah
1) Terdapat jendela, ventilasi, dan pencahayaan yang memenuhi
syarat.
2) Terdapat lubang asap dapur tetapi rusak dan tidak dapat
dibuka.
b. Sarana Sanitasi
1) Terdapat sarana air bersih, sarana air minum, jamban dan
sarana pembuangan air limbah yang layak dan memenuhi
syarat.
2) Terdapat tempat sampah tetapi tidak terpisah antara sampah
organik dan anorganik.
c. Perilaku Penghuni
1) Rumah sudah bebas jentik dan tikus.
2) Penghuni setiap hari membersihkan rumah dan halaman dan
penghuni membuang sampah ke tempat sampah.
4 Rumah Rianto
a. Keadaan Rumah
1) Terdapat jendela, ventilasi, pencahayaan, dan lubang asap
dapur yang memenuhi syarat.
2) Tingkat kepadatan penghuni sudah baik.
3) Tidak terdapat kandang hewan peliharaan.
4) Kontruksi rumah yang pemanen.
b. Sarana Sanitasi
Terdapat sarana air bersih, sarana air minum, jamban, sarana
pembuangan air limbah, dan tempat sampah yang layak dan
memenuhi syarat.
c. Perilaku Penghuni
1) Rumah sudah bebas jentik dan tikus.
2) Penghuni setiap hari membersihkan rumah dan halaman dan
penghuni membuang sampah ke tempat sampah.
5 Rumah Maun
a. Keadaan Rumah
1) Terdapat jendela dan ventilasi tetapi tidak bisa dibuka sehingga
tidak memenuhi syarat.
2) Terdapat pencahayaan dari lampu tetapi cahaya terlalu redup
sehingga tidak memenuhi syarat.
b. Sarana Sanitasi
1) Terdapat sarana air bersih, sarana air minum, jamban dan
sarana pembuangan air limbah yang layak dan memenuhi
syarat.
2) Terdapat tempat sampah tetapi tidak terpisah antara sampah
organik dan anorganik.
c. Perilaku Penghuni
1) Rumah sudah bebas jentik tetapi terkadang masih terdengar
suara tikus.
2) Penghuni setiap hari membersihkan rumah dan halaman dan
penghuni membuang sampah ke tempat sampah.

a. Nama Kegiatan : Inspeksi Rumah Sehat


b. Tanggal Pemeriksaan : 15 Januari 2021
c. Petugas : Mahasiswa PKL Puskesmas Kedurus
d. RT/RW : 05/07
e. Kelurahan : Kebraon
f. Kecamatan : Karang Pilang

No Nama Jumlah Jumlah Hasil Penelitian Alamat Persentase


KK KK Jiwa Rumah Rumah Rumah
Rumah Sehat Tidak
Sehat

1. Kasmat 2 5 1.099 Kemlaten 91,5%


12f
No.13

2. Muhlisi 1 4 1.200 Kemlaten 100%


12f
No.24
3. Nasrun 1 5 1.115 Kemlaten 97,4%
12f
No.15
4. Salamu 1 4 1.115 Kemlaten 93,7%
n 12e
No.21
5. Maun 2 7 1.200 Kemlaten 100%
12b
No.25
c) Analisis Masalah
Dari hasil kegiatan diatas dapat dianalisis beberapa masalah yaitu terdapat
5 rumah yang dapat dikatakan sehat artinya sudah memenuhi persyaratan
rumah sehat.
d) Pembahasan
1. Rumah Kasmat
a. Keadaan Rumah
4) Terdapat jendela, tetapi rusak tidak bisa dibuka.
5) Terdapat ventilasi, tetapi rusak dan tidak bisa dibuka.
6) Keadaan rumah yang padat penghuni dengan jumlah 8 jiwa.
d. Sarana Sanitasi
Semua sarana sanitasi sudah baik
e. Perilaku penghuni
Semua komponen dalam variabel perilaku penghuni sudah baik
6 Rumah Diyantoro
d. Keadaan Rumah
3) Terdapat jendela, ventilasi, pencahayaan, dan lubang asap
dapur yang memenuhi syarat.
4) Rumah tidak padat penghuni sehingga penghuni menjadi aman
dan nyaman saat di rumah.
e. Sarana Sanitasi
Terdapat sarana sanitasi yang memenuhi syarat.
f. Perilaku penghuni
3) Rumah sudah bebas jentik dan tikus.
4) Penghuni setiap hari membersihkan rumah dan halaman dan
penghuni membuang sampah ke tempat sampah.
7 Rumah Nawiyah
d. Keadaan Rumah
3) Terdapat jendela, ventilasi, dan pencahayaan yang memenuhi
syarat.
4) Terdapat lubang asap dapur tetapi rusak dan tidak dapat
dibuka.
e. Sarana Sanitasi
3) Terdapat sarana air bersih, sarana air minum, jamban dan
sarana pembuangan air limbah yang layak dan memenuhi
syarat.
4) Terdapat tempat sampah tetapi tidak terpisah antara sampah
organik dan anorganik.
f. Perilaku Penghuni
3) Rumah sudah bebas jentik dan tikus.
4) Penghuni setiap hari membersihkan rumah dan halaman dan
penghuni membuang sampah ke tempat sampah.
8 Rumah Rianto
d. Keadaan Rumah
5) Terdapat jendela, ventilasi, pencahayaan, dan lubang asap
dapur yang memenuhi syarat.
6) Tingkat kepadatan penghuni sudah baik.
7) Tidak terdapat kandang hewan peliharaan.
8) Kontruksi rumah yang pemanen.
e. Sarana Sanitasi
Terdapat sarana air bersih, sarana air minum, jamban, sarana
pembuangan air limbah, dan tempat sampah yang layak dan
memenuhi syarat.
f. Perilaku Penghuni
3) Rumah sudah bebas jentik dan tikus.
4) Penghuni setiap hari membersihkan rumah dan halaman dan
penghuni membuang sampah ke tempat sampah.
9 Rumah Maun
d. Keadaan Rumah
3) Terdapat jendela dan ventilasi tetapi tidak bisa dibuka sehingga
tidak memenuhi syarat.
4) Terdapat pencahayaan dari lampu tetapi cahaya terlalu redup
sehingga tidak memenuhi syarat.
e. Sarana Sanitasi
3) Terdapat sarana air bersih, sarana air minum, jamban dan
sarana pembuangan air limbah yang layak dan memenuhi
syarat.
4) Terdapat tempat sampah tetapi tidak terpisah antara sampah
organik dan anorganik.
f. Perilaku Penghuni
3) Rumah sudah bebas jentik tetapi terkadang masih terdengar
suara tikus.
4) Penghuni setiap hari membersihkan rumah dan halaman dan
penghuni membuang sampah ke tempat sampah.

2. Pengambilan Sampel Air


a. Pengambilan Sampel IPAL
Pengambilan sampel instalasi pengelolaan air limbah dilakukan oleh petugas
sanitarian dan mahasiswa PKL Puskesmas Kedurus.
1 Pengambilan sampel IPAL secara mikrobiologi
a) Alat dan Bahan
Alat : Botol Sampel, Coolbox, Korek Api.
Bahan : Masker, Sarung tangan, Etiket/Label, Solasi, Alat Tulis.
b) Waktu dan Lokasi Pengambilan Sampel
Hari/tanggal : Kamis, 14 Januari 2021
Waktu : 09.00 WIB
Lokasi : IPAL Puskesmas Kedurus
c) Prosedur Kerja
1) Membuka kran saluran IPAL
2) Membuka tutup botol dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan
tangan kanan, kemudian flambir mulut botol.
3) Mengisi botol sampel sampai dengan batas leher botol.
4) Setelah diisi sampai batas leher botol, flambir mulut botol, ditutup dengan
kapas dan kertas coklat, dan tali dengan rapat.
5) Menempelkan label atau etiket dengan keterangan sebagai berikut:
(a) Nama : Air IPAL
(b) Tanggal Pengambilan : Kamis, 14 Januari 2021
(c) Lokasi : IPAL Puskesmas Kedurus
(d) Waktu Pengambilan : 09.00 WIB
(e) Jenis Pemeriksaan : Mikrobiologi
(f) Nama Pengambil Sampel : Emmy
6) Memasukkan botol sampel kedalam cool box berisi cool pack untuk
selanjutnya dilakukan pengiriman sampel ke Laboratorium Kesehatan
Daerah Surabaya.
2 Pengambilan sampel IPAL secara kimia
a) Alat dan Bahan
Alat : Botol air mineral 1500 ml
Bahan : Masker, Sarung tangan, Etiket/Label, Solasi, Alat Tulis.
b) Waktu dan Lokasi Pengambilan Sampel
Hari/tanggal : Kamis, 14 Januari 2021
Waktu : 09.07 WIB
Lokasi : IPAL Puskesmas Kedurus
c) Prosedur Kerja
1) Membuka kran saluran IPAL
2) Membuka tutup botol dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan
tangan kanan.
3) Mengisi botol sampel secara penuh dengan dilewatkan melalui dinding-
dinding botol untuk menghindari aerasi kemudian botol sampel ditutup.
4) Menempelkan label atau etiket dengan keterangan sebagai berikut:
(a) Nama : Air IPAL
(b) Tanggal Pengambilan : Kamis, 14 Januari 2021
(c) Lokasi : IPAL Puskesmas Kedurus
(d) Waktu Pengambilan : 09.07 WIB
(e) Jenis Pemeriksaan : Kimia
(f) Nama Pengambil Sampel : Emmy
5) Selanjutnya dilakukan pengiriman sampel IPAL ke Laboratorium
Kesehatan Daerah Surabaya.
b. Pengambilan Sampel PDAM
Pengambilan sampel PDAM dilakukan oleh petugas sanitarian dan mahasiswa PKL
Puskesmas Kedurus.
1 Pengambilan sampel PDAM secara mikrobiologi
a) Alat dan Bahan
Alat : Botol Sampel, Coolbox, Korek Api.
Bahan : Masker, Sarung tangan, Etiket/Label, Solasi, Alat Tulis.
b) Waktu dan Lokasi Pengambilan Sampel
Hari/tanggal : Kamis, 14 Januari 2021
Waktu : 09.12 WIB
Lokasi : Air PDAM Puskesmas Kedurus
c) Prosedur Kerja
1) Membuka kran penuh dan membiarkan air mengalir selama 1-2 menit,
atau dalam waktu yang dianggap cukup untuk membersihkan saluran pipa.
2) Membuka tutup botol dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan
tangan kanan, kemudian flambir mulut botol.
3) Mengisi botol sampel sampai dengan batas leher botol.
4) Setelah diisi sampai batas leher botol, flambir mulut botol, ditutup dengan
kapas dan kertas coklat, dan tali dengan rapat.
5) Menempelkan label atau etiket dengan keterangan sebagai berikut:
(a) Nama : Air PDAM
(b) Tanggal Pengambilan : Kamis, 14 Januari 2021
(c) Lokasi : Air PDAM Puskesmas Kedurus
(d) Waktu Pengambilan : 09.12 WIB
(e) Jenis Pemeriksaan : Mikrobiologi
(f) Nama Pengambil Sampel : Emmy
6) Memasukkan botol sampel kedalam cool box berisi cool pack untuk
selanjutnya dilakukan pengiriman sampel ke Laboratorium Kesehatan
Daerah Surabaya.
2 Pengambilan sampel PDAM secara kimia
a) Alat dan Bahan
Alat : Botol air mineral 1500 ml
Bahan : Masker, Sarung tangan, Etiket/Label, Solasi, Alat Tulis.
b) Waktu dan Lokasi Pengambilan Sampel
Hari/tanggal : Kamis, 14 Januari 2021
Waktu : 09.14 WIB
Lokasi : Air PDAM Puskesmas Kedurus
c) Prosedur Kerja
1) Membuka kran penuh dan membiarkan air mengalir selama 1-2 menit,
atau dalam waktu yang dianggap cukup untuk membersihkan saluran pipa.
2) Membuka tutup botol dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan
tangan kanan.
3) Mengisi botol sampel secara penuh dengan dilewatkan melalui dinding-
dinding botol untuk menghindari aerasi kemudian botol sampel ditutup.
4) Menempelkan label atau etiket dengan keterangan sebagai berikut:
(a) Nama : Air PDAM
(b) Tanggal Pengambilan : Kamis, 14 Januari 2021
(c) Lokasi : Air PDAM Puskesmas Kedurus
(d) Waktu Pengambilan : 09.14 WIB
(e) Jenis Pemeriksaan : Fisika
(f) Nama Pengambil Sampel : Emmy
5) Selanjutnya dilakukan pengiriman sampel PDAM ke Laboratorium
Kesehatan Daerah Surabaya.
3. Pengendalian Vektor
A. Kegiatan Penyelidikan Epidomilogi (PE) Demam Berdarah Dengue
Kegiatan penyelidikan epidemiologi merupakan suatu kegiatan penyelidikan atau
survey untuk mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau penyakit
secara lebih menyeluruh.
Tujuannya untuk mencocokan antara diagnosa pasien dengan kejadian penyakit.
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam melakukan penyelidikan epidemiologi yakni :
a) Persiapan
Menemukan atau menerima laporan adanya penderita DBD, petugas Puskesmas
atau perangkat desa segera berkordinasi dengan Tim Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Kedurus. Penderita meminta KDRS di RS setempat atau hasil lab dari
penderita.
1) Menyiapkan peralatan survei seperti : senter, formulir PE dan ATK.
2) Memberitahu ketua RT/RW setempat bahwa wilayahnya ada penderita DBD
dan akan dilaksanakan PE.
3) Masyarakat di lokasi tempat tinggal penderita dimohon untuk membantu
kegiatan PE, dalam hal ini dibantu oleh Bumantik RT/RW wilayah tersebut.
b) Pelaksaanaan PE
(1) Data Kasus
Nama Penderita : Faraz mahesta
Hari/Tanggal : Senin, 11 Januari 2021
Lokasi : Gunung Sari Indah HH/3
Prosedur Kerja:
(a) Petugas Puskesmas datang ke Rumah Penderita, memperkenalkan diri dan
selanjutnya wawancara dengan keluarga, untuk mengetahui apakah
keluaraga sehabis pulang dari luar kota dan mengetahui ada tidaknya
penderita DBD /panas yang lainnya.
(b) Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat penampungan air (bak mandi)
dan tempat-tempat lainnya yang menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk Aedes aegypti.baik di dalam maupun di luar rumah/bangunan.
(c) Selanjutnya dilakukan kegiatan pemeriksaan jentik di sebelah kanan dan
kiri sekitar tempat tinggal penderita.
(d) Bila penderita adalah siswa sekolah, maka PE dilakukan juga di sekolah
siswa yang bersangkutan.
(e) Hasil pemeriksaan adanya penderita dan hasil pemeriksaan terhadap
penderita dan pemeriksaan jentik dicatat dalam formulir PE.
(f) Hasil PE dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya,
untuk tindak lanjut lapangan (Fogging Focus) dikoordinasikan dengan
RW/RT setempat.
(2) Hasil kegiatan
Kelurahan Kedurus merupakan bagian dari Kecamatan Karang Pilang dan
masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kedurus. Laporan dari Bumantik
adanya penderita DBD yang berlokasi di wilayah Gunung Sari Indah HH/3.
Penderita bernama Faraz (berumur 1 tahun). Sebelumnya Penderita dirawat di
Rumah Sakit selama 4 hari. Hasil lab menunjukan trombosit sebesar 57.000
yang sudah dinyatakan Demam Berdarah Dengue. Hasil pemeriksaan positif
di dalam/ diluar tempat penampungan air milik penderita dinyatakan negatif
jentik hanya saja penampungan air khususnya pada bak mandi kotor, Kondisi
tersebut dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti karena
bionomik nyamuk yang menyukai berkembangbiak di air bersih. Keadaan
rumah kurang pencahayaan, banyak perabotan yang sudah tidak terpakai dan
barang-barang seperti baju-baju yang menggantung, sehingga hal tersebut
dapat menjadi tempat peristirahatan dan perkembangbiakan yang disukai
nyamuk. Didukung dengan adanya musim hujan membuat penyebaran
nyamuk di kelurahan tersebut cepat menular ke masyarakat lain.
Setelah dilakukan pemeriksaan di rumah penderita selanjutnya memeriksa
rumah disekitar rumah penderita. Jarak tiga Rumah dari rumah penderita
diketahui mengalami demam. Pemeriksaan jentik dilakukan pada 20 rumah
samping kanan-kiri dari rumah penderita. Permasalahan tersebut dapat
dilaporkan pada Dinas Kesehatan untuk adanya tindak lanjut yakni fogging di
daerah tersebut.
(3) Analisis Masalah
(a) Belum optimal dalam pemberdayaan masyarakat mengenai pemberantasan
DBD, sehingga masyarakat kurang aktif dan banyak yang sangat
bergantung dan mengandalkan kegiatan penyemprotan atau fogging
sebagai pengendalian utama penyakit DBD.
(b) Masih kurangnya penyuluhan terhadap masyarakat sehingga peran serta
masyarakat masih rendah sehingga kurangnya menjaga kesehatan dan
lingkungan.
(4) Saran dan Tindak Lanjut
(a) Melakukan abatesasi di sekitar wilayah kejadian penyakit DBD.
(b) Pembinaan dan peningkatan kinerja Bumantik dalam melakukan
pemantauan jentik secara berkala dan rutin
(c) Melakukan surveilans ketat di wilayah endemis DBD
(d) Memulai mengadakan pemberdayaan masyarakat secara keseluruhan
untuk aktif dalam permberantasan DBD.

B. Penyuluhan Penyakit DBD dan Pengenalan Alat Ovitrap


1 Tujuan
Untuk mengetahui, memahami, dan mempunyai sikap yang positif tentang
pencegahan Deman Berdarah Dengue kepada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Kedurus.
2 Dasar Teori
a) Pengertian penyakit DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang sering
menimbulkan wabah dan kematian dimana vaksin untuk mencegahnya belum
ditemukan.
b) Penyebab penyakit DBD
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue.
c) Cara Penularan
Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penularan
dapat terjadi bila ada tiga factor yang berperan yaitu manusia, virus dengue
dan nyamuk Aedes aegypti. Bila nyamuk Aedes aegypti menggigit/ mengisap
darah manusia penderita DBD, maka virus dengue ikut terhisap dan akan
berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk pada
kelenjar liurnya. Bila nyamuk menggigit /mengisap darah orang yang sehat
maka virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Jika orang
yang ditularkan tidak memiliki kekebalan maka ia akan segera menderita
DBD dalam waktu 7 hari.
d) Gejala dan Tanda
Mendadak demam tanpa sebab yang jelas, berlangsung 2 – 7 hari. Tanda-
tanda perdarahan seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas digigit
nyamuk Kadang-kadang terjadi mimisan, muntah darah dan bab berdarah.
Kadang-kadang nyeri ulu hati karena perdarahan pada lambung. Bila sudah
parah penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, hal tersebut disebut
dengan syok.
3 Hasil Kegiatan
Kami dari Mahasiswa PKL Puskesmas Kedurus mengadakan kegiatan
penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan penyakit demam berdarah dengue di
Kebraon RW 03 yang dihadiri 15 orang bumantik. Penyuluhan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya
pencegahan dini terhadap penyakit demam berdarah. Melalui pendidikan
kesehatan yang merupakan bentuk promosi kesehatan (Health Promotion)
diharapkan dapat dijadikan intervensi terhadap perubahan perilaku sehingga
perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Mahasiswa PKL Puskesmas Kedurus bersama Sanitarian Puskesmas
Kedurus melakukan penyuluhan tentang upaya pencegahan DBD yaitu 3M Plus
serta mendemonstrasikan cara pembuatan alat perangkap nyamuk yang disebut
ovitrap.
a) Pengenalan Alat Ovitrap
1 Pengertian Ovitrap
Ovitrap adalah suatu perangkap untuk tempat bertelur nyamuk Aedes yang pada
bagian atasnya diberi kasa dan direkatkan pada kayu kecil. Ovitrap merupakan
alat yang dibuat untuk merangkap telur dan nyamuk dewasa. Alat ini berupa
wadah berisi air yang ditutupi jaring sehingga telur-telur nyamuk yang menetas
dan menjadi nyamuk dewasa tidak mampu keluar dari wadah tersebut. Dengan
demikian nyamuk tak dapat mencari makan sehingga mati. Penggunaan ovitrap
cukup efektif dan praktis diterapkan. Masyarakat dapat membuat sendiri dengan
menggunakan biaya yang murah. Yakni dengan menyiapkan dan memasang kasa
nyamuk di dalam sekeliling wadah bekas yang dilapisi plastik berwarna gelap.
Kemudian memberikan air larutan gula untuk mengundang nyamuk bertelur. Lalu
diletakkan pada daerah yang lembab dan gelap, minimal 5 ovitrap di setiap
rumah.
2 Tujuan
Agar masyarakat dapat melakukan pencegahan lebih dini dari DBD dengan
menggunakan alat ovitrap sehingga keluarga dan masyarakat selalu jauh dari
ancaman DBD.
3 Alat dan Bahan
Alat : Gunting, Cutter
Bahan : Botol Air Mineral 600 ml, Plastik Kresek Gelap/Hitam, Selotip
4 Prosedur Kerja
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Potong botol air mineral menjadi dua.
3) Potong plastik kresek gelap/hitam sesuai dengan ukuran botol.
4) Balik bagian atas botol dan pasangkan diatas bagian bawah botol.
5) Lalu tempelkan plastic kresek yang sudah dipotong dibagian luar botol.
6) Alat ovitrap siap digunakan.
5 Hasil Kegiatan
Mahasiswa PKL Puskesmas Kedurus bersama Sanitarian Puskesmas Kedurus
memberi pesan bahwa dalam pencegahan kasus DBD, cara yang paling efektif
adalah dengan memutus mata rantai nyamuk aedes aegpty itu sendiri yaitu salah
satunya dengan pemasangan perangkap nyamuk ovitrap. Dengan ovitrap tadi,
nyamuk dewasa akan masuk dan bertelur di dalam perangkap namun nyamuk dan
telur tersebut tidak dapat keluar dari perangkap sehingga nyamuk tidak akan
berkembang biak. Maka dari itu ovitrap ini sebaiknya dipasang di tempat-tempat
yang terdapat banyak nyamuk seperti gudang, kolong tempat tidur, pojokan
rumah dll. Kegiatan penyuluhan tersebut diakhiri dengan pemberian ovitrap
kepada warga.
C. Pengukuran Kepadatan Lalat
1) Tujuan
a) Untuk mengertahui cara pengukuran kepadatan lalat dengan menggunakan
fly grill
b) Untuk mengukur tingkat kepadatan lalat yang ada di tempat pembuangan
sementara Bogangin dan kemlaten
2) Persiapan
a) Mapping lokasi (TPS Bogangin dan TPS Kemlaten)
b) Waktu pelaksanaan : Senin, 13 Januari 2020
c) Menyiapkan dan membawa alat beserta bahan inspeksi.
(1) Alat dan Bahan :
(a) Flygrill
(b) Stopwatch
(c) Alat Penghitung (Hand Counter)
(d) Kamera Digital
(e)Alat tulis
3) Pelaksanaan
a) Inspeksi TPS Bogangin dan Kemlaten
Hasil

No Komponen TPS Penilaian TPS


Bogangin Kemlaten
1. Desain / Konstruksi 10 10
2. Lokasi TPS terhadap 1 1
pemukiman warga
3. Kondisi penggunaan TPS 3 3
4. Pencemaran terhadap 1 1
lingkungan
5. Kepadatan lalat 3 10
Total 18 25
Kategori Sedang Buruk
Keterangan kategori hasil
0-6 : Baik
7-22 : Sedang
23-50 : Buruk
b) Kegiatan (prosedur Kerja):
1. Menentukan titik lokasi pengukuran kepadatan lalat
2. Meletakkan fly grill pada titik sampling yang telah ditentukan.
3. Meghitung kepadatan lalat di titik tersebut dengan dengan hand counter
durasi selama 30detik, selama 10 kali lalu dibaca jumlah kepadatan lalat.
4. Menghitung rata-rata kepadatan lalat setiap titik dari 5 data tertinggi
kemudian dibagi 5.
5. Hasil kepadatan lalat berdasarkan pengukuran pertama dan kedua
dibandingkan kemudian dikategorikan berdasarkan indeks kepadatan
lalat.
4) Hasil kegiatan Inspeksi Kepadatan Lalat

Lokasi Data Hasil Pengukuran Rata-rata


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TPS 11 5 6 10 7 8 7 9 13 12 11
Bogangi
Interpretasi :
0– 2 = Rendah
3 – 5 = Sedang
6 – 20 = Tinggi
> 21 = Sangat tinggi

a) Menganalisis hasil inspeksi


jumlah 5 data tertinggi
Rata-rata kepadatan Lalat ¿
5
55
¿
5
= 11 (termasuk kategori tinggi)

b) Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran kepadatan lalat di lokasi TPS Bogangin
termasuk Kategori Tinggi.
c) Saran
Perlu dilakukan tindakan pengendalian lalat pada TPS oleh petugas yaitu
melakukan penyemprotan insektisida anti lalat menggunakan mist blower
di TPS Bogangin.

Lokasi Data Hasil Pengukuran Rata-rata


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TPS 14 13 16 11 10 9 12 8 15 12 14
Kemlaten
Interpretasi :
0– 2 = Rendah
3 – 5 = Sedang
6 – 20 = Tinggi
> 21 = Sangat tinggi

d) Menganalisis hasil inspeksi


jumlah 5 data tertinggi
Rata-rata kepadatan Lalat ¿
5
70
¿
5
= 14 (termasuk kategori tinggi)

e) Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran kepadatan lalat di lokasi TPS Bogangin
termasuk Kategori Tinggi.
f) Saran
Perlu dilakukan tindakan pengendalian lalat pada TPS oleh petugas yaitu
melakukan penyemprotan insektisida anti lalat menggunakan mist blower
di TPS Bogangin.

Anda mungkin juga menyukai