Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

“PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN”

Disusun oleh : 1. DHIMAS BINTANG BIMA SAKTI (P27833118014)

2. RIFKA ANGGRAENI (P27833118020)

3. FARIDA DWI RISMA NINGRUM (P27833118024)

4. KEIKO DAMAYANTI (P27833118026)

KELOMPOK B KELAS A SUB 3

D-III KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

SEMESTER 1

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

TAHUN 2018-2019
LEMBAR PENGESAHAN

Kami yang beranda tangan dibawah ini,

Menyatakan bahwa makalah yang kami susun ini sah dan asli dari hasil diskusi dan observasi
yang kami buat dengan sebaik – baiknya.

Dengan ini kami selaku kelompok B D3/A Semester I Kesehatan Lingkungan Surabaya
menyerahkan makalah ini pada :

Hari / Tanggal : Oktober 2018

Tempat : Politeknik Kementerian Kesehatan Surabaya, Jurusan Kesehatan


Lingkungan.

Oleh : 1. Dhimas Bintang Bima Sakti ( P27833118014 )

2. Rifka Anggraeni ( P27833118020 )

3. Farida Dwi Risma Ningrum ( P27833118024 )

4. Keyko Damayanti ( P27833118026 )

Dosen Pembimbing 1, Dosen Pembimbing 2

Umi Rahayu, SKM, M.Kes Rusmiati, SKM, M.Si

NIP : 195603271979042001 NIP :


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut
WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a
natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human
diet.”Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi
yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak
untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh
enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan
karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan
oleh makanan (food borne illness).
Makanan yang sehat membuat tubuh menjadi sehat namun, makanan yang sudah
terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang
dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segikualitas dan kuantitasnya. Mencegah kontaminasi
makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibat kan gangguan kesehatan diperlukan
penerapan sanitasi makanan. Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan
menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat dan aman (Adams, 2003).

Konsekuensi dari berkembangnya rumah makan diperlukan upaya


penyehatan makanan dan minuman dengan tujuan agar kemampuan masyarakat
dalam mengelola dapat meningkat sehingga masyarakat terhindar dari gangguan kesehatan
atau penyakit bawaan makanan/keracunan makanan. Salah satu upaya penyehatan makanan
dan minuman yang dilakukan adalah pengawasan rumah makan.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui hyigene sanitasi makanan dari beberapa prinsip
(pemilihan bahan, penyimpanan bahan, pengolahan, penyimpanan makanan
matang, pengangkutan dan penyajian).
2. Mahasiswa dapat menilai kondisi kesehatan lingkungan di warung tenda hijau
3. Mahasiswa mampu melakukan observasi dan meyusun laporan

1.3 Prosedur Praktikum


1. Menyusun Panduan Observasi Industri Kecil
2. Menentukan lokasi untuk observasi
3. Melakukan Pengamatan Lapangan Di Warung Tenda Hijau
4. Pengolahan Hasil pengamatan observasi
5. Menyusun laporan Observasi Di Warung Tenda Hijau.
BAB II
DASAR TEORI

Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan. (KepMenKes RI : 2003). Tujuan diadakannya sanitasi dan hygiene
adalah untuk mencegah timbulnnya penyakit dan keracunan serta gangguan kesehatan lain
sebagai akibat dari adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup manusia. Sanitasi
makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah
konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli,
mengurangi kerusakan/ pemborosan makanan.
Higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk
melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara
keseluruhan.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman
dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai
pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada
masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan
kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan
yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam
pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu :
1. Keadaan Bahan Makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya
terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti
daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham makanan yang
baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan makanan yang
begitu panjang dan melalui jarngan perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya
mendapatkan bahan makanan yang baika dalah menghindari penggunaan bahan
makanan yang berasal dari sumber tidak jelas (liar) karena kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.

1. Cara Penyimpanan Bahan Makanan

Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat.
Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan
penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan
makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga.
Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah sebagai
berikut:

– Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi
syarat

– Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi
kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk
produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.

2. Proses Pengolahan

Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian
Yaitu:

1. Tempat pengolahan makanan


Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat
pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam
proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya
harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan
sanitasi.

2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan


Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung
berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan,
pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan,
peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini
mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan
melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui
hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens, Streptococcus,
Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus
selalu dalam keadaan bersih dan sehat. Menurut mosby bahwa : “Kebersihan
seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dasar kesehatan
seseorang untuk kesehatan fisik dan kesehatan psikis”.

 Macam-macam personal hygiene :


- Perawatan kulit kepala dan rambut
- Perawatan kuku tangan dan kaki
- Kebiasaan minum air yang sudah dimasak
- Perawatan mata,hidung, telinga

3. Cara pengolahan makanan


Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan
sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip
higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).

Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti prinsip-prinsip hygiene dan
sanitasi seperti :

 Tempat pengolahan
Tempat dimana makanan diolah menjadi makanan terolah atau makanan jadi disebut
dapur. Syarat-syarat untuk dapur :

1. Lantai :

a. Terbuat dari bahan yang kedap air, mudah dibersihkan dan tahan korosif
b. luas lantai 35 sampai 40% dari ruang makan
c. sudut antara dinding dan lantai harus melengkung
d. selalu dalam keadaan bersih

2. Penerangan :

a. semua penerangan harus silau dan tidak menimbulkan bayangan

3. Ventilasi :

a. ventilasi harus cukup


b. fentilasi yang memenuhi syarat akan efektif dan untuk pemilihan
kenyamanan
4. Atap :

a. terbuat dari bahan kedap air dan tidak bocor

5. Pembuangan Asap :

a. dapur harus dilengkapi dengan pengumpul asap dan cerobong


b. pengeluaran asap melalui cerobong tidak mengganggu masyarakat sekitar

4. Cara Pengangkutan Makanan Yang Telah Masak


Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan
perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu
maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau
bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam keadaan
panas 60 C atau tetap dingi 4 C.

5. Cara Penyimpanan Makanan Masak


Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat
penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin.
Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C.
Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.

6. Cara Penyajian Makanan Masak


Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut
terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan bersih,
petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan dan
kebersihan pakaiannya.

Fasilitas Sanitasi

Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapannya digunakan untuk
memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan fisik yang
dapat merugikan kesehatan manusia antara lain sarana air bersih, jamban, peturasan, saluran
limbah, tempat cuci tangan, bak sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja (locker),
peralatan pencegahan terhadap lalat, tikus dan hewan lainnya serta peralatan kebersihan.
(KepMenKes, 2003) Berdasarkan KepMenKes RI NO 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan Restoran bahwa Rumah Makan harus
memenuhi beberapa persyaratan sanitasi seperti:
1. Air Bersih
a. Jumlah mencukupi.
b. Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
c. Angka kuman tidak melebihi dari ambang batas.
d. Kadar bahan kimia tidak melebihi ambang batas.

2. Pembuangan Air Limbah


a. Air limbah mengalir dengan lancar.
b. Terdapat grease trap.
c. Saluran kedap air.
d. Saluran tertutup.

3. Tempat Sampah
a. Sampah diangkut tiap 24 jam.
b. Di setiap ruang penghasil sampah tersedia tempat sampah.
c. Dibuat dari bahan kedap air dan mempunyai tutup.
d. Kapasitas tempat sampah terangkat oleh seorang petugas sampah.

4. Tempat cuci tangan


a. Tersedia air cuci tangan yang cukup.
b. Tersedia sabun dan alat pengering/lap.
c. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, dan halus.
d. Terdiri dari tiga bilik/bak pencuci.

5. Tempat mencuci peralatan


a. Tersedianya air dingin yang cukup memadai.
b. Tersedianya air panas yang cukup memadai.
c. Terbuat dari bahan yang kuat, aman dan halus.
d. Terdiri dari tiga bilik/bak pencuci.

6. Tempat pencuci bahan makanan


a. Tersedia air pencuci yang cukup.
b. Terbuat dari bahan yang kuat, aman dan halus.
c. Alat pencuci yang dipakai mengandung larutan cuci hama.

Prosedur Pembersihan dan Sanitasi Peralatan Dapur Pembersihan dan perawatan


peralatan memegang peranan yang sangat penting untuk mencegah bakteri berkembang biak
dan menyebar ke makanan. Untuk memudahkan proses pembersihan, maka pembersihan
peralatan dilakukan berdasarkan bahan dasar pembuatan alat tersebut, diantaranya :

a. Besi (alat pemanggang, wajan, piring steak, dll) Peralatan yang terbuat dari besi
dibersihkan dengan cara sebagai berikut :

1. Segera bersihkan setelah digunakan dengan menggunakan sikat cuci yang lembut untuk
mencegah goresan.
2. Gunakan air panas dan detergen serta bilas dengan air hangat kurang lebih 70oC.
3. Keringkan dengan lap kering.

b. Marmer (meja marmer) Peralatan ini dibersihkan dengan cara sebagai berikut:
1. Basahi dengan air panas tanpa detergen.
2. Gosok dengan sikat lembut untuk mencegah goresan.
3. Bilas dengan lap basah.
4. Keringkan dengan lap kering.

c. Keramik (piring, cangkir, mangkok, dll) Peralatan ini dibersihkan dengan cara sebagai
berikut :
1. Rendam dengan air hangat yang dicampur dengan detergen.
2. Gosok dengan spon pencuci, jangan menggunakan sikat atau alat penggosok yang kasar
agar keramik tidak tergores.
3. Bilas dengan aier hangat kurang lebih 70oC.
4. Keringkan dengan lap kering

d. Plastik dan melamin (piring, cangkir, Waskom, dll) Peralatan ini dibersihkan dengan cara
sebagai berikut :
1. Rendam dengan air hangat yang dicampur dengan detergen.
2. Gosok dengan spon pencuci yang lembut.
3. Bilas dengan air dingin.Keringkan dengan lap kering.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.1

a. Langsung
dalam keadaan
segar, bahan
BAHAN MAKANAN :
makanan dibeli
a. Bahan makanan
pada waktu
yang digunakan
pagi hari
dalam keadaan √
setelah itu
segar
langsung diolah
1.
b. Sayuran
b. Bahan makanan
ataupun bahan
yang digunakan √ makanan dalam
dalam keadaan
keadaan utuh
utuh atau tidak
dimana penjual
rusak
memilih yang
kualitasnya
bagus
Berdasarkan tabel 1.1 kesimpulan :
Prinsip pemilihan bahan makanan baku

a. Bahan makanan termasuk sayur-mayur dan lauk digunakan langsung dalam keadaan
segar. Bahan dibeli waktu pagi hari di pasar dan langsung diolah saat hari itu juga.
b. Bahan makanan yang dibeli oleh penjual dalam keadaan utuh, penjual memilih bahan
yang berkualitas .

Tabel 1.2

a. Bahan tidak
ada yang
disimpan
PENYIMPANAN
b. Terdapat 1
BAHAN:
lemari
2. pendingin
a. Bersih dan tertutup
√ untuk
b. Lemari pendingin
√ menyimpan
bahan
sementara dari
pasar sebelum
diproses
Berdasarkan tabel 1.2 kesimpulan :

a. Penyimpanan bahan makanan di warung sudah baik karena bahan yang sudah dibeli tidak
ada yang disimpan, karena bahan langsung diolah.
b. Peyimpanan bahan makanan pada lemari pendinginnya sudah baik karena setiap bahan
makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, makanan disimpan didalam ruangan
penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata
keseluruh bagian.

Tabel 1.3

PENGOLAHAN
MAKANAN: a. Bahan peralatan
 Peralatan Makanan Dan terbuat dari
Minuman : √ milamin
a. Bahan √
b. Cara pencucian alat b. Untuk
(piring, gelas, pencucuian alat
sendok) √ digunakan
ember. Untuk
c. Peralatan dalam merendam dan
keadaan baik dan dibilas air
utuh mengalir.
c. Untuk peralatan
makanan
√ menggunakan
√ bahan melamin
 Keadaan dapur √ tetapi dalam
d. Lantai √ keadaan bersih
e. Atap √ dan layak pakai.
f. Ventilasi d. Lantai tidak
g. Pembuangan asap berkramik
h. Penerangan (plasteran) dan
beberapa
berlubang.
e. Atap berlubang
√ dan plafon
 Cara pengolahan sebagian rusak
makanan f. Tidak ada
i. Penjamah tidak fentilasi, karena
bersentuhan tempatnya
langsung dengan terbuka.
makanan g. Tidak ada
pembuangan
asap,karena
ruangan terbuka
h. ada, tetapi
warung tersebut
jam buka
oprasional pagi
–siang.

i. Dalam proses
pengelolahan,
penjamah selalu
membawa lap
dan
menggunakan
sendok/penjapit
saat melakukan
proses.
Berdasarkan tabel 1.3 kesimpulan :

a. bahan pada peralatan makanan dan minuman sudah bagus karena bahan peralatannya
terbuat dari melamin dimana bahan tersebut termasuk peralatan yang dapat dipakai dalam
syarat bahan tempat pengolahan makanan.
b. Cara pencucian peralatan makanan dan minuman masih tergolong kurang baik karena
meskipun sudah menggunakan ember tetapi untuk pembilasnya tidak memakai air yang
mengalir dan sebelum proses pencuciannya seharusnya direndam pakai air hangat agar
bakterinya hilang.
c. Peralatan makanan dan minuman sudah baik karena dalam keadaan utuh bersih dan layak
pakai.
Tabel 1.4

a. Tidak
memakai
celemek,
tetapi selalu
PENJAMAH MAKANAN:
membawa lap
kemana-mana.
b. Tidak
memakai tutup
kepala penjual
a. Memakai celemek
memakai
√ jilbab
b. Memakai tutup
kepala/hairnet √
c. Tidak
c. Menjaga kebersihan:
menggunakan
- Kuku
4. - Rambut √ seragam,
rambut
- Pakaian/seragam
tertutup oleh
kerudung dan
kuku bersih
d. Tidak Merokok √
d. Penjamah
e. Sopan dan ramah √ tidak merokok
e. Penjamah
f. Tidak menggaruk –garuk
sangat ramah
anggota badan √ dan sopan
(telinga,hidung,mulut atau
untuk
bagian lainnya)
menlayani
penjual
f. Penjual tidak
menggaruk
anggota tubuh
Berdasarkan tabel 1.4 kesimpulan :

a. Penjamah makanan tidak memakai celemek tergolong cukup karena meskipun tidak
memakai celemek tetapi penjamah makanan selalu membawalap kemana-mana
b. Penjamah makanan tidak memakai tutp kepada/hairnet tergolong kurang baik karena
meskupin penjamah makanan memakai kerudung dikhawatirkan kerudung tersebut
mengenai makanan.
c. Untuk kebersihan penjamah makanan (kuku,rambut, dan pakaian/seragam) termasuk
cukup karena kuku dan seragam/pakaian sudah tergolong bersih namun untuk bagian
rambut tidak diketahui kebersihannya dikarenakan tertutup pleh kerudung.
Tabel 1.5

PENYIMPANAN
MAKANAN MATANG: Terdapat tirai pada
etalase makanan
5.
a. Wadah yang bersih matang,
dan tertutup √ piring,gelas,sendok
dan keadaan bersih dan
rapi.
Berdasarkan tabel 1.5 kesimpulan :

a. Penyimpanan makanan matang pada wadah yang bersih dan tertutup sudah baik karena
sudah terdapat tirai etalase untuk melindungi makanan dan keadaan peralatan makananya
dalam keadaan bersih.

Tabel 1.6

PENGANGKUTAN
MAKANAN: a. Tidak ada
a. Tempat untuk √ tempat untuk
pengangkutan pengangkutan
makanan b. jarak antara
b. Jarak antara pegawai dan
6.
makanan dan mulut √ makanan tidak
pegawai √ bersentuhan.
c. Makanan yang c. Makanana yang
diangkut keadaan diagkut dalam
tertutup keadaan
terbuka
Berdasarkan tabel 1.6 kesimpulan :

a. Tempat untuk pengangkutan makanan tergolong masih kurang baik dikarenakan tidak
adanya tempat pengangkutan makanan.
Tabel 1.7

FASILITAS SANITASI :

 Penyediaan air
bersih:
a. Sumber Air a. Sumber air
(PDAM/Air untuk cuci
Sumur) piring
√ menggunakan
b. Ketersediaan air PDAM.
(60L/hari)
√ b. Mencukupi
persediaan air
60liter/hari

 Pengelolaan Untuk pembuangan air


pembuangan air bekas cucian,
bekas √ ditampung dalam bak (
ember ) lalu di buang
7.
 Pengelolaan vector ke selokan.
dan pelindung
serangga √ Terdapat beberapa lalat
(tikus,kecoa,lalat) disekitar lingkungan
warung.
 Pembuangan
sampah: √
a. Pemilahan sampah Untuk sampah tidak
√ dipisah tapi dijadikan 1
organik
antara sampah organik
b. Pemilahan sampah dan anorganik lalu
anorganik √ dibuang ke TPS
a. Tersedianya
 Tempat cuci tangan √ replika wastafel
a. Tersedia air b. sabun cuci
cuci tangan tangan dan lap
yang cukup kering
b. Tersedia sabun
dan alat
pengering/lap

Berdasarkan tabel 1.7 kesimpulan :


Fasilitas Sanitasi tergolong sudah baik karena adanya pengelolaan vektor dan tempat cuci
tangan yang cukup baik
Tabel 1.8

PENYAJIAN a. Wadah tidak


MAKANAN: terpisahkan
a. Wadah dalam √ antara makanan
8.
keadaan baik dan berkuah dan
bersih kering

Berdasarkan tabel 1.8 kesimpulan :


Tempat atau wadah untuk penyimpanan makanan termasuk cukup baik, karena suah tertata
dan bersih
BAB IV
PENUTUP

1.Kesimpulan
Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian penting dalam segala aktivitas masyarakat,
Mengingat adanya kemungkinan penyakit – penyakit akibat makanan. Kebiasaan – kebiasaan
buruk pada masyarakat dapat mempengaruhi kehidupan lingkungan sekitar. Maka dari itu,
kami melakukan observasi dengan tujuan pengenalan dan pengobservasian terhadap sebuah
industri kecil diman kita memilih warung tenda hijau yang ada di Jl. Pucang Jajar Tengah 83
Surabaya.
Dari hasil observasi dapat kami simpulkan bahwa warung tersebut masih kurang menerapkan
prinsip sanitasi higiene sanitasi makanan. Berikut kesimpulan yang kami dapat :
Berdasarkan prinsip sanitasi hygiene makanan dan fasilitas sanitasi pada warung tenda hijau
rata-rata mendapatkan nilai kurang ataupun cukup. Dimana dari cara pengolahan ataupun
fasilitas sanitasi warung tersebut kurang meperhatikan dalam ketentuan tempat pengolahan
makanan. Tetapi pada warung tenda biru tersebut ada juga yang masih diperhatikan
ketenttuan tempat pengolahan makanan contohnya dalam bahan makanan, tempat cuci
tangan, dimana warung tersebut masih memperhatikan dari segi kualitas dan kebersihan
walaupun tidak sesuai dengan prinsip hygiene sanitasi makanan.

2.Saran
1) Meningkatkan pengetahuan tenaga penjamah makanan tentang bagaimana ketentuan
dari prinsip hygiene sanitasi makanan
2) Meningkatkan kualitas mutu dan kualitas makanan yang berdasarkan ketentuan pada
hygiene sanitasi makanan
3) Setiap pengelola rumah makan perlu meperhatikan kebersihan yang berdasarkan
hygiene sanitasi makanan
4) Bagi penjamah makanan disarankan agar lebih memperhatikan sanitasi penggolahan
makanan untuk mencegah adanya kontaminasi pada peralatan maupun makanan. Dan
untuk pencucian peralatan seperti sendok dan piring lebih diperhatikan lagi, karena
piring yang digunakan dari bahan melamin yang seharusnya pencuciannya
menggunakan air hangat.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/291544239/Laporan-Pemeriksaan-Hygiene-Sanitasi-Rumah-
Makan (diakses pada 01 oktober 2018, pukul 11.00)
https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/27/higiene-dan-sanitasi-makanan/
( diaskes pada 01 oktober 2018, pukul 11.15 )
https://www.researchgate.net/publication/323648605_Hygiene_Sanitasi_Penjamah_Makanan
_Terhadap_Kandungan_Escherichia_Coli_Diperalatan_Makan_Pada_Warung_Makan
(diaskes pada 02 oktober 2018, pukul 13.00)
Bugisa Anidara.2011.gambaran penerapan hygiene sanitasi makanan ditinjau dari
karakteristik penjamah makanan pada beberapa rumah makan disekitar kampus 1 UIN
ALAUDI.MAKASAR;jurnal (diaskes pada 06 oktober 2018,pukul 12.35)
LAMPIRAN

Atap warung tenda hijau dapur warung tenda hijau

Peralatan makanan warung tenda hijau etalase penyimpan makanan matang


Lemari pendingin minuman meja tempat untuk makan bagi pembeli

Penerangan pada dapur tempat penyucian alat


Wastafel replika dan lap lantai plasteran pada warung tenda hijau

Anda mungkin juga menyukai