Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN EKOLOGI

KEANEKARAGAMAN HAYATI DI AIR

Dosen Pembimbing :

Drh. Koerniasari, M.Kes

Fitri Rokhmalia, SST.M.KL

Disusun Oleh :

Dhimas Bintang Bima S P27833118014

Rifka Anggraeni P27833118020

D-III A SEMESTER II KELOMPOK A

KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kerja praktikum beserta laporannya ini dapat diselesaikan.

Dari penyusun laporan ini kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut,
antara lain :

1. Ibu Sari selaku dosen pembimbing mata kuliah ekologi lingkungan

2. Rekan tim kelompok A D-III kesehatan lingkungan surabaya

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
sangat membuka kritik dan saran yang membangun laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kami serta pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Surabaya, 2 maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................. 1
1.3 TUJUAN ....................................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian keanekaragaman hayati ............................................................................................... 3
2.2 Tumbuhan Air ............................................................................................................................... 3
2.3 Fungsi Tumbuhan Air ................................................................................................................... 5
2.4 Ekosistem ...................................................................................................................................... 6
2.5 Komponen Biotik dan Abiotik ...................................................................................................... 7
2.6 Fitoremidiasi dan Bioremidiasi sebagai pengolahan air limbah ................................................... 7
2.7 Pengolaan air limbah..................................................................................................................... 8
2.8 Fitoplankton .................................................................................................................................. 9
BAB IV ................................................................................................................................................. 12
HASIL PENGAMATAN ...................................................................................................................... 12
BAB IV ................................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 15
4.2 Saran ........................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup memerlukan
kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan
dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya. Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat
adanya siklus melalui hujan, aliran air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara
terus menerus. Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi
kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan (Bagyo dalam Rofiqi,
2012).

Tanaman air merupakan bagian dari vegetasi penghuni bumi ini, yang media tumbuhnya
adalah perairan. Penyebaranya meliputi perairan air tawar, payau sampai kelautan dengan
beraneka agam jenis, bentuk dan sifatnya. Jika memperhatikan sifat dan posisi hidupnya di
perairan, tanaman air dapat dibedakan dalam 4 jenis, yaitu : (Yusuf, 2008).

1. tanaman air yang hidup pada bagian tepian perairan (marginal aquatic plant)
2. tanaman air yang hidup pada bagian permukaan perairan (floating aquatic plant)
3. tanaman air yang hidupmelayang di dalam perairan (submerge aquatic plant)
4. tanaman air yang tumbuh pada dasar perairan (the deep aquatic plant)

Tumbuhan air merupakan produsen utama bagi hewan-hewan yang ada disekitarnya.
Keragaman tumbuhan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang ada
di perairan tersebut.Warna tumbuh-tumbuhan disebabkan oleh terdapatnya pigmen tambahan
yang terlarut di dalam air yang dinamakan fitoksianin (Bagyo dalam Rofiqi, 2012).

Keanekaragam hayati (biological-diversity atau biodiversity) adalah semua makhluk


hidup di bumi (tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme) termasuk keanekaragaman genetik
yang dikandungnya dan keanekaragaman ekosistem yang dibentuknya (DITR 2007).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah definisi keanekaragaman hayati?
2. Apa ekologi keanekaragaman hayati khusus air?
3. Apakah yang dimaksud dengan fitoremidiasi dan Bioremidiasi?

1
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui ekologi pada tumbuhan air bagian tepi perairan
2. Untuk mengetahui ekologi pada tumbuhan air bagian Permukaan perairan
3. Untuk mengetahui ekologi pada tumbuhan air bagian Dasar perairan
4. Untuk mengetahui ekologi pada tumbuhan air bagian Melayang
5. Untuk sebagai aplikasi pengelolahan air limbah
6. Untuk sebagai aplikasi Fitobiodasi
7. Untuk sebagai aplikasi Bioremidasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian keanekaragaman hayati


Keanekaragaman hayati ( biodiversity ) adalah semua kehidupan di atas bumi ini baik
tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme, serta berbagai materi genetik yang
dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. termasuk
didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang
berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairan
lainnya.

Tanaman air merupakan bagian dari vegetasi penghuni bumi ini, yang media tumbuhnya
adalah perairan. Penyebaranya meliputi perairan air tawar, payau sampai kelautan dengan
beraneka agam jenis, bentuk dan sifatnya. Jika memperhatikan sifat dan posisi hidupnya di
perairan, tanaman air dapat dibedakan dalam 4 jenis, yaitu : (Yusuf, 2008).

1. tanaman air yang hidup pada bagian tepian perairan ( marginal aquatic plant )
2. tanaman air yang hidup pada bagian permukaan perairan ( floating aquatic plant )
3. tanaman air yang hidupmelayang di dalam perairan ( submerge aquatic plant )
5. tanaman air yang tumbuh pada dasar perairan ( the deep aquatic plant)

Keanekaragaman hayati terdiri atas tiga tingkatan (Purvis dan Hector 2000)

1. Keanekaragaman spesies, yaitu keanekaragaman semua spesies makhluk hidup di


bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak
(tumbuhan, jamur, hewan yang bersel banyak atau multiseluler).
2. Keanekaragaman genetik, yaitu variasi genetik dalam satu spesies, baik di antara
populasi-populasi yang terpisah secara geografis, maupun di antara individuindividu
dalam satu populasi.
3. Keanekaragaman ekosistem, yaitu komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya
dengan lingkungan fisik (ekosistem) masingmasing.
4. Keanekaragaman hayati (biodiversity) merupakan dasar dari munculnya beragam jasa
ekosistem (ecosystem services), baik dalam bentuk barang/produk maupun dalam
bentuk jasa lingkungan yang sangat diperlukan oleh perikehidupan makhluk hidup,
khususnya manusia.

2.2 Tumbuhan Air


Menurut Widjaja (2004) dalam Apriandi (2008), tumbuhan air merupakan kumpulan
dari berbagai golongan tumbuhan, sebagian kecil terdiii dari lumut danpaku-pakuan, sebagian
besar terdiri dari spermatophyta atau tumhuhan yang sebagian atau seluruh daur hidupnya
berada di air. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengolahan air limbab
menggunakan tumbuhan air, terdapat beberapa tumbuhan air yang dapat digunakan dalam
pengolahan air limbah. Tumbuhan air tersebut antara lain adalah kayu apu (Pistia stratiotes),

3
kangkung (Ipomoea aquatica), eceng gondok (Eichhornia crassipes), kiambang (Salvinia
molests), gulma itik (Lentiza sp ), serta berbagai tipe tumbuhan air mencuat dan tenggelam
Masing masing tumbuhan air tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengolah
air limbah. Lemna sp. sering digunakan dalam pengolahm air limbah karena ukurannya yang
kecil sehingga mernudahkan penanganan clan pemanenannya.

Tumbuhan air adalah tumbuhan yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berada di
air, mempunyai peranan sebagai produsen primer di perairan yang merupakan sumber
makanan bagi konsumen primer atau biofag (antara lain ikan). Di samping itu tumbuhan air
juga membantu aerasi perairan melalui fotosintesis, mengatur aliran air, membersihkan aliran
yang tercemar melalui proses sedimentasi, serta penyerapan partikel dan mineral. Tumbuhan
air merupakan tempat pemijahan ikan, serangga, dan hewan lainnya. Beberapa jenis
tumbuhan air juga memberikan sumber makanan langsung untuk manusia seperti kangkung
(Ipomoea aquatica). Tumbuhan air seperti ilung (Eicchornia crassipes), purun tikus
(Eleochiris dulcis), kumpai minyak (Panicum sp.), dan rumpiang (Pandanus sp.), bento
(Leersia hexandra), ganggeng (Hydrilla verticillata), jungkal (Hanguana malayana),
kangkung (Ipomoea aquatica), kumpai bulu (Paspalum sp.) merupakan tempat pemijahan
ikan pada musim penghujan (Utomo et al., 2001 dalam Burnawi, et al, 2010).

1. Tumbuhan yang daunnya muncul diatas permukaan air, batang di dalam air, dan akar
didalam tanah.
- segi positif : menyediakan oksigen bagi organisme di udara oleh daunnya yang
tumbuh diatas permukaan air, akarnya yang berada didalam tanah juga tidak terlalu
mengganggu ketersediaan nutrien dan unsur hara yang ada di air karena nutrien dan
unsur hara yang diambilnya berasal dari dalam tanah. dapat dijadikan sebagai tempat
berkembang biak ikan-ikan dengan melekatkan telurnya pada batangnya.
- Segi negatif : jika keberadaannya melimpah dapat mengurangi area hidup
organisme/hewan perairan sehingga mengganggu pergerakan dan aktivitasnya di air.
2. Tumbuhan yang daunnya muncul diatas permukaan air, batang dan akarnya melayang
didalam air.
- Segi positif : oksigen di udara karena daunnya yang tumbuh di atas permukaan air,
akar-akarnya yang melayang didalam air dapat menyerap nutrien dan unsur hara yang
terdapat di air, selain itu beberapa jenis tumbuhan ini akarnya dapat menyerap logam
seperti besi untuk menetralisir perairan dari pencemaran logam sehingga
keberadaannya dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran perairan. Selain itu
akarnya bisa dijadikan tempat pemijahan ikan. Seperti eceng gondok, kemampuan
tanaman inilah yang banyak di gunakan untuk mengolah air buangan, karena dengan
aktivitas tanaman ini mampu mengolah air buangan domestic dengan tingkat efisiensi
yang tinggi.
- Segi negatif : akarnya dapat menyerap nutrien dan unsur yang terdapat di air sehingga
organisme/hewan air lain tidak memperoleh nutrien dan unsur hara yang cukup untuk
tumbuh.
3. Tumbuhan yang daunnya muncul diatas permukaan air, tidak memiliki batang, dan
akarnya melayang didalam air.

4
- Segi positif : menyerap senyawa toksik terlarut dalam saluran air masuk (irigasi) dan
saluran air keluar (drainase) seperti Fe dan SO4 sehingga memiliki sifat toleran
terhadap kelarutan besi yang tinggi. Terdapat tumbuhan air jenis ini yang akarnya
dapat mengikat logam seperti tanaman gelam Melaleuca sp sehingga dapat menjadi
indikator pencemaran air.

- Segi negatif : terhalangnya cahaya masuk kedalam perairan sehingga


organisme/hewan air tidak dapat menerima cahaya dengan baik, selain itu akar-
akanya yang tumbuh menyerap nutrien dan unsur hara yang terdapat di air yang
seharusnya dikonsumsi oleh organisme/hewan air, contohnya eceng gondok, yang
juga dapat menyebabkan pendangkalan perairan.

4. Tumbuhan yang seluruh tubuhnya melayang didalam air

- Segi positif : daunnya dapat menyediakan oksigen bagi perairan yang dapat
dimanfaatkan oleh organisme/hewan air lainnya, selain itu juga tumbuhan jenis ini
sebagai makanan bagi organisme/hewan lain.

- Segi negatif dengan adanya kelimpahan tumbuhan jenis ini adalah mereka dapat
menyerap nutrien dan unsur hara yang ada di dalam air sehingga mengurangi ketersediaan
nutrien dan unsur hara bagi organisme/hewan lain, selain itu produksi karbondioksidanya
keluar didalam air sehingga apabila tumbuhan ini tumbuh melimpah maka akan
menyebabkan perairan menjadi asam dan akhirnya dapat mengganggu aktifitas hidup
organisme/hewan lain.

5. Tumbuhan yang daunnya muncul diatas dasar perairan dan akarnya didalam tanah.

- Segi positif : menyediakan oksigen bagi air yang dapat dimanfaatkan oleh
organisme/hewan air contohnya ikan karena daunnya tumbuh diatas dasar perairan, selain itu
juga daunnya bisa menjadi makanan bagi ikan herbivora. Akarnya yang tumbuh didalam
dasar perairan/tanah tidak mengganggu unsur hara dan nutrien dalam air karena mereka
mengambilnya dari dalam tanah. Daunnya juga bisa menjadi tempat perkembangbiakan dan
melekatnya telur ikan.

- Segi negatif dengan melimpahnya tumbuhan jenis ini dapat mengganggu dengan
tingginya kadar karbondioksida dalam air sehingga mempengaruhi aktifitas hidup
organisme/hewan air lain seperti ikan, apabila keberadaannya terus melimpah maka dapat
menyebabkan air menjadi asam oleh produksi karbondioksida yang melimpah.

2.3 Fungsi Tumbuhan Air


Tumbuhan air merupakan tumbuhan yang tinggal di sekitar air dan didalam air yang
berfungsi sebagai penghasil energi pada suatu ekosistem (Odum dan Barrett,
2005 dalam Kurniawan, 2012). Kehadiran tumbuhan air pada suatu ekosistem perairan darat
adalah penting selama populasinya masih terkendali.Fungsi tumbuhan air pada suatu
ekosistem perairan darat di antaranya sebagai sumber makanan hewan seperti ikan, tempat
ikan meletakkan telurnya dan tempat berlindung bagi hewan-hewan seperti invertebrata
maupun vertebrata dari teriknya sinar matahari ataupun dari predator. Selain itu, berdasarkan
5
pada proses fisiologinya tumbuhan air dapat mensintesa nutrient dengan bantuan cahaya
matahari melalui proses fotosintesis dan secara fisik dapat mengurangi kecepatan aliran air
sehingga dapat mengurangi erosi dan menurunkan kadar turbiditas (Newall, 1995; Wetzel
and Gopal, 2001 dalam Kurniawan, 2012). Keterkaitan hal-hal tersebut dapat memberikan
kontribusi pada peningkatan kualitas air. Ward et al., (1993) dalam Kurniawan (2012)
menyatakan bahwa keanekaragaman tumbuhan air pada suatu perairan akan memperkaya
keanekaragaman habitat yang dibentuknya. Makin beranekaragam tumbuhan air, maka makin
beranekaragam pula fauna yang dapat ditemukan.

2.4 Ekosistem
Suatu sistem ekologi yang berlangsung antara mahluk hidup dengan lingkungannya
melalui hubungan interaksi yang bertimbal balik. Ekosistem secara umum dibagi menjadi
2 jenis, yaitu ekosistem darat (terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik).

2.4.1 Eksositem Air Tawar

Ekosistem air tawar adalah ekosistem perairan yang identik dengan konsentrasi garam
yang rendah. Berdasarkan pergerakan arusnya, ekosistem air tawar dibagi menjadi 2 jenis
lagi, yaitu :

1. Habitat lentik adalah habitat air yang tidak memiliki arus sehingga airnya tidak
mengalir secara terus menerus, contohnya ekosistem danau.
2. Habitat lotik adalah habitat air yang memiliki arus sehingga airnya mengalir, tidak
hanya diam, contohnya adalah ekosistem sungai.

2.4.2 Ekosistem danau

Salah satu ciri khas ekosistem danau adalah memiliki air yang tenang dan kondisi
komponen penyusun ekosistemnya (baik faktor biotik, maupun abiotik) yang relatif lebih
stabil. Kehidupan di dalam perairan danau dipengaruhi oleh cahaya matahari yang masuk
melewati partikel air danau. Untuk daerah yang bisa oleh oleh cahaya matahari (daerah
fotik), biasanya proses fotosintesis dari berbagai biota danau masih dapat berlangsung.
Sedangkan untuk daerah yang tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari (daerah afotik),
fotosintesis tak mungkin lagi terjadi.

2.4.3 Ekosistem Sungai


Ekosistem sungai adalah ekosistem air tawar yang memiliki aliran yang searah, dari
hulu menuju hilir. Air yang mengalir dengan konstan, mengikis tanah, dan membentuk
habitat unik yang kemudian menjadi penunjang kehidupan beberapa mahluk hidup.
Selain itu, aliran sungai juga mempengaruhi terjadinya sedimentasi, suplai oksigen, dan
nutrisi hara bagi tanaman.Kecepatan aliran air sungai bisa berbeda-beda di beberapa titik.
Gesekan pada sekitar dinding dan dasar sungai telah mengurangi kecepatan arus dan
membuat alga bisa menempel di permukaan bebatuan, akar tanaman bisa menancap, dan
hewan-hewan bisa hidup di dasar sungai tanpa terbawa arus.

2.4.4 Pembagian zona danau di ekosistem air tawar

6
Berdasarkan jarak dari tepi permukaan daratan, ekosistem perairan danau terbagi ke
dalam 3 zona, yaitu zona litoral, zona limnetik, dan zona profundal.

1.Zona litoral : daerah dangkal yang berdekatan dengan tepi danau. Daerah ini dapat
ditembus cahaya matahari dengan optimal sehingga tumbuhan berakar atau alga yang
mengapung tumbuh subur di zona ini.

2.Zona limnetik : daerah yang jaraknya jauh dari tepi daratan, tapi masih bisa ditembus
oleh cahaya matahari. Pada zona ekosistem air tawar ini, fitoplankton dan beberapa
tumbuhan menyediakan makanan bagi zoo plankton, ikan, dan hewan-hewan lainnya.
3.Zona profundal : daerah yang tidak lagi dapat ditembus oleh cahaya matahari karena
letaknya terlalu dalam. Di zona ini, hidup para predator heterotrof dan bentos yang hidup
di dasar air dan bekerjamen dekomposisi limbah-limbah organik. Selain itu, banyak
bakteri dan makhluk hidup anaerob juga tumbuh subur di zona ini.

2.5 Komponen Biotik dan Abiotik


Secara bahasa, biotik artinya hidup. pengertian komponen biotik diartikan sebagai
komponen-komponen penyusun ekosistem yang berupa mahluk hidup. Beberapa contoh
komponen biotik misalnya hewan, tumbuhan, monera, fungi, virus, bakteri, dan manusia.
Komponen biotik berkembang biak dan bertahan hidup dalam lingkungan abiotik.

Pengertian biotik, pengertian komponen abiotik diartikan sebagai komponen-komponen


penyusun ekosistem yang berupa benda-benda mati. Beberapa contoh komponen abiotik
misalnya tanah, suhu, sinar matahari, air, udara, dan lain sebagainya. Komponen abiotik
sangat mempengaruhi jenis dan pola hidup komponen biotik dalam suatu satuan ekosistem.

Komponen penyusun ekosistem perairan (Odum 1996) adalah:


A. Abiotik
1. Substansi organik, seperti: karbohidrat, protein, lemak, dll.
2. Substansi an-organik, seperti: Nitrogen, Fosfor, Sulfur, Kalsium, dll.
3. Iklim, seperti suhu dan faktor fisik lainnya.

B. Biotik
1. Produsen, yaitu makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri
(autotrof) termasuk tanaman hijau dan bakteri kemoshintetik.
2. Konsumen makro, seperti hewan (fagotrof).
3. Konsumen mikro, seperti dekomposer/osmotrof (safrotrof).

2.6 Fitoremidiasi dan Bioremidiasi sebagai pengolahan air limbah


Bioremediasi merupakan pemanfaatan mikroorganisme (jamur, bakteri) untuk
membersihkan senyawa pencemar (polutan) dari lingkungan. Bioremediasi juga dapat

7
dikatakan sebagai proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam
kondisi terkendali.

Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi


bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air) atau dengan kata
lain mengontrol, mereduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan. Dengan
pengelolaan yang tepat, bakteri-bakteri yang merugikan seperti bakteri pengoksidasi sulfur
(BOS) dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan recovery logam-logam terutama besi, nikel,
tembaga, emas, dan perak. Kegiatan rehabilitasi lahan bekas tambang dapat ditingkatkan
dengan bantuan mikroba tanah. Melalui proses bioremediasi, mikroba tanah dapat
menggunakan logam sebagai aktivator enzim atau aseptor elektron untuk pertumbuhannya
sehingga logam menjadi tidak berbahaya di alam. Dalam hal ini mikroba menghalangi
tanaman menyerap logam dengan cara menahan logam di akar, mikroba menghasilkan enzim
tertentu yang dapat mengurangi toksisitas logam atau mikroba bahkan membantu tanaman
mengakumulasi logam dalam jumlah yang lebih besar tetapi tanaman tidak keracunan.
Karena itu proses rehabilitasi areal bekas tambang dapat dipercepat dengan bantuan mikroba
tanah.

Fitoremidiasi merupakan pemanfaatan tumbuhan, mikroorganisme


untukmeminimalisasi dan mendetoksifkasi polutan, karena tanaman mempunyaikemampuan
menyerap logam dan mineral yang tinggi atau sebagai fitoakumulator dan fitochelator.
Konsep pemanfaatan tumbuhan dan mikroorganisme untukmeremediasi tanah yang
terkontaminasi polutan adalah pengembangan terbarudalam teknik pengolahan limbah.

Kedua jenis bakteri ini memiliki kemampuan untuk mengeliminasimerkuri pada


media Kombinasi mekanisme kerja ini yang menyebabkan proses reduksimerkuri pada kultur
yang ditanam pada isolat campuran kedua jenis bakteri inilebih besar dibandingkan dengan
isolat tunggal. Jenis unsur hara yang diukurdalam penelitian ini meliputi: unsur hara makro
dan unsur hara mikro, yang meliputi: unsur C, N, P, K, Na, Ca, Mg, Fe. Aplikasi
reklamasi terpadu pada lahan pasca penambangan emas telah mampu meningkatkan unsur
hara tanah.

2.7 Pengolaan air limbah


Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) sangatdiperlukan.
Menurut peraturan tersebut limbah lumpur minyak bumidikategorikan sebagai limbah B3
dengan kegiatan 2320. Limbah industri dapatdidaurulang (recycle), didaurguna (reuse) dan
recovery. Sehubungan dengan haltersebut sesuai dengan keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 128tahun 2003 maka diperlukan pengolahan limbah minyak bumi
sebagai upayakegiatan pemulihan lingkungan, melalui pendekatan secara biologis atau
dikenaldengan istilah bioremediasi (Kementerian Lingkungan Hidup, 2003).

Limbah minyak bumi terdiri dari senyawa hidrokarbon yang


merupakan polialifatik hidrokarbon seperti alkana (n-normal, iso dan siklo) dan
poliaromatikhidrokarbon (PAH) seperti naftaeno, benzena, naftalena, benzo(a)pirena,

8
air,unsur logam (As, Cd, Cr, Hg, Pb, Zn, Ni, Cu) serta non hidrokarbon sepertisenyawa
nitrogen, sulfur, oksigen dan aspal (Connell & Miller, 1995).

Cara yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mengendalikan pencemaran


trsebut adalah dengat memanfaatkan tumbuhan. Tumbuhan budidayayang dipilih bukan
merupakan tanaman pertanian yang bisa dikonsumsi oleh manusia, karena untuk menghindari
adanya sisa kontaminan yang kurang aman jika dikonsumsi manusia. Secara
alamiah lingkungan memiliki kemampuan untukmendegradasi senyawa-senyawa pencemar
yang masuk ke dalamnya melalui proses bologis dan kimiawi. Namun, Sering kali beban
pencemaran di lingkunganlebih besar dibandingkan dengan kecepatan proses degradasi
zat pencemartersebutsecara alami. Akibatnya, zat pencemar akan terakumulasi sehingga
dibutuhkancampur tangan manusia dengan teknolgi yang ada untuk mengatasi
pencemarantersebut. (Nugroho, 2006)

Salah satu alternative penanggulangan lingkungan tercemar minyak adalahdengan


teknik bioremidiasi, yaitu suatu teknologi yang ramah lingkungan, efektifdan ekonomis
dengan memanfaatkan aktivitas mikroba seperti bakteri. Melaluiteknologi ini diharapkan
dapat mereduksi minyak buangan yang ada danmendapatkan produk samping dari aktivitas
tersebut (Udiharto et al., 1995).Bioremidiasi merupakan salah satu teknologi inovatif untuk
mengolah kontaminan, yaitu dengan memanfaatkan mikroba, tanaman, enzim tanaman
atauenzim mikroba. (Gunalan, 1996).

2.8 Fitoplankton
Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting dalam
ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan klorofil mampu melakukan
fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air yang dilakukan oleh fitoplankton
(produsen), merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisme air lainnya yang
berperan sebagai konsumen, dimulai dengan zooplankton dan diikuti oleh kelompok
organisme air lainnya yang membentuk rantai makanan (Barus, 2004).

Peranan fitoplankton dalam ekosistem perairan marin demikian penting, yakni selain
sebagai penyedia energi, beberapa jenis di antaranya Gymnodinium
mikroadriaticum (Dinoflagellata/Pyrrophyta) membentuk simbiont sebagai zoox
(zooxanthelae) yang mampu bersimbiosis dengan hewan koral (Coelenterata). Zoox inilah
yang memberi warna-warni exotic pada koral hidup. Peranan lain dalam ekosistem perairan
marin adalah pada kasus-kasus kematian ikan/udang secara mendadak dalam jumlah besar di
tambak-tambak di wilayah pantai, tidak bisa dijawab dengan hanya analisis fis-kim kualitas
air semata ( Wibisono, 2005). Parameter pertumbuhan fitoplankton yaitu :

a. Suhu

Suhu optimal kultur fitoplankton secara umum antara 20-240C. Hampir semua
fitoplankton toleran terhadap suhu antara 16-360C. Suhu di bawah 160C dapat menyebabkan
kecepatan pertumbuhan turun, sedangkan suhu di atas 360C dapat menyebabkan kematian
pada jenis tertentu.

9
b. pH

Variasi pH dapat mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan fitoplankton dalam


beberapa hal, antara lain mengubah keseimbangan dari karbon organik, mengubah
ketersediaan nutrien, dan dapat mempengaruhi fisiologis sel. Kisaran pH untuk kultur alga
biasanya antara 7-9, kisaran optimum untuk alga antara 7,5-8,5 sedangkan untuk Tetraselmis
chuii optimal pada 7-8.

10
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat :

Hari/tanggal : minggu , 03 maret 2019

Waktu : 13.10

Lokasi : Desa cemandi, sidoarjo dan Jl. Raya ITS keputih Surabaya

3.2 Alat dan bahan :

1. botol tenggelam
2. botol sampel
3. kertas lakmus
4. alat tulis
5. kamera
6. thermometer
7. penggaris

3.3 Prosedur praktikum

1. siapkan alat dan bahan


2. ambil sampel air
3. ukur parameter suhu dan pH
4. foto jenis tumbuhan yang ada pada perairan
5. ukur kedalaman air

11
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan pada tanggal 3 maret 2019 di desa cemandi,sidoarjo
dan di Jl. Raya ITS keputih Surabaya memperoleh hasil :

Faktor Faktor Nama Perhitungan


Jenis tanaman
fisik kimia tanaman
No. Bagian
Suhu
pH
(0C)

Tepi
perairan Schoenople
1. (marginal 29 0C 7 ctus
aquatic lacustris
plant)

Paku
resam/
300C 7
Dicranopter
is linearis

Morus alba
290C 7
L. (Murbei)

Krokot /
290C 6 Portulaca
oleracea

12
Permuka
an
perairan Sagitaria
2. 290C 7
(floating Trifolia L
aquatic
plant)

Eceng
gondok/
280C 7
eichhornia
crassipes

Kangkung/
0
29 C 7 ipomoea
aquatica

Semanggi/
0
29 C 6 salviniales/
clover

Dasar
perairan
Vallisneria
3. (the deep 280C 7
spiralis
aquatic
plant)
Melayan
g-layang
dalam
Milfoils /
perairan 0
4. 30 C 6 Myrophyllu
( sub
m
marginal
Aquatic
Plant)

Potamogeto
290C 7
n natans

13
Azolla paku
290C 6
air

Rumus Shannon-Wiener (H) :

HI = -∑ (Ni / N) X Ln ( Ni / N )

Keterangan:
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
ni = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah individu seluruh jenis
Indeks pencemaran dibagi atas empat kategori:

> 2,0 = Tidak Tercemar

2,0 – 1,6 = Tercemar Ringan

1,5 – 1,0 = Tercemar Sedang

< 1,0 = Tercemar Berat

Tabel perhitungan

No. Jenis Tumbuhan Jumlah ( Ni / N ) Ln ( Ni / N ) ( Ni / N ) x Ln ( Ni / N )


4/12=
1. Tepi perairan 4 -1,098 -0,362
0,33
4/12=
2. Permukaan perairan 4 -1,098 -0,362
0,33
1/12=
3. Dasar perairan 1 -2,525 -0,202
0.08
Melayang layang 3/13=
4. 3 -1,386 -0,346
dalam perairan 0,25
total 12 -1,272

H’= -Σ Pi ln(Pi)
H’= -(-1,272)
H’= 1,272
Jadi pada perairan daerah its dan desa camandi, dapat di simpulkan bahwa keanekaragaman
hayati di wilayah tersebut diduga termasuk golongan tercemar sedang, suhu rata rata 29ºC,
dan pH air sungai rata rata 7 atau netral.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan “Keanekaragaman Hayati di Air” yang kami lakukan di sungai


cemandi kami memperoleh tumbuhan air yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:

1. tanaman air yang hidup pada bagian tepian perairan (marginal aquatic plant)
2. tanaman air yang hidup pada bagian permukaan perairan (floating aquatic plant)
3. tanaman air yang hidupmelayang di dalam perairan (submerge aquatic plant)
4. tanaman air yang tumbuh pada dasar perairan (the deep aquatic plant)

Keanekaragaman dalam suatu populasi dari setiap tempat menunjukan perbedaan bentuk
adaptasi, atau banyaknya jenis kelompok mahkluk hidup dalam suatu unit. Dan setelah
dilakukan perhitungan rumus Shannon weiner pada perairan daerah its dan desa camandi,
dapat di simpulkan bahwa keanekaragaman hayati di wilayah tersebut diduga termasuk
golongan tercemar sedang, suhu rata rata 29ºC, dan pH air sungai rata rata 7 atau netral.

4.2 Saran
Pembaca dapat memahami dan mempelajari keanekaragamaan hayati air di sungai
kemudian mengiplementasikannya serta tidak lupa untuk selalu menjaga kelesatrian alam
sekitar agar keanekaragaman hayati alam seimbang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Muhsin., Indrawati. 2008. Keanekaragaman Tumbuhan Air pada Perairan Sungai dan Rawa
di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal. Vol 16 No 02. ISSN 0854-
0667

Yusuf, Guntur. 2008. Bioremediasi Limbah Rumah Tangga Dengan Sistem Simulasi
Tanaman Air. Fakultas MIPA. Universitas Islam Makassar.

Bagyo. 2005. Planktonologi. IPB: Bogor.

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/M/M0108/M010801.pdf (diaskes tanggal 4 maret 2019 jam


09.30 wib)

https://www.academia.edu/6668946/PENDAHULUAN_ALL (diaskes tanggal 4 maret jam


09.45wib)

https://www.academia.edu/7567760/Bioremidiasi_dan_Fitoremidiasi (diaskes tanggal 4 maret


jam 10.00wib)

https://victorvolvox.wordpress.com/category/indeks-diversitas-shannon-wiener-h/(diaskes
tanggal 4 maret jam 10.20wib)

16
LAMPIRAN

pengmbilan sampel pengukuran suhu

Pengecekan pH perairan pengamatan keanekaragaman hayati

17

Anda mungkin juga menyukai