Anda di halaman 1dari 9

RESMUE GAWAT DARURAT

PADA PASIEN CKD ON HD

DISUSUN OLEH :

YEDIF TRISNAWAN
18200100062

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2020
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Nama Pengkaji : Yedif Trisnawan


Tanggal Dikaji : 10 Januari 2021
Nama Pasien : Ny. A Umur : 40 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl Tanwiriyah Sindanglaka Cianjur 002/003
Diagnosa Medis : Ckd On HD

A. Triase
Prioriras triase
o Merah o √Kuning o Hijau o Hitam
o Trauma o √Non Trauma
o Sendiri o √Diantar
B. Pengkajian Primer
1. Airway
I : Tidak ada cedera pada saluran napas atau leher, tidak ada sumbatan jalan
napas,R:30X/Menit.
2. Breathing
I: Bentuk dada simetris, tidak tampak adanya skar atau bekas luka, pola napas cepat
Dangkal,pasien terpasang simple mask dengan O2 8L, pasien tampak sesak dan
mendapatkan bagging selama 5 menit, terpasang oro / nasopharyngeal airway
P: Tidak ada deviasi trakea, tulang – tulang iga teraba normal
P: Bunyi perkusi terdengar timpani (normal)
A: Suara napas vesikuler, RR = 30x/menit
3. Circulation
I: pasien tidak tampak tanda - tanda sianosis, SpO2 = 96%, gambaran ECG: sinus
takikardia
P: Ekstremitas tangan dan kaki teraba hangat, turgor kulit kering, CRT < 3 detik,
TD: 180/90 mmHg, N: 115x/menit
4. Disability
I: Tingkat kesadaran somnolent,GCS : pasien pernah mengalami kejang.

C. Pengkajian Sekunder
1. Keadaan Umum Pasien
Lemah
2. Riwayat Alergi
Tidak mempunyai riwayat alergi
3. Keluhan utama masuk RS:
Suami pasien mengatakan pasien mengeluh sesak dan mual sejak semalam sebelum
masuk rumah sakit
Riwayat sebelum masuk RS :
Pasien dengan diagnosa medis gagal ginjal kronis pro HD 2 hari sebelum masuk RS.
Suami pasien mengatakan sejak melakukan HD 2 hari yang lalu pasien jadi sering
mengeluh mulut terasa pahit, mual, dan nafsu makan menurun. pasien juga memiliki
riwayat hipertensi

4. Pemeriksaan Fisik


Sklera ikterik, konjungtiva ananemis, bentuk pupil
isokor (3mm/3mm), reflex cahaya +/+, tidak ada
edema
Jumlah gigi lengkap, tidak ada caries, klien tidak
menggunakan gigi palsu, lidah tampak kotor,
mukosa kering, tidak ada tonsilitis,


5. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Darah Lengkap:
Haemoglobin : 12.42 gr/dl (11.0 – 16.3 gr/dl)
Haematokrit : 30.30 gr/dl (35.0 – 50 gr/dl)
Eritrosit : 1.63 10^6 uL (4.40 – 5.90 10^6 uL)
ESR : 55 mm/jam (0 – 15 mm/jam)
MCV : 88.2 fL (80 – 100 fL)
MCH : 29.3 pg (26 – 34 pg)
MCHC : 29.2 g/dL (32 – 36 g/dL)

Kimia Darah
Ureum : 137 mg/dl (< 71 mg/dl)
Kreatinin : 3.35 mg/dl (0,7 – 1,3 mg/dl)
Asam Urat : 14.23 mg/dL (3.5 – 7.2 mg/dL)

Elektrolit
Sodium (Na) : 131 mmol/L (137 – 145 mmol/L)
Klorida (Cl) : 93mmol/L (98 – 107 mmol/L)

Analisa Gas Darah


pH 7 : 7.277 (7.360 – 7.440)
pO2 : 136.1 mmHg (80 – 100 mmHg)
pCO2 : 19.6 mmHg (35 – 48 mmHg)
HCO3 (-) : 8.9 mmol/L (21 – 28 mmol/L)
Total CO2 : 9.5 mmol/L (24 – 30 mmol/L)

D. ANALISA DATA

Hari/Tgl/ Jam Data Fokus Etiologi Problem

10012021 DS :Suami pasien Penurunan GFR Perubahan pola napas


mengatakan pasien
mengeluh sesak sejak Penurunan fungsi
semalam sebelum ginjal
masuk rumah sakit
DO: Pola napas cepat Hipertropi nefron
dangkal, pasien
terpasang, pasien Aliran Drah ke
tampak sesak dan ginjal kurang
Nrm 10lpm
mendapatkan GFR <5%
bagging selama 5
menit, terpasang oro / Sekresi eritropoetin
nasopharyngeal menurun
airway, RR =
40x/menit Kadar HB menurun
pO2 : 136.1 mmHg
(80 – 100 mmHg), Oksihemoglobin
pCO2 : 19.6 mmHg naik
(35 – 48 mmHg)
Transfor O2
Menurun

Perubahan Pola
Nafas

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder: kompensasi melalui


alkalosis respiratorik.
Hari/Tgl/ DX. KEP TUJUAN DAN INTERVENSI PARAF
Jam KRITERIA HASIL

10012021 Perubahan pola nafas 1. Pola napas 1. Auskultasi bunyi napas, catat
berhubungan dengan kembali normal atau adanya crakles
hiperventilasi stabil: 2. Ajarkan pasien batuk efektif dan
sekunder : kompensasi - Respiratory rate nafas dalam
melalui alkalosis dalam rentang 3. Atur posisi senyaman mungkin
respiratorik. normal (12 – 4. Batasi untuk beraktivitas
24x/menit)
- pasien tidak tampak 5. Lakukan fisioterapi dada
sesak
6. Berikan obat – obatan atau terapi
sesuai dengan indikasi

F. INTERVENSI KEPERAWATAN
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/Tgl/Jam DX. Kep IMPLEMENTASI SOAP PARAF

10012021 Perubahan pola 1. Melakukan pemeriksaan TTV S:


nafas 2. Melakukan auskultasi bunyi Suami pasien mengatakan pasien
napas, catat adanya crakles mengeluh sesak sejak semalam sebelum
3. Mengajarkan pasien batuk efektif masuk rumah sakit
dan nafas dalam O:
4. Mengtur posisi senyaman Pola napas cepat dangkal, pasien
mungkin terpasang simple mask dengan Nrm
5. Membatasi untuk beraktivitas 10lpm pasien tampak sesak dan
6. Melakukan fisioterapi dada mendapatkan bagging selama 5 menit,
7. Memberikan obat – obatan atau terpasang oro / nasopharyngeal airway,
terapi sesuai dengan indikasi RR = 30x/menit
pO2 : 136.1 mmHg (80 – 100 mmHg),
pCO2 : 19.6 mmHg (35 – 48 mmHg)
A:
Masalah: Perubahan pola napas
ditemukan
P:
1. Auskultasi bunyi napas, catat adanya
crakles
2. Ajarkan pasien batuk efektif dan
nafas dalam
3. Atur posisi senyaman mungkin
4. Batasi untuk beraktivitas
5. Lakukan fisioterapi dada
6. Berikan obat – obatan atau terapi
sesuai dengan indikasi
I:
09.00:
- Memberikan terapi oksigen sebanyak
10lpm menggunakan NRM.,
- Melakukan bagging berkolaborasi
dengan dokter selama 10 menit
- Memberikan posisi semifowler bagi
pasien
- Mengauskultasi bunyi napas pasien
(vesikuler), membantu memasang oro /
nasopharyngeal airway
- Memberikan terapi obat Bicnat, Ca.CO3
- Melakukan pengecekan saturasi O2,
RR, setiap 15 – 30 menit
E:
S: -
O: RR = 25 – 30x/menit, pola napas
teratur, sesak tampak berkurang, pasien
tampak lebih tenang
A: Masalah: Perubahan pola napas
teratasi sebagian

Perawat

Yedif Trisnawan

Anda mungkin juga menyukai