Anda di halaman 1dari 8

1.

Sidang Pleno I
a. Penetapan Korum
b. Pembahasan peraturan tata tertib persidangan
Agenda berisi acara/materi persidangan secara umum yang akan
dibahas selama Musyawarah Ambalan Penegak.
c. Pembahasan Peraturan Tata Tertib persidangan
Tata tertib dibuat untuk mengatur jalannya sidang dan memperlancar
jalannya sidang, musyawarah. Tata tertib

yang dibahas harus sidyahkan pada sidang pleno ini antara lain mengatur
tentang :
1) Kedudukan, tujuan/tugas dan dasar penyelengggaraan musyawarah
2) Peserta dan hak-haknya dalam musyawarah
3) Jenis-jenis sidang dan pempinannya
4) Cara pengambilan keputusan
d. Pembentukan Presidium
Presidium terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu : Ketua, wakil ketua dan
sekretaris, ketiga orang tersebut pembagiannya sebagai berikut :
1) 1 (Satu) Orang dari unsur Dewan Ambalan Lama, dan
2) 2 (Dua) orang yang dipilih oleh peserta Musyawarah dengan jalan
musyawarah mufakat.
Tugas utama presidum adalah memimpin dan mengendalikan jalannya
persidangan selama musyawarah.
2. Sidang Pleno II
Sidang ini dipimpin oleh presidium, dengan cara :
a. Mendengarkan laporan pertanggungjawaban Dewan Ambalan lama, dewan
Ambalan Penegak wajib untuk melaporkan / mempertanggung- jawabkan
seluruh kegiatan / aktivitas-aktivitas pembinaan / kebijaakan yang telah
dilakukan selama masa baktinya kepada musyawarah Ambalan Penegak
sebagai kekuasaan tertinggi ambalan. Isi laporannya dibuat secara terinci
yang meliputi boidang organisasi, bidang kegiatan, bidang pembinaan dan
bidang adat ambalan serta tidak kalah pentingnya adalah evaluasi Dewan
Ambalan itu sendiri atau program yang telah dikerjakan.
b. Pandangan Umum
Acara ini dimanfaatkan sebaik mungkin oleh peserta musyawarah untuk
memberikan pertanyaan, tanggapan maupun pandangan atas laporan
pertanggungjawaban Dewan Ambalan, dengan dibuat beberapa
tahap/termin.

c. Tanggapan Dewan Ambalan atas Pandangan Umum


Dalam acara ini , pertanyaan, tanggapan maupun pandangan yang
disampaikan oleh peserta musyawarah yang ditanggapi kembali oleh
Dewan Ambalan lama dalam hal ini Pradan/Ketua Dewan Ambalannya.
d. Pengesahan Laporan pertanggungjawaban Dewan Ambalan.
Laporan pertanggungjawaban Dewan Ambalan disyahkan oleh
musyawarah Ambalan/Penegak.
3. Sidang Pleno III
Sidang ini dipimpin oleh Presidium, dengan cara:
a. Pembentukan Komisi
Komisi dibentuk untuk mempermudah membahas aspirasi-
aspirasi/materi-materi persidangan sesuai dengan bidang-bidang yang ada.
Peserta musyawarah wajib masuk dalam sidang komisi yang ditentukan.
b. Pembagian dan penjelasan tugas komisi
Sidang komisi terdiri dari Komisi A bidang Organisasi, antara lain
menbahas masalah nama dan/atau lambang ambalan; jumlah anggota
dewan ambalan; syarat menjadi anggota dewan ambalan;struktur, macam
dan urutan jabatan dalam dewan ambalan; tugas tanggungjawab dan fungsi
masing-masing jabatan dalam dewan ambalan; dewan kehormatan; hak dan
kewajiban anggota dewan ambalan; syaratm hak dan kewajiban, jumlah
dan tata cara pemilihan tim formatur. Komisi B bidang kegiatan membahas
rencana kerja kegiatan Ambalan/program kerja Dewan Ambalan selama
masa baktinya. Komisi C Bidang Pembinaan membahas masalah
landasan/pedoman kerja bagi dewan Ambalan untuk menjalankan
organisasi termasuk sistem pengaturan administrasi dan pelaporan. Komisi
D Bidang Adat Ambalan membahas adat istiadat Ambalan dengan
mengkaji dan mengevaluasi adat ambalan yang telah berlaku sebelumnya
dan/atau menyusun/menambah adat ambalan baru.
4. Sidang Komisi
Sidang ini dipimpin oleh pemimpin komisi, terdiri dari Ketua dan
Sekretaris yang dipilih oleh peserta sidang komisi yang bersangkutan, untuk
membahas masalah/kertas kerja yang telah ditentukan sesuai dengan masing-
masing komisi. Peserta musyawarah harus memasuki salah satu komisi yang
telah ditentukan. Peranan panitia pengarah dalam sidang komisi ini besar
sekali, oleh karena itu harus betul-betul menguasai materi yang sedang dibahas.
5. Sidang Pleno IV
Sidang ini dipimpin oleh presidium, dengan cara :
a. Mendengarkan Laporan hasil sidang komisi;
Seletah mendengarakan laporan ini peserta sidang diberi kesempatan
untuk memberikan tanggapan atas hasil-hasil sidang komisi tetapi tidak
ditanggapi oleh pemimpin sidang komisi yang bersangkutan, dicatat
sebagai pertimbangan pada sidang tim perumus.
b. Penerimaan / Pengesahan hasil sidang komisi
Hasil sidang komisi yang telah ditandatangani oleh pemimpin sidang
komisi diserahkan kepada presidium untuk disahkan.
c. Pembentukan tim perumus
Tim perumus terdiri dari presidium dan ketua-ketua sidang komisi.
6. Sidang tim pengurus
Sidang ini dipimpin oleh pemimpin tim perumus yang dipilih dari
anggota tim perumus itu sendiri dengan cara merumuskan dan/atau
menyempurnakan rumusan hasil-hasil sidang komisi.
7. Sidang Pleno V
Sidang in idipimpin oleh presidium, dengan cara:
a. Mendengarkan laporan hasil sidang tim pengurus
Pimpinan tim pengurus melaporkan hasil sidangnya kepada peserta
musyawarah.

b. Pemilihan tim formatur dewan Ambalan.


Tim Formatur bertugas membentuk dan memilih Anggota Dewan
Ambalan untuk masa bakti yang akan darang berdasarkan kriteria atau
persyaratan yang ditentukan.

Jumlah Tim Formatur harus Ganjil misalnya 5 (lima) orang, hal ini
untuk menghindari keputusan yang meragukan. Komposisinya terdiri dari
unsur Dewan Ambalan yang lama dan unsur anggota ambalan gudep
tersebut. Tugas Tim Formatur berakhir dalam jangka waktu yang
ditentukan/disepakati, hingga dilantiknya anggota Dewan Ambalan yang
baru.
c. Pengesahan Hasil-hasil sidang musyawarah
Seluruh hasil-hasil sidang musyawarah harus disyahkan oleh
Musyawarah Ambalan. Sewaktu-waktu musyawarah ambalan penegak
dapat mengeluarkan memorandum yang isinya mengarah pada usaha
peningkatan pembinaan ambalan yang ditunjukkan kepada gugus
depannya.

PERSIAPAN MUSYAWARAH AMBALAN PENEGAK

Musyawarah Ambalan Penegak diselenggarakan oleh Dewan Ambalan


Penegak. Oleh karena itu Dewan Ambalan Penegak perlu mempersipakan /
merencakan secara matang agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan
sukses. Yang pertama kali direncanakan adalah dengan membuat usulan
kegiatan/projek proposal yang ditujukan ke Gugus Depan untuk meminta
persetujuaannya. Usulan kegiatan/proyek proposal disusun dengan sistematika sebagai
berikut :

I. PENDAHULUAN
Dijelaskan secara singkat latar belakang diselenggarakannya kegiatan.

II. NAMA KEGIATAN


Dijelaskan nama/jenis kegiatan yang akan diselenggarakan.

III. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1. Maksud : Dijelaskan apa maksud diselenggarakan kegiatan.
2. Tujuan : Disebutkan apa saja tujuan diselenggarakannya kegiatan.
3. Sasaran : Disebutjkan apa saja yang menjadi sasaran kegiatan.

IV. DASAR PENYELENGARAAN


Disebutkan keputusan musyawarah kwartir, progam kerja dan lain-
lainnya yang dijadikan dasar hukum/landasan diselenggarakannya
kegiatan, misalnya:

1. Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.


2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 137 Tahun 1987
tentang Penyempurnaan Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan
Gerakan Pramuka.

V. WAKTU DAN TEMPAT


1. Waktu : Diisi tanggal pelaksanaan (kapan peserta datang dan kapan
peserta pulang).
2. Tempat : Diisi tempat diselenggarakannya kegiatan secara lengkap.
VI. PESERTA

Diisi berapa jumlah peserta yang akan mengikuti kegiatan termasuk


syarat-syaratnya.

VII. PANITIA PENYELENGGARAAN

Ditulis susunan panitia penyelenggaraan dan Panitia Pelaksana


Kegiatan/Sangga Kerja.

VIII. TAHAP KERJA

Disebutkan kapan, apa dan bagaimana tahap-tahap kerja panitia harus


dilakukan.

IX. RENCANA KERJA

Disebutkan darimana anggaran kegiatan diperoleh, berapa besar


rencana uang pemasukan dan bagaimana pengeluarannya secara jelas
kapan pertanggungjawaban keuangan harus diselenggarakan.

X. PERLENGKAPAN

Disebutkan perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang kegiatan,


apakah perlengkapan itu meminjam atau membeli.

XI. PENUTUP

Berisi permintaan dan harapan kepada gugus depan untuk dapat


menyetujui dan mendukung pelaksanaan kegiatan.
Usulan kegiatan ini ditandatangani oleh ketua Dewa Ambalan/Pradana,
setelah mendapatkan persetujuan dari pembina Gudep maka untuk dapat
memperoleh bantuan baik moril, materiil maupun finansial perlu disyahkan
oleh kamabigus.

Catatan :

- Sistematika usulan kegiatan / proyek proposal dalat dilengkapi dengan tema


dan motto Kegiatan.
- Setelah usulan kegiatan proposal ini disetujui/disyahkan oleh semua pihak,
maka segera dilaksanakan kelanjutan sesuai dengan tahapan kerja yang
telah ditentukan.
Contoh Tata Letak Ruang Musyawarah :

Keterangan :

1 = Pimpinan Sidang

2 = Penasehat

3 = Peninjau

4 = Peserta musyawarah

Anda mungkin juga menyukai