Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

“Pencemaran Tanah”
Dosen :
Dr.Hj.Taty Sulastry,M.si

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3
1. RETNI NADIYA SARI
2. NUR RIZQA AZIZA. T
3. ABDILLAH MUSHAWWIR AN NUR
4. NURJANNAH
5. ALFRIDHA EKA WARDHANI
6. WENNY SATRYANI
7. FITRIANI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luas wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2,terdiri dari dataran seluas
1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Di Indonesia terdapat dua musim,
yaitu musim kemarau dan musim hujan,pada beberapa tempat dikenal juga musim
pancaroba. yaitu musim di antara perubahan kedua musim tersebut.
Tanah merupakan sumber daya alam yang paling penting bahkan sebelum
air. Tanpa adanya tanah, makhluk hidup tidak akan bisa bertahan hidup lama. Tak
heran bila kemudian tanah memiliki banyak peran penting dalam menunjang
kehidupan makhluk hidup yang ada di daratan khususnya.
Pertumbuhan jumlah penduduk dunia, dilansir dari situs resmi United
Nation, pada tahun 2011 jumlah penduduk dunia mencapai 7 miliar orang.
Kemudian tahun 2016 mencapai 7,4 miliar orang dan jumlah penduduk dunia
2020 mencapai 7,7 miliar orang. Diperkirakan pada 2030 akan tumbuh mencapai
8,5 miliar orang. Sedangkan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia dari data
BPS untuk jumlah penduduk yang dilakukan dalam sensus penduduk
menunjukkan peningkatan setiap lima tahun sekali. Untuk jumlah penduduk
Indonesia tahun 2015 sebesar 238.518.00 jiwa dan pada tahun 2020 meningkat
sebanyak 271.066.00 jiwa.
Pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi menyebabkan
aktifitas manusia juga akan tinggi terutama dalam memenuhi kebutuhannya.
Dalam memenuhi kebutuhan manusia akan berbenturan dengan keseimbangan
alam. Dan akan menimbulkan pencemaran lingkungan (Udara, air dan tanah).
Dari uraian tersebut untuk memahami lebih jauh tentang pencemaran
lingkungan maka pada makalah ini akan dibahas tentang pencemaran tanah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pencemaran tanah?
2. Apa saja penyebab dari pencemaran tanah?
3. Apa dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah pada
kesehatan dan lingkungan?
4. Bagaimana cara penanganan pencemaran tanah?
5. Bagaiman cara pencegahan pencemaran tanah?
6. Bagaimana cara mengetahui tanah yang tercemar dan tanah yang tidak
tercemar?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menyelesaikan tugas
pengenalan lingkungan hidup tentang Pencemaran Tanah dan untuk memperluas
pengetahuan tentang pencemaran tanah beserta dampak yang ditimbulkannya
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah untuk dapat mengetahui lebih
dalam tentang masalah pencemaran tanah  beserta dampak yang ditimbulkannya
dan kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar pencemaran tanah yang terjadi
disebabkan oleh ulah manusia sendiri.

 
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu
komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral
dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai
kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”
Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan
tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk
produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria
baku kerusakan tanah”.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
B. Penyebab Pencemaran Tanah
Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah
domestik, limbah industri, dan limbah pertanian .
1. Limbah domestik;
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat
dan cair. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik,
bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dan sebagainya.
Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di
dalam tanah.
2. Limbah industri
Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan.
Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan
buah, ikan daging dan lain-lain. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan
dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan
logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan
boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan
tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman
misalnya DDT.
C. Dampak Pencemaran Tanah
1. Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe
polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.
Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik
untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu
dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan
siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak
dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan
karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut
yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta
penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang
tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar,
pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
2. Pada Lingkungan
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan
kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah,
bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-
kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada
burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan
tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga
peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit
tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang
pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak
mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
D. Penanganan Pencemaran Tanah
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini
lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
E. Pencegahan Pencemaran Tanah
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan
pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan
dengan langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk
tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi
terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara
lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara
tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar
samspah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara
individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman,
sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat
dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil,
kemudian dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar
dilakukan proses pemurnian.
4. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun
sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
5. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang
dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
F. Tanah Tercemar dan Tidak Tercemar
1. Tanah tercemar
Tanah Indonesia terkenal dengan kesuburanya. Kesuburan itu telah
mengundang para penjajah asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang
lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh
kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang
kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung
logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk
dimanfaatkan.
Dari pernyataan tersebut, bisa diperoleh bahwa ciri-ciri tanah tercemar
adalah:
a. Tanah tidak subur
b. pH  dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
c. Berbau busuk
d. Kering
e. Mengandung logam berat
f. Mengandung sampah anorganik
2. Tanah tidak tercemar
Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih memenuhi unsur
dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang merusak keharaanya.
Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman
normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam berat. Tanah yang
tidak tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat manusia. Pertanian
dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan berlipat ganda.
Dari pernyataan tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah
tercemar adalah:
a. Tanahnya subur
b. Trayek pH minimal 6, maksimal 8
c. Tidak berbau busuk
d. Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
e. Tidak Mengandung logam berat
f. Tidak mengandung sampah anorganik
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Sebagian besar kekayaan kita diperloleh dari tanah. Kehidupan di bumi ini
sangat bergantung pada tanah. Tumbuhan memperoleh air dan mineral dari tanah.
Makanan yang kita peroleh dan hewan bergantung pada tumbuhan. Jadi makanan
kita sebenarnya berasal dari tanah.
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah,
diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara
membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan
cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri).
B. SARAN
1. Diperlukan adanya sikap mental yang mendukung keberhasilan upaya –
upaya mencegah terjadinya  pencemaran tanah.
2. Diperlukan adanya tindakan yang nyata dalam usaha untuk mencegah
terjadi pencemarn tanah
3. Diperlukan adanya peraturan yang mendukung usaha penyelamatan
Sumber Daya Alah khususnya tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Aiyen. 2005. Ilmu Remediasi untuk Atasi Pencemaran. Diakses dari


http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/04/ilpeng/15928 21.htm,
pada tahun 2009

Kasmidjo, R.B. 1990. penanganan limbah pertanian, perkebunan dan industri


pangan. Yogyakarta: UGM Press.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/11/140300869/jumlah-penduduk-
dunia-2020

Sitompul, S. M. dan Bambang Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.


UGM Press. Yogyakarta

Wikipedia.2007.PencemaranTanah.http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran
tanah.diakses 26 Desember 2007

Anda mungkin juga menyukai