Disusun Oleh:
NPM : 18.14201.30.41
Dosen Pembimbing:
Asmaadalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh
periodebronkospasme(kontraksispasmeyanglamapadajalannafas).(Polaski:1996).Asma
adalahgangguanpadajalannafasbronkialyangdikarakteristikandenganbronkospasmeyang reversibel.
(JoyceM.Black:1996).Asmaadalahpenyakitjalannafasobstruktifintermiten,
reversibeldimanatrakeadanbronkhiberesponsecarahiperaktifterhadapstimulasitertentu.
(SmelzerSuzanne:2001).Dariketigapendapattersebutdapatdiketahuibahwaasmaadalah suatu
penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya
periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang
menyebabkan penyempitan jalannafas.
B. Etiologi
Suatu hal yang yang menonjol pada penderita Asma adalahfenomenahiperaktivitas bronkus. Bronkus
penderita asma sangat pekaterhadaprangsangan imunologi maupun non imunologi. Adapun
rangsanganataufaktorpencetus yang sering menimbulkan Asma adalah:
mencetuskan serangan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristikdari bentukalergik dan non-
alergik (Smeltzer & Bare, 2002).Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi danpresipitasi
timbulnyaserangan Asma Bronkhial yaitu :
• Faktor predisposisi
Genetik
• Faktor presipitasi
1) Alergen
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin seringmempengaruhi Asma.Atmosfir yang
mendadak dinginmerupakan faktor pemicu terjadinya seranganAsma. Kadang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, sepertimusimhujan, musim kemarau.
3) Stres
Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetusserangan asma, selain itujuga bisa memperberat
serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asmayang timbulharus segera diobati penderita
asma yang mengalami stresataugangguan emosi perlu diberi nasehat untuk
menyelesaikanmasalahpribadinya. Karena jika stresnya belum diatasimakagejala belum bisa diobati.
Kegiatan jasmani berat, misalnya berlari atau naik sepeda dapat memicuserangan asma. Bahkan
tertawa dan menangis yang berlebihan dapatmerupakan pencetus. Pasien dengan faal paru di
bawah optimal amat rentanterhadap kegiatan jasmani.
C. Anatomi Fisiologi
(paru-paru)
Organ Pernafasan :
1. Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang dandipisahkan oleh sekat
hidung. Didalamnya terdapat bulu-bulu yang bergunauntuk menyaring udara, debu, dan kotoran
yang masuk ke dalamlubang hidung.
2. Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan danjalan makanan,
terdapat dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
3. Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak sebagaipembentukan
suara. Terletak dibagian depan faring. Pangkal tenggorokan inidapat ditutup oleh epiglottis yang
terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsimenutupi laring pada waktu kita menelan makanan.
4. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang dibentukoleh 16-20 cincin
tulang rawan. Panjang trakea 9-11 cm.
5. Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea. Bronkuskanan lebih pendek dan
lebih besar daripada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin,mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih ramping, terdiri dari9-12 cincin dan mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-
cabang lagi menjadi lebih kecil disebut bronkiolus. Pada bronkiolus tidak terdapat cincin lagi
danpada ujung bronkiolus terdapat gelembung paru atau alveoli.
6. Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang berfungsi untuk pertukaran gas O2dan CO2. Paru-paru
dibagi dua yaitu paru-paru kanan yang terdiri dari 3 lobusdan paru-paru kiri yang terdiri dari 2 lobus.
Letak paru-paru dirongga dadamenghadap ke tengah rongga dada (kavum mediastinum). Paru-paru
dibungkusoleh selaput yang disebut pleura.
D. Klasifikasi
Biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun. Serangan umumnya dicetuskanoleh infeksi virus
saluran nafas bagian atas. Banyaknya serangan 3-4 kali dalamsatu tahun. Lamanyaserangan paling
lama beberapa hari saja dan jarangmerupakan serangan yang berat. Gejala yang timbul lebih
menonjol pada malamhari. Mengidapat berlangsung 3-4 hari. Sedangkan batuk dapat berlangsung
10-14hari. Manifestasi alergi lainnya misalnya eksim jarang didapatkan pada golonganini.
Biasanya serangan pertama terjadi pada usia sebelum 3 tahun, berhubungandengan infeksi saluran
nafas akut. Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangantanpa infeksi yang jelas. Nbanyaknya
serangan 3-4 kali dalam satu tahun dan tiapkali serangan beberapa hari sampai beberap minggu.
Frekuensi serangan palingsering pada umur 8-13 tahun.
Lima puluh persen anak terdapat mengi yang lama pada 2 tahun pertama dan50 % sisanya serangan
episodic. Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadinyaobstruksi saluran nafas yang persisten.
Pada malam hari sering terganggu olehbatuk dan mengi. Obstruksi jalan nafas mencapai puncaknya
pada umur 8-14tahun.Di samping tiga golongan besar di atas terdapat bentuk asma lain:
Dapat terjadi pada semua umur, biasanya berhubungan dengan infeksi virus
-Mengi biasanya terdengar jelas kalau anak sedang aktif dan tidak terdengar
3. Asma hipersekresi
-Gambaran utama serangan: batuk, suara nafas berderak (krek-krek, krokkrok), dan mengi
6. Batuk malam
-Pada umur 2-6 tahun, gejala utama batuk malam keras dan kering,
E. Patofisiologi
Perubahan jaringan pada asma tanpa komplikasi terbatas pada bronkus danterdiri dari spasme otot
polos, edema mukosa, dan infiltrasi sel-sel Radang yangmenetap dan hipersekresi mucus yang
kental. Keadaan ini pada orang-orang yangrentan terkena asma mudah ditimbulkan oleh berbagai
rangsangan, yangmenandakan suatu keadaan hiveraktivitas bronkus yang khas.Orang yang
menderita asma memilki ketidakmampuan mendasar dalam mencapaiangka aliran uadara normal
selama pernapasan (terutama pada ekspirasi).Ketidakmampuan ini tercermin dengan rendahnya
usaha ekspirasi paksa pada detikpertama, dan berdasrkan parameter yang berhubungan aliran.Asma
ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yangmenyebabkan sukar bernafas.
Apabila respon histaminnya berlebihan, maka dapattimbul spasme asmatik. Karena histamine juga
merangsang pembentukan mucus danmeningkatkan permeabilitas kapiler, maka juga akan terjadi
kongesti danpembengkakan ruang intestinum paru, sehingga menyebabkan tahanan saluran
napasmenjadi sangat meningkat. Selain itu olahraga juga dapat berlaku sebagai suatuiritan, karena
terjadi aliran udara keluar masuk paru dalam jumlah beasr dan cepat.Udara ini belum mendapat
perlembaban (humidifikasi), penghangatan, ataupembersihan dari partikel-partikel debu secara
adekuat sehingga dapat mencetuskanasma.
Pada asma, diameter bronkhiolus menjadi semakin berkurang selama ekspirasi daripada selama
inspirasi. Hal ini dikarenakan bahwa peningkatan tekanan dalamintrapulmoner selama usaha
ekspirasi tak hanya menekan udara dalam alveolustetapi juga menekan sisi luar bronkiolus. Oleh
karena itu pendeita asma biasanyadapat menarik nafas cukup memadai tetapi mengalami kesulitan
besar dalamekspirasi. Ini menyebabkan dispnea, atau ”kelaparan udara”. Kapsitas sisa
fungsionalparu dan volume paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma karenakesulitan
mengeluarkan udara dari paru-paru. Setelah suatu jangka waktu yangpanjang, sangkar dada menjadi
membesar secara permanent, sehingga menyebabkansuatu ”barrel chest” (dada seperti tong).
F. Gejala klinis
Gejala utama asma meliputi sulit bernapas (terkadang bisa membuat penderita megap-megap),
batuk-batuk, dada yang terasa sesak, dan mengi (suara yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui
saluran napas yang menyempit). Apabila gejala ini kumat, sering kali penderita asma menjadi sulit
tidur.
Tingkat keparahan gejala asma bervariasi, mulai dari yang ringan hingga parah. Memburuknya gejala
biasanya terjadi pada malam hari atau dini hari. Sering kali hal ini membuat penderita asma menjadi
sulit tidur dan kebutuhan akan inhaler semakin sering. Selain itu, memburuknya gejala juga bisa
dipicu oleh reaksi alergi atau aktivitas fisik.
Gejala asma yang memburuk secara signifikan disebut serangan asma. Serangan asma biasanya
terjadi dalam kurun waktu 6-24 jam, atau bahkan beberapa hari. Meskipun begitu, ada beberapa
penderita yang gejala asmanya memburuk dengan sangat cepat kurang dari waktu tersebut.Selain
sulit bernapas, sesak dada, dan mengi yang memburuk secara signifikan, tanda-tanda lain serangan
asma parah dapat meliputi:
• Gejala batuk, mengi dan sesak di dada semakin parah dan sering.
G. Pathway
H. Pemeriksaan penunjang
1. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yangpaling cepat dan sederhana
diagnosis asma adalah melihat responpengobatan dengan bronkodilator.Pemeriksaan spirometer
dilakukansebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol (inhaler ataunebulizer).
Menurut Heru Sundaru dalam bukunya H.Slamet Sogiono, dkk (2001:24-25)Dilakukan jika spirometri
normal, maka dilakukan ujiprovokasi bronkus dengan allergen, dan hanya dilakukan pada pasienyang
alergi terhadap allergen yang di uji.
5. ABGs
Menunjukan proses penyakit kronik, sering kali PO2 menurun danPCO2 normal atau meningkat
(bronchitis kronis dan emfisema).Sering kali menurun pada asma dengan pH normal atau
asidosis,alkalosis respiratori ringan sekunder terhadap hiperventilasi(emfisema sedang atau asma).
6. Darah komplit
7. Uji kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yangdapat menimbulkan reaksi yang
positif pada asma.
8. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapatdibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
c. Tanda-tanda hopoksemia
I. Penatalaksanaan
Penderita asma dengan serangan ringan tidak perlu dirawat inap.Rawat inap diperlukan bila
serangan berat, dengan tindakan awal tidakteratasi dan ada tanda-tanda
komplikasi.Penanggulangan asma pada anakmeliputi:
d. Penanggulangan sumbatan lendir dengan banyak minum, mukolitikserta lendir encer dan mudah
dikeluarkan.
e. Menciptakan kondisi jasmani yang baik meliputi kebugaran danketahanan fisik dengan latihan
jasmani atau senam pernapasan.
Tindakan penanggulangan :
c. Terapi pengobatan :
-Memberikan penyuluhan
2) Pengobatan farmakologik
terbutalin (bricasma).
J. Komplikasi
Berbagai komplikasi menurut Arief Mansjoer (2000: 477) yang mungkintimbul adalah:
Pneumo thoraks
1. Pneumothoraks
Adalah keadaan adanya udara di dalam ronggapleura yang dicurigai bila terdapat benturan atau
tusukan dada.Keadaan ini dapat menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagidapat menyebabkan
kegagalan nafas.Kerja pernapasan meningkat,kebutuhan O2 meningkat. Orang asma tidak sanggup
memenuhikebutuhan O2 yang sangat tinggi yang dibutuhkan untuk bernapas melawan spasme
bronkhiolus, pembengkakan bronkhiolus, dan m ukusyang kental.
2. Status Asmatikus
Status asmatikus adalah suatu serangan asma yang sangat berat,berlangsung dalam beberapa jam
smapai beberapa hari yang tidakmemberikan perbaikan pada pengobatan yang lazim dan
dapatmengakibatkan kematian.
Factor penyebab :
-Edema mukosa
-Hipersekresi
3. Emfisema kronik
Adanya pengisian udara berlebih dengan obstruksi terjadi akibatdari obstruksi sebagian yang
mengenai suatu bronkus atau bronkiolus dimana pengeluaran udara dari dalam alveolus menjadi
lebih sukardari pada pemasukannya.
4. Ateleltaksis
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibatpenyumbatan saluran udara (
bronkus maupun bronkiolus ) atau akibatpernafasan yang sangat dangkal.
5. Aspergilosis
Aspergilosis merupakan penyakit pernafasan yang disebabkan olehjamur dan tersifat oleh adanya
gangguan pernafasan yang berat.Penyakit ini juga dapat menimbulkan lesi padaberbagai organ
lainnya,misalnya pada otak dan mata. Istilah Aspergilosis dipakai untuk
Bronkopulmoner Alergika (ABPA) adalah suatu reaksi alergi terhadapjamur yang disebut aspergillus,
yang menyebabkan peradangan pada
6. Gagal nafas
7. Bronkhitis
Bronkhitis adalah kondisi di mana lapisan bagian dalam di paru-paruyang kecil mengalami
bengkak dan terjadi peningkatan produksidahak. Akibatnya penderita merasa perlu batuk berulang-
ulang dalamupaya mengeluarkan lendir yang berlebihan.
K. Pencegahan
berikut:
Hubungan dengan asal-usul tersebut, upaya pencegahan asma dapat dibedakanmenjadi 3 yaitu :
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer ditujukan untuk mencegah sensitisasi pada bayidengan risiko asma (orangtua
asma), dengan cara :
a. Penghindaran asap rokok dan polutan lain selama kehamilan dan masa
perkembangan bayi/anak
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mencegah inflamasi pada anak yangtelah tersentisisasi
dengan cara menghindari pajanan asap rokok, sertaallergen dalam ruangan terutama tungau debu
rumah.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier ditujukan untuk mencegah manifestasi asma padaanak yang telahmenunjukkan
manifestasi penyakit alergi. Sebuahpenelitian multi senter yang dikenal dengan nama ETAC Study
(earlytreatmentofatopicchildren) mendapatkan bahwa pemberian Setirizinselama 18 bulan pada
anak atopi dengan dermatitis atopi dan IgE spesifikterhadap serbuk rumput (Pollen) dan tungau
debu rumah menurunkankejadian asma sebanyak 50%. Perlu ditekankan bahwa pemberian
setirizinpada penelitian ini bukan sebagai pengendali asma (controller).
L. Cara penularan
Pada umumnya penularan penyakit asma lebih disebabkan olehfaktor debu. Kota-kota besar dapat
memicu penduduknya untuk terkenapenyakit asma 50% lebih besar dibandingkan penduduk yang
tinggal dipedesaan atau kampung-kampung. Karena debu dari pembuangna gasemisi karbpn dapat
membuat orang yang menghirupnya menjadi sesakdan sangat sulit bernafas. Selain iti asap rokok
juga dapat memicutimbulnya penyaktiasma.Sebetulnya asma bukan penyakit yangmenular,
melainkan biasanya ditularkan secara genetik da erat kaitanyadengan faktor alergi.Namun, seringkali
penyakit asma mempunyai komplikasi beruparadang atau infeksi saluran pernafasan infeksi saluran
pernafasan inilahyang dapat menular ke orang disekitar melalui udara.Fenomena penyakitasma saat
ini jauh meningkat, diperkirakan ada 300 juta kasus penyakitasma terjadi di dunia. Penyebabnya
bukan karena penyakti ini menular,tetapi meningkatnya faktor allergens, sesuatu yang memicu
alergi,dilingkungan kita seperti polusi udara dan lain-lain yang dapat memicutimbulnya serangan
asma.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Dalammemenuhikebutuhannutrisi,halinikarenadispneasaatmakan, lajumetabolisme
sertaansietasyangdialami pasien.
c. Polaeliminasi
f. Polapersepsisensoridankognitif
j. Polamekanismedankoping
StresdanketeganganemosionalmerupakanfaktorinstrinsikpencetusseranganAsmamakaperlu
dikajipenyebabterjadinyastress.Frekuensidanpengaruhterhadapkehidupanpasiensertacarapenanggul
angan terhadap stresor.
2) Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan spirometri
c. Pemeriksaan radiologi
d. Pemeriksaan analisagasdarah
e. Pemeriksaan sputum
f. Pemeriksaan eosinofil
B. Diagnosa keperawatan
• Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengan nafas pendek, lender, bronkokonstriksi
dan iritan jalan nafas
• Defisit perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya
pernafasan dan insufisiensi pernafasan dan oksigenasi
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan hipoksemia, dan pola pernafasan tidak
efektif
C. INTERVENSI
Kriteria hasil :
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah tidak ada pursed lips)
NIC :
Airway Management
• Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
• Lakukan fisioterapi dada jika perlu keluarkan secret dengan dengan batuk atau suction
Monitoring
• Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostal
• Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne, stokes, biot
• Auskultasi suara nafas, catat area penuruna/ tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d bronkokonstriksi peningkatan produksi lender, dan
infeksi brokpulmonal NOC :
• Aspiration control
Kriteria hasil :
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
• Menunjukkan jalan nafs yang paten (klien tidak merasa tercekik,irama nafas frekuensi
pernafasan dalam rentang normal,, tidak ada suara nafas abnormal)
• Mampu mengidentifikasikan dan mengcegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
NIC :
Airway Management
• Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
3 Pola pernafasan tidak efektif b/d nafas pendek, lender, bronkokostriksi dan iritan jalan nafas
Batasan karakteristik :
• Nasal flaring
• Dyspnea
• Othopnea
• Nafas pendek
• Pernafasan pursed-lip
• Pernafasan rata-rata/minimal
• Kedalaman pernafasan
• Timing rasio
- Hiperventilasi
- Deformitas tulang
- Penurunan energy/kelelahan
- Nyeri
- Kecemasan
Kriteria hasil :
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
sypneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
• Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentan normal, tidak ada suara nafas abnormal)
NIC :
Airway management
• Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
4 Defisit perawatan diri b/d keletihan sekunderakibat peningkatan upaya pernafasan dan
insufisiensi pernafasan dan oksigenasi
Batasan karakteristik :
Kriteria hasil:
• Monitor kemampuan klien untuk perawatan klien untuk perawatan diri yang mandiri
• Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias,
toileting dan makan
• Sediakan bantuan sampai bantuan sampai klien mampu secara utuh untik melakukan self-
care
• Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang
dimiliki
5 Intoleransi aktivitas b/d keletihan, hipoksemia, dan pola pernafasan tidak efektif
Definisi : ketidakcukupan energy secara fisiologis mampu psikologis untuk meneruskan atau
menyelesaikan aktivitas yang diminta atau aktivitas sehari hari
Batasan karakteristik :
• Kelemahan menyeluruh
Energy conservation
Kriteria hasil :
• Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
L NIC :
Energy Management
• Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
Activity therapy
• Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medic dalam rencanakan program terapi yang
tepat
• Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
DAFTAR PUSTAKA
www.Ginaasthma.org
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Price, Silvia A & Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Edisi 6. Jakarta: EGC