Anda di halaman 1dari 22

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

MAKALAH

Tugas pada Mata Kuliah Keperwatan komunitas 1


Program Studi Ilmu Keperawatan Semester V

Dosen Pengampu
Abu bakar sidik, S.kep.,M.kes
Ns.Dian Emiliasari, M.kes

Disusun oleh Kelompok 6:

1. Nur khoiriyah 18.1420130.09


2. Ineska sari 18.1420130.10
3. Hoyril malik 18.1420130.18

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA


HUSADA PALEMBANG 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul  “Pelayanan Kesehatan Primer” ini disusun untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Keperawatan Komunitas I di Jurusan PSIK-Ners Semester V Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini
dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi masyarakat luas. Dan
semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para pembaca.

Palembang, 17 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I
A. Pendahuluan...............................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................2
C. Metode Penulisan.......................................................................................................2
D. Sistimatika Penulisan.................................................................................................5
BAB II ISI
A. Konsep dasar keperawatan primer
B. Bekerja dalam masyarakat
C. Meningkatkan cakupan kesehatan
D. Merencanakan kegiatan kesehatan
BAB III Penutup................................................................................................................7
A. Kesimpulan.............................................................................................................7
B. Saran.......................................................................................................................7
Daftar Pustaka...................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan di Amerika sangat terpadu dan selalu mengalami perubahan. Banyak
variasi pelayanan yang tersedia dari berbagai disiplin kesehatan profesional, Tetapi untuk
memperoleh pelayanan tersebut sangat sulit untuk kalangan yang mempunyai asuransi pelayanan
kesehatan yang terbatas. Sedangkan, mereka yang tidak mempunyai asuransi sering datang pada
saat penyakit telah bertambah berat, sehingga membutuhkan biaya yang lebih mahal.
Perkembangan teknologi  dan pengobatan baru yang terus berlangsung menyebabkan masa
perawatan (length of stay, LOS) menjadi lebih singkat dan berdampak pada biaya pelayanan
kesehatan yang juga menjadi meningkat (McMahon  Rosemary. 2002).
Keperawatan adalah suatu disiplin pelayanan. Nilai- nilai profes keperawatan bertujuan
menolong orang mendapatkan kembali, mengelola, atau memperbaiki kesehatan, mencegah
penyakit, serta memperoleh kenyamanan dan kepercayaan diri. Sistem pelayanan kesehatan pada
era millenium ini lebih berorientasi pada bisnis daripada pelayanan karena adanya keinginan
untuk menghemat biaya (Perry & Potter, 2009).
B.     Tujuan Penulisan
1.   Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti tentang “Mengelola Pelayanan Perawatan Kesehatan Primer”
2.   Tujuan Khusus
a.   Mahasiswa mampu memahami tentang Konsep Pelayanan Kesehatan Primer.
b.   Mahasiswa mampu memahami tentang Pengertian Pelayanan Kesehatan Primer.
c.   Mahasiswa mampu memahami tentang Bekerja Dalam Masyarakat.
d.   Mahasiswa mampu memahami tentang Meningkatkan Cakupan Kesehatan.
e.   Mahasiswa mampu memahami tentang Merencanakan Kegiatan Kesehatan.
C.   Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah menggunakan metode
kepustakaan. Dalam metode ini para penyusun membaca buku-buku yang berhubungan dengan
makalah ini.
D.     Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematika yang terdiri dari tiga bab yaitu :
Bab I    : Berisi tentang Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II   : Berisi Tinjauan Teoritis, yang berisi  tentang Konsep Pelayanan Kesehatan Primer,
Pengertian Pelayanan Primer, Pengertian Pelayanan Kesehatan Primer, Bekerja dalam
Masyarakat, Meningkatkan cakupan Kesehatan, dan Merencanakan Kegiatan Kesehatan.
Bab III  : Berisi Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian akhir
makalah ini penulis cantumkan juga daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.   Konsep Pelayanan Kesehatan Primer


Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan esensial yang dibuat dan bisa
terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Pelayanan
kesehatan dibuat keberadaannya untuk mereka melalui partisipasi penuh dari mereka dan
disiapkan dengan biaya yang terjangkaunya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan
negaranya. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai
aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan (Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).
Tatanan untuk pelayanan kesehatan primer berada dalam masyarakat dari negara itu, perlu
kiranya dicatat bahwa konsep PHC berbeda dengan konsep pelayanan primer yang muncul
didalam profesi medis. Pelayanan primer berhubungan dengan pemberian pelayanan kesehatan
yang di arahkan oleh obat, perawatan atau cabang-cabang dari sistem pelayanan kesehatan.
Pelayanan primer tidak merupakan bagian dari model kesehatan tradisional yang membagi
pelayanan kesehatan ke primer, sekunder dan tersier tingkatannya. Dalam hal ini kata “primer”
berhubungan dengan kontak pertama dari individu dengan sistem kesehatan (Lancaster.J dan
Stanhope.M, 1997).
1.      Pengertian Pelayanan Kesehatan Primer
Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat
minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk (Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).
Pelayanan primer berfokus pada pelayanan kesehatan individual, sedangkan pelayanan kesehatan
primer berfokus pada perbaikan kesehatan dari seluruh populasi (Perry, Potter. 2009).
PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau pelayanan kesehatan yang
diberikan adalah esensial bisa diraih, yang esensial dan mengutamakan pada peningkatan serta
kelestarian yang disertai percaya kepada diri sendiri disertai partisipasi masyarakat dalam
menentukan sesuatu tentang kesehatan. Amerika tidak mengadopsi  PHC sebagai strategi
nasional atau sebagai strategi alternatif yang minimal dari tingkat kesehatan masyarakat. Perawat
kesehatan masyarakat mempunyai peranan penting dalam menolong orang untuk mempelajari
cara merawat diri sendiri dan mau bekerja dengan masyarakat yang lain dalam mengembangkan
kapasitas atau infrastruktur yang diperluas untuk menjamin pelayanan kesehatan yang esensial
bagi setiap orang (McMahon  Rosemary. 2002).
2.      Pelayanan kesehatan primer Deklarasi Alma-Ata
Konferansi internasional PHC, yang bertemu di Alma-Ata pada tanggal 12 september pada tahun
1978 menyatakan dari tiap pemerintahan yang mendesak semua kesehatan dan para petugas
pembangunan dan masyarakat dunia untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan penduduk
dunia, sehubungan dengan itu dibuat deklarasi yang berbunyi seperti berikut :
1.      Konferensi dengan kuat mengakui bahwa sehat adalah status selengkapnya dalam keadaan baik
fisik, mental dan sejahtera sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan,
merupakan hak manusia yang fundamental dan tercapainya tingkat kesehatan setinggi mungkin
merupakan tujuan sosial seluruh dunia, sedangkan realisasinya memerlukan kegiatan banyak
sektor sosial dan ekonomi yang lain sebagai tambahan kepada sektor kesehatan.
2.      Terdapatnya ketidaksamaan status kesehatan dari orang terutama terutama diantara negara
berkembang dan sedang berkembang juga di dalam negara-negara yang politik, sosial dan
ekonomi yang tidak  bisa diterima dan karena itu penghayatan untuk semua negara.
3.         Perkembangan ekonomi dan sosial berdasarkan peran-peran ekonomi internasional sangat
penting untuk meraih sepenuhnya kesehatan bagi semua dan mengurangi kesenjangan antara
status kesehatan negara yang sudah maju dan yang sedang berkembang. Peningkatan dan
perlindungan dan kesehatan penduduk adalah esensial agar bisa mempertahankan perkembangan
ekonomi, sosial dan ikut serta meningkatkan meningkatkan kualitas hidup dan perdamaian di
dunia.
4.         Rakyat mempunyai hak dan kewajiban berpartisipasi secara perorangan atau berkelompok
dalam perencanaan dan implementasi pelayanan kesehatan.
5.         Pemerintah mempunyai tanggung jawab kesehatan rakyatnya  yang hanya bisa terpenuhi
dangan persiapan usaha-usaha kesehatan dan sosial. Target sosial pertama dari pemerintah,
organisasi internasional, dan untuk rakyat seluruh dunia di dekade mendatang harus berupa
pencapaian  seluruh rakyat di dunia pada tahun 2000 tingkat kesehatan yang memungkinkan
mereka hidup produktif baik sosial maupun ekonomi. Pelayanan kesehatan primer merupakan
kunci untuk mencapai target sebagai bagian dari perkembangan semangat keadilan sosial.
6.         Pelayanan kesehatan primer (PHC) merupakan pelayanan kesehatan esensial berdasarkan yang
praktisi, ilmiah, dan metoda sosial yang bisa diterima dan teknologi yang dapat terjangkau oleh
individu dan keluarga didalam masyarakat lewat keikutsertaan sepenuhnya dari mereka dengan
biaya yang terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk mempertahankan tiap tingkat
perkembangan dengan semangat percaya diri dan keputusan sendiri. Hal tersebut merupakan
bagian integral dalam sistem kesehatan negara yang merupakan fungsi sentral dan fokus utama
dan dari keseluruhan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Hal tersebut merupakan
tingkat kontak pertama bagi individu dan keluarga dan masyarakat dengan sistem-sistem
kesehatan nasional, mendekatkan pelayanan kesehatan sedekat mungkin ketempat pemukiman
dan tempat bekerja, serta mengisi elemen pertama dari proses pemeliharaan kesehatan yang terus
berkesinambungan.
7.         Pelayanan kesehatan primer :
a.      Menyentuh dan berevolusi dari kondisi ekonomi dan sosiokultural, karakteristik-karakteristik
politik dari negara dan masyarakat serta berlandaskan aplikasi sosial yang relevan, riset biomedis
dan pelayanan kesehatan serta pengalaman kesehatan masyarakat.
b.      Ditujukan pada masalah kesehatan yang utama di masyarakat menyajikan pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang serasi.
c.      Meliputi paling tidak mencakup : pendidikan tentang masalah kesehatan yang menonjol disertai
metoda pencegahan, pengendalian, peningkatan suplai bahan makanan dan nutrisi, pemyediaan
air yang cukup dan memenuhi syarat disertai dasar-dasar sanitasi, perawatan ibu dan anak, serta
keluarga berencana, imunisasi terhadap penyakit infeksi yang banyak, pencegahan dan
pengendalian penyakit lokal yang endemis pengobatan penyakit yang umum dan berbagai cidera,
penyediaan obat-obatan yang esensial.
d.      Melibatkan semua faktor sebagai tambahan kepada sektor kesehatan, semua sektor yang
berkaitan, semua aspek nasional dan perkembangan masyarakat, terutama pertanian, peternakan,
hewan, makanan, industri, pedidikan, perumahan, pabrik-pabrik, komunikasi dan sektor lain, dan
permintaan-permintaan usaha yang terkait dengan semua sektor tersebut.
e.      Memerlukan dan peningkatan kepercayaan masyarakat dan individu disertai partisipasi dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian pelayanan kesehatan primer,
memanfaatkan sumber-sumber yang ada baik lokal maupun nasional dan lain-lain yang tersedian
dan akhirnya dikembangkan dengan pendidikan yang cocok dimana masyarakat dapat ikut
berpartisipasi.
f.       Harus dilestarikan dengan sistem federal yang terintegrasi secara fungsional, saling menunjang
perbaikan yang progresif kekomprehensifan pelayanan kesehatan untuk semua, serta
memprioritaskan yang sangat membutuhkan.
g.      Mempunyai tingkat lokal dan tingkat referal, para petugas kesehatan, termasuk dokter, perawat,
bidan, para pembantu, para petugas dari masyarakat, serta dimanfaatkan sebagainpenolong
walaupun secara tradisional, bila perlu yang sudah mendapat pelatihan yang cocok baik sosial
maupun teknis agar bisa dipekerjakan sebagai tim kesehatan sehingga bisa memberi respon
kepada kebutuhan kesehatan yang diekspresikan oleh masyarakat (Lancaster Jeanette, Stanhope
Marcia. 1997).
8.         Semua pemerintah harus memformulasikan kebijakan nasional, strategi dan rencana kegiatan
yang bisa diterjunkan dan bisa mempertahankan pelayanan kesehatan primer sebagai bagian dari
sistem pelayanan kesehatan nasional yang komprehensif yang terkoordinasi dengan sektor-sektor
lain. Sebagai akhirnya sangat perlu untuk mempraktekkan kehendak politik untuk mobilisasi
sumber-sumber negara serta memanfaatkan sumber-sumber dari luar secara rasional.
9.         Semua negara harus bekerjasama dengan semangat kemitraan dan bekerja untuk menjamin
pelayanan kesehatan primer untuk semua karena pencapaian kesehatan oleh rakyat disetiap
negara langsung menjadi keinginan dan keuntungan negara-negara lain. Dalam konteks ini
gabungan laporan dari WHO UNICEF tentang pelayanan kesehatan primer mengandung dasar
yang kokoh untuk perkembangan selanjutnya dan pengoperasian pelayanan kesehatan primer di
seluruh dunia.
10.      Tingkat pelayanan kesehatan yang bisa diterima oleh seluruh rakyat di dunia pada tahun 2.000
bisa dicapai melalui pemakaian sumber-sumber di dunia sepenuhnya yang baik, jumlah yang
sangat besar sekarang dipakai perlengkapan dan konflik militer. Kebijakan yang murni
independen, damai, kebebasan dan perlucutan senjata dapat dan harus membebaskan dan
menambah sumber-sumber yang bisa dicurahkan lebih ke tujuan perdamaian dan lebih penting
untuk mempercapat perkembangan sosial dan dan ekonomi dan karena itu Pelayanan Kesehatan
Primer (PHC), sebagai bagian yang esensial agar mendapat bagian yang tepat (McMahon,
Rosemary, 2002).
PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan
menjadi mitra dengan profesi-profesi dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih
baik. Menyimak definisi WHO tentang elemen-elemen esensial dalam dinas pelayanan kesehatan
untuk penyajian, terdapat sekurang-kurangnya delapan elemen kesehatan yang esensial untuk
menyajikan PHC, sebagai berikut :
a.   Pendidikan tentang masalah-masalah  kesehatan yang lazim dan dirasakan serta metoda-metoda
pengendalian masalah tersebut.
b.   Peningkatan suplai makanan serta nutrisi yang tepat.
c.   Perawatan kesehatan ibu hamil dan anak, termasuk keluarga berencana.
d.   Persediaan air yang cukup dan memenuhi syarat yang tidak membahayakan dan memenuhi
syarat dasar-dasar sanitasi.
e.   Imunisasi terhadap penyakit infeksi yang utama.
f.     Pencegahan dan pengendalian penyakit endemis setempat.
g.   Pengobatan penyakit yang umum dan cedera.
h.   Penyediaan obat-obatan untuk di rumah tangga masyarakat (Mubarak Wahid Iqbal, Chayatin,
Nurul. 2009).
B.   Bekerja Dalam Masyarakat
Pekerja kesehatan yang tergabung dalam suatu pusat kesehatan mempunyai tanggung jawab
khusus untuk menyokong pekerja kesehatan desa dan, pada saat yang sama, menjadi
penyambung antara pekerja tersebut dan pelayanan kesehatan tingkat pusat atau kabupaten
(McMahon, Rosemary, 2002).
Pekerja kesehatan seperti ini hampir selalu mempunyai fungsi manajemen, sehingga harus
mengenali masyarakat tersebut dan mengetahui sebanyak-banyaknya masalah dan kebutuhan
mereka, dari para pekerja kesehatan di daerah tersebut dan dari pemimpin masyarakat. Banyak
masalah mungkin tidak tampak sebagai masalah kesehatan tetapi kebanyakan, misalnya
perumahan yang buruk dan kurang gizi, akan menjadi penyebab, atau berhubungan dengan,
masalah kesehatan. Masyarakat tidak akan menjadi atau tindakan tetap sehat sampai masalah ini
diselesaikan. Masalah-masalah seperti itu memerlukan kerja sama lintas sektoral antara sektor
kesehatan dengan sektor lain, misalnya pendidikan atau pertanian, masalah lain dapat
diselesaikan oleh masyarakat sendiri dengan pertolongan dan saran dari para pekerja sosial
(McMahon, Rosemary, 2002).
Kebanyakan negara memiliki rencana kesehatan nasional atau sejumlah program nasional
misalnya kesehatan ibu dan anak, atau pengendalian penyakit menular (misalna lepra,
tuberkulosis). Departemen kesehatan menetapkan kebijakan umum dan merinci tujuan umum
program yang harus diterapkan pada tingkat madya dan dasar. Tujuan umum ini harus diperinci
menjadi tujuan dan sasaran menengah. Misalnya, tujuan nasional adalah memberantas
polimielitis. Tujuan program mungkin adalah menurunkan insidensi (angka kejadian kasusu
baru) kelumpuhan akibat poliomielitis sampai 50%, dan sasarannya mungkin “mengimunisasi
semua anak di bawah usia dua tahun, yaitu tiga juta anak, terhadap poliomielitis dalam dua
tahun, dari 1.1.1993 sampai 1.1.1995”. pada tingkat daerah, sasarannya dirinci menjadi jumlah
anak berusia di bawah dua tahun sesuai dengan yang terdapat di daerah tertentu, yang mungkin
berjumlah 5000 anak. Pada tingkat dasar, jumlah 5000 harus dibagi-bagi supaya dapat mencakup
beberapa desa, mungkin 1000 anak pada satu desa, 500 anak di desa lain, dan seterusnya sampai
seluruh daerah mencakup, setiap pekerja kesehatan primer akan memiliki sasaran kecil di daerah
kecil. Jumlah keseluruhan dan beberapa daerah kecil akan menjadi 5000 anak yang akan
diimunisasi di wilayah itu (McMahon, Rosemary, 2002)

C.   Meningkatkan Cakupan Kesehatan


Di banyak negara, banyak sekali keluarga tidak dapat menjangkau perawatan kesehatan atau
tidak tercakup oleh sistem kesehatan. Bagaimana seorang pekerja kesehatan primer di sebuah
desa dapat mengadakan perawatan kesehatan untuk banyak orang, terutama bagi mereka yang
tinggal sampai sejauh 10 atau 20 km. salah satu cara adalah dengan bekerja sama dengan
masyarakat dan menggunakan sumber daya yang ada dalam masyarakat sehingga, untuk
sejumlah tugas, masyarakat dapat mengurusi dirinya sendiri, dengan dukungan pekerja kesehatan
yang mengunjungi mereka dari waktu ke waktu. Penduduk desa akan mengirim orang sakit atau
mereka yang memerlukan perawatan dan nasihat yang lebih khusus kepada pekerja kesehatan
masyarakat atau perawat apotik atau pusat kesehatan (McMahon, Rosemary, 2002).
Pekerja kesehatan yang memiliki peran manajemen meningkatkan cakupan kesehatan dengan
melatih dan mendukung para pekerja kesehatan masyarakat dan dengan kata lain memperluaskan
cakupan kesehatan masyarakat (Supartini nurlina. 2000).
D.   Merencanakan Kegiatan Kesehatan
1.      Fungsi Perencanaan
Prinsip pembagian kerja memiliki hubungan langsung dengan perencanaan dan pengorganisasia
tenaga kerja. Rencana yang baik harus menjabarkan dengan jelas tugas-tugas yang akan
dilaksanakan dan orang yang ditugaskan untuk menjalankannya. Demikian juga, prinsip
penghematan sumber daya yang langka berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan merupakan
usaha untuk menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan itu benar-benar timbul, mengantisipasi
sebanyak mungkin keputusan pelaksanaan dengan meramalkan masalah-masalah yang mungkin
timbul, dan menerapkan prinsip-prinsip serta menetapkan aturan-aturan untuk memecahkannya.
Dengan demikian, perencanaan mencakup rincian kriteria evaluasi, aturan dan norma yang akan
dipakai dalam keputusan penerapan (Lancaster Jeanette, Stanhope Marcia. 1997).
2.      Keputusan Perencanaan Mengenai Tujuan
Keputusan perencanaan yang pertama adalah menentukan masalah-masalah apa yang ada dan
mana di antara mereka yang perlu mendapat perhatian prioritas. Sebuah masalah mungkin
berupa kesenjangan anatara apa yang ada dan apa yang seharusnya, atau suatu halangan untuk
menjembatani kesenjangan tersebut. Perencanaan juga harus memutuskan siapa yang berisiko itu
tinggal dan bekerja, tingkatan sosial mereka, dan ‘daerah cakupan’ yang dapat mencapai mereka.
Keputusan perencanaan yang paling penting adalah seberapa jauh perencanaan tersebut ditujukan
untuk mengurangi masalah, dan waktu yang diperlukan untuk mencapai pengurangan itu.
Singkatnya, fungsi perencanaan adalah untuk mempelajari masalah-masalah dan memutuskan
perubahan yang akan dilakukan (Perry, Potter. 2009).
3.      Keputusan Perencanaan Mengenai Kegiatan
Keputusan pertama menyangkut kegiatan yang diperlukan, mungkin berada di bawah judul besar
kegiatan pelayanan, pengembangan, dan kegiatan penyokong. Untuk setiap kegiatan, harus di
putuskan individu, kelompok, atau masyarakat sasaran yang akan terkena kegiatann tersebut.
(sasaran tersebut tidak selalu merupakan masyarakat yang secara langsung terkena masalah,
misalnya para ibu dapat dididik mengenai gizi anak-anak). Kemudian diperlukan sebuah
keputusan mengenai jumlah masing-masing jenis kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
kelompok sasaran, misalnya satu, dua, atau tiga kali kunjungan. Seringkali terdapat beberapa
pilihan cara untuk melaksanakan kegiatan, ada berbagai kemungkinan teknik, metode, dan
kerangka institusional. Harus dibuat keputusan mengenai pendekatan yang tepat untuk keadaan
tertentu. Keputusan lebih lanjut menyangkut waktu, urutan, frekuensi, tempat kegiatan, dan
penyerahan tugas dan tanggung jawab kepada para anggota staf tim kesehatan. Singkatnya,
fungsi perencanaan memerlukan perancangan kegiatan tim yang terinci (McMahon  Rosemary.
2002).
4.      Keputusan Perencanaan Mengenai Sumber Daya
Keputusan mengenai sumber daya berbeda dari keputusan yang menyangkut tujuan dan kegiatan
dalam hal jumlahnya. Segera setelah sumber daya dasar yang diperlukan staf, peralatan,
persediaan mengenai jumlah yang diperlukan dari masing-masing sumber daya tersebut.
Keputusan ini memungkinkan untuk membuat,  dan karenanya  keputusan mengenai anggaran
dapat dilakukan. Pertimbangan logistik akan membantu memutuskan  dari mana sumber daya
yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan itu dan ke mana harus disalurkan. Secara khusus,
akan diperlukan beberapa keputusan mengenai dari mana dan didapatkan, yakni pengaturan
keuangan sehingga berbagai sumber dana, dari masyarakat atau badan lain, dapat ikut membantu
anggaran. Dengan demikian, tugas perencanaan ini menyangkut masalah spesifikasi dan jumlah
sumber daya (McMahon  Rosemary. 2002).
5.      Merencanakan Kegiatan Kesehatan Langkah demi Langkah
Perencanaan bermula sebagai sebuah gagasan atau sebagai respon terhadap keadaan tertentu, ini
dapat terjadi di senuah tingkatan sistem kesehatan. Namun, biasanya kementerian kesehatan
mengeluarkan kebijakan dan pedoman umum sistem. Peranan tim kesehatan dengan demikian
adalah menerjemahkan kebijakan itu di tingkat daerah, merencanakan penerapannya, dan
memastikan bahwa kebijakan tersebut terlaksana (Supartini nurlina. 2000).
Pada pekerjaan rutin, perencanaan terjadi secara terus-menerus. Metode perencanaan dapat
diterapkan pada program besar, misalnya program nasional malaria atau pada program kecil,
misalnya penyuluhan kesehatan untuk seorang pasien. Langkah-langkah perencanaan kegiatan
menitikkan pada lima langkah perencanaan, yaitu :
a.      Mengamati keadaan
1.   Sumber informasi : untuk tujuan perencanaan perawatan kesehatan primer, diperlukan informasi
keterangan mengenai:
·      Masyarakat (jumlah penduduk, kelahiran dan kematian, kelompok umur, perumahan, sekolah,
pemimpin, organisasi).
·      Kesehatan, penyakit, dan kesehatan
·      Organisasi pelayanan kesehatan
·      Staf kesehatan
·      Sumber daya masyarakat
2.   Jenis dan sumber informasi dan metode pengumpulannya

Jenis Sumber dan metode


-  Mengenai kesehatan-    Masyarakat
penduduk
-  Mengapa masalah timbul -    Mendengarkan dan mengamati
-  Jenis perawatan kesehatan-    Masyarakat
tradisional yang tersedian
-  Sikap dan kebiasaan yang
berkaitan dengan -   Berbicara dengan penduduk
kesehatan dan kesakitan
-  Mengenai pekerjaan
kesehatan yang dilakukan -  Mendengarkan apa yang dikatakan
penduduk, terutama para
-  Bagaimana perasaan pemimpin
penduduk mengenai
pekerjaan itu -  Mendengarkan apa yang dikatakan
penduduk, terutama para
-  Apa yang dirasakan perlu pemimpin
oleh penduduk
-  Berbicara dengan para pekerja
pembangunan masyarakat lainnya
3.          Mengumpulkan informasi dasar mengenai masyarakat
Informasi dasar seringkali perlu dikumpulkan untuk memutuskan jenis kegiatan kesehatan apa
yang diperlukan untuk menghitung jumlah orang yang harus menerima berbagai jenis pelayanan
kesehatan. Keterangan ini juga memungkinkan menilai kemajuan setiap selang waktu tertentu.
Suatu informasi dasar akan berisi :
·           Jumlah penduduk dan distribusi berdasarkan jenis kelamin
·           Distribusi berdasarkan kelompok umur (tahun). 0-1, 1-5, 5-9, 10-14, 15-24, 25-34...65+
·           Pekerjaan utama
·           Susunan keluarga umumnya
·           Jumlah kelahiran dalam masyarakat pada tahun lalu
·           Jumlah lahir mati atau kematian anak di bawah usia satu tahun pada tahun lalu
·           Kemungkinan penyebab kematian
·           Penyakit yang paling banyak
·           Siapa yang dipanggil atau diminati nasihat oleh masyarakat bila mereka sakit
·           Topografi (gambaran geografis ) daerah
·           Sumber penyediaan air
·           Cara pembuangan tinja
·           Makanan yang tersedia dan dimakan
Keterangan ini dapat dikumpulkan melalui beberapa cara. Para pemimpin desa dapat
memberikan beberapa di antaranya, tetapi survei ke rumah-rumah tangga juga perlu dilakukan
untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan (McMahon  Rosemary. 2002).
4.      Informasi mengenai sumber daya yang tersedia
Sewaktu memilih suatu tindakan, semua jenis sumber daya masyarakat dan pelayanan kesehatan
harus dipertimbangkan secara sistematis, satu per satu. Jenis-jenis utama tersebut adalah, sebagai
berikut :
·           Orang, yang berlatih, terampil atau yang lain yang terlibat dalam pengadaan pelayanan
perawatan kesehatan.
·           Bangunan, misalnya apotik, pusat kesehatan, rumah sakit daerah.
·           Informasi, buku dan petunjuk, catatan dan laporan, penelitian masyarakat, survai.
·           Faktor sosial dan lingkungan, pendapat masyarakat, dukungan pemerintah, sumber daya
teknis (misalnya, listrik), iklim.
·           Uang, diperlukan untuk memperoleh sumber daya yang lain (misalnya membeli obat-obatan.
·           Waktu, misalnya : waktu yang paling disukai masyarakat untuk ikut serta dalam program
kesehatan.
5.      Mengumpulkan informasi untuk mejelaskan penyebab masalah
Keterangan mungkin juga harus dkumpulkan untuk membantu memahami mengapa suatu
masalah dapat timbul. Jadi, mungkin diperlukan penyelidikan untuk mengetahui mengapa
laporan bulanan menunjukan peningkatan insidensi diare. Pertanyaan-pertanyaan seperti di
bawah ini mungkin perlu disimak :
·           Apakah masyarakat mengerti akan perlunya higiene dan sanitasi yang baik ?
·           Adakah sikap dan kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah ?
·           Apakah persediaan air aman ? bila tidak, mengapa ?
·           Apakah masyarakatmenggunakan jamban yang telah dibuat ? bila tidak, mengapa ?

6.      Menganalisis informasi
Mengumpulkan keterangan saja tidaklah cukup. Keterangan tersebut harus diaalisis dan dicerna.
Informasi harus dipilah-pilah, sehingga hanya yang berguna yang dioperhatikan. Informasi ini
harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat diperbandingkan dengan keterangan lain
(distandarisasi), dan dicatat sehingga dapat diingat, ditemukan lagi bila diperlukan, dan
disampaikan kepada orang lain yang memerlukannya.

b.      Mengenali masalah
Ada dua batasan masalah yang berguna, seperti di bawah ini :
·           Masalah adalah kesulitan atau hambatan yang timbul di antara keadaan sekarang dan tujuan
yang diinginkan di masa datang.
·           Masalah adalah kesenjangan yang dirasakan antara apa yang ada dan yang seharusnya ada.
1.      Memilah masalah yang penting
Dalam memilih masalah-masalah yang penting, akan bermanfaat bila semua masalah
dikelompokkan dibawah judul-judul berikut ini :
·           Masalah penyakit atau kesehatan, misalnya : malaria, kurang gizi, penyakit pernapasan, dan
diare.
·           Masalah pelayanan kesehatan, misalnya : kekurangan obat, kelangkaan pekerjaan yang
berkualitas, dan kesulitan mengunjungi daerah terpencil.
·           Masalah masyarakat, misalnya : penyediaan air yang kurang, tidak ada oendidikan dasar,
penduduk harus menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke pusat kesehatan, hasil panen yang
buruk dalam dua tahun ini, dan penduduk laki-laki pergi dari desa untuk bekerja di sektor
industri.
c.      Menetapkan tujuan
Setelah masalah-masalah prioritas dipilih, langkah berikut adalah menentukan seberapa
jauh/besar masalah dapat dikurangi atau apakah dapat dituntaskan. Banyak masalah kesehatan
tidak dapat diselesaikan dengan segera. Mereka memerlukan gabungan beberapa kegiatan untuk
mengatasinya, karena menyangkut masyarakat.
Menentukan tujuan adalah suatu langkah positif menuju peningkatan kesehatan. Sebuag tujuan
menyatakan hasil yang ingin dicapai dengan tepat. Seringkali, jasa pelayanan diselanggarakan
bertahun-tahun tetapi perbaikan yang terlihat dimasyarakat hanya sedikit atau tidak ada sama
sekali, karena kegiatan kesehatan itu tidak mempunyai tujuan yang jelas. Dengan menetapkan
tujuan, apa yang telah dikerjakan dapat terus menerus dinilai dan, pada akhir jangka waktu yang
telah ditentukan, dapat dievaluasi, yakni pencapaian program dapat diukur dan dilakukan
penilaian mengenai kemaknaannya, untuk kemudian dilakukan perubahan-perubahan untuk
memperbaikinya.
1.      Ciri-ciri tujuan yang bermanfaat
Tujuan harus memenuhi beberapa kriteria : harus relevan, dapat dilaksanakan, dan dapat diamati
atau diukur. Sebuah tujuan dikatakan relevan bila sesuai dengan kebijakan kesehatan secara
umum dan berkaitan dengan masalah yang akan diselesaikan ataun dikurangi. Sebuah tujuan
dikatakan dapat dilaksanakan (feasible) bila ia dapat dicapai, yakni bila sumber daya yang
diperlukan tersedian dan hambatan-hambatan dapat diatasi. Sebuah tujuan dikatakan terukur bila
hasil akhirnya dapat dinyatakan dalam angka.
2.      Tujuan dapat dinyatakan pada berbagai tingkatan dalam sistem kesehatan
Berikut ini adalah sebuah contoh dari penetapan tujuan oleh kementeriaan kesehatan pada tingkat
nasional :
·           Pada akhir 5 tahun, kurang dari 4% anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang masih menderita
kurang gizi (kurang dari 60% berat menurut umur pada pertumbuhan standar).
Pada tingkat daerah, tujuan itu dinyatakan sebagai sejumlah target operasional. Berikut adalah
contoh target operasional dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan :
·           Menemukan anak-anak usia 0-3 tahun yang kekurangan gizi, sesuai dengan kriteria gizi yang
dipakai (desa dan jumlah anak yang akan dicakup harus didaftar).
·           Melatih para pekerja kesehatan desa untuk mengenali keadaan malnutrisi sesuai dengan
kriteria (jumlah para pekerja kesehatan desa yang akan dilatih harus diberitahu).
·           Mengatur jumlah sesi pelatihan.
·           Menyelenggarakan perawatan anak-anak kurang gizi sesuai dengan instruksi standar (mutu
perawatan dapat dinilai).
Pada tingkat desa, target operasional pekerja perawatan kesehatan primer akan :
·           Mencatat semua bayi lahir.
·           Menentukan anak kurang gizi di antara populasi anak usia 0-3 tahun (sesuai dengan kriteria
khusus).
·           Menyelenggarakan pelayanan terhadap anak kurang gizi sesuai dengan instruksi standar.
d.      Mengkaji hambatan
1.   Jenis hambatan dan keterbatasan
Keterbatasan suatu kegiatan dapat hanya berupa kekurangan sumber daya yang ditemukan
sewaktu dilakukan pengkajian ulang mengenai sumber daya, misalnya :
·           Penduduk tidak tertarik, atau mereka merasa memiliki kebutuhan lain yang lebih penting,
atau tidak ada orang-orang yang terlatih atau terampil untuk menjalankan program.
·           Peralatan tidak tersedia atau terlalu mahal
·           Informasi sulit didapat, tidak terdapat buku-buku, dan statistika tidak tersedia.
·           Uang tidak dapat dikumpulkan dari masyarakat setempat.
·           Waktu, para staf tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan semua hal yang
diharapkan dikerjakan.
Mungkin ada beberapa hambatan lingkungan tertentu. Sewaktu membuat perencanaan,
lingkungan harus dikaji untuki melihat apakah terdapat kesulitan-kesulitan tertentu, misalnya :
·           Keadaan geografis : yang akan penting untuk pembangunan jalan, pemasaran barang, atau
mengirim pasien ke rumah sakit, misalnya gunung, sungai, dan danau dapat menyebabkan
hambatan yang berarti dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yangt baik di beberapa
daerah.
·           Iklim : yang dapat mempengaruhi jenis bangunan, sarana transportasi, tanaman yang tumbuh,
sifat masalah kesehatan.
·           Kendala teknis yang berhubungan dengan pembangunan teknis dalam masyarakat : misalnya,
alat pemusing (centrifuge) listrik tidak berguna di pusat kesehatan yang tidak memiliki aliran
listriknya.
·           Faktor sosial : yang merupakan hambatan paling berarti. Mengkin terdapat beberapa
kebiasaan atau tabu yang bertentangan dengan rencana, penduduk dapat mempunyai prasangka
terhadap gagasan-gagasan baru, atau ada hukum atau peraturan (yang baik atau buruk) yang
menghalangi pelaksanaan beberapa kegiatan.
2.    Menganalisis hambatan
Cara sederhana untuk menganalisi hambatan adalah dengan membuat daftar tujuan, tuliskan
hambatan dan keterbatasan untuk masing-masing dan masukkanlah mereka di bawah tiga judul,
seperti berikut ini :
·           Hambatan yang dapat diatasi : yakni dapat dicarikan jalan keluarnya. Misalnya,
menyelenggarakan dan memperbaiki perawatan ibu hamil. Hambatannya : kekurangan bidan
yang berijazah. Jalan keluar yang disarankan adalah melatih dukun bersalin dan
menyelenggarakan pengawasan yang dilakukan oleh bidan.
·           Hambatan yang dapat dimodifikasi dan dikurangi : misalnya, sejumlah desa ingin anak-anak
mereka dididik. Mereka menetapkan target membangun sebuah sekolah dan memperkerjakan
seorang guru. Ternyata sumber daya yang ada tidak cukup, sehingga bukannya membangun
gedung sekolah mereka, membangun rumah yang dapat menarik seorang guru untuk datang ke
daerah terpencil. Seorang guru dapat mengajar tanpa gedung sekolah, tetapi sebuah bangunan,
bagaimanapun lengkapnya, tidak berguna tanpa guru.
·           Hambatan yang tidak deapat diatasi atau dikurangi : sebagian besar penduduk memiliki
penghasilan yang lebih kurang tetap, setidak-tidaknya untuk jangka waktu yang panjangt. Orang
dapat membuat anggaran yang baik, membelanjakan uangnya dengan cara yang berbeda, dan
melakukian tawar-menawar, tetapi penghasilan tidak berubah, sehingga penghidupan harus
disesuaikan dengannya. Dalam perencanaan kesehatan, suatu tujuan kadang-kadang harus
diganti dengan yang lainnya yang membutuhkan sumber daya lebih sedikit. Misalnya, bila
semula direncanakan untuk memperkerjakan seorang pengawas bidan dan tidak seorangpun
yangt ada, maka tujuan dapat dirubah menjadi memperkerjakan seorang dukun bersalin
berpengalaman yang telah dilatih yang akan mendorong dan membantu yang lain.
e.   Menjadwalkan kegiatan
Setelah tujuan dean target ditetapkan hambatan telah dibahas, tim kesehatan bersama masyarakat
akan merencanakan bagaimana target ini sksn dicapai. Ada berbagai cara untuk mencapainya.
Rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan dan target ka kadang-kadang disebut strategi, yang
berarti perencanaan dan penggunaan sumber daya sedemikian rupa sehingga memberikan
kemingkinan terbaik untuk berhasil. Sebelum merencanakan kegiatan secara rinci hal yang harus
di perhatikan, adalah :
·           Memikirkan cara-cara alternatif untuk mengatasi hambatan dan mencapai tujuan.
·           Menyeimbangkan sumber daya dan kebutuhan.
·           Memilih rangkaian tindakan yang terbaik.
·           Menjelaskan dengan rinci segala aktivitas yang dibutuhkan, berdasarkan rangkaian tindakan
yang telah dipilih.
1.      Mempertimbangkan rangkaian tindakan alternatif
Sebaiknya dilakukan pengumpulan gagasan-gagasan darimasyarakat cara sederhana untuk
mengatasi atau mengurangi hambatan dan keterbatasan. Hambatan dan keterbatasan harus
dirundingkan terlebih dahulu sebagai masalah tersendiri dan kemudian sebagai kelompok topik
yang saling berhubungan. Para wakil masyarakat harus diikutsertakan dealam setiap
diskusi.  Bila sumber daya terbatas, maka dipakai dua prinsip umum, yaitu :
·      Gunakan sumber daya yang ada sebaik-baiknya sebelum meminta yang lain.
·      Sumber daya yang paling siap digunakan semaksimal mungkin, sebelum sumber daya.
2.    Menyeimbangkan sumber daya dengan kebutuhan
Untuk membantu memutuskan rencana tindakan (strategi), sebainya dibuat suatu daftar atau
tabel tentang sumber daya yang diperlukan untuk berbagai strategi, dan daftar mengenai berbagai
kemungkinan, dengan memperhatikan apakah semua sumber daya yang diperlukan tersedia atau
dapat diadakan. Manfaat perencanaan dalam hal ini adalah untuki memastikan bahwa akan
terjadi beberapa perubahan. Akan terjadi kemajuan menuju target.
3.    Memilih strategi yang terbaik
Dalam memperkenalkan rancangan strategi alternatif, beberapa kriteria telah disebutkan, kriteria
ini diterapkan untuk memilih strategi yang paling baik :
·           Harus merupakan strategi yang memerlukan sedikit mungkin sumber daya yang langka, tetapi
sekligus juga memakai sumber daya yang ada sebesar-besarnya.
·           Harus merupakan strategi yang paling sesuai bagi lingkungan, nilai-nilai dan perilaku dalam
masyarakat, yakni memperkenalkan perubahan-perubahan yang dapat diterima yang dapat
mendorong peran serta masyarakat dalam pelayana yang diusulkan.
·           Harus merupakan strategi yang dapat memenuhi target jumlah, mutu dan cakupan pelayanan
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
4.    Memiih satu dari strategi alternatif yang telah dikaji ulang
Keuntungan strategi yang telah dipilih, yaitu :
·           Akan melayani sebagian besar penduduk dengan melatih DB agar dapat mengadakan
perawatan antenatal sederhana dan menemukan para wanita berisiko tinggi, staf pusat kesehatan
akan memilih lebih banyak waktu untuk mengadakan pelatihan dan mengawasan serta untuk
menangani kasus-kasus yang berat.
·           Ini adalah strategi yang diinginkan para penduduk. Mereka telah mengenal para DB, yang
selalu siap melayani penduduk desa.
5.    Mendefinisikan kegiatan yang dipilih
Mendefinisikan secara rinci kegiatan yang diperlukan untuk strategi yang telah dipilih juga
mengikutsertakan tim kesehatan dan para wakil masyarakat.
6.    Menulis rencana garis besar
Sebuah rencana dapat dituliskan dalam berbagai cara. Urutan penulisannya bergantung pada
tujuan atau penggunaan utamanya. Kadang-kadang pemerintah atau dewan memerlukan
perencanaan dalam bentuk khusus, terutan bila diajukan untuk meminta dana atau sumber daya
blainnya. Sebaiknya dibuat ringkasan singkat dari rencana keseluruhan dan kemudian
menambahkan rinciannya, misalnya, daftar peralatan, dalam lampiran. Terlalu banyak rincian
akan mengaburkan pandangan rencana keseluruhan, tetapi rincian diperlikan supaya pekerja
kesehatan yang bertanggung jawab mengelola program memiliki kendali penuh atas
pelaksanaannya. Untuk memastikan bahwa uang, tenaga, dan peralatan tersedia pada waktunya,
perli disertakan suatu jadwal waktu (time table) sebuah daftar terinci mengenai target waktu
sebagai lampiran rencana (McMahon  Rosemary. 2002).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan
Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan esensial yang dibuat dan bisa
terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Pelayanan
kesehatan dibuat keberadaannya untuk mereka melalui partisipasi penuh dari mereka dan
disiapkan dengan biaya yang terjangkaunya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan
negaranya. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai
aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan (Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).
Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat
minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk (Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997).
Pelayanan primer berfokus pada pelayanan kesehatan individual, sedangkan pelayanan kesehatan
primer berfokus pada perbaikan kesehatan dari seluruh populasi (Perry, Potter. 2009).
B.   Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi pembaca pada
umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy,Nasrul. 1997. Dasar-Dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Edisi 2. Jakarta :


EGC
Hidayat,A.A.A.,(2008) Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba
Medika.
Notoadmodjo,Soekidjo. 2003. Ilmu kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar), Jakarta:
BHENIKA MEDIKA
Kholifah S.N, Widagdo Wahyu. 2016. Keperawatan Keluarga Dan Komunitas. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai