PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Individu dituntut untuk memenuhi kebutuhan dasarnya guna mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan manusia
adalah istirahat dalam hal ini tidur. Tidur merupakan kondisi tubuh dalam keadaan
istirahat yang terjadi karena adanya penurunan terhadap rangsangan dari
lingkungan, sehingga mengurangi kelelahan jasmani dan mental. Proses tidur
terjadi apabila seseorang memiliki aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran yang
bervariasi sehingga terjadi proses perubahan fisiologis tubuh dan penurunan
respon terhadap rangsangan dari lingkungan.1 Tidur dibagi atas dua tahap tidur,
yaitu rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Tidur
NREM dibagi atas 4 stadium yaitu stadium 1 (tidur ringan), stadium 2 (tidur
konsolidasi), dan stadium 3 dan 4 (tidur dalam atau tidur gelombang lambat).1
Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang memiliki pengaruh
terhadap kualitas hidup, kesehatan fisik, serta kesehatan mental. 2 Faktor yang
mempengaruhi kualitas tidur malam yaitu meliputi waktu yang diperlukan untuk
memulai tidur, lama waktu tidur, presentase antara banyaknya waktu tidur dengan
waktu yang dihabiskan di tempat tidur, gangguan tidur yang sering dialami waktu
malam hari, kebiasaan penggunaan obat-obatan untuk membantu tidur, gangguan
yang sering dialami saat siang hari dan kualitas tidur secara subjektif. 1 Lama tidur
yang rendah atau kurang tidur sudah menjadi endemik saat ini. Kelelahan
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Semakin tinggi tingkat kelelahan yang dialami seseorang, maka kualitas tidurnya
pun semakin buruk. Kebutuhan tidur pada usia dewasa awal berkisar 7 sampai 9
jam. Namun rata-rata dewasa awal (terutama mahasiswa) hanya memiliki waktu
tidur sekitar 6 jam sehari karena faktor aktivitas dan kehidupan sosial.3,4
Seseorang yang mengalami gangguan dalam siklus tidur, dapat mengalami
gangguan fungsi fisiologis tubuh. Kegagalan untuk mempertahankan siklus tidur-
bangun individual yang normal dapat mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan
psikologis.5,6 Masalah fisik yang dapat ditimbulkan salah satunya adalah obesitas.
1
2
Terdapat studi yang menunjukkan bahwa dewasa yang kurang tidur di malam hari
berkaitan dengan peningkatan berat badan karena terdapat peningkatan asupan
kalori yang lebih tinggi.3,7 Sebagaimana pada penelitian Manik menunjukkan
adanya hubungan jumlah jam tidur dengan IMT pada 96 mahasiswa Fakultas
Kedokteran USU berusia 17 – 23 tahun.8 Penelitian lain oleh Sri Nadya dan Judith
Tiara mengemukakan bahwa durasi tidur yang kurang dapat meningkatkan risiko
obesitas.9 Akan tetapi terdapat perbedaan pendapat mengenai kualitas tidur
dengan indeks massa tubuh, berdasarkan hasil penelitian tahun 2013 yang
dilakukan oleh Ruth Daratri yang mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara pola tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010, 2011 dan 2012.10
Selaian masalah fisik, dampak lain yang dapat muncul akibat kualitas dan
kuantitas tidur yang buruk adalah masalah psikologis antara lain penurunan
konsentrasi belajar, stress, gangguan memori dan menurunnya prestasi akademik.
Hal ini dibuktikan oleh penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Amalia
menemukan adanya gangguan konsentrasi belajar pada anak yang mengalami
sleep apnea.11 Penelitian lain oleh Zita Arieselia mengemukakan bahwa terdapat
hubungan yang erat antara durasi tidur seseorang dengan daya ingat yang
kemudian akan berpengaruh pada nilai ujian mid Blok Reproduksi mahasiswa
angkatan 2010.12 Akan tetapi terdapat perbedaan mengenai hubungan kualitas dan
kuantitas tidur dengan prestasi berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2017 yang
dilakukan oleh Husnul Qira’ah yang mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat
hubungan antara kualitas tidur dengan prestasi belajar pada mahasiswa
keperawatan angkatan 2014 UIN Alauddin Makassar.13
Adanya hasil penelitian yang tidak konsisten pada penelitian-penelitian
sebelumnya menjadi hal yang melatarbelakangi peneliti untuk meneliti lebih
lanjut mengenai hubungan kualitas dan kuantitas tidur yang optimal terhadap
Indeks Masa Tubuh (IMT) dan prestasi akademik mahasiswa - dengan mengambil
judul “Hubungan Kualitas dan Kuantitas Tidur dengan Indeks Massa Tubuh dan
Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi”.
3