DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 2:
NURUL RAMADHANI
FERAWATI
MUNITA
FARCE
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
yang berjudul “DIMENSI SOSIAL WANITA” dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari
bantuan-bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini , baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. 1
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................ 3
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
BAB 3 PENUTUP................................................................................... 21
A. Kesimpulan.................................................................................. 21
B. Saran............................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimensi social wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat
sekarang ini. Kenyataannya adalah diskriminasi/ketidakadilan seperti: Marginalisasi,
subordinasi, pandangan steriotip, kekerasan terhadap perempuan, beban kerja, kekerasan,
pemerkosaan, pelecehan seksual, single parent, perkawinan usia muda dan tua, dan lain-
lain.
Menurut soejono (1991), status social adalah tempat seseorang secara umum
dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisennya, dan hak-hak serta kewajibannya.
Nilai dan kedudukan wanita saat ini yaitu wanita mempunyai kedudukan khusus
didunia yang dapat sejajar dengan laki-laki karena sebenarnya dimata Tuhan tidak ada
perbedaan antara wanita dengan laki-laki karena posisi seorang wanita dapat menjadi
penyebab keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dimensi Social Dan Apa Saja Yang Terkait Dengan Dimensi Sosial?
2. Apa Saja Permasalahan Kesehatan Wanita Dalam Dimensi Social Dan Bagaimana
Cara Mengatasi Masalah Tersebut?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Dimensi Social Dan Apa Saja Yang Terkait Dalam
Dimensi Sosial
2. Untuk Mengetahui Permasalahan-Permasalah Kesehatan Wanita Dalam Dimensi
Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
b. Pemerkosaan
a) Pengertian
Pemerkosaan adalah suatu tindakan pemaksaan hubungan seksual dari laki-laki
kepada perempuan. Pemaksaan hubungan seksual tersebut dapat berupa ancaman
secara fisik maupun secara psikologis.
b) Upaya mengatasinya
Korban perkosaan dapat memperoleh dukungan sosial dari teman, orangtua,
saudara, psikolog, pekerja sosial, atau siapa saja yang dapat mendengarkan keluhan
mereka. Orang ini harus mau menjadi pendengar yang baik serta tidak menghakimi
korban dalam arti mereka memiliki pandangan bahwa kejadian yang menimpa
korban bukan terjadi karena kesalahan korban. Pandangan tersebut penting untuk
menumbuhkan rasa percaya diri korban dan juga kepercayaan korban kepada orang
lain.
Keluarga memiliki peluang yang banyak untuk dapat mendampingi korban
melewati masa-masa ‘kritis’ akibat perkosaan yang dialaminya. Mereka dapat
memberikan dukungan dengan memberi-kan rasa aman kepada korban, menerima
keadaan korban apa adanya, tidak menyalahkan korban atas apa yang telah terjadi
padanya, bersikap tulus dalam berhubungan dengan korban baik secara verbal
maupun non-verbal . Hal ini didukung dengan adanya waktu yang dapat diluangkan
dan dilalui bersama korban serta adanya kedekatan secara emosional sebagai sesama
anggota keluarga.
Menurut Agaid (2002) keluarga sebagai pihak terdekat dapat memberikan
dukungan bagi korban dengan cara:
1. Mempercayai cerita yang disampaikan oleh korban.
2. Bersikap tenang. Hal ini dapat membantu korban merasa aman.
3. Meyakinkan korban. Keluarga dapat menunjukkan empatinya terhadap peristiwa
yang dialami oleh korban.
4. Mempersiapkan korban terhadap kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya.
Korban mungkin memer-lukan bantuan dari orang lain misalnya dokter dan polisi
jika ia melaporkan kasusnya
5. Memberi dukungan dan melaporkan perkosaan yang dialami korban ke pihak
yang berwajib.
Proses pemulihan trauma yang dihadapi oleh korban perkosaan merupakan suatu
proses adaptasi yang harus dilalui agar korban dapat menerima kenyataan yang telah
terjadi (Hayati, 2000). Proses penyembuhan tersebut merupakan suatu proses
adaptasi yang berat bagi korban. Korban harus menghadapi keluarga, pelaku dan
juga masyarakat.
Berdasarkan skema tersebut maka terlihat berbagai alternatif yang dapat dilalui oleh
korban dalam proses mengatasi masalah yang muncul akibat perkosaan yang
dialaminya, yaitu :
c. Pelecehan seksual
a) Pengertian
Pelecehan seksual adalah tindakan seksual melalui sentuhan fisik atau non-fisik
dengan sasaran organ seksual atau seksualitasi dari korban. Pelecehan seksual bisa
terjadi pada siapa saja tanpa melihat gender dan juga usia.
b) Upaya mengatasinya
1. Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah
2. Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam
segi psikologis, spiritual.
3. Menjaga komunikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi
4. Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga
5. Peningkatan spiritual dalam keluarga
c) Pernikahan pada lansia adalah pernikahan yang kedua dalam hidupnya setelah lama
mereka berstatus janda dan duda karena pasangan hidupnya telah meninggal
mendahului mereka. Untuk menganalisis tinjauan hukum Islam terhadap pernikahan
lanjut usia serta pengaruhnya pada keharmonisan rumah tangga.
b) Upaya mengatasinya
Melakukan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi pada kelompok-kelompok
tertetu terutama pada wanita yang bekerja disektor informal.
g. Inces
a) Pengertian
Incest adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh individu di dalam sebuah
keluarga dengan anggota keluarga lainnya, baik itu ayah dengan anak, ibu dengan
adik, dan sebagainya
b) Upaya mengatasinya
1. Ikut sertakan instansi resmi yang menangani masalah perlindungan terhadap anak
sedini mungkin untuk menangkal tekanan yang dialami anak.
2. Evaluasi anggota keluarga untuk penyakit psikiatrik primer yang memerlukan
terapi.
Evaluasi juga pada saudara kandung untuk memungkinkan perlakuan salah atau
penganiayaan.
3. Terapi keluarga dapat digunakan untuk menyusun kembali keluargayang pecah.
4. Ajarkan sang anak dengan mudah dan jelas bahwa alat kelamin mereka adalah
milik mereka sendiri, dan tidak boleh disentuh orang lain termasuk anggota
keluarga
5. Memberikan pendidikan sejak dini dengan memberi tahu masalah dengan lebih
profesional, tidak bisa secara tiba-tiba memberitahukan kelainan tersebut. Karena
itu adalah bagian dari penerangan kesehatan, dimana hak semua orang untuk
mendapatkan informasi seluas- luasnya.
6. Memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang agama.
7. Mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.
h. Home Lest
a) Pengertian
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam
keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai
tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Home less
banyak terdapat di kota- kota besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa
didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal
di empeeran toko, kolong jembatan, kolong jalan layang, gerobak tempat barang
bekas, sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya. Pekerjaan mereka
sebagai pengamen, pengemis, pemulung sampah.
b) Upaya mengatasinya
Penyuluhan dan konseling mengenai pembinaan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan penyuluhan dan konseling mengenai pendidikan pelatihan
keterampilan, pengawasan serta pembinaan lanjut,penertiban oleh aparat pemerintah,
penampungan dipanti asuhan, panti sosial dan panti jompo, rehabilitasi,
pembangunan perumahan sangat sederhana, pengadaan rumah singgah dan diberikan
berbagai pelatihan dan pendidikan, dan transmigrasi.
b) Upaya mengatasinya
1. Menemukan kembali hobi yang positif atau perkerjaan yang tetap bagi pasien.
2. Menjaga hubungan baik antara lingkungan keluarga dan sekitar.
3. Bertemu dengan konsultan kejiwaan atau psikiater secara berkala, agar
pemulihan lebih terjaga.
4. Kesabaran dan keyakinan dari pasien itu sendiri akan proses pemulihan dari obat
dan kecanduan.
5. Melakukan program rehabilitas meliputi:
a. Pendidikan agama (kognitif, afektif, dan psikomotor).
b. Psikoterapi kelompok (group psychotherapy) dan psikoterapi perorangan
(Individual Psychotherapy).
c. Pendidikan umum.
d. Pendidikan keterampilan.
e. Pendidikan jasmani (olahraga)
f. Rekreasi.
j. Drug Abuse
a) Pengertian
Drug abuse adalah cara menggunakan obat hanya untuk kesenangan pribadi atau
golongan saja. Obat itulah yang dinamakan obat-obatan terlarang atau narkoba. Obat
jenis ini adalah obat yang dapat menimbulkan efek perasaan yang senang (euphoria)
yang biasanya dapat membuat candu. Pengaruh yang di timbulkan oleh obat
terlarang ini dilihat dari seberapa besar kemungkinan obat tersebut akan membuat
peminumnya menjadi kecanduan. Semakin kuat obat tersebut, maka semakin besar
kemungkinan peminumnya menjadi kecanduan. Penyalahgunaan obat (drug abuse)
dalam dua tiga dekade terakhir bertambah gawat secara global dan juga sudah
mencapai keadaan serius di Indonesia. Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu
obat digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan
dengan sengaja untuk mencari atau mencapai “kesadaran tertentu” karena pengaruh
obat pada jiwa.
b) Cara mengatasinya
1. Selektif dalam Pergaulan
Bergaul dengan kawan-kawan yang memiliki perilaku positif
2. Hindari Keluyuran Malam
Pergaullan bebas malam hari menyebabkan tingginya perilaku menyimpang bagi
perempuan
3. Jadilah Anak Berbakti Pada Orangtua
Nasihat orangtua pada dasarnya untuk kebaikan anak.
4. Fokus pada Hal-hal Positif
Isilah masa remaja yang penuh antusiasme dengan menyalurkan hobi yang
positif.
5. Jangan Takut Kehilangan Teman
Teman yang baik tidak akan mengajak menggunakan narkoba.
6. Selesaikan masalah Anda
Hindari karakter pribadi yang menjadikan narkoba sebagai pelarian atas setiap
masalah
7. Bentengi Diri dengan Agama
Agama dapat menjauhkanmu dari perbuatan terlarang dan merugikan diri sendiri.
8. Ingat Masa Depan
Dampak buruk narkoba dapat merusak cita-cita yang sudah dirancang untuk
masa depan.
9. Jangan Pernah Mencoba
Sekali mencoba narkoba, kamu sulit untuk berhenti dan akan terus kecanduan.
10. Nikmati Kebersamaan dalam Keluarga
Pengawasan keluarga dapat membantu mencegah kamu terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba.
k. Pendidikan
a) Pengertian
Pendidikan adalah pembelajaran pegetahuan dan kebiasaan yang diturunkan dari
generasi ke generasi berikutnya di bawah bimbingan orang lain. Pendidikan yang
kita ketahui dimulai dari taman kanak kanak (tk), sekolah dasar atau madrasah
ibtidaiyah (SD atau MI), sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah
(SMP atau MTS), sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan atau
madrasah aliya (SMA, SMK atau MA) hingga perguruan tinggi dimulai dengan
sarjana, magister sampai doktor atau profesor.
b) Upaya mengatasinya
1. Wanita harus menempuh pendidikan nya setinggi mungkin untuk mendapatkan
ilmu
2. Wanita harus mampu memberi pendidikan kepada anaknya oleh karena itu
wanita harus menempuh pendidikan tinggi
3. Semakin giat belajar maka semakin bertambah ilmunya
l. Upah
a) Pengertian
Upah adalah suatu penerimaan ssbagai imbalan dan pemberi kerja kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan
berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak.bagi kemanusiaan
dan produksi.
Upah bagi para wanita merupakan faktor penting karena merupakan sumber untuk
menunjang kelangsungan kesehatan reproduksinya .Bagi wanita mempunyai upah
tinggi, upah merupakan status kesehatan tergolong baik,karena asupan nutrisi yang
cukup untuk kesehatan reproduksi seorang wanita,karena upah yang memadai
mendukung dalam kesehatan wanita.sedangkan wanita yang mempunyai upah minim
melambangkan status kesehatan kurang baik karena kurangnya asupan nutrisi bagi
kesehatan reproduksinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dimensi social wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat sekarang ini.
Kenyataannya adalah diskriminasi/ketidakadilan seperti: Marginalisasi, subordinasi,
pandangan steriotip, kekerasan terhadap perempuan, beban kerja, kekerasan, pemerkosaan,
pelecehan seksual, single parent, perkawinan usia muda dan tua, dan lain-lain.
B. Saran
Semoga setiap wanita selalu waspada dalam segala hal permasalahan kesehatan dalam
dimensi sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fatonah, Siti. 2013. Permasalahan Kesehatan Perempuan Dalam Dimesi Sosial dan Upaya
Mengatasinya.
Rochmat Wahab, “Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Perspektif Psikologis dan Edukatif”,
Unisia 61, 2006.
Agaid, N. 2002. “Penyerangan Seksual Terhadap Anak atau Perlakuan Salah Secara Seksual
Terhadap Anak” dalam Training Workshop on Protective Behavior Against Child Sexual Abuse
Among Street and Sexually Exploited Children, Jakarta, ICWF-Childhope Asia Philippines, 3-7
Maret 2002. Jakarta.
Hayati, E. N. 2000. Panduan Untuk Pendamping Perempuan Korban Kekerasan Konseling
Berwawasan Gender. Yogyakarta: Rifka Annisa.