Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DIMENSI SOSIAL WANITA DAN PERMASALAHANNYA

DISUSUN

OLEH:

KELOMPOK 2:

SELA DESINTA RAMADIANTI

INDAH RESTU METUNGKU

NURUL RAMADHANI

FERAWATI

MUNITA

FARCE

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya

yang berjudul “DIMENSI SOSIAL WANITA” dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari

bantuan-bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk

itu penulis ucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini , baik dari materi

maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya

kesempurnaan dari makalah ini.

Palu, 10 Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. 1

DAFTAR ISI .......................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 3

A. Latar Belakang............................................................................ 3

B. Rumusan Masalah....................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAAN...................................................................... 4-5

A. Dimensi Sosial............................................................................. 5-6

B. Permasalahan Kesehatan Wanita Dalam

Dimensi Sosial dan upaya mengatasinya.................................... 6-20

BAB 3 PENUTUP................................................................................... 21

A. Kesimpulan.................................................................................. 21

B. Saran............................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dimensi social wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat
sekarang ini. Kenyataannya adalah diskriminasi/ketidakadilan seperti: Marginalisasi,
subordinasi, pandangan steriotip, kekerasan terhadap perempuan, beban kerja, kekerasan,
pemerkosaan, pelecehan seksual, single parent, perkawinan usia muda dan tua, dan lain-
lain.
Menurut soejono (1991), status social adalah tempat seseorang secara umum
dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisennya, dan hak-hak serta kewajibannya.
Nilai dan kedudukan wanita saat ini yaitu wanita mempunyai kedudukan khusus
didunia yang dapat sejajar dengan laki-laki karena sebenarnya dimata Tuhan tidak ada
perbedaan antara wanita dengan laki-laki karena posisi seorang wanita dapat menjadi
penyebab keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dimensi Social Dan Apa Saja Yang Terkait Dengan Dimensi Sosial?
2. Apa Saja Permasalahan Kesehatan Wanita Dalam Dimensi Social Dan Bagaimana
Cara Mengatasi Masalah Tersebut?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Dimensi Social Dan Apa Saja Yang Terkait Dalam
Dimensi Sosial
2. Untuk Mengetahui Permasalahan-Permasalah Kesehatan Wanita Dalam Dimensi
Sosial
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dimensi Sosial wanita


Dimensi social wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat sekarang ini.
Kenyataannya adalah diskriminasi/ketidakadilan.
a. Status social
Menurut soejono (1991), status social adalah tempat seseorang secara umum dalam
masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisennya, dan hak-hak serta kewajibannya.
b. Nilai wanita
Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian oleh seseorang
sesuai dengan tuntutan hati nuraninya. Nilai bersifat pribadi, membentuk dasar perilaku
seseorang, diperlihatkan melalui pola perilaku yang konsisten, kompeten intelektual dan
emosional.
Nilai dan kedudukan wanita saat ini yaitu wanita mempunyai kedudukan khusus didunia
yang dapat sejajar dengan laki-laki karena sebenarnya dimata Tuhan tidak ada perbedaan
antara wanita dengan laki-laki karena posisi seorang wanita dapat menjadi penyebab
keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan.
c. Peran wanita
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2001) peran berarti tingkah laku yang
diharapkan yang dimiliki wanita sehubungan dengan kedudukan dimasyarakat.
Menurut Kartono (1992) peran wanita sebagai berikut:
1. Peran wanita berkaitan dengan kedudukannya dalam keluarga
a) Ibu rumah tangga penerus generasi. Perempuan berperan aktif dalam
peningkatan kualitas generasi sejak dalam kandungan
b) Istri dan teman hidup partner sex. Sikap istri mendampingi suami merupakan
relasi dalam hubungan yang serta sehingga dapat tercapai kasih saying dan
kelanggengan perkawinan
c) Pendidik anak. Anak memperoleh pendidikan sejak dalam kandungan.
Memberikan contoh berperilaku yang baik karena anak belajar berperilaku dari
keluarga, ibu dapat memberikan pendidikan akhlak, budi pekerti, pendidikan
masalah reproduksi.
d) Pengatur rumah tangga. Perempuan menjaga, memelihara, mengatur rumah
tangga, meniptakan ketenangan keluarga, istri mengatur ekonomi keluarga,
pemelihara kesehatan keluarga, menyiapkan makanan bergizi tiap hari,
menumbuhkan rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap situasi rumah
tangga jga menciptakan pola hidup sehat jasmani, rohani dan social.
2. Peran wanita berkaitan dengan kedudukannya dalam masyarakat
Sebagai makhluk social yang berpartisipasi aktif, wanita berpartisipasi aktif
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Wanita berperan aktif dalam
pembangunan berbagai bidan seperti dalam pendidikan, kesehatan, politik,
ekonomi, social budaya untuk memajukan bangsa dan Negara.

B. Permasalahan Kesehatan Wanita dan Upaya Mengatasinaya


a. Kekerasan
a) Pengertian Kekerasan Terhadap Perempuan
Kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau
tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat
yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma,
kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak. Secara
filosofis, fenomena kekerasan merupakan sebuah gejala kemunduran hubungan
antarpribadi, di mana orang tidak lagi bisa duduk bersama untuk memecahkan
masalah.
Perempuan menjadi rentan terhadap berbagai bentuk macam kekerasan, karena
berbagai alasan, dan kalau kita analisis lebih jauh lagi semuanya berurusan dengan
jender. Beberapa pemikiran tentang masalah gender adalah sebagai berikut:
1. Menjadi perempuan, berarti menjadi objek perkosaan, pemotongan alat kelamin
(FGM= Female genital Mutilation) yang sering dibalut dalam istilah sirkumsisi
perempuan), pembunuhan bayi (infanticide), pembunuhan janin (foeticide), dan
bentuk-bentuk lain kejahatan yang tidak dilepaskan dari seks seseorang. Alasan ini
berkaitan erat dengan konstruksi social seksualitas perempuan, dan peran
konstruksi itu dalam hirarki social yang berlaku.
2. Relasi perempuan dan laki-laki, berarti seorang perempuan rentan terhadap
kekerasan domestik. Alasan ini berakar dari konsep masyarakat yang menempatkan
perempuan sebagai property dari dan tergantung pada para pelindungnya, seperti
ayah, paman, suami, saudara laki-laki, anak laki-laki.
3. Kelompok sosial. Pada masa perang, pemberontakan, atau ketika terjadi kekerasan
yang ditunjukkan pada ras, etnis, kasta, kelas sosial tertentu dalam suatu
masyarakat, kehidupanseorang perempuan dapat penuh dengan malapetaka. Sebab
ia berpeluang untuk diperkosa dan diperlakukan dengan semena-mena, sebagai cara
menghina, meneror masyarakatnya. Alasan ini juga berkaitan dengan persepsi laki-
laki tentang seksualitas perempuan, dan perempuan yang merupakan property laki-
laki.
b) Upaya Mengatasinya
Upaya Penangan Kekerasan Terhadap Perempuan
KDRT adalah pelanggaran terhadap hak azasi manusia dan kejahatan terhadap
martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi lainnya. Prinsip-prinsi dalam
penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan antara lain:
1. Kekerasan pada perempuan umumnya banyak terjadi terhadap kaum perempuan,
sebagai akibat kekuasaan yang tidak seimbang antara laki laki dan perempuan yang
terjadi dalam masyarakat. Kekerasan ini berdampak pada setiap aspek kehidupan
perempuan dengan mengurangi kuasa dan penguasaan perempuan terhadap
kehidupannya sendiri.
2. Proses investigasi terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan bertujuan untuk
membantu korban kekerasan terhadap perempuan untuk memperoleh keadilan.
3. Harus disadari akan resiko perempuan yang memberikan kesaksian sehingga
sedapat mungkin perlu adanya perlindungan dan keamanan terhadap mereka.
Prinsip-prinsipnya;
a. Prioritas utama diberikan pada keamanan bagi perempuan yang menjadi korban
dan saksi. Keamanan akan diutamakan dalam dekatan untuk menerima
pengaduan, penetapan lokasi, rekaman, dan ngolahan hasil penggalian
masalah/investigasi
b. Identitas para saksi dan korban akan tetap dirahasiakan.
c. Nama mereka hanya akan diketahui oleh pemeriksa dan kalau yang
bersangkutan memberi ijin, namanya akan diberikan kepada pihak tertentu.
d. Para saksi dapat mengendalikan keadaan penggalian masalahpemeriksaan
sepenuhnya. Mereka dapat menolak pertanyaan apun, dan dapat menghenntikan
penggalian masalah pada setiap saat.
e. Para saksi dan korban akan didengarkan dengan penuh penghormatan Dengan
keterbukaan, dan dapat diberi dukungan untuk menuturkan ceritanya dengan
cara yang mereka sendiri tentukan.
f. Perempuan tidak boleh dipersalahkan karena kekerasan yang dialaminya. Yang
bertanggung jawab adalah para pelaku kekerasan dan mereka yang dengan
sadar membiarkan kekerasan berlangsung.
g. Perempuan akan diberi dukungan untuk menemukan sumberdaya yang dapat
menolong mereka menghadapi dampak kekerasan yang mereka alami.
4. Informasi yang paling kuat dan terandal adalah informasi yang diperoleh dari
perempuan yang bicara langsung dari pengalamannya sendiri.
penggalian masalah dilaksanakan dengan sikap ramah, terbuka dan peka. Hal-hal
lain yang perlu diperhatikan :
a. Kekerasan terhadap perempuan dapat menimbulkan rasa tidak berdaya dalam
diri korban, disertai rasa tidak dapat mengendalikan kehidupannya sendiri,
adalah sangat penting kalau perempuan diberi kesempatan untuk
mengendalikan keterlibatannya, baik dalam penggalian masalah maupun
dalam semua tindak lanjut.
b. Jangan menghidupkan kembali trauma yang sudah reda. Korban kekerasan
seksual dapat mengalami retraumatisasi, sesuatu penggalian masalah
membangkitkan kembali suatu rasa tidak enak yang sedemikian kuat
sehingga perempuan seolah-olah mengalami lagi peristiwa kekerasan
terhadap perempuan; dapat saja hilang kesadaran tentang dimana dan dengan
siapa dia berada.
c. Hindari kesimpulan yang terlalu dini berdasarkan sikap subjek. Korban
kekerasan terhadap perempuan dapat bereaksi dengan berbagai cara pada
pengalaman mereka, rasa takut, hina dan tidak berdaya. Perempuan tidak
merasa aman, dan sulit percaya sipapun di sekitarnya. Rasa malu dan
bersalah, seolah-olah dia sendiri yang membuat kesalahan atau bertanggung
jawab atas serangan yang telah menimpa dirinya.
d. Supaya bisa berfungsi sehari-hari subjek sepertinya mematikan segala emosi
dan tidak menampilkanperasaan apapun, sebab ia takut akan kewalahan kalau
perasaanya yang sebenarnya muncul dipermukaan.Persiapan sebelum
menggali masalah:Memilih tempat, upayakan sebuah ruangan yang agak
terlindung dari keramaian, perempuan akan merasa lebih aman dan terbuka
kalau mereka tidak bisa didengar oleh orang lain.
e. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan, formulir rekaman penggalian
masalah, dan apa yang anda sudah ketahui tentang latar belakang perempuan
yang akan dipenggalian masalah untuk mempersiapkan pertanyaan-
pertanyaan yang akan dipakai
f. Setelah semua telah siap, maka dimulai penggalian masalahh. Dalam upaya
penggalian ini, persiapkan subjek dengan baik:
a) Memberi jaminan bahwa subjek boleh menghentikan penggalian
masalah/pembicaraan kapan saja kalau dia tidak ingin melanjutkannya.
b) Memperkenalkan diri dan menjelaskan bahwa anda mewakili tim
pendamping.
c) Jelaskan mengapa perlu ada penggalian masalah ini dan mengapa ingin
mendengar ceritanya: Supaya dapat memberikan bantuan yang terbaik
kepada korban, supaya dapat melakukan strategi agar tidak terjadi hal
yang sama terhadap perempuan lainnya.
d) Jelaskan jenis-jenis informasi yang dicari dan bagaimana informasi
tersebut akan dimanfaatkan: Untuk mempersiapkan laporan merekam apa
yang terjadi, untuk menindaklanjuti laporan kepada putusan yang akan
diambil terhadap pelaku dan korban, andaikan apa yang dialaminya
ternyata harus dilanjutkan secara hukum, ada kemungkinan pihak-pihak
lain akan menghubungi ia lagi untuk meminta kesediaannya menjadi
saksi atau mengambil keterangnnya, serta tim akan menghargai dan
mendukung keputusannya kalau ia ingin langkah-langkah tertentu yang
baik baginya.
e) Jelaskan proses penggalian masalah; Gambarkan jenis-jenis pertanyaan
yang akan diajukan, jelaskan bahwa ada kemungkinan anda akan bertanya
beberapa kali tentang hal yang sama, jelaskan bahwa ia tidak perlu
menjawab pertanyaan mana saja yang ia tidak ingin menjawab, ingtkan ia
bahwa kapan saja ia boleh menghentikan proses penggalian masalah,
informasikan kepadanya bahwa anda akan membuat catatan supaya anda
dapat mengingat keterangan secara detail.

b. Pemerkosaan
a) Pengertian
Pemerkosaan adalah suatu tindakan pemaksaan hubungan seksual dari laki-laki
kepada perempuan. Pemaksaan hubungan seksual tersebut dapat berupa ancaman
secara fisik maupun secara psikologis.

b) Upaya mengatasinya
Korban perkosaan dapat memperoleh dukungan sosial dari teman, orangtua,
saudara, psikolog, pekerja sosial, atau siapa saja yang dapat mendengarkan keluhan
mereka. Orang ini harus mau menjadi pendengar yang baik serta tidak menghakimi
korban dalam arti mereka memiliki pandangan bahwa kejadian yang menimpa
korban bukan terjadi karena kesalahan korban. Pandangan tersebut penting untuk
menumbuhkan rasa percaya diri korban dan juga kepercayaan korban kepada orang
lain.
Keluarga memiliki peluang yang banyak untuk dapat mendampingi korban
melewati masa-masa ‘kritis’ akibat perkosaan yang dialaminya. Mereka dapat
memberikan dukungan dengan memberi-kan rasa aman kepada korban, menerima
keadaan korban apa adanya, tidak menyalahkan korban atas apa yang telah terjadi
padanya, bersikap tulus dalam berhubungan dengan korban baik secara verbal
maupun non-verbal . Hal ini didukung dengan adanya waktu yang dapat diluangkan
dan dilalui bersama korban serta adanya kedekatan secara emosional sebagai sesama
anggota keluarga.
Menurut Agaid (2002) keluarga sebagai pihak terdekat dapat memberikan
dukungan bagi korban dengan cara:
1. Mempercayai cerita yang disampaikan oleh korban.
2. Bersikap tenang. Hal ini dapat membantu korban merasa aman.
3. Meyakinkan korban. Keluarga dapat menunjukkan empatinya terhadap peristiwa
yang dialami oleh korban.
4. Mempersiapkan korban terhadap kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya.
Korban mungkin memer-lukan bantuan dari orang lain misalnya dokter dan polisi
jika ia melaporkan kasusnya
5. Memberi dukungan dan melaporkan perkosaan yang dialami korban ke pihak
yang berwajib.

Proses pemulihan trauma yang dihadapi oleh korban perkosaan merupakan suatu
proses adaptasi yang harus dilalui agar korban dapat menerima kenyataan yang telah
terjadi (Hayati, 2000). Proses penyembuhan tersebut merupakan suatu proses
adaptasi yang berat bagi korban. Korban harus menghadapi keluarga, pelaku dan
juga masyarakat.

Berdasarkan skema tersebut maka terlihat berbagai alternatif yang dapat dilalui oleh
korban dalam proses mengatasi masalah yang muncul akibat perkosaan yang
dialaminya, yaitu :

1. Korban perkosaan mengalami trauma jangka panjang yang mengakibatkan


korban mengalami PTSD. Tanpa adanya intervensi atau dukungan dari pihak lain
maka korban menghadapi proses penyelesaian masalahnya sendiri sehingga pada
akhirnya korban dapat mengatasi masalah tersebut seiring dengan waktu yang
berlalu.
2. Korban perkosaan mendapatkan dukungan dari keluarga sejak korban
mengalami trauma akibat perkosaan. Dukungan dari pihak keluarga dapat
diperkuat dengan adanya dukungan dari pihak lain seperti lembaga atau
organisasi yang memiliki kepedulian terhadap korban. Meskipun demikian ada
kemungkinan bahwa korban tetap mengalami PTSD sebelum akhirnya ia bisa
coping dengan masalah yang dihadapinya.
3. Korban perkosaan mendapatkan dukungan dari pihak keluarga dan pihak lain
seperti lembaga atau organisasi yang memiliki kepedulian terhadap korban, akan
tetapi dukungan tersebut diterima oleh korban setelah ia mengalami PTSD.
4. Alternatif ke empat adalah adanya dukungan dari pihak keluarga dan juga pihak
lain sebelum korban mengalami PTSD. Dukungan ini membuat korban mampu
mengatasi dampak perkosaan yang muncul pada dirinya tanpa harus mengalami
PTSD.
5. Selain keempat alternatif yang memungkinkan korban perkosaan untuk
mengatasi masalahnya dan mencapai proses recovery, terdapat alternatif lain
dimana korban tidak berhasil mengatasi masalahnya dan mengalami gangguan
patologis.

c. Pelecehan seksual
a) Pengertian
Pelecehan seksual adalah tindakan seksual melalui sentuhan fisik atau non-fisik
dengan sasaran organ seksual atau seksualitasi dari korban. Pelecehan seksual bisa
terjadi pada siapa saja tanpa melihat gender dan juga usia.

b) Upaya pencegahan pelecehan seksual pada anak dapat dilakukan dengan


diadakannya beberapa program, antara lain
1. Program “Jari Peri”
Program tersebut disampaikan oleh seseorang yang berkompeten atau trainer di
bidang pencegahan pelecehan seksual pada anak. Materi diberikan dalam bentuk
flipchart berisi gambar dan tulisan singkat terkait materi yang disampaikan,
bertujuan untuk menarik perhatian anak jalanan. Selama program berlangsung
juga diadakan sesi diskusi dan tanya jawab. Selain itu, trainer memberikan
simulasi keterampilan proteksi diri. Misalnya, keterlibatan guru sangat penting
dalam upaya pencegahan pelecehan seksual pada anak untuk mengajarkan
proteksi diri dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak. Materi
pembelajaran pelecehan seksual pada anak dapat dimasukkan dalam pelajaran
agama dan olahraga. Guru agama dapat memberikan materi tentang pencegahan
pelecehan seksual pada anak dari sudut pandang agama, sedangkan guru olahraga
dapat memberikan pencegahan pelecehan seksual dengan melatih aktivitas secara
fisik pada anak
2. Pengawasan orang tua
Adanya pengawasan dari orang tua terhadap informasi-informasi yang diperoleh
anak dari media massa seperti televisi, handphone, internet dapat mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan dari media-media tersebut. Orang tua dapat
membantu dalam pembentukan persepsi dan memberikan pemahaman terhadap
anak, sehingga informasi-informasi terkait pelecehan seksual dapat dipahami dan
dimengerti oleh anak sesuai dengan usianya. Sehingga pengawasan
3. Sosialisasi Pendidikan Seksual Usia Dini
Sosialisasi pendidikan seksual usia dini dilakukan oleh orang yang berkompeten
dalam bidang pelecehan seksual atau orang yang sudah mengikuti pelatihan-
pelatihan terkait dengan pencegahan dan penanganan kasus-kasus pelecehan
seksual pada anak. Sosialisasi pendidikan seksual usia dini harus mampu
memenuhi kebutuhan dan tepat sasaran. Adanya perangkat pembelajaran dan
petunjuk teknis, serta evaluasi pembelajaran sangat dibutuhkan dalam
memberikan sosialisasi. Pendalaman materi tentang pelecehan seksual juga harus
merata terutama di daerah-daerah yang rawan pelecehan seksual pada
4. Pemberdayaan anak jalanan
Pemberdayaan pada anak jalanan bertujuan untuk memberikan motivasi agar
mereka memiliki kemampuan dan keterampilan untuk melindungi diri sendiri.
Pemberdayaan ini dapat dilakukan dengan penjangkauan anak-anak yang rentan
menjadi anak jalanan maupun rentan terhadap tindakan pelecehan seksual.
Selain itu juga dilakukan pendampingan bagi anak jalanan dengan memberikan
berbagai
d. Single Parent
a) Pengertian
Single parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal, hanya
ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa terjadi pada keluarga sah secara
hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun
hukum pemerintah.

b) Upaya mengatasinya
1. Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah
2. Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam
segi psikologis, spiritual.
3. Menjaga komunikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi
4. Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga
5. Peningkatan spiritual dalam keluarga

e. Perkawinan Usia Muda Dan Usia Tua


a) Pengertian
Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilaksanakan pada usia yang
melanggar undang-undang perkawinan yaitu perempuan kurang dari 16 tahun dan
laki-laki kurang dari 19 tahun Ada juga yang berpendapat bahwa pernikahan
dibawah umur atau pernikahan usia muda ialahpernikahan yang dilakukan oleh
seseorang ketika belum mencapai baligh bagi pria dan belum mencapai menstruasi
bagi wanita,Perkawinan sangat tidak mungkin dilakukan oleh seorang yang belum
mampu memikul tanggung jawab, dalam hal ini adalah anak-anak usia
muda.Dipandang dari kesehatan reproduksi atau kesehatan psikologi, perkawinan
usia muda mempunyai resiko yang sangat besar. Namun pada kenyataanya masih ada
sebagian masyarakat yang mengabaikan pertimbangan usia ketika melangsungkan
perkawinan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan yang
rendah, desakan ekonomi, faktor lingkungan, serta untuk menghindari perzinaan

b) Upaya dalam mengatasi nya:


1. harus selalu pengawasan dan bimbingan orang tua
2. menetapkan UU tentang bahayanya pernikahan usia dini
3. meningkatkan edukasi dan pemberdayaan perempuan
4. mengajarkan tentang agama mendekatkan diri pada sang pencipta
5. sekolah mengadakan larangan membuka situs media porno
6. pemerintah harus mengadakan sanksi bila melanggar perintah yaitu pernikahan
usia dini sehingga masyarakat harus berpikir 2 kali sebelum berbuat

c) Pernikahan pada lansia adalah pernikahan yang kedua dalam hidupnya setelah lama
mereka berstatus janda dan duda karena pasangan hidupnya telah meninggal
mendahului mereka. Untuk menganalisis tinjauan hukum Islam terhadap pernikahan
lanjut usia serta pengaruhnya pada keharmonisan rumah tangga.

d) Upaya dalam mengatasi usia tua


1. penyuluhan kesehatan untuk reproduksi sehat
2. merubah cara pandang budaya
3. cara pandang diri yang tidak mendukung
4. meningkatkan kegiatan sosialisasi

f. Wanita Ditempat Kerja


a) Pengertian
Sebagaian besar perempuan bekerja keras setiap hari, memasak,
membersihkanrumah demi kelangsungan hidup keluarga. Namun jika perempuan
juga bekerja di luar rumah (mencari penghasilan), maka beban kerjanya menjadi
rangkap. Beban kerja yangterlalu berat membuat seorang perempuan mengalami
kecapekan dan mudah terserang penyakit. Terlebih lagi bila seorang perempuan tidak
punya cukup waktu untuk istirahat dan tidak memperoleh cukup perhatian dengan
kondisi kesehatanya.

b) Upaya mengatasinya
Melakukan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi pada kelompok-kelompok
tertetu terutama pada wanita yang bekerja disektor informal.

g. Inces
a) Pengertian
Incest adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh individu di dalam sebuah
keluarga dengan anggota keluarga lainnya, baik itu ayah dengan anak, ibu dengan
adik, dan sebagainya

b) Upaya mengatasinya
1. Ikut sertakan instansi resmi yang menangani masalah perlindungan terhadap anak
sedini mungkin untuk menangkal tekanan yang dialami anak.
2. Evaluasi anggota keluarga untuk penyakit psikiatrik primer yang memerlukan
terapi.
Evaluasi juga pada saudara kandung untuk memungkinkan perlakuan salah atau
penganiayaan.
3. Terapi keluarga dapat digunakan untuk menyusun kembali keluargayang pecah.
4. Ajarkan sang anak dengan mudah dan jelas bahwa alat kelamin mereka adalah
milik mereka sendiri, dan tidak boleh disentuh orang lain termasuk anggota
keluarga
5. Memberikan pendidikan sejak dini dengan memberi tahu masalah dengan lebih
profesional, tidak bisa secara tiba-tiba memberitahukan kelainan tersebut. Karena
itu adalah bagian dari penerangan kesehatan, dimana hak semua orang untuk
mendapatkan informasi seluas- luasnya.
6. Memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang agama.
7. Mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.

h. Home Lest
a) Pengertian
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam
keadaan tidak sesuai dengan norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai
tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup ditempat umum. Home less
banyak terdapat di kota- kota besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa
didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal
di empeeran toko, kolong jembatan, kolong jalan layang, gerobak tempat barang
bekas, sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya. Pekerjaan mereka
sebagai pengamen, pengemis, pemulung sampah.

b) Upaya mengatasinya
Penyuluhan dan konseling mengenai pembinaan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan penyuluhan dan konseling mengenai pendidikan pelatihan
keterampilan, pengawasan serta pembinaan lanjut,penertiban oleh aparat pemerintah,
penampungan dipanti asuhan, panti sosial dan panti jompo, rehabilitasi,
pembangunan perumahan sangat sederhana, pengadaan rumah singgah dan diberikan
berbagai pelatihan dan pendidikan, dan transmigrasi.

i. Wanita dipusat rehabilitas


a) Pengertian
Wanita dipusat rehabilitas adalah wanita yang sedang melaksanakan program
rehabilitas untuk membantu memulihkan orang yang memilki penyakit kronis baik
dari fisik ataupun psikologisnya. Program Rehabilitasi individu yaitu program yang
mencangkup penilaian awal, pendidikan pasien, pelatihan, bantuan psikologis, serta
pencegahan penyakit.

b) Upaya mengatasinya
1. Menemukan kembali hobi yang positif atau perkerjaan yang tetap bagi pasien.
2. Menjaga hubungan baik antara lingkungan keluarga dan sekitar.
3. Bertemu dengan konsultan kejiwaan atau psikiater secara berkala, agar
pemulihan lebih terjaga.
4. Kesabaran dan keyakinan dari pasien itu sendiri akan proses pemulihan dari obat
dan kecanduan.
5. Melakukan program rehabilitas meliputi:
a. Pendidikan agama (kognitif, afektif, dan psikomotor).
b. Psikoterapi kelompok (group psychotherapy) dan psikoterapi perorangan
(Individual Psychotherapy).
c. Pendidikan umum.
d. Pendidikan keterampilan.
e. Pendidikan jasmani (olahraga)
f. Rekreasi.

j. Drug Abuse
a) Pengertian
Drug abuse adalah cara menggunakan obat hanya untuk kesenangan pribadi atau
golongan saja. Obat itulah yang dinamakan obat-obatan terlarang atau narkoba. Obat
jenis ini adalah obat yang dapat menimbulkan efek perasaan yang senang (euphoria)
yang biasanya dapat membuat candu. Pengaruh yang di timbulkan oleh obat
terlarang ini dilihat dari seberapa besar kemungkinan obat tersebut akan membuat
peminumnya menjadi kecanduan. Semakin kuat obat tersebut, maka semakin besar
kemungkinan peminumnya menjadi kecanduan. Penyalahgunaan obat (drug abuse)
dalam dua tiga dekade terakhir bertambah gawat secara global dan juga sudah
mencapai keadaan serius di Indonesia. Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu
obat digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan
dengan sengaja untuk mencari atau mencapai “kesadaran tertentu” karena pengaruh
obat pada jiwa.
b) Cara mengatasinya
1. Selektif dalam Pergaulan
Bergaul dengan kawan-kawan yang memiliki perilaku positif
2. Hindari Keluyuran Malam
Pergaullan bebas malam hari menyebabkan tingginya perilaku menyimpang bagi
perempuan
3. Jadilah Anak Berbakti Pada Orangtua
Nasihat orangtua pada dasarnya untuk kebaikan anak.
4. Fokus pada Hal-hal Positif
Isilah masa remaja yang penuh antusiasme dengan menyalurkan hobi yang
positif.
5. Jangan Takut Kehilangan Teman
Teman yang baik tidak akan mengajak menggunakan narkoba.
6. Selesaikan masalah Anda
Hindari karakter pribadi yang menjadikan narkoba sebagai pelarian atas setiap
masalah
7. Bentengi Diri dengan Agama
Agama dapat menjauhkanmu dari perbuatan terlarang dan merugikan diri sendiri.
8. Ingat Masa Depan
Dampak buruk narkoba dapat merusak cita-cita yang sudah dirancang untuk
masa depan.
9. Jangan Pernah Mencoba
Sekali mencoba narkoba, kamu sulit untuk berhenti dan akan terus kecanduan.
10. Nikmati Kebersamaan dalam Keluarga
Pengawasan keluarga dapat membantu mencegah kamu terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba.

k. Pendidikan
a) Pengertian
Pendidikan adalah pembelajaran pegetahuan dan kebiasaan yang diturunkan dari
generasi ke generasi berikutnya di bawah bimbingan orang lain. Pendidikan yang
kita ketahui dimulai dari taman kanak kanak (tk), sekolah dasar atau madrasah
ibtidaiyah (SD atau MI), sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah
(SMP atau MTS), sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan atau
madrasah aliya (SMA, SMK atau MA) hingga perguruan tinggi dimulai dengan
sarjana, magister sampai doktor atau profesor.
b) Upaya mengatasinya
1. Wanita harus menempuh pendidikan nya setinggi mungkin untuk mendapatkan
ilmu
2. Wanita harus mampu memberi pendidikan kepada anaknya oleh karena itu
wanita harus menempuh pendidikan tinggi
3. Semakin giat belajar maka semakin bertambah ilmunya

l. Upah
a) Pengertian
Upah adalah suatu penerimaan ssbagai imbalan dan pemberi kerja kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan
berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak.bagi kemanusiaan
dan produksi.
Upah bagi para wanita merupakan faktor penting karena merupakan sumber untuk
menunjang kelangsungan kesehatan reproduksinya .Bagi wanita mempunyai upah
tinggi, upah merupakan status kesehatan tergolong baik,karena asupan nutrisi yang
cukup untuk kesehatan reproduksi seorang wanita,karena upah yang memadai
mendukung dalam kesehatan wanita.sedangkan wanita yang mempunyai upah minim
melambangkan status kesehatan kurang baik karena kurangnya asupan nutrisi bagi
kesehatan reproduksinya.

b) Hubungan upah dengan


Upah dalam Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita
sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan
harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai
generasi muda. Oleh sebab itu wanita, seharusnya diberi perhatian sebab :
1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan
dengan fungsi reproduksinya
2. Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung
dan dilahirkan.
3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas
namakan “pembangunan” seperti program KB, dan pengendalian jumlah
penduduk.
4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional
diantaranya (Indonesia Beijing dan Kairo). menyepakati hasil-hasil Konferensi
mengenai kesehatan reproduksi dan kependudukan
5. Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting
disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita
diberi kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai
dengan kebutuhannya di mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.
c) Upaya mengatasinya
1. Meskipun ada perawatan yang membutuhkan biaya yang banyak,ada juga
perawatan yang tidak membutuhkan biaya,misalnya sering membersihkan organ-
organ reproduksi dengan air yang bersih,sering mengganti celana dalam,menjaga
agar celana dalam tidak lembab. Sedangkan kalau dari segi makanan,bias juga
membeli makanan yang murah tapi bergizi,seperti ketela pohon,ubi
jalar,kentang,ikan tengiri.Dengan melakukan hal-hal tersebut mungkin akan
mengurangi terjadinya gangguan kesehatan reproduksi.
2. Program kesehatan hanya dapat berjalan jika ada gerakan dari masyarakat,
seperti program posyandu yang dapat meningkatkan status gizi masyarakat lewat
edukasi mengenai kesehatan.
3. Sektor pelayanan kesehatan yang mengalami inflasi juga akan mengganggu akses
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan hampir miskin, hal ini akan
makin diperparah karena infrastruktur pembangunan di daerah yang belum baik.
Untuk itu, masalah kesenjangan akses kesehatan antara wilayah pedesaan dan
perkotaan juga perlu mendapat perhatian serius, diantaranya melalui pendekatan
pembangunan kesehatan sesuai dengan kondisi wilayah yang ada. Pelayanan
kesehatan di kota lebih baik ketimbang di desa, juga sebagian besar tenaga
kesehatan masih terpusat di kota.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dimensi social wanita adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat sekarang ini.
Kenyataannya adalah diskriminasi/ketidakadilan seperti: Marginalisasi, subordinasi,
pandangan steriotip, kekerasan terhadap perempuan, beban kerja, kekerasan, pemerkosaan,
pelecehan seksual, single parent, perkawinan usia muda dan tua, dan lain-lain.

B. Saran
Semoga setiap wanita selalu waspada dalam segala hal permasalahan kesehatan dalam
dimensi sosialnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fatonah, Siti. 2013. Permasalahan Kesehatan Perempuan Dalam Dimesi Sosial dan Upaya
Mengatasinya.

Rochmat Wahab, “Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Perspektif Psikologis dan Edukatif”,
Unisia 61, 2006.

Agaid, N. 2002. “Penyerangan Seksual Terhadap Anak atau Perlakuan Salah Secara Seksual
Terhadap Anak” dalam Training Workshop on Protective Behavior Against Child Sexual Abuse
Among Street and Sexually Exploited Children, Jakarta, ICWF-Childhope Asia Philippines, 3-7
Maret 2002. Jakarta.
Hayati, E. N. 2000. Panduan Untuk Pendamping Perempuan Korban Kekerasan Konseling
Berwawasan Gender. Yogyakarta: Rifka Annisa.

Anda mungkin juga menyukai