Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN KESEHATAN DENGAN KELUARGA

DISUSUN

OLEH:

KELOMPOK 1:

MARIA CHEN BERLIAN BESTARI


OKTAVIA WINDIANTI L
SELA DESINTA RAMADIANTI MARIA FRANSISKA

NURUL RAMADHANI CHESYA OKTAVIANITA E

DHINY HARDIANTI
HIKMA RIFANY
NOVITA SY. MAHMUD
IRAWATI M LA’BI
UFIK
AFRA NAZAHAN
FARCE

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya

yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KESEHATAN DENGAN KELUARGA” dengan

selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan-bantuan banyak pihak yang telah memberikan

masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis ucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini , baik dari materi

maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya

kesempurnaan dari makalah ini.

Palu, 16 Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................

A. Latar Belakang............................................................................

B. Rumusan Masalah.......................................................................

BAB 2 PEMBAHASAAN......................................................................

A. Hubungan Antara Kesehatan dengan Keluarga dan Anggotanya

.....................................................................................................

B. Mengidentifikasi Struktur Organisasi Sesuai dengan Tingkatan dan Hubungan

Kekeluargaan...............................................................................

BAB 3 PENUTUP...................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................

B. Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga di definisikan dalam banyak cara.definisi keluarga meliputi penjelasan tentang
struktur,fungsi,unsur,dan ikatan kasih dalam keluarga.orang yang menempati sebuah unit
rumah membentuk suatu rumah tangga.Meskipun sebagian besar rumah tangga terdiri
dari jenis keluarga living arrangement ,banyak keluarga yang tidak demikian.
Biro sensus Amerika Serikat(1992) mengidentifikasikan dua kategori utama rumah
tangga sebagai keluarga dan bukan keluarga.Sebuah kelurga atau suatu rumah tangga
berbentuk keluarga membutuhkan  kehadiran sekurang-kurangnya dua orang,seorang
kepala keluarga dan satu atau lebih atau anggota keluarga yang lain yang mempunyai
hubungan kepala keluarga tersebut melalui kelahiran,adopsi,atau pernikahan.Sebuah
rumah tangga yang bukan keluarga terdiri dari seorang kepala keluarga yang hidup
sendiri ataudengan orang yang tidak mempunyai hubungan dengan dirinya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hubungan antara kesehatan dengan Keluarga dan anggotanya?
2. Mengidentifikasi Strukur Organisasi sesuai dengan tingkatan dan hubungan
kekeluargaan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Hubungan antara kesehatan dengan Keluarga dan anggotanya
2. Untuk Mengetahui Strukur Organisasi sesuai dengan tingkatan dan hubungan
kekeluargaan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Kesehatan dengan Keluarga


Pengertian kesehatan keluarga itu adalah pengetahuan tentang keadaan sehat fisik,
jasmani dan sosial dari induvidu-induvidu yang terdapat dalam satu keluarga. Antara
induvidu yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam lingkaran siklus keluarga
untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal.
1. Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber
daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-
perubahan yang dialami anggita keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau
pengambil keputusan dalam keluarga (suprajitno, 2004). Menurut Notoadmojo (2003)
diartikan sebagai pengingat sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya.
Sesuatu tersebut adalah sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu
mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.

2. Memutuskan Tindakan yang Tepat Bagi keluarga


Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yag mempunyai
keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004). Friedman, 1998
menyatakan kontak keluarga dengan system akan melibatkan lembaga kesehatan
professional ataupun praktisi local (dukun) dan sangat bergantung pada :
Apakah masalah dirasakan oleh keluarga?
a. Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah satu
anggota keluarga?
b. Apakah kepala keluarga takut akibat akibat terapi yang dialakukan terhadap salah satu
anggota keluargaya?
c. Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
d. Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk mampu menjangkau fasilitas
kesehatan?

3. Memberi perawatan Terhadap Keluarga Yang sakit


Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau tanggung
jawabnya secara penuh. Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban yang paling
berat yang dirasakan keluarga (Friedman 1998). Suprajitno (2004) menyatakan bahwa
keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah
keluarga memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk
mengetahui dapat dikaji:
a. Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
b. Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang
diperlukan pasien?
c. Bagaiman sikap keluarga terhadap pasien? (aktif mencari informasi tentang
perawatan terhadap pasien).

4. Memodifikasi Lingkungan Keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga


a. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki sekitar lingkungan rumah
b. Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya
c. Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang
menunjang kesehatan

5. Menggunakan Pelayanan Kesehatan


Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada aggota keluarga yang
sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantra atau dukun. Untuk mengetahui
kemampuan keluarga dalam menfaatkan sarana kesehatan perludikaji tentang:
a. Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau keluarga
b. Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
c. Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
d. Adakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga
Tenaga kesehatan dapat menjadi hambatan dalam usaha keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatn yang ada. Hambatan yang dapat muncul terutama
komunikasi (bahasa) yang kurang dimengerti oleh petugas kesehatan. Pengalamn yang
kurang menyenangkan dari keluarga ketika berhadapan denga petugas kesehatan.

6. Tujuan Perawatan Kesehatan Kelaurga


Tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga:
a. Tujuan umum :
Untuk meningktakan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka sehigga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.
b. Tujuan Khusus :
1) Meningkatka kemampuan keluarga dlam mengidentifikasi masalah kesehatan
yang dihadapi oleh keluarga.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggita keluarga yang sakit dan dalam megatasi masalah kesehatan
anggota keluarga.
5) Meningkatkan produktifitas kelaurga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

7. Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan


Menurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, yaitu:
a) Faktor Perilaku,
b) Lingkungan,
c) Keturunan
d) Pelayanan Kesehatan.
Dari ke 4 faktor di atas ternyata pengaruh perilaku cukup besar diikuti oleh
pengaruh faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor di atas
sangat berkaitan dan saling mempengaruhi.
Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini
dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola
makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya
penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain.
Perilaku atau kebiasaan mencuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita
dari penyakit saluran cerna.
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam kehidupan disekitar kita dapat kita
rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang
mengidap penyakit sperti gatal-gatal, infeksi saluran saluran pernafasan, dan infeksi
saluran pencernaan. Penyakit Demam Berdarah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Lingkungan tidak bersih, banyaknya tempat penampungan air yang tidak pernah
dibersihkan menyebabkan perkembangkan nyamuk aedes aegypti penyebab demam
berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk di sekitar memiliki risiko tergigit
nyamuk dan tertular demam berdarah.
Banyak penyakit-penyakit yang dapat dicegah, namun sebagian penyakit tidak
dapat dihindari, seprti penyakit akibat dari bawaan atau keturunan. Semakin besar
penduduk yang memiliki risiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meingkatkan
derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk
menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini
teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan kemampuan tenaga
ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
8. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluaarga
Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Kontek (Family as Context)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan pelayanan
kesehatan dengan keluarga sebagai kontek, yakni :
Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang kedua
a. Fokus pelayanan keperawatan: individu
b. Individu atau anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi
c. Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan
9. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Klien (Family as Client)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai klien, yakni:
a. Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua
b. Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu anggota keluarga
c. Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak pada keluarga
secara keseluruhan
10. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Sistem (Family as System)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai sistem, yakni:
a. Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah sistem yang berinteraksi
b. Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan keluarga secara bersamaan
c. Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi keperawatan (seperti:
hubungan orang tua dan anak, antara hirarki orang tua)
11. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Komponen Sosial (Family as
Component of Society)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan pelayanan
kesehatan dengan keluarga sebagai komponen sosial, yakni:
a. Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual, ekonomi, dan
kesehatan.
b. Kelurga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk sistem yang
lebih besar yaitu masyarakat
c. Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar dan saling
memberi layanan.
12. Lima Pendekatan Promkes ( Similarly, Ewles dan Simnett (1999) ):
1) Pendekatan medis (preventif)
Pendekatan ini dikonsepkan pada keberadaan penyakit. Hal ini digunakan untuk
mencegah penyakit dan kematian imunisasi
Kegiatan melalui kampanye media dan edukasi
Fokus : individu membuat keputusan untuk tetap sehat dengan mencegah penyakit
2) Pendekatan Perilaku
Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mengadopsi perilaku
kesehatan yang yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan.
Pendekatan ini membuat masyarakat bebas membuat pilihan tentang perubahan
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
Kegiatan : komunikasi dan konseling

3) Pendekatan edukasi
Pendekatan ini memfasilitasi proses belajar melalui dialog dan diskusi dengan
mengintegrasikan kehidupan dengan model pendidikan
Taktik yang digunakan ialah : Health Education Authority (HEA), seperti
meningkatkan kepedulian resiko merokok pada ibu hamil.

4) Pendekatan perubahan sosial


Pendekatan ini harus menjamin bahwa sehat lebih mudah dicapai dan mendukung
perhatian kesehatan untuk semua.
Fokus tidak merubah perilaku individu tetapi pada pengaruh positif kesehatan
masyarakat.
5) Pendekatan berpusat pada klien
Pendekatan ini berdasar pada hubungan seimbang antara profesi kesehatan dengan
klien
Profesi kesehatan memberi bimbingan, dukungan dan dorongan agar klien dapat
membuat pilihan

B. Mengidentifikasi Struktur Organisasi Sesuai Dengan Tingkatan dan Hubungan


Kekeluargaan
1. Tipe-tipe Organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
organisasiformal dan organisasi informal. pembagian tersebut tergantung pada tingkat
atau derajat mereka terstruktur. namun dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi
formal maupun informal yang sempurna. organisasi formal atau resmi adalah organisasi
yang dibentuk oleh sekumpulan orang atau masyarakat yang memiliki suatu struktur yang
terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan,
akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. struktur yang ada
juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi
berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing
anggotanya. Hirarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. status, prestise,
imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali.
selain itu organisasi formal

2. Struktur Organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Organisasi adalah suatu
wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Struktur
organisasi adalahsuatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada
pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan
secara formal.
3. Macam-macam struktur organisasi
a. Struktur Sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departementalisasi yang rendah, rentan kendali yang luas , wewenang yang berpusat
pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.
Struktur sederhana paling banyak dipraktikan dalam usaha-usaha kecil dimana
manajer dan pemilik adalah orang yang satu bersama satu dan sama. Kekuatan dari
struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan,
ketidak mahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan
utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan dimanapun selain organisasi kecil
karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatlakala sebuah organisasi
berkembang karena formalisasi nya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi
cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) dipuncak.
b. Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin
yangdicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas
yangdikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat,
rentangkendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai
komando.
c. Struktur matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda
danmenggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat
ditemukandi agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium
penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga
pemerintah,universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan
pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi:
fungsional dan produk kekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya pada
penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari
memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan
poduk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengkoordinasi tuga para spesialis
fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai
anggaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga di definisikan dalam banyak cara.definisi keluarga meliputi penjelasan
tentang struktur,fungsi,unsur,dan ikatan kasih dalam keluarga.orang yang menempati
sebuah unit rumah membentuk suatu rumah tangga.Meskipun sebagian besar rumah
tangga terdiri dari jenis keluarga living arrangement ,banyak keluarga yang tidak
demikian.
Pengertian kesehatan keluarga itu adalah pengetahuan tentang keadaan sehat fisik,
jasmani dan sosial dari induvidu-induvidu yang terdapat dalam satu keluarga. Antara
induvidu yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam lingkaran siklus keluarga
untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal.

B. Saran
Bagi mahasiswa supaya lebih memahami materi tentang hubungan antara kesehatan
dengan keluarga dan anggotanya agar kita lebih tau apa saja yang harus dilakukan seorang
bidan dalam mengatasi masalah dan kasus masyarakat tentang kesehatan keluarga, agar kita
bisa memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat dan keluarga agar tetap menjaga
kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat
untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai