Anda di halaman 1dari 12

Desain Rumah Tinggal yang Sehat dan Responsif

Terhadap Covid-19

Mohammad Imran
STITEK Bina Taruna, Indonesia
Pos-el: imransains02ars@gmail.com

Rahmi Budi As’adiyah


Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Bone Bolango, Indonesia
Pos-el: rasyidah171286@gmail.com

Abstrak
Pada era milenial ini, dunia dikejutkan dengan kemunculan virus yang dikenal dengan
sebutan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), kondisi ini mengakibatkan seluruh
aktivitas manusia harus dibatasi agar mampu mengurangi penularan Covid-19, salah satu
yakni dengan Work From Home (WFH). Hal tersebut secara tidak langsung
mengharuskan adanya suasana dan kondisi rumah yang ideal dan kondusif untuk bisa
melakukan semua aktivitas yang ada.
Arsitektur merupakan ilmu yang mempelajari mengenai rancang bangunan pada suatu
lingkungan binaan dan fungsi rumah tinggal yakni sebagai ‖bunker‖ yang sehat dan
mampu responsif terhadap virus yang ada di sekitar kita. Implementasi terhadap prinsip
desain ideal rumah tinggal yang diharapkan mampu menjadikan rumah sebagai tempat
tinggal yang sehat, bersih, nyaman (pencahayaan dan penghawaaan), aman dan
memenuhi persyaratan minimal besaran ruang yang bisa responsive terhadap Covid-19.
Keterbatasan kondisi yang ada pada rumah tinggal memerlukan modifikasi terhadap
desain rumah tinggal (design engineering) dan juga memerlukan modifikasi terhadap
perilaku manusia (social engineering) sebagai subjek pengguna dan pemanfaat rumah
tinggal tersebut sebagai upaya adaptasi dan hubungan sinergis manusia dan rumah
tinggal.
Kata kunci: WFH, Covid-19, rumah sehat dan responsive, design engineering, dan social
engineering.

A. Pendahuluan
Pada era milenial ini, dunia dikejutkan dengan kemunculan virus di akhir tahun 2019 yang
ditengarai berasal dari negara Republik Rakyat China (RRC) tepatnya di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei. Virus tersebut dikenal dengan sebutan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Penyebaran
virus ini sangat cepat dan mengkhawatirkan seluruh umat manusia, hal ini karena virus menyebar
melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut
kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah
terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga
wajah), maka orang itu dapat terinfeksi Covid-19. Akibat penyebaran yang sangat pesat inilah,
keadaan tersebut memberikan dampak negatif bukan hanya kesehatan, namun juga berdampak
terhadap seluruh sendi kehidupan umat manusia, ekonomi, sosial masyarakat, perilaku hidup, pola

5
Prosiding Seminar Nasional Hardiknas
aktivitas dan lainnya. Tidak terlepas di Indonesia, hal ini juga ternyata memiliki dampak yang
sangat besar dalam bagi kehidupan sosial bermasyarakat.
Kondisi ini mengakibatkan seluruh aktivitas manusia harus dibatasi agar mampu mengurangi
penularan Covid-19 tersebut, salah satu yang sangat dirasakan oleh manusia saat ini yakni kebijakan
mengenai Work From Home (WFH) yang berarti aktivitas bekerja yang biasa dilakukan di tempat
kerja, kini dilakukan di rumah atau dengan media virtual. Sistem kerja WFH memang memiliki
fleksibilitas yang tinggi, hal ini guna mendukung keseimbangan karyawan antara pekerjaan dan
kehidupan. Hal tersebut secara tidak langsung mengharuskan adanya suasana dan kondisi rumah yang
ideal dan kondusif untuk bisa melakukan semua aktivitas yang ada.
Kehidupan manusia tidak terlepas dari dunia arsitektur karena dari bangun hingga tidur
manusia berada di dalam rumah, oleh karenanya dengan adanya wabah Covid-19 ini
menyadarkan kembali manusia akan pentingnya fungsi rumah tinggal yakni sebagai ‖bunker‖ yang
sehat dan mampu responsif terhadap virus yang ada di sekitar kita.

B. Tinjauan Pustaka
Mengenal Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa
hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom
Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang
ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019,
kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan
menyebabkan penyakit Corona virus Disease 2019 (Covid-19) https://stoppneumonia.id/informasi-
tentang-virus-corona-novel-coronavirus/ (diakses pada hari jumat, tanggal 29 mei 2020, pukul 14.00)
Gejala umum berupa demam ≥380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14
hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah
merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan
pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya. Bisa bertahan selama beberapa
hari di permukaan benda yang datar dan licin. https://who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses/
(diakses pada hari jumat, tanggal 29 mei 2020, pukul 14.00)
Mengantisipasi diri dan mencegah dari penularan Covid-19 sangat penting dilakukan, sesuai
dengan anjuran WHO yakni :

1. Sering mencuci tangan dengan air bersih mengair dengan sabun atau cairan antiseptik
berbahan dasar alkohol.
2. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin, agar tidak
menghirup percikan (droplet).
3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut yang merupakan titik masuk Covid-19 ke tubuh.
4. Melakukan etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat
atau dengan tisu dan segera membuang tisu tersebut.
5. Tetaplah tinggal di rumah, beraktivitas di rumah, hindari kerumunan massal yang
memungkinkan penularan Covid-19.
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public (diakses pada hari jumat,
tanggal 29 mei 2020, pukul 14.00)

6
Belajar dari Covid-19
Arsitektur Rumah Tinggal Sehat
1. Mengenal Arsitektur
Mangunwijaya (1995) mengungkapkan bahwa arsitektur berasal dari bahasa Yunani
―archee‖ dan ―tectoon‖. Archee berarti yang asli, yang utama, yang awal.
Sementara Tectoon berarti kokoh, tidak roboh atau stabil. Maka archeetectoon berarti orisinal
dan kokoh. Sementara menurut Vitruvius (31 SM – 14 M) seorang old master arsitek dalam
buku Ten Books of Architecture mengatakan hal senada, bahwa ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi sebuah bangunan, yaitu: Firmitas (kekuatan), venustas (keindahan) dan utilitas
(fungsi).
Unsur-unsur arsitektur terdiri dari tiga penggolongan utama, yaitu unsur fisik,
penerimaan, dan konsepsual. Dibawah ini adalah penjabaran masing-masing unsur tersebut.
a. Unsur Fisik. Unsur fisik arsitektur berupa bentuk dan ruang, disini harus diperhatikan
bagaimana sistem dan struktur yang diterapkan, apa saja teknologi yang dipakai.
b. Unsur Penerimaan. Berlawanan dengan unsur fisik, ini adalah unsur psikologis dari suatu
arsitektur. Apakah manusia akan nyaman menghuni bangunan ini. Apakah jalan masuk dan
keluar seseorang mengalir dan mudah untuk ditebak.
c. Apakah selain dapat diterima dengan baik bangunan/lingkungan ini juga ingin menyampaikan
suatu makna. Atau ingin membuat simbol tertentu.
Sementara itu untuk mencapai keindahan atau estetika yang diinginkan, suatu bentuk
bangunan tetap bertumpu pada unsur dan prinsip dasar rupa/desain. Karena sejatinya yang
dirancang dan dibangun adalah tetap sebuah objek visual.
Tidak hanya untuk membangun suatu konstruksi bangunan yang fungsional, estetis dan
kokoh. Arsitektur secara umum berfungsi sebagai suatu tata bina yang ikut menyeimbangkan
lingkungan disekitar, termasuk pada alam, manusia dan faktor sosialnya. Dibawah ini adalah
penjabaran fungsinya :
a. Arsitektur sebagai kebutuhan tuntutan fungsional badani, rohani, emosional (spiritual &
intelektual).
b. Ssebagai jawaban atas tantangan: Iklim, teknologi, masyarakat, kebudayaan.
c. Sebagai penyeimbang biologis dan psikologis dalam artian berfungsi sebagai pembatas (filter)
antara tubuhnya dengan lingkungan alamnya.
d. Penyeimbang biologis dan psikologis yang merupakan kelanjutan perilaku adaptasi manusia
terhadap dunia.
e. Ruang tempat manusia hidup dengan berbagi. Ruang, manusia, hidup, dan bahagia, kaitannya
dengan pengalaman kehidupan sehari-hari secara sederhana dapat diwujudkan pula oleh
arsitektur.
f. Sebagai binaan lingkungan secara keseluruhan, bukan hanya sebagai obyek/produk, tapi juga
sebagai institusi/proses.
g. Objek dan proses budaya. Monumen-monumen kuno dunia yang diagungkan hingga sekarang
adalah produk dari Arsitektur.
Oleh karena itu, arsitektur bukan hanya benda yang dirancang saja, melainkan suatu
kesatuan tata bina lingkungan termasuk 7nsure psikologisnya

2. Mengenal Rumah Sehat yang Responsif


Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni,
sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya
(Undang-undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman). Sedangkan rumah sehat
adalah rumah yang memungkinkan para penghuninya dapat mengembangkan dan membina fisik
mental maupun sosial keluarga.

7
Prosiding Seminar Nasional Hardiknas
Prinsip rumah sehat sesuai dengan edaran Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, yakni:

1. Memiliki Elemen Bangunan, yakni terdiri dari Kepala, Badan dan Kaki

Gambar 1 Elemen Bangunan


Sumber: Kementerian PUPR, 2007

2. Memenuhi syarat kesehatan,


a. Lantai dan dinding harus kering (tidak lembab) dan mudah dibersihkan. Agar tetap
kering, maka lantai harus:
1) Terbuat dari bahan bangunan yang tidak menghantar air tanah ke permukaan lantai
(kedap air).
2) Berada lebih tinggi dari halaman luar dengan ketinggian lantai minimal sebagai
berikut :
- 10 cm dari pekarangan
- 25 cm dari permukaan jalan

Gambar 2. Lantai Rumah


Sumber: Kementerian PUPR, 2007

8
Belajar dari Covid-19
b. Ventilasi/jendela yang cukup agar udara dalam ruangan dapat selalu mengalir. Luas
bukaan jendela minima 1/9 luas ruang lantai.

Gambar 3. Sirkulasi Udara di Rumah


Sumber : Kementerian PUPR, 2007

c. Lubang bukaan/jendela harus dapat ditembus sinar matahari.

Gambar 4. Sirkulasi Sinar Matahari di Rumah


Sumber : Kementerian PUPR, 2007

d. Letak rumah yang baik adalah sesuai dengan arah matahari (timur-barat) agar
penyinaran sinar matahari dapat merata dari jam 08.00 – 16.00.

Gambar 5. Orientasi Rumah


Sumber: Kementerian PUPR, 2007

3. Memenuhi rasa nyaman,


1) Pengaturan ruang-ruang :
a) Pemenuhan minimum kebutuhan ruang dalam rumah sebagai berikut :
- Ruang tidur
- Ruang makan

9
Prosiding Seminar Nasional Hardiknas
- Ruang tamu
- Dapur
- Kamar mandi dan
- Kakus

b) Ruang-ruang diatur sesuai dengan fungsinya. Ruang dengan fungsi yang


berhubungan erat diletakan berdekatan agar pencapaiannya lebih mudah dan
kegiatan dapat berjalan lancar
c) Jika ruangan terbatas, suatu ruangan dapat dimanfaatkan untuk beberapa fungsi.
Misalnya ruang makan dapat juga dimanfaatkan sebagai ruang keluarga dan ruang
belajar.
Tabel 1. Standar Luas Minimum Hunian

Sumber: Kementerian PUPR, 2007

Tabel 2. Standar Luas Minimum Ruangan untuk Keluarga

Sumber: Kementerian PUPR, 2007

2) Penataan ruang:
a) Kamar tidur
Sinar matahari pagi bisa masuk, maka luas jendela minimal 1/9 luas ruangan.
Jangan terlalu banyak perabot dalam ruangan tidur, agar udara dapat mengalir
dengan baik.
b) Ruang makan
Selain digunakan untuk kegiatan makan, biasanya juga berfungsi sebagai tempat
dan ruang keluarga. Harus mempunyai penerangan alami dan penerangan buatan
yang cukup dengan memberi bukaan jendela yang menghadap ke arah luar.
c) Dapur
Dapur berhubungan dengan api, maka harus :
 Mendapat sirkulasi udara yang bagus, cahaya yang bagus, efisien juga,
sebaiknya berada pada sisi yang mendapatkan cahaya dan udara secara
langsung dari luar.
 Dinding sekitar kompor/tungku dilapisi seng atau bahan tahan api, terutama
untuk dinding kay atau bambu.

10
Belajar dari Covid-19
 Sediakan karung yang mudah dibasahi dan ember berisi air didekat
kompor/tungku sebagai salah satu upaya penanggulangan pertama bila
kompor/tungku terbakar.
d) Kamar mandi/WC.
Kamar mandi/WC merupakan area basah, maka harus :
 Harus mempunyai lubang angin dan penerangan yang cukup, agar sinar
matahari dapat masuk dan peredaran udara dapat terjadi dengan baik.
 Dinding kamar mandi/kakus harus apat kedap air agar percikan air tidak
merusak komponen bangunan.
 Sebaiknya ada pada sisi yang ruang terbuka, maksudnya pada sisi halaman
yang bisa dapat matahari secara langsung, dapat udara dari luar secara
langsung.

Gambar 6 Ilustrasi KM/WC


Sumber: Kementerian PUPR, 2007

3) Kenyamanan Pencahayaan dan Kenyamanan Penghawaan


Rumah dengan konsep menyatu dengan lingkungan akan sangat baik untuk perolehan
cahaya matahari dan udara segar secara maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan
menyediakan terlebih dahulu space untuk tanaman dan area terbuka sebelum
merancang ruang-ruang yang ada di dalam rumah.

Konsep rumah dengan viod di tengah lahan atau taman perantara area publik dan
privat dapat menjadi solusi dalam memaksimalkan perolehan cahaya dan udara segar.
Pemisahan area publik dan privat juga dapat mengantisipasi penyebaran virus
berbahaya yang dibawa oleh tamu agar tidak menyebar ke seluruh penghuni rumah,
khusunya anak-anak dan lansia.

Lahan yang kecil pun dapat dirancang dengan memiliki taman di tengah lahan
sehingga tidak ada kendala bagi yang memiliki lahan sempit untuk dapat menikmati
udara dan cahaya secara maksimal.

Pencahayaan alami juga dapat diperoleh dengan membuat void serta menambahkan
tanaman yang ditanam secara vertikal di dinding. Meskipun void yang dibuat tidak
besar tetapi memberikan efek yang cukup terasa dalam perolehan cahaya serta
penghawaan alami ke dalam ruangan yang ada dalam sebuah rumah.

11
Prosiding Seminar Nasional Hardiknas
Gambar 7. Pencahayaan Alami Taman Rumah
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020

Prinsip lingkungan rumah sehat sesuai dengan edaran Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR,
yakni:

1. Pengaturan luas bangunan dan luas lahan adalah 40% luas bangunan berbanding minimal
60% luas lahan.
2. Pengaturan sanitasi:
a) Pada masa pandemi Covid-19 ini, sangat diharapkan sering mencuci tangan
dengan menggunakan air bersih yang mengalir, oleh karena itu pada pekarangan
rumah disediakan wadah untuk mencuci tangan sebelum memasuki rumah.
b) Air bersih harus tersedia sumber air bersih yang menjadi sumber air minum bagi
masyarakat di lingkungan permukiman. Jika sumber air di sekitar lingkungan
permukiman tidak memenuhi syarat untuk diminum, harus dilakukan penjernihan air
terlebih dahulu.
c) Air kotor Saluran untuk air buangan dibedakan menjadi:
a) Saluran air hujan.
b) Terbuka, terletak dibawah saluran atap dan harus dapat mengalirkan air hujan ke
saluran air hujan lingkungan dengan kemiringan minimal 2%.
c) Saluran air bekas mandi dan cuci Terbuka dan dialirkan menuju ke saluran
lingkungan.
d) Saluran air kotor dari kakus tertutup, disalurkan menuju cubluk atau tangki septic
untuk kemudian cairannya dialirkan ke sumur peresapan atau penyaringan yang
selanjutnya dapat dibuang ke badan air yang ada (sungai dan lain-lain).

Gambar 8. Pengaturan Sanitasi Rumah


Sumber: Kementerian PUPR, 2007

12
Belajar dari Covid-19
3. Penanganan Sampah
Sampah harus dibuang pada tempatnya karena jika dibuang sembarangan dapat merusak
lingkungan, menyumbat saluran air yang dapat menyebabkan banjir. Selain itu dapat
dengan melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik setelah itu dilakukan
pengolahan sampah sesuai keperluan.

4. Manfaat Pekarangan
Halaman rumah sebaiknya ditanami tanaman yang bermanfaat, seperti sayursayuran,
tanaman untuk obat-obatan (apotik hidup), pohon rindang sebagai peneduh, dan lain-lain.

Gambar 9 Pemanfaatan Pekarangan Rumah


Sumber: Kementerian PUPR, 2007

Pada saat Indonesia dilanda pandemi Covid-19 seperti sekarang, rumah modern yang sehat
dan ekonomis dapat membantu mengurangi risiko penyebaran virus, kuncinya adalah pada
pengendalian tata cahaya dan tata udara. Konsep rumah modern yang sehat dan ekonomis
adalah sebuah rumah tinggal yang memenuhi syarat, yaitu bisa melindungi penghuninya
dari cuaca hujan, panas terik matahari, tempat dia berlindung. Mempunyai kenyamanan
pencahayaan yang baik, kenyamanan sirkulasi udara yang baik.

Implementasi terhadap prinsip desain rumah tinggal yang sehat dan responsif diharapkan
mampu menjadikan rumah sebagai tempat tinggal yang sehat, bersih, nyaman (pencahayaan
dan penghawaaan), aman dan memenuhi persyaratan minimal besaran ruang yang bisa
responsive terhadap Covid-19.

Modifikasi Desain (Design Engineering) dan Modifikasi Perilaku (Social Engineering)


1) Modifikasi desain (Design Engineering)
Modifikasi desain terhadap rumah tinggal perlu dilakukan jika rumah tersebut belum
memiliki prinsip desain rumah sehat yang telah diuraikan di atas, modifikasi tersebut
dilakukan khususnya bertujuan agar rumah tinggal memiliki responsif terhadap virus dan
sebagai sustainable design hunian.

Modifikasi desain meliputi:


a) Menyediakan ruang (area) untuk mencuci tangan pada halaman/pekarangan depan rumah
sebelum tamu atau pemilik rumah masuk.
b) Menyediakan lahan (pekarangan) ukuran yang tidak terlalu luas di bagian depan dan
belakang rumah, untuk sirkulasi udara dan cahaya yang baik dan sehat.
c) Menambahkan exhaust fan pada KM/WC yang tidak memiliki sirkulasi penghawaan yang
baik.
d) Memastikan ruangan utama dan beberapa ruangan lainnya mendapatkan sinar matahari dan
udara yang segar

13
Prosiding Seminar Nasional Hardiknas
e) Mengadakan minimal 2 kamar tidur dan 2 KM/WC.
f) Mengadakan ruang kerja yang efektif guna pelaksanaan aktivitas pekerjaan secara virtual
atau Work From Home (WFH).
2) Modifikasi perilaku (Social Engineering)
Social engineering merupakan suatu teknik merubah, mempengaruhi sikap pandangan,
persepsi ataupun perilaku manusia melalui langkah-langkah pengambilan data atau
informasi penting dan diolah untuk menjadi aksi tujuan pembangunan (Popper, K.R., &
Gombrich, E. H., 2013).

Modifikasi perilaku dapat dilakukan secara sederhana di dalam rumah meliputi :


a) Rajin membuka jendela rumah agar penghawaan dan pencahayaan alami masuk.
b) Rajin membersihkan rumah, menjemur kasur dan bantal serta membuang sampah.
c) Membiasakan hidup sehat dan teratur, jaga pola hidup selalu minum vitamin.
d) Membiasakan olahraga dan berjemur (sunbathing), memanfaatkan RTH dan public space.
e) Tidak menimbun barang yang tidak dibutuhkan dan lain sebagainya.
f) Utamakan memenuhi kebutuhan pokok/kebutuhan harian dalam rumah.

C. Penutup
Rumah tinggal merupakan benteng pertahanan umat manusia sebagai ‖bunker‖ yang sehat
dan mampu responsif terhadap virus yang ada di sekitar kita. Himbauan pemerintah terkait
Pembatasan Sosial Berskala Besara (PSBB) merupakan salah satu himbauan yang dilakukan
pemerintah agar memutus rantai penyebaran Covid-19 yang mengakibatkan seluruh masyarakat
melaksanakan aktivitas di rumah (bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan mengurangi aktivitas
sosial).
Implementasi terhadap prinsip desain rumah tinggal yang sehat dan responsif diharapkan
mampu menjadikan rumah sebagai tempat tinggal yang sehat, bersih, nyaman (pencahayaan dan
penghawaaan), aman dan memenuhi persyaratan minimal besaran ruang yang bisa responsive
terhadap Covid-19.
Keterbatasan kondisi yang ada pada rumah tinggal memerlukan modifikasi terhadap desain
rumah tinggal (design engineering) dan juga memerlukan modifikasi terhadap perilaku manusia
(social engineering) sebagai subjek pengguna dan pemanfaat rumah tinggal tersebut sebagai upaya
adaptasi dan hubungan sinergis manusia dan rumah tinggal.

Daftar Pustaka
Kemnterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (2007). Dasar-dasar Rumah Sehat, Jakarta
Mangunwijaya, Y.B. (1995). Wastu Citra. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Popper, K. R., & Gombrich, E. H. (2013). The open society and its enemies. Princeton University
Press.
Undang-undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman
Vitruvius, M. P. (1960). The ten books on architecture, translated by morris hicky morgan.
https://www.jurnal.id/id/blog/wfh-pengertian-dan-tipsnya/ (diakses pada hari jumat, tanggal 29 mei
2020, pukul 14.00)
https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/ (diakses pada hari jumat,
tanggal 29 mei 2020, pukul 14.00)
https://who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses/ (diakses pada hari jumat, tanggal 29 mei
2020, pukul 14.00)

14
Belajar dari Covid-19
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public (diakses pada hari jumat, tanggal
29 mei 2020, pukul 14.00)

15
Prosiding Seminar Nasional Hardiknas
16
Belajar dari Covid-19

Anda mungkin juga menyukai