Anda di halaman 1dari 35

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

JUR. ARSITEKTUR & PERENCANAAN


FAK. TEKNIK - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

TA 24007 – PENGANTAR URBANISME

Urbanisme

Danang Priatmodjo

Agustus 2020
Pemahaman
istilah-istilah menyangkut “urban”
URBAN – RURAL – SUBURBAN

urban town, city, kota


(kata sifat, adjective) (kata benda, noun)

Lawannya:

rural country, village, desa


(kata sifat, adjective) (kata benda, noun)

Kondisi di antara urban dan rural:

suburban suburb, pinggiran kota


(kata sifat, adjective) (kata benda, noun)
ILUSTRASI

><

Kota (town, city) → urban area Desa (country, village) → rural area

Pinggiran kota (city outskirts, suburb) → suburban area


KARAKTERISTIK

KOTA DESA
▪ Permukiman skala besar ▪ Permukiman skala kecil
▪ Kegiatan utama (basis ▪ Kegiatan utama (basis
ekonomi) bukan pertanian ekonomi) pertanian,
(mis. jasa, perdagangan, perkebunan, atau
industri, pariwisata, dll.) peternakan
▪ Kepadatan penduduk dan ▪ Kepadatan penduduk dan
kepadatan bangunan kepadatan bangunan
tinggi rendah
▪ Penduduk heterogen ▪ Penduduk homogen
(multikultur, multietnik)
urban
urbanity
urbanism
urbanization
urban → urbanitas → urbanisme
(urban/urbane) (urbanity) (urbanism)

bersifat kota,
kekotaan,
perkotaan 1) karakteristik cara hidup
penduduk kota
2) kajian tentang kebutuhan
perilaku kota, fisik masyarakat kota
keadaban kota
3) kajian tentang interaksi
antara masyarakat dan
1) kondisi berperilaku / lingkungan buatan di
berkeadaban kota kawasan perkotaan
2) kehidupan kota

urbanisasi: 1) Proses pembentukan kehidupan kota


2) Perpindahan penduduk dari kawasan perdesaan ke kawasan kota
urban design
urban planning
urban development
urban housing
WACANA
new urbanism, splintering urbanism,
slow urbanism, fast/rapid urbanism,
everyday urbanism, green urbanism,
smart urbanism, postmodern urbanism,
postcolonial urbanism, neoliberal urbanism,
post-critical urbanism, planetary urbanism,
military urbanism, privatized urbanism,
tactical urbanism, informational urbanism,
integral urbanism, typological urbanism…..
Kota sebagai entitas spatial,
entitas sosial, dan entitas kultural
Kota =
entitas spatial +
entitas sosial +
entitas kultural

entitas spatial

entitas sosial
entitas kultural
Kota sebagai entitas spatial…..

Elemen-elemen spatial: jaringan jalan, ruang terbuka, bangunan, sungai, jembatan,


terowongan, jalan layang, kolam, dsb.
Kota sebagai
entitas kultural…..

Kegiatan-kegiatan kultural: pertunjukan, hiburan, festival, karnaval, kuliner, dsb.


Kota sebagai
entitas sosial…..

Aspek sosial: perbedaan kelas/strata, kemiskinan, kriminalitas, keberingasan massa, dsb.


Urbanism as a way of life
Louis Wirth (1897-1952) “Urbanism as a Way of Life” (1938)

Definisi “kota” dari sudut pandang sosiologi:

Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat dan permanen,


dihuni oleh individu-individu yang heterogen.

Faktor penting: jumlah penduduk, kepadatan, heterogenitas penduduk


Louis Wirth:
“Urbanisme adalah bentuk organisasi sosial yang menjadi ancaman bagi kebudayaan”

Kehidupan kota:
▪ Tergantikannya kontak primer oleh kontak sekunder
▪ Melemahnya ikatan kekerabatan
▪ Menurunnya signifikansi sosial suatu keluarga
▪ Hilangnya hubungan ketetanggaan
▪ Merosotnya solidaritas sosial berbasis tradisi

Dampak kehidupan kota:


▪ Angka reproduksi menurun
▪ Keluarga besar menjadi keluarga kecil
▪ Usia pernikahan cenderung ditunda
▪ Proporsi penduduk lajang meningkat
▪ Penduduk menjadi terisolasi dan kurang interaksi
Kota multikultural
Menyikapi heterogenitas…..

melting pot vs. salad bowl


Asimilasi

melting pot
(“panci pelebur”)

Metafora upaya membangun


masyarakat heterogen menjadi
lebih homogen.
Berbagai elemen yang berbeda
dilebur dalam suatu keselarasan
menjadi satu kultur bersama.
(Konsep yang berkembang di Amerika Serikat
Citra Amerika Serikat sebagai melting pot dipopulerkan
pada tahun 1780-an, untuk menggambarkan oleh Israel Zangwill dalam drama tahun 1908 berjudul
proses asimilasi para imigran) “The Melting Pot”
Multikulturalisme

salad bowl
(“mangkuk gado-gado”)

Metafora upaya membangun


masyarakat multikultur,
di mana berbagai kultur yang
berbeda dipadukan, namun masih
memberi ruang bagi adanya
perbedaan.
(Konsep yang dikembangkan sejak tahun 1970-an,
untuk menggambarkan perlunya menghargai
perbedaan)
melting pot → salad bowl
”panci pelebur” ”mangkuk gado-gado”

Konsep ASIMILASI dikoreksi dengan konsep MULTIKULTURALISME


Masalah-masalah kota
terkait perilaku masyarakat
Masalah urban…..

Membangun “budaya kota”: antre, tertib, menghormati orang lain, tenggang rasa
Masyarakat urban yang
“selfish”, hanya memikirkan
kepentingan sendiri, tidak
peduli kepentingan orang lain.
Disiplin warga kota
Masalah
urban…..

Disiplin warga kota


Masalah urban…..

Disiplin warga kota


Masalah urban…..

Tidak siap dengan “budaya kota”


Busway
THE END

Anda mungkin juga menyukai