Anda di halaman 1dari 46

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

JUR. ARSITEKTUR & PERENCANAAN


FAK. TEKNIK - UNIVERSITAS TARUMANAGARA

TA 24007 – PENGANTAR URBANISME

Teori-teori
Perkotaan (2)

Danang Priatmodjo

September 2020
Perkembangan Teori Kota
1. Perencanaan kota tertua
Hippodamus of Miletus: Rancangan kota Miletus dan Piraeus
2. Penataan kota pertengahan abad-19
Haussmann: Urban renewal Paris, Cerdà: Expansion Barcelona
3. Pemikiran rancang kota awal abad-20
Ebenezer Howard: Garden City, Tony Garnier: Industrial City,
Le Corbusier: Contemporary City & Radiant City
4. Gerakan rancang kota awal abad-20
Daniel Burnham: City Beautiful Movement
5. Teori-teori perkotaan
Louis Wirth, Gideon Sjoberg, Kevin Lynch, Jane Jacobs,
Christopher Alexander, Aldo Rossi, Ventury-Scott-Brown,
Peter Calthorphe, Gerakan New Urbanism, Smart Growth,
Ciber City, Smart City
Perkembangan Teori Kota
1765 Rev. 1870 Rev. 1969Rev. NOW Rev.
Industri Industri II Industri III Industri IV

1799
1801

1899
1901

1999
2001
1M
SM

Hippodamus of Miletus Louis Wirth CYBER CITY (1976)


(498-408 SM) Georges-Eugène Urbanism as a
SMART CITY
Plan of Miletus (470 SM) Haussmann Way of Life (1938)
Plan of Piraeus (451 SM) Renovation of Paris Gideon Sjoberg
(1852) Le Corbusier Preindustrial City (1960)
Contemporary City (1922) Kevin Lynch
Radiant City (1924) The Image of the City (1960)
Jane Jacobs
Ebenezer Howard The Death and Life of Great American
Garden City Cities (1961)
(1898) Christopher Alexander
Ildefons Cerdà A City is not a Tree (1965)
Expansion of Barcelona Tony Garnier
(1860) Industrial City Aldo Rossi
The Architecture of the City (1966)
Miletus, (1904)
Turkey Venturi, Scott & Brown
Daniel Burnham Learning from Las Vegas (1972)
Plan of Chicago Peter Calthorpe
Piraeus, (1909) The Next American Metropolis (1993)
Greece → City Beautiful NEW URBANISM (1993)
Movement
Louis Wirth:
Louis Wirth (1897-1952)
“Urbanism as a Way of Life” (1938)
Definisi “kota” dari sudut pandang sosiologi:
Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat dan permanen,
dihuni oleh individu-individu yang heterogen.

Faktor penting: jumlah penduduk, kepadatan, heterogenitas penduduk


Louis Wirth:
“Urbanisme adalah bentuk organisasi sosial yang menjadi ancaman bagi kebudayaan”

Kehidupan kota:
▪ Tergantikannya kontak primer oleh kontak sekunder
▪ Melemahnya ikatan kekerabatan
▪ Menurunnya signifikansi sosial suatu keluarga
▪ Hilangnya hubungan ketetanggaan
▪ Merosotnya solidaritas sosial berbasis tradisi

Dampak kehidupan kota:


▪ Angka reproduksi menurun
▪ Keluarga besar menjadi keluarga kecil
▪ Usia pernikahan cenderung ditunda
▪ Proporsi penduduk lajang meningkat
▪ Penduduk menjadi terisolasi dan kurang interaksi
Interaksi sosial masa kini…
Gideon A. Sjoberg
Sosiolog, Swedia → Professor di University of Texas Austin

Menulis buku:
“The Preindustrial City: Past and Present”
(1960)
Gideon Sjoberg
(lahir 1922)
Teori Sjoberg antara lain memuat konsep:
▪ Kota selalu mengalami perubahan dari masa ke masa
▪ Tahapan perkembangan kota:
1) Folk-Preliterate city
2) Feudal city
3) Pre-Industrial city
4) Urban-Industrial city
Folk-Preliterate city
Kota-kota pada masa awal peradaban manusia, sebelum dikenal
tulis-baca

Feudal city
Kota-kota yang berkembang pada Abad
Pertengahan (sekitar abad-11 s/d abad-13)
yang berciri antara lain:
▪ Kota dikelilingi tembok ganda
▪ Pertumbuhan kota stagnan (di dalam
tembok)
▪ Hubungan saling bergantung antara tuan
tanah dan petani
▪ Kelompok tukang papan atas dan
pedagang besar menguasai
pemerintahan kota
Pre-Industrial city
Kota-kota pada masa sebelum ditemukannya
mesin-mesin canggih, yang berciri antara
lain:
▪ Tenaga manusia dan tenaga hewan masih
menjadi basis produksi ekonomi
▪ Tidak ada pemisahan tegas antara fungsi
hunian dan fungsi karya/perdagangan
▪ Para tukang/pengrajin pada umumnya
bekerja di rumah masing-masing
▪ Penduduk dipisahkan berdasarkan
kelas/kasta
▪ Jumlah penduduk kurang dari 100.000 jiwa
▪ Keamanan rendah
▪ Sanitasi buruk
Urban-Industrial city
Kota-kota pada masa setelah berkembangnya
industri dan ditemukannya mesin-mesin
canggih, yang berciri antara lain:
▪ Produktivitas dicapai melalui mesin-mesin
canggih, dengan sumber tenaga dari
bahan bakar fossil dan tenaga atom
▪ Ukuran kota besar, kepadatan penduduk
tinggi, heterogenitas tinggi
▪ Penduduk memiliki berbagai latar
belakang, kepentingan, keahlian, yang
saling bekerja sama
▪ Memiliki pusat-pusat bisnis/komersial
serta pabrik-pabrik
▪ Menarik imigran dari kota/negara lain yang
mencari peruntungan di kota besar
Kevin Lynch
Urban planner, Chicago
Selama 5 tahun meneliti
“mental map” warga kota
Boston, Jersey City, serta
Los Angeles, menghasilkan
teori:
“The Image of the City”
(1960) Kevin Lynch (1918-1984)
“Good City Form” (1981)

mental map = Gambaran/bayangan yang ada di


benak manusia tentang “peta” suatu tempat
(jaringan jalan, ruang terbuka, bangunan, dan
elemen-elemen kota lainnya) yang pernah dilihat
atau dikunjungi
“The Image of the City” (1960)
Teori ini antara lain memuat konsep:
“place legibility” – tingkat kemudahan “terbaca”nya suatu tempat
(legible = mudah dibaca)
“imageability” – tingkat kemudahan dibayangkan
(imageable = mudah dibayangkan)

“Imageable” elements of a city:


Path (jalur lintasan) – Jalur yang dilalui orang dalam perjalanannya
(jalan, trotoar, kanal, rel kereta api, dsb.)
edge

path path path

edge

path path path


Edge (tepian) – Bidang pembatas yang memanjang, bukan berupa lintasan
(dinding, tepian pantai, bidang muka deretan bangunan, dsb.)
edge edge edge

edge edge edge

path path path


District (kawasan) – Bagian kota yang memiliki ciri atau karakter tertentu
Distrik bisa dikenali bila seseorang berada di dalamnya
Kawasan Ensanche
(Eixample) Barcelona, bagian
perluasan kota hasil
rancangan Cerda pada tahun
1850an

Barri Gotic, distrik kota tua Barcelona


Bagian kota yang merupakan peninggalan
Abad Pertengahan (Medieval City)
Chinatown: Distrik Pecinan di suatu kota
Node (titik simpul) – titik strategis yang menjadi pusat atraksi suatu kawasan
(persimpangan jalan, plaza, locus, dsb.)

Oxford Circus, London Piccadilly Circus, London Times Square, New York
Nodes: Plaza dan loci

Plaça Reial, Barcelona

Manneken Pis, Brussels Fontana di Trevi, Roma


Landmark (tengaran) – Obyek fisik yang mudah dikenali sebagai acuan
(bangunan, tugu, menara, toko, gunung, dsb.)

Chrysler Building, New York Transamerica Building, San Francisco Gunung Merapi, Jawa Tengah

Parliament Building, London Chinatown Gate, San Francisco Patung Hermes Jembatan Harmoni, Jakarta
“Good City Form” (1981)
Teori ini memuat konsep bagaimana menghadirkan kota yang baik.
Lynch menawarkan 5 kriteria:
▪ Vitality
▪ Sense
▪ Fit
▪ Access
▪ Control
ditambah 2 pilihan kriteria:
▪ Efficiency
▪ Justice
Vitality Sense
Daya dukung lingkungan Peranan wujud dan kualitas dalam
buatan terhadap fungsi-fungsi membentuk persepsi serta identitas
vital, kebutuhan biologis serta lingkungan yang dicapai melalui:
kemampuan manusia • identitas (”sense of place”)
(bagaimana melindungi • kesesuaian tempat dan fungsi
kepentingan eksistensi seluruh • struktur
mahluk hidup) • transparansi

Central Park, New York, berfungsi sebagai Piazza d’Italia, New Orleans, memberi
“paru-paru kota” guna memenuhi identitas bagi kawasan yang penghuni
kebutuhan udara segar bagi penghuni kota mayoritas adalah imigran asal Italia.
yang penuh sesak dengan bangunan tinggi.
Fit Access
Kesesuaian antara tempat dan Daya capai ke orang lain, aktivitas,
pola perilaku secara menyeluruh sumber daya, pelayanan,
informasi, tempat-tempat lain

sumber daya

kegiatan lain
masyarakat

dll.
informasi

Mewadahi budaya makan di luar


Control
Kontrol oleh penghuni atau
pemakai terhadap penggunaan
dan akses ke ruang-ruang serta
aktivitasnya.
Efficiency Justice
Efisien dalam menggunakan Memperlakukan dan memberikan
sumber daya kota pelayanan kepada warga kota
secara adil

Contoh: Kota memberikan fasilitas yang bisa


Contoh: Bangunan-bangunan yang memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas
kompak adalah bentuk efisiensi
penggunaan lahan
Jane Jacobs
Wartawan, pengarang, aktivis
Amerika Serikat → Kanada

Menulis buku:
“The Death and Life of Great
American Cities” (1961)

Jane Jacobs(1916-2006)

▪ Tulisannya berisi kritik terhadap “rational planning” yang


merebak di Amerika di tahun 1950-1960an.
▪ Ia mengkritik pemisahan yang tegas atas fungsi-fungsi hunian,
komersial, dan industri.
▪ Ia mengecam “urban renewal”, yang disebutnya sebagai kejam,
karena menghancurkan komunitas-komunitas dengan cara
menciptakan ruang-ruang kota yang terisolasi serta tidak alami.
Urban renewal sering berakibat terjadinya gentrifikasi – tergusurnya
penduduk asli ke kawasan pinggiran, karena setelah setelah renewal
kawasan menjadi mahal, penduduk asli tidak mampu lagi tinggal di
tempat tersebut.
Jane Jacobs menawarkan
gagasan “empat generator”
yang dapat menciptakan
efektivitas ekonomi kota, yaitu:
▪ Penggunaan campuran
(mixed-use); aktifkan jalan-
jalan pada waktu-waktu yang
berbeda setiap harinya
▪ Blok yang pendek, yang
memungkinkan permeabilitas
bagi pejalan kaki
▪ Bangunan-bangunan dari
berbagai usia
▪ Kepadatan
Greenwich Village, NYC
Christopher Alexander
Arsitek, Berkeley
Dari Inggris pindah ke Amerika Serikat tahun 1958
Sejak 1963 mengajar di UC Berkeley

Menulis teori arsitektur/kota:


“A City is Not a Tree” (1965)
“A Pattern Language” (1977)
“A timeless Way of Building (1979) Christopher Alexander (lahir 1936)
Christopher Alexander: “A City is Not a Tree”

Kota yang alami (natural) tersusun atas lapisan-lapisan (layering)


yang tumpang-tindih seiring dengan perjalanan waktu.
Kota yang susunannya “seperti pohon” adalah kota yang
artifisial.

“semilattice” “tree”
Natural cities…

Siena Liverpool

Manhattan Kyoto
Artificial cities…

Chandigarh

Levittown Letchworth
Aldo Rossi
Arsitek , Venezia

Menulis teori arsitektur/kota:


“The Architecture of the City” (1966)
Tulisannya menekankan bahwa kota memiliki:
▪ urban artifacts
▪ permanences Aldo Rossi (1931-1997)

▪ collective memory
Ketiganya merupakan khasanah budaya kota
yang perlu dilestarikan (terkait dengan
preservasi dan konservasi di suatu kota)
Urban Artifacts
Artefak kota adalah peninggalan masa lalu yang dimiliki oleh
suatu kota, tidak hanya menyangkut elemen-elemen fisik,
namun juga meliputi sejarah, geografi, struktur, dan kaitan
dengan keseluruhan kehidupan kota.

Aqueduct, Roma

Palazzo della Ragione, Padua (1219):


Contoh artefak kota yang tidak mengalami perubahan
bentuk, meski dari masa ke masa mengalami perubahan
fungsi/penggunaan.

Kanal-kanal kota, Venezia


Artefak kota

Jembatan Kota Intan, contoh artefak kota Jakarta Ngarai Sianok, contoh artefak kota Bukittinggi
Permanences
Permanensi adalah unsur-unsur tetap di sutu kota yang
mampu bertahan dalam kurun waktu yang panjang, selalu
ada dari masa ke masa.

Katedral

Bekas amfiteater Romawi (abad-2 SM) Masjid Cordoba (tahun 987) masih bertahan sebagai
di kota Lucca, Italia, yang berevolusi unsur tetap kota Cordoba, Spanyol, bahkan setelah
menjadi perumahan dan plaza di “dicangkokkan” Katedral di tengahnya pada abad-16.
tengahnya. Bentuk oval plaza (bekas
arena) dan perumahan (bekas tribun)
adalah unsur tetap yang bertahan
selama lebih dari 2000 tahun.
Permanensi

Batavia sejak 1619

Rekonstruksi peta Batavia 1650 Citra kawasan eks Batavia di


pada citra kawasan masa kini masa kini (citra tahun 2016)
Peta Batavia waterstad
tahun 1650 (Danang Priatmodjo , 2016 – Google Earth) (Google Earth 2016)
(mmzrarebooks.blogspot.co.id)

Jakarta: Struktur kawasan Kota Tua (eks Old Batavia) tidak berubah selama 400 tahun
Collective memory
Ingatan kolektif adalah unsur-unsur (terutama visual) di suatu
kota yang memberikan ciri dan membekas dalam ingatan
orang banyak.

Menara Eiffel, Paris

Katedral St. Basil, Moscow

Gambaran-gambaran yang membekas


Sydney Opera House, dalam ingatan, bahkan bagi mereka
Sydney yang belum pernah mengunjungi.
Ingatan kolektif

Patung Hermes di Jembatan Harmoni, Jakarta


(sejak 1930) sudah membekas di ingatan banyak
orang.
Ketika patung itu hilang, orang-orang yang setiap
hari lewat di situ merasa kehilangan, langsung
menelpon radio dan melaporkan ke polisi. Berkat
laporan yang cepat, patung segera ditemukan.
Kini patung asli dipajang di halaman belakang
Museum Sejarah Jakarta, sedang di Jembatan
Harmoni dipasang replikanya.

Tugu dan Malioboro, ingatan kolektif Yogyakarta


Robert Venturi
Arsitek, Philadelphia

Robert Venturi (b. 1925)

Menulis:
“Complexity and Contradiction
in Architecture” (1966)
Bersama Denise Scott Brown dan
Steven Izenour menulis:
“Learning from Las Vegas”
(1972)
Venturi, Brown & Izenour:
“Learning from Las Vegas”

The Strip, Las Vegas

▪ Las Vegas adalah fenomena komunikasi arsitektur.


▪ “The Strip” adalah arsitektur dari komunikasi atas ruang,
yang dicapai melalui langgam (style) dan tanda (signs). Ini
adalah kondisi yang unik, tidak seperti “ruang tertutup”
(enclosed space) yang biasa dihadirkan oleh para arsitek.
▪ Nilai simbolik dan kiasan dalam arsitektur di ruang yang
lapang tampak nyata di “The Strip”.
▪ Las Vegas adalah contoh kemenangan “ruang simbolik”
(symbolism-space) atas “ruang bentuk” (forms-in-space)
The Strip, Las Vegas
Peter Calthorpe
Arsitek, San Francisco

Menulis:
“The Next American Metropolis” (1993)
Peter Calthorpe (b. 1949)

Sebagai upaya mengurangi penggunaan


mobil pribadi di dalam kota, Calthorpe
menawarkan gagasan yang dinamai
“Transit Oriented Development” (TOD),
yang dikembangkan dari konsep
“Pedestrian Pocket” yang telah ada
sebelumnya.
Intinya, memanfaatkan keberadaan titik
transit (stasiun MRT, dsb.) untuk
mengembangkan kawasan bebas
kendaraan dalam radius sekitar 10 menit
berjalan kaki dari titik transit.
Pedestrian pocket
(kantong pedestrian)
Pedestrian pocket adalah suatu
kawasan yang dikembangkan
sebagai kawasan bebas kendaraan
bermotor. Besaran kawasan
diperhitungkan pada jarak nyaman
berjalan kaki (s/d 600m). STASIUN/
HALTE
Akses kendaraan hanya untuk
pemeliharaan dan kondisi darurat JALUR TRANSIT
(mobil sampah, ambulans, mobil
pemadam kebakaran, dll.).
Syarat pedestrian pocket:
Tersedia jalur dan stasiun/halte
sistem transit (MRT, tram, dsb.)
serta kantong-kantong parkir
umum (public parking).
* Jalan bebas kendaraan = KANTONG PEDESTRIAN
pedestrian mall (pedestrian pocket)
Kawasan bebas kendaraan = Diagram pedestrian pocket
(Peter Calthorpe, 1993)
pedestrian pocket
Transit Oriented Development (TOD)
(pengembangan bertumpu pada titik/jalur transit)
Konsep pedestrian pocket dikembangkan/
diaplikasikan dalam skala kota menjadi
TOD, yaitu pengembangan kawasan
berjalan kaki pada radius s/d 600 m dari
titik perhentian sistem transit (transit stop).
Pusat kawasan untuk fungsi-fungsi bisnis/
komersial serta fasilitas-fasilitas pelayanan
publik, sedang dari tengah sampai tepi
kawasan untuk fungsi hunian.
Jaringan ruang terbuka tersebar dari pusat
sampai ke bagian-bagian kawasan lainnya.
TOD adalah salah satu implementasi
gerakan “New Urbanism” yang
menganjurkan dikembangkannya
walkability di kawasan-kawasan kota.
Diagram TOD
(Peter Calthorpe, 1993)
TOD Calvine - Sacramento

TOD Laguna West


TOD Calvine – Whitmore Lake

Anda mungkin juga menyukai