▪ Ragam budaya yang mengambil tempat di ruang publik kota (urban space), yang terkait dengan karakter spasial serta konteks urban-nya. Pedagang kaki lima, New York “Street resto”, Firenze
Trevi Fountain – “kolam legenda”, Roma “Street art”, Firenze
Budaya kota lahir dari karakter spesifik kota, antara lain: ▪ Heterogenitas manusia (multi-etnis, multikultur, dsb.) ▪ Jumlah besar manusia yang tidak saling mengenal satu sama lain ▪ Terbatasnya ruang-ruang publik kota Budaya kota mengubah: SPACE menjadi PLACE ruang kota tempat kegiatan di ruang kota
Contoh: Spanish Steps, Roma
Contoh: Grand Place (Grote Markt), Brussels POPULAR CULTURE (POP CULTURE) Budaya POP ▪ Ragam budaya produk “orang biasa” sebagai kontras dari “budaya tinggi” ▪ Meliputi dunia hiburan, sports, berita, politik, fashion, teknologi, slang, dll.
POP culture yang berlangsung di
ruang publik kota merupakan bagian dari urban culture Harajuku style Gangnam style URBAN ETIQUETTE / URBAN MANNERS Adab kota (merupakan bagian dari urban culture) ▪ Tidak selfish (memikirkan kepentingan sendiri). ▪ Menghormati kepentingan orang lain, menghormati privasi orang lain. ▪ Menghormati dan mendahulukan kepentingan / memberikan prioritas penggunaan fasilitas publik kepada orang lanjut usia, wanita hamil, anak-anak. antre
Adab kota: Menghormati hak orang yang datang lebih dulu
Tanpa adab kota: Merampas hak pejalan kaki Patuh Berlalu Lintas Adab kota perlu direkayasa/dibangun