TEORI-TEORI KEBENARAN
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen : Sabarudin Ahmad, S.Sy., M.H.
Disusun oleh
Bismillāḥirraḥmānirrahīm
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt.
Karena dengan Rahmat dan Ridha-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
sampaikan kepada baginda Besar Nabi Muhammmad Saw., beserta keluarga, sahabat
Kami selaku penulis dalam pembuatan makalah ini, menyadari betul bahwa
masih banyak kesalahan dan kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kami
memohon dengan ikhlas kepada pembaca makalah ini untuk berkenan memberikan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah yang lebih baik.
Akhir kata, kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak
terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu yakni, bapak Dr. Drs.
Sabian Utsman, M.Si., dan Dr. Syarifuddin, M.Ag., serta kepada segenap teman-
teman Magister Hukum Kelurga yang turut serta memberikan dukungan dan
semangat kepada kami. Dan kami harapkan semoga makalah yang kami buat ini bisa
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ............................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya meiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin
tahu ini merupakan bentuk pencarian kebenaran. Karena rasa ingin tahu yang
tinggi inilah yang menjadikan manusia dapat terus berkembang sampai sekarang,
Kebenaran dalam filsafat ilmu merupakan hal yang sentral. Karena ilmu
pengetahuan secara umum bertujuan untuk mencapai kebenaran. Oleh karena itu,
dalam makalah yang sederhana ini membahas secara padat tentang teori-teori
kebenaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
ilmu.
1
D. Metode Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Teori merupakan rumusan yang dirangkai oleh ahli dalam bidang tertentu
yang dapat dijadikan sebagai landasan. Menurut para ahli dalam buku Restorative
sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah, tidak berat sebelah; adil,
lurus (hati), dapat dipercaya (cocok dengan keadaan sesungguhnya), dan sah.‖2
Dalam bahasa Inggris disebut dengan kata correct (benar, tepat, betul)3, right
(kanan, hak, keadilan, dan kebenaran)4, true (benar; betul; sejati; sebenarnya; setia;
sah)5. Valid (sah; syah; absah; sahih; benar)6, really (benar-benar; sungguh-
1
Sabian Utsman, Restorative Justice; Hukum Masyarakat Nelayan Saka dalam Sistem Hukum
Nasional (Hukum Penguasaan, Pemilikan, dan Konflik Saka), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),
22.
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), 130.
3
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 2006), 148.
4
Ibid., 486.
5
Ibid., 605.
6
Ibid., 626.
7
Ibid., 468.
3
B. Teori-Teori Kebenaran dalam Perspektif Filsafat Ilmu
beda. Menurut Soetriono dan Rita Hanafie, bahwa kebenaran adalah persesuaian
antara tahu dan objeknya. Karena obyek tahu itu banyak aspeknya dan sukar untuk
Filsafat Ilmu mengkaji tentang hakikat ilmu (pengetahuan). Dewasa ini ilmu
8
Soetriono dan SRDm Rita Hanafie, Filsafat ilmu dan Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2007), 6.
9
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), 111.
4
Teori korespondensi adalah suatu teori yang berisi bahwa pernyataan
subjek dengan objek, antara pernyataan dengan kenyataan, antara teori dengan
fakta.
Russell (1872-1970).11
Teori koherensi adalah suatu teori yang berisi bahwa suatu proposisi itu
benar apabila mempunyai hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang telah
ada yang benar.12 Artinya suatu kebenaran itu berhubungan dengan kebenaran-
kebenaran lainnya. Teori ini juga disebut dengan teori konsisten. Maksudnya,
10
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Penebar
Swadaya, 2002, h. 57. Lihat juga Stefanus Supriyanto, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prestasi pustaka
Publisher, 2013), 91-92.
11
Ibid.,113.
12
Sudarsono, Ilmu Filsafat; Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineke Cipta, 2001), 146.
13
Soetriono, Filsafat, 16.
5
Penulis berpendapat jika teori korespondensi dan teori koherensi
Artinya sesuatu itu benar apabila sesuatu tersebut bermanfaat. Sebagai contoh
ada‖ adalah benar bagi seseorang yang hidupnya mengalami perubahan karena
kebenaran.
14
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
105.
15
Sudarsono, Ilmu Filsafat, 146. Lihat juga Inu Kencana Syafiie, Pengantar Filsafat,
(Bandung: Refika Aditama, 2010), 33.
16
Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Terj. Soejono Soemargono, (Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya, 2004), 182.
6
Teori ini dicetuskan oleh Charles S. Pierce (1839-1914). Kemudian
dan C. I. Lewis.17
17
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif, (Jakarta: Gramedia, 1985), 57.
18
Tim Dosen Filsafat Ilmu fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Filsafat Ilmu,
(Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2007), 144.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kedua, teori kebenaran koherensi, adalah suatu proposisi itu benar apabila
mempunyai hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang telah ada yang benar.
8
DAFTAR PUSTAKA
Soetriono dan SRDm Rita Hanafie, Filsafat ilmu dan Metodologi Penelitian,
Yogyakarta: Andi Offset, 2007.
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Penebar
Swadaya, 2002.
Tim Dosen Filsafat Ilmu fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Filsafat Ilmu,
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2007.
Utsman, Sabian, Restorative Justice; Hukum Masyarakat Nelayan Saka dalam Sistem
Hukum Nasional (Hukum Penguasaan, Pemilikan, dan Konflik Saka),
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.