Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

PADA An. B DENGAN ALERGI MAKANAN

DI RUANG POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA


Stase Keperawatan Anak

DOSEN PEMBIMBING:
Ilya Krisnana,S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh:
Ariska Widy H.
NIM.132013143047

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
KASUS
An. B datang ke poli anak dengan keluhan badan gatal sekujur tubuh. Hasil anamnesa
didapatkan bahwa sebelumnya anak makan bakso pinggir jalan. Pengkajian TTV didapatkan suhu
380C, Nadi normal, RR normal. Pengkajian fisik didapatkan bentol-bentol kemerahan di sekujur
tubuh. Bentol-bentol menyebabkan rasa nyeri pada malam hari sehingga An.B tidak bisa tidur.
Riwayat keluarga didapatkan ayah menderita ashma.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tanggal Pengkajian : 28 Januari 2021 Jam : 08.00 WIB


Tanggal MRS : 28 Januari 2021 No. RM : 1234xxxxx
Ruang/Kelas : Pola Anak Dx Medis : Alergi Makanan

Identitas Anak Identitas Orang Tua


Nama Anak : An. B Nama Ayah : Tn. C
Tanggal Lahir : 15 Januari 2014 Nama Ibu : Ny. D
Identitas

Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan Ayah/Ibu : Karyawan/ Ibu Rumah Tangga


Usia : 7 tahun Pendidikan Ayah/Ibu: SMA
Diagnosa Medis : Alergi Makanan Agama : Islam
Suku /Bangsa : Jawa /Indonesia Alamat : Surabaya
Alamat : Surabaya Sumber Informasi : Ibu

Keluhan Utama : Gatal seluruh tubuh disebabkan oleh alergi makanan (bakso), gatal sampai muncul bentol-
bentol kemerahan, gatal di sekujur tubuh hingga membuat anak tidak bisa tidur, gatal timbul pada malam
hari.
Riwayat Penyakit Sekarang :
An. B datang bersama orang tuanya ke Poli Anak dengan keluhan gatal sekujur tubuh. An. B
mengatakan sebelumnya ia makan bakso dipinggir jalan. Pada kulit An.B tampak muncul bentol-
bentol kemerahan di sekujur tubuh yang menyebabkan timbulnya nyeri pada malam hari sehingga
membuat An.B tidak bisa tidur. Setelah diperiksa diketahui An.B demam dengan suhu tubuh 38 oC,
RR = 22x/menit, N = 115x/menit, TD = 100/70mmHg.

Riwayat Kesehatan Sebelumnya


Riwayat kesehatan yang lalu :
Riwayat Sakit dan Kesehatan

1. Penyakit yang pernah diderita :


Demam Kejang Batuk Pilek
Mimisan Lain-lain:
2. Operasi : Ya Tidak Tahun:
3. Alergi : Makanan Obat Udara Debu
Lainnya, Sebutkan: Alergi makanan
Imunisasi : BCG (Umur 2 bulan) Polio (Umur : baru lahir, bulan ke-2, 3, dan 4)
DPT (Umur 2, 3, 4, 6 bulan, dan 1 tahun ) Campak (Umur 10 bln)
Hepatitis (Umur 2 tahun)
Riwayat Nutrisi
1. Nafsu makan : Baik Tidak Mual Muntah
2. Pola makan : 2x/hari 3x/hari >3x/hari
3. Minum : Jenis: air mineral dan susu jumlah : 450 cc/hari
4. Pantangan makan : Ya Tidak : Orang tua tidak tau kalau An. B memiliki alergi
5. Menu makanan : nasi, sayur (jarang), telur (paling sering), dan lauk pauk lainnya.

Riwayat Pertumbuhan
1. BB saat ini : 20 Kg, TB : 115 cm, LK : tidak dikaji, LD : 70 cm, LLA : 20 cm
2. BB lahir : 3000 gram, BB sebelum sakit: 25 kg
3. Panjang lahir : 50 cm IMT : 15,12
Riwayat Perkembangan

1. Tahap Perkembangan Psikososial : anak memasuki fase industri vs inferioritas. Anak terlibat
dalam aktivitas kelompok di sekolah dan di rumah.

2. Tahap Perkembangan Psikoseksual : anak memasuki fase laten. Anak tidak tertarik dengan
segala sesuatu yang berkaitan dengan seks.

Observasi dan pemeriksaan fisik (ROS : Review of System)


Keadaan umum : Baik Sedang Lemah
ROS

Tanda- tanda vital : TD : 100/70 mmHg Nadi : 115x/menit Suhu : 38oC RR : 22x/menit

Bentuk dada : Normal Tidak, Jenis :


Pola napas : Irama : Teratur Tidak teratur
Jenis : Dispnea Kusmaul Ceyne Stokes Lian-lain:
Pernapasan B1 (Breathing)

Suara napas : Vesiculer Ronchi Wheezing Stridor Lain-lain


Sesak napas : Ya Tidak Batuk: Ya Tidak
Retraksi otot bantu napas Ada ICS Supraklavikular Suprasternal
Tidak ada

Lain –lain : Tidak Ada

Masalah : Hipertermia
Kardiovaskuler B2 (Blood)

Irama Jantung : Reguler Ireguler S1/S2 Tunggal Ya Tidak


Nyeri Dada : Ya Tidak
Bunyi Jantung: Normal Murmur Gallop Lain-Lain
CRT : <3 dt >3 dt
Akral : Hangat Panas Dingin Kering Dingin Basah
Lain-lain :

Masalah: Tidak Ada MK

GCS Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6


Reflek Fisiologis : Menghisap Menoleh Mengenggam Moro
Patella Triceps Biceps Lain-Lain
Refleks Patologis : Babinsky Budzinsky Kernig Lain-Lain
Lain-Lain :
Istirahat / Tidur : 10 jam/hari Gangguan Tidur: Tidak ada
Kebiasaan Sebelum Tidur : Minum Susu Mainan Cerita atau Dongeng
Penglihatan (Mata)
Pupil : Isokor Anisokor Lain-Lain :
Persyaratan B3 (Brain)

Sclera/Konjungtiva : Anemis Ikterus Lain-Lain :


Pendengaran/Telinga
Gangguan Pandangan : Ya Tidak Jelaskan :
Penciuman (Hidung)
Bentuk : Normal Tidak Jelaskan :
Gangguan Penciuman: Ya Tidak Jelaskan :

Masalah: Tidak ada MK

Kebersihan : Bersih Kotor


Urin : Jumlah : 1500 cc/ hari Warna : Kuning Bau: pesing
Perkemihan B4 (Bladder)

Alat bantu (kateter dan lain-lain):


Kandung Kencing : Membesar Ya Tidak
Nyeri Tekan Ya Tidak
Alat Kelamin : Normal Tidak Normal, Sebutkan:
Uretra : Normal Hipospadia/Epispadia
Gangguan : Anuria Oliguri Retensi Inkontinensia
Nokturia Lain-lain: Tidak ada gangguan

Masalah: Tidak ada MK

Nafsu makan : Baik Menurun Frekuensi : 3x/hari


Porsi makan : Habis Tidak Ket: Makanan habis
Minum : 1500cc/hari Jenis : air mineral dan susu

Mulut dan tenggorokan


Mulut : Bersih Kotor Berbau
Mukosa : Lembab Kering Stomatitis
Pencernaan B5 (Bowel)

Tenggorokan : Sakit /nyeri telan Kesulitan


Pembesaran tonsil Lain-lain:
Abdomen
Perut : Tegang Kembung Ascites Nyeri tekan,
lokasi : epigastrum
Peristaltik : 15 x/menit
Pembesaran hepar : Ya Tidak
Pembesaran lien : Ya Tidak
Buang air besar : 1x/hari Teratur Ya Tidak
Konsistensi : lunak Bau: normal Warna: normal
Lain-lain :

Masalah: Tidak ada MK


Kemampuan pergerakan sendi : Bebas Terbatas
Muskuloskeletal B6 (Bone & Integumen)

Kekuatan otot : 5 5
Kulit 5 5
Warna kulit : Ikterus Sianotik Kemerahan Pucat Hiperpigmentasi
Turgor : Baik Sedang Jelek
Odema : Ada Tidak ada Lokasi :
Lain-lain : An. B mengalami bentol-bentol kemerahan sekujur tubuh dan menimbulkan
nyeri di malam hari.
P : Bentol-bentol
Q : Celekit-celekit
R : Pada area bentol-bentol
S:4
T : Ketika malam hari

Masalah: Gangguan Integritas Kulit


Nyeri Akut

Tyroid : Membesar Ya Tidak


Hiperglikemia : Ya Tidak
Hipoglikemia : Ya Tidak
Endokrin

Luka gangren : Ya Tidak


Lain-lain : Tidak ada

Masalah: Tidak ada MK

Mandi : 2 x/hari Sikat gigi : 2 x/hari


Keramas : 2x/minggu Memotong kuku : 1x/minggu
Personal
Hygiene

Ganti pakaian : 2x /hari

Masalah: Tidak Ada MK

a. Ekspresi afek dan emosi : Senang Sedih Menangis


Cemas Marah Diam
Psiko Sosio Spiritual

Takut Lain :
Hubungan dengan keluarga : Akrab Kurang akrab
b. Dampak hospitalisasi bagi anak : Anak merasa kehilangan teman-temannya karena tidak bisa bermain
bersama seperti biasanya, anak juga merasa takut berada di lingkungan rumah sakit, terutama ketika
melihat tenaga kesehatan.
c. Dampak hospitalisasi bagi orang tua : Orang tua anak merasa cemas dan sedih akan kondisi anaknya

Masalah: Ansietas
Defisit Pengetahuan
Data Penunjang (Lab, Foto, CT Scan, dll)
Laboratorium :

Belum ada pemeriksaan lab yang dilakukan.

Terapi/Tindakan lain :
a Diet BTSIK
b Bedrest total
c Cairan oral
d Paracetamol sirup 3x250 mg
e Monitoring tekanan darah, nadi, suhu tubuh, pernapasan

DAFTAR PRIORITAS MASALAH


1 Hipertermia (D.0130)
2 Gangguan Integritas Kulit (D.0129)
3 Nyeri Akut (D.0077)
4 Ansietas (D.0080)
5 Defisit Pengetahuan (D.0111)

Surabaya, 17 Februari 2021


Ners Muda

( Ariska Windy H. )
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


Data Subyektif
Anak mengeluh tubuhnya Makanan penyebab allergen
demam ↓
Data Obyektif Masuk ke sel T dalam kelenjar
1 Suhu tubuh : 38oC limfe
2 Kulit terasa hangat ↓
Sel beta terangsang membentuk
IgE

Degranulasi sel mast

Pengeluaran histamin, bradikinin,
Hipertermia (D.0130)
prostaglandin

Gejala hipersensitivitas (alergi)

Mengaktifkan hipotalamus untuk
merubah set point tubuh

Suhu tubuh meningkatt

Demam

Hipertermia
Data Subyektif
An. B mengeluh gatal pada Makanan penyebab allergen
seluruh tubuhnya. ↓
P: Gatal seluruh tubuh Masuk ke sel T dalam kelenjar
disebabkan oleh alergi makanan limfe
(bakso) ↓
Q: gatal sampai muncul bentol- Sel beta terangsang membentuk
bentol kemerahan IgE
R: gatal di sekujur tubuh Gangguan Integritas

S: gatal di sekujur tubuh hingga Kulit (D.0129)
Degranulasi sel mast
membuat anak tidak bisa tidur ↓
T: gatal timbul pada malam hari.
Pengeluaran histamin,
Data Obyektif
bradykinin, prostaglandin
1 Kerusakan kulit : ↓
bentol-bentol pada kulit Gejala hipersensitivitas (alergi)
2 Nyeri pada area bentol- ↓
bentol Masuk ke pembuluh perifer
3 Kemerahan pada kulit

Urtikaria, pruritus

Gangguan integritas kulit

Data Subyektif
An. B mengeluh nyeri pada area Alergi makanan
bentol-bentol ↓
Reaksi alergi
P : Bentol-bentol ↓
Q : Celekit-celekit Pruritus
R : Pada area bentol-bentol ↓
S:4 Nyeri Nyeri Akut (D.0077)
T : Ketika malam hari ↓
Nyeri Akut
Data Obyektif
1 Tampak meringis
2 Bersikap protektif pada
area bentol-bentol
3 Gelisah
4 Sulit tidur

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 Hipertermia berhubugan dengan proses penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh 38oC
(D.0130)
2 Gangguan Integritas Kulit berhubugan degan perubahan pigmentasi
dibuktikan dengan kemerahan pada kulit dan bentol-bentol pada kulit
(D.0129)
3 Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis diduktikan
dengan bentol-bentol pada kulit (D.0077)
FORMAT INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari /
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Rencana (intervensi) keperawatan
tanggal
Hipertermia b.d proses Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia (I.155006)
penyakit d.d suhu tubuh keperawatan selama 3×24 jam, Observasi:
38oC (D.0130) diharapkan masalah dapat teratasi 1 Identifikasi penyebeb hipertermia
2 Monitor suhu tubuh
dengan kriteria hasil:
Rabu, 17 Terapeutik:
Februari 2021 3 Sediakan lingkungan yang dingin
Termoregulasi (L.14134) 4 Longgarkan pakaian
1 Suhu tubuh membaik (36.5oC 5 Berikan cairan oral
– 37.5oC) Edukasi:
2 Suhu kulit membaik 6 Anjurkan tirah baring
3 Kulit merah menurun Kolaborasi:
7 Kolaborasi pemberian cairan elektrolit intravena,
jika perlu

Gangguan Integritas Kulit Setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
b.d perubahan pigmentasi keperawatan selama 3×24 jam, Observasi:
d.d kemerahan pada kulit dan diharapkan masalah dapat teratasi
bentol-bentol pada kulit dengan kriteria hasil: 1 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Rabu, 17 (D.0129) Terapeutik:
Februari 2021 Integritas Kulit dan Jaringan
(L.14125) 2 Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
1 Kerusakan lapisan kulit kulit kering
menurun Edukasi:
3 Anjurkan menggunakan pelembab
2 Nyeri menurun (skala : 0) 4 Anjurkan minum air yang cukup
3 Kemerahan pada kulit
menurun 5 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4 Suhu kulit membaik 6 Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
5 Tekstur kulit membaik yang tidak mengandung alergi
7 Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstream
8 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
Kolaborasi:
9 Kolaborasi pemberian obat-obatan atau terapi

Nyeri Akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
pencidera fisiologis d.d keperawatan selama 3×24 jam, Observasi:
bentol-bentol pada kulit diharapkan masalah dapat teratasi
1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(D.0077)
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

Tingkat Nyeri menurun (L.08066) 2 Identifikasi skala nyeri


Rabu, 17
Februari 2021 1 Kekuhan nyeri cukup 3 Identifikasi respon nyeri non verbal
menurun
2 Meringis cukup menurun 4 Identifikasi faktor yang memperberat dan
3 Gelisah cukup menurun memperingan nyeri
4 Anoreksia cukup menurun Terapeutik:
5 Frekuensi nadi cukup
membaik 5 Kontrol lingkungan
6 Tekanan darah cukup
mambaiknafsu makan cukup 6 Berikan teknik non farmakologis untuk
membaik mengurangi rasa nyeri (seperti terapi musik,
aromaterapi, terapi pijat)
7 Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
8 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
9 Jelaskan strategi meredakan nyeri
10 Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi:
11 Kolaborasi pemberian analgetik
PEMBAHASAN

Pengkajian dari laporan kasus ini dilaksanakan pada tanggal 28 Januari

2021. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa An. B usia 7 tahun dengan

jenis kelamin laki-laki MRS sejak tanggal 28 Januari 2021 dengan diagnosis Alergi

makanan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan hasil keadaan umum anak tampak

gelisah dan terdapat bentol-bentol dengan kemerahan pada suluruh tubuh anak, TD

100/70 mmHg, frekuensi nadi 115x/menit, frekuensi pernapasan 22x/menit, dan

terdapat nyeri pada area bentol dengan skala 4 yang timbul ketika malam hari..

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisis data yang telah dilakukan,

didapatkan tiga diagnosis keperawatan pada An. B, yaitu: hipertermia, gangguan

integritas kulit/jaringan dan deficit pengetahuan sebagai dampak hospitalisasi anak.

Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal (PPNI, 2017). Hasil

pemeriksaan An. B didapatkan bahwa suhu tubuh 38°C, dimana suhu tersebut diatas

rentang normal yaitu 36,5-37,5°C. Penyebab hipertermia pada kasus ini disebabkan

karena respon alergi makanan pada An. B . Alergen tersebut akan langsung

mengaktifkan antibody (IgE) yang merangsang sel mast kemudian melepaskan

histamine, bradikinin, dan prostaglandin dalam jumlah yang banyak, kemudian zat

tersebut mengaktifkan hipotalamus untuk merubah set point suhu tubuh sehingga

terjadi peningkatan suhu tubuh sebagai bentuk reaksi tubuh terhadap alergi/benda asing

yang masuk kedalam tubuh.

Rencana intervensi yang dilakukan pada masalah keperawatan hipertermia

adalah dengan melakukan manajemen hipertermia. Adapun tndakan yang dapat

dilakukan adalah mengidentifikasi penyebeb hipertermia, monitor suhu tubuh,

sediakan lingkungan yang dingin, melonggarkan pakaian anak, menganjurkan tirah


baring kepada anak, memberikan cairan oral, dan melakukan kolaborasi pemberian

cairan elektrolit intravena, jika dibutuhkan.

Berdasarkan hasil pengkajian, masalah lain yang ditemukan adalah

gangguan integritas kulit/jaringan. Gangguan integritas kulit/jaringan adalah

kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membrane mukosa, fasia,

otot, tendon, ligamen dan lain-lain) (PPNI, 2017). Penyebab Gangguan integritas kulit

pada kasus ini disebabkan karena adanya respon alergi makanan pada An. B. Alergen

tersebut akan langsung mengaktifkan antibody (IgE) yang merangsang sel mast

kemudian melepaskan histamine, bradikinin, dan prostaglandin dalam jumlah yang

banyak, kemudian zat tersebut beredar di dalam tubuh melalui pembuluh darah, saat

mereka mencapai kulit allergen akan menyebabkan terjadnya gatal, urtikaria, dan

kemerahan pada kulit. Peran imunologis dan alergi telah dipikirkan sebagai penyebab

dari bentol-bantol. Reaksi hipersensitivitas tipe I diperkirakan menjadi mekanisme

terjadinya bentol-bentol. Reseptor histamin H1 dan H2 juga akan teraktivasi pada

pasien urtikaria. Aktivasi dari reseptor histamin H1 pada sel otot polos dan endotel akan

meningkatkan permeabilitas kapiler. H1 juga dapat merangsang ujung saraf sensoris

sehingga dapat mengakibatkan nyeri pada urtikaria.

Adapun rencana intervensi yang dapat dilakukan pada masalah gangguan

integritas kulit ini adalah dengan intervensi utama Perawatan Integritas Kulit

(I.11353) yaitu mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit, mengindarkan

produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering, menganjurkan menggunakan

pelembab, minum air yang cukup, meningkatkan asupan nutrisi, meningkatkan asupan

buah dan sayur yang tidak mengandung alergi, menghindari terpapar suhu ekstrim,

mandi dan menggunakan sabun secukupnya, dan melakukan kolaborasi pemberian

obat-obatan atau terapi.


Pada pengkajian juga ditemukan bahwa An. B mengalami nyeri akut.

Adapun kriteria hasil yang ingin dicapai pada masalah ini adalah kekuhan nyeri

cukup menurun, meringis cukup menurun, gelisah cukup menurun, anoreksia cukup

menurun, frekuensi nadi cukup membaik, tekanan darah cukup mambaik, dan nafsu

makan cukup membaik.

Adapun intervensi yang diberikan adalah dengan terapi musik. Reaksi

fisiologis nyeri diantaranya adalah respon saraf otonom seperti kecepatan bernapas,

peningkatan nadi dan peningkatan denyut jantung. Terapi musik sebagai terapi

nonfarmakologis mampu meringankan rasa nyeri karena saat diberikan musik, otak

tengah mengeluarkan beta endorphin hormone yang dapat mengeliminasi

neurotransmitter rasa nyeri (Mekar, R & Lenny,I, 2013). Hal ini ditegaskan lahi

oleh hasil penelitian Bernatzky (2011) bahwa teknik distraksi/ terapi musik sebagai

pengobatan nonfarmakologis modern terbukti efektif untuk menangani nyeri.

Musik sebagai terapi telah dikenal sejak 550 tahun sebelum Masehi, dan ini

dikembangkan oleh Pythagoras dari Yunani. Berdasarkan penelitian di State

University of New York di Buffalo, sejak mereka menggunakan terapi musik

kebutuhan akan obat penenang juga turun drastis hingga 50% (Natalina,2013). Hal

yang serupa juga disampaikan Greer (2003 dalam Bernatzky 2011), terapi musik

adalah penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat penyembuhan,

meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera. Musik dapat

mempengaruhi fungsi-fungsi fisiologis, seperti respirasi, denyut jantung, dan

tekanan darah. Musik juga merangsang pelepasan hormon endorfin, hormon tubuh

yang memberikan perasaan senang yang berperan dalam


penurunan nyeri sehingga musik dapat digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri sehingga pasien

merasa nyerinya berkurang.


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa An.B mengalami Alergi

makanan dengan keluhan utama berupa gatal dan bentol-bentol pada seluruh

tubuh. Sedangkan gejala lain yang timbul pada anak adalah terdapat

peningkatan suhu tubuh, dan nyeri yang timbul di malam hari pada bentol-

bentol. Sehingga didapatkan beberapa masalah keperawatan yaitu Hipertermia

(D.0130), Gangguan Integritas Kulit (D.0129), Nyeri Akut (D.0077), Ansietas

(D.0080), dan Defisit Pengetahuan (D.0111). Dari ketiga masalah prioritas yang

diangkat, rencana intervensi yang diberikan penulis adalah Manajemen Hipertermia

(I. (I.155006), Perawatan Integritas Kulit (I.11353), dan Manajemen Nyeri (I.08238).
DAFTAR PUSTAKA

Bernatzky, G. Presch, M. Dkk. Emotional Foundation of Music as a Non-


Pharmacological Pain Management Tool in Modern Medicine.
Neuroscience and Biobehavioral Reviews, 30(60):11.2011.
IDAI. (2014). Diagnosis dan Tata Laksana Alergi Susu Sapi (Edisi Kedu). Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Natalina, D. Terapi Musik bidang Keperawatan. Mitra Wacana Media.Jakarta.2013.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Safri, M. (2008). Standar Emas Pemeriksaan Alergi Makanan pada Anak. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala, 8(3), 151–156.
Siregar, S. P. (2016). Alergi Makanan pada Bayi dan Anak. Sari Pediatri, 3(3), 168–
174. Retrieved from https://doi.org/10.14238/sp3.3.2001.168-74%0D
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TERAPI DIET BSTIK DI RUANG POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
Stase Keperawatan Anak

DOSEN PEMBIMBING:
Ilya Krisnana,S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh:
Ariska Windy H.
NIM.132013143047

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TERAPI DIET BSTIK

Diet BSTIK adalah sebuah terapi untuk menghindari


makanan yang terbukti menjadi penyebab alergi guna
mengurangi frekuensi dan intensitas serangan terhadap
Definisi
alergi makanan. Istilah diet BSTIK merupakan singkatan
dari jenis makanan yang harus dihindari, yaitu: Buah, Susu
Telur, Ikan dan Kacang-kacangan.

1 Mengetahui makanan penyebab alergi pada anak


2 Mencegah kekambuhan terhadap alergi makanan pada
Tujuan
anak
3 Mengurangi gejala alergi makanan pada anak

Anak yang mengalami atau diduga mengalami alergi


Indikasi
makanan

1 Buah-buahan dan semua bahan makanan yang


mengandung buah
Contoh:
- Buah semangka
- Buah matoa
- buah rambutan
- buah durian
- dll
2 Susu sapi dan bahan makanan yang mengandung susu
sapi
Contoh:
Bahan Makanan - Biskuit
- Keju
Yang Dapat
- Es krim
Menyebabkan Alergi - Kue
- dll

3 Telur dan daging unggas termasuk bahan makanan


yang mengandung telur
Contoh:
- Bakmi
- Mie instant
- Roti
- bebek
- ayam
- dan makanan yang mengandung bahan unggas
maupun telur lainnya
4 Ikan air laut/tawar dan bahan makanan yang
mengandung ikan/udang/kepiting
Contoh:
- Petis
- Kerupuk
- Terasi
- makanan yang mengandung ikan lainnya

5 Kacang-kacangan dan bahan makanan yang


mengandung kacang
Contoh:
- Bumbu gado-gado, sate dan rujak
- Tauge/kecambah
- makanan yang mengandung kacang lainnya

1. Pengganti buah-buahan

Semua sayur dari daun-daunan dan umbi-umbian, seperti:


- Kentang
- Wortel
- Ketela pohon
- Ubi jalar
- Lobak
- Bengkoang, dll
2. Pengganti susu sapi

Bila anak mengonsumsi susu formula (sufor), yang


disarankan adalah susu formula hidrolisat whey/casein atau
susu formula berbahan dasar kedelai, seperti:
- Nutrilon HA
Bahan Makan - Pepri junior
Pengganti - Nutrilon soya
- Nursoy
- Prosoben, dll

Catatan: bagi anak yang masih mengonsumsi ASI, cukup


menghindari makanan minuman yang mengandung susu
sapi saja dan tidak disarankan unruk mengganti ASI
menjadi susu formula.
3. Pengganti telur

Makanan dari bahan yang tidak mengandung telur, seperti:


- Tahu
- Tempe
- Kue mangkok
- Kue lapis
- Kue bikang, dll

4. Pengganti ikan
Makanan yang berasal dari daging merah, seperti:
- Daging kambing
- Daging sapi
- Sate kambing
- Gule/gulai, dll

5. Pengganti kacang-kacangan

Makanan berbahan kacang sayur, seperti:


- Kacang kedelai
- Buncis
- Kacang panjang
- Kacanh merah
- Kacang beras, dll

1 Selama 3 minggu, hindari makanan pantangan,


termasuk makanan dengan MSG, pewarna, dan
pengawet (misal: mi instan, snack-snack ringan, dsb).
2 Setelah berpantang 3 minggu dan gejala alergi hilang,
maka setiap minggu dapat mencoba 1 jenis makanan
Prosedur Diet pantangan (misalnya: susu sapi) diberikan setiap hari
BTSIK sedikit-sedikit.
3 Bila muncul gejala alergi, berarti anak alergi dengan
jenis makanan tersebut. Hentikan makanan yang dicoba
dan obati gejala alergi.
4 Bila tidak muncul gejala alergi, berarti anak tidak alergi
dengan jenis makanan tersebut dan makanan
tersebut boleh dikonsumsi.
Referensi Instalasi Gizi RSU Dr. Saiful Anwar

Anda mungkin juga menyukai