Anda di halaman 1dari 7

1

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN RASA NYAMAN DAN NYERI

DI RUANG CEMPAKA 2 RSUD DR. LOEKMONO HADI

DISUSUN OLEH:

PRIMA ALFIANITA

P. 1337420616019

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

2017
2

A. DEFINISI
1. Nyeri

a. Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun
berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang
dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Aimul Aziz,
2006).
b. Nyeri adalah apa yang dikatakan oleh orang yang mengalami nyeri dan bila
yang mengalaminya mengatakan bahwa rasa itu ada. Definisi ini tidak berarti
bahwa anak harus mengatakan bila sakit. Nyeri dapat diekspresikan melalui
menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku (Aimul Aziz, 2006).
c. mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang memengaruhi seseorang yang
keberadaanya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya (Aimul
Aziz, 2006).

d. mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri(Aimul Aziz, 2006).

2. Nyaman

Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu yang diperlukan manusia dalamkehidupan


untuk membuat dirinya enak baik psikis, fisik, maupun sosial. (Aimul Aziz,
2006).

B. PATOFISIOLOGI NYERI
Nyeri merupakan reaksi campuran fisik, emosi dan perilaku. Cara yang paling baik
untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu menjelaskan tiga komponen
fisiologi berikut, yakni: resepsi, persepsi, dan reaksi. Rtimulus penghasil nyeri
mengirimkan impuls melalui serabut saraf porifer. Serabut nyeri memasuki mmedula
spinalis menjalani dan menjalani beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam
masa berwarna abu-abudi medula spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi
dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak
atau di transmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali stimulus nyeri mencan
3

capai korteks serebral, maka otak menginterprestasi kualitas nyeri dan memproses
informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu, serta asosiasi kebudayaan
dalam upaya mempersepsikan nyeri (EGC,2004).

C. PENYEBAB NYERI
Seseorang dapat Menoleransi menahan nyeri (pain tolerance), atau dapat mengenali
jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold). Terdapat beberapa
jenis stimulus nyeri, di antaranya:
1. Trauma pada jarmgan tubuh
2. Gangguan pada jaringan tubuh,
3. Tumor,
4. Iskemia pada jaringan,
5. Spasme otot,
(EGC, 2004)

D. TANDA DAN GEJALA


1. Data subjektif
a. Pasien mengatakan nyeri
b. Pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas
c. Pasien mengatakan sangat mengganggu (tidak nyaman)
d. Pasien mengatakan tidak bisa tidur

2. Data Objektif
a. Pucat
b. Ketegangan otot
c. Pernapasan cepat dan tidak teratur
d. Peningkatan denyut jantung
e. Peningkatan kadar glukosa dalam darah
f. Kelelahan
(EGC,2010)
4

E. KLASIFIKASI NYERI
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri
akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak
melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis
merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam
waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam katagori nyeri
kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatik.
Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain, umumnya
terjadi akibat kerusakan pada cedera organ visceral. Nyeripsikagenik adalah nyeri
yang tidak diketahui sec.ara fisik biasanya timbul akibat psiknlngis. Nyeri phantom
adalah nyeri yang disebabkan salah satu ekstremitas diamputasi. Nyeri neurnlogis
adalah bentuk nyeri yang tajarn karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa
jalur saraf.
(EGC, 2010)

F. PATHWAY

Kerusakan Jaringan Tumor iskemia Spasme Otot

Reseptor
Serabut A Serabut C

Sumsum tulang belakang

Merangsang Area Sensorik

Nyeri

Gangguan Rasa Nyaman Pola tidur terganggu


5

G. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk mendapatkan data dasar,
untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang
cocok, dan untukmengevaluasi respon klien terhadap terapi. Walaupun pengkajian
nyeri merupakan aktifitas yang paling umum dilakukan perawat, namun pengkajian
nyeri merupakan salah satu yang sulit untuk dilakukan. Perawat harus mengkaji
pengalaman nyeri dari sudut pandang klien.

AHCPR menetapkan pedoman khusus untuk mengkaji klien, fokus pedoman ini ialah
merencanakan terapi penatalaksanaan dengan berhasil sebelum mengalami nyeri.
Dalam hal ini, klien harus memahami bahwa apabila ia melaporkan rasa nyeri kepada
petugas ksehatan merupakan hal yang berharga guna penatalaksanaan nyeri yang
efektif.

Perawat harus mewaspadai adanya kemungkinan kekeliruan dalam pengkajian nyeri.


Dengan menggunakan alat dan metode yang tepat dapat membantu menghindari
terjadinya kekeliruan dan memastikan terapi yang tepat pada klien, seperti:

a. Ekspresi nyeri klien


Banyak klien yang tidak melaporkan rasa ketidaknyamanan yang dialaminya.
Perawat harus mempelajari cara verbal dan non verbal klien dalam
mengkomunikasikan rasa ketidaknyamanan, seperti meringis.

b. Klasifikasi pengalaman nyeri


Akan sangat membantu apabila anda fase nyeri yang di alami oleh klien. Perawat
mengkaji apakah nyeri yang dialami klien masuk dalam kategori kronis atau akut.
Setelah mengkaji fase nyeri maka hasil dapat digunakan untuk mengarahkan pada
pengkajian lebih lanjut pada klien.

c. Efek nyeri pada klien


Apabila perawat mengkaji nyeri maka hal yang paling penting adalah mengkaji
kata-kata yang keluar, respon verbal, dan gerakan tubuh dari klien ketika nyeri
dirasakan. Merintih, menangis, dan mendengkur merupakan beberapa cobtih efek
yang timbul ketika klien mengalami nyeri. (EGC,2005)
6

2. Diagnosa Keprawatan
a. Cemas bd. pengalaman nyeri dg kontrol nyeri yang jelek
b. Gangguan mobilitas fisik b.d. nyeri pada persendian lutut dan pergelangan kaki
c. Gangguan pola tidur b.d. persepsi nyeri pada malam hari
(EGC,2005)

3. Perencanaan (NCP)
a. Klien dapat mempertahankan kemampuan untuk merawat diri
b. Kien mempertahankan fungsi fisik yang dimiliki saat ini
c. Klien menjelaskan alasan faktor nyeri
d. Klien diberikan terapi di rumah dengan nyaman
(EGC,2005)

4. Implementasi
Perawat memberikan suatu cara untuk mengotrol atau mengurangi rasa nyeri yang
dialami klien seperti dengan cara mengbah persepsi nyeri melalui pemberian
pengaruh suatu sugesti positif pada klien. Atau bisa juga dengan cara didengarkan
musik, karena dengan fokus terhadap musik yang didengarkan maka pikiran kita
akan dialihkan dari rasa nyeri yang dirasakan. (EGC,2005)

5. Evaluasi
Evaluasi terhadap rasa nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam
merespon rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya perasaan nyeri, menurunnya
intensitas nyeri, adanya respon fisiologis yang baik, dan pasien mampu melakukan
aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.
(EGC, 2005)
7

DAFTAR PUSTAKA

Alimul,Aziz.2006.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika

Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia/ penulis, A. Aziz Alimul


HIdayat,Musrifutul Uliyah : editor, Monica Ester. – Jakarta : EGC, 2004

Diagnosis Keperawatan : definisi dan klasifikasi 2009-2011 / editor, T. Heather


Herdman ;alih bahasa, Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Estu Tiar ; editor edisi bahasa
Indonesia, Monica Ester. – Jakarta : EGC, 2010

http://raninursing.blogspot.com/

Potter, Patricia A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik
/ Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahasa, Renata Komalasari..(et al) ; editor edisi
Bahasa Indonesia, Monica Ester, Devi Yulianti, Intan Parulian. –Ed.4.- Jakarta: EGC,2005

Anda mungkin juga menyukai