Anda di halaman 1dari 46

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

28 Feb – 2 Maret 2021

RAPAT KOORDINASI PERSIAPAN


PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN
TEKNIS MATERI TEKNIS PENINJAUAN
KEMBALI/REVISI RTRW KABUPATEN
DI WILAYAH SUMATERA, JAWA DAN BALI
Disampaikan oleh:
Reny Windyawati, ST., M.Sc.
Direktur Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I
DAFTAR ISI

TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT BINA PERENCANAAN


1 TATA RUANG DAERAH WILAYAH I
KEBIJAKAN TATA RUANG DALAM UNDANG-UNDANG NO 11
2 TAHUN 2020 DAN PERATURAN PEMERINTAH NO 21 TAHUN 2021

3 STATUS REVISI DAN PENYELESAIAN PERDA RTRW KABUPATEN


DI WILAYAH SUMATERA

KEGIATAN SUBDIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG


4 KABUPATEN WILAYAH I TAHUN ANGGARAN 2021

5 TARGET RAKOR BIMTEK


2
1
TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT BINA
PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH
WILAYAH I
TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT BINA PERENCANAAN TATA RUANG
DAERAH WILAYAH I

TUGAS FUNGSI

1 3
Melaksanakan penyiapan Pelaksanaan bimbingan teknis dan bantuan
Penyiapan perumusan kebijakan dan
perumusan dan pelaksanaan teknis perencanaan tata ruang kepada
strategi operasional, rencana dan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten,
kebijakan, pemberian program di bidang pembinaan dan pemerintah kota, termasuk pemenuhan
bimbingan teknis dan perencanaan tata ruang daerah dan standar pelayanan minimum bidang
bantuan teknis di bidang kawasan tematik di Wilayah Pulau penataan ruang
pembinaan perencanaan tata Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali
ruang daerah dan kawasan
tematik, serta fasilitasi
pemberian persetujuan
substansi perencanaan tata
4 Fasilitasi pemberian persetujuan substansi

2
perencanaan tata ruang daerah dan
ruang daerah dan kawasan Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kawasan tematik;
tematik di Wilayah Pulau pelaksanaan kebijakan teknis dan program
di bidang pembinaan perencanaan tata
Sumatera, Pulau Jawa, dan
ruang daerah dan kawasan tematik di
Pulau Bali. Wilayah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan
Pulau Bali;

Sumber: Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
5 Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat

Tata Kerja Kementerian ATR/BPN


4
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

DIREKTUR JENDERAL TATA RUANG


Dr. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM

SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL


TATA RUANG
Dr. Hardian, SH., MM

DIREKTUR PERENCANAAN DIREKTUR SINKRONISASI


TATA RUANG NASIONAL PEMANFAATAN RUANG DIREKTUR PEMBINAAN
Ir. Dwi Hariyawan S., MA Ir. Sufrijadi, MA DIREKTUR PEMBINAAN
PERENCANAAN TATA RUANG PERENCANAAN TATA RUANG
DAERAH WILAYAH I DAERAH WILAYAH II
Reny Windyawati, S.T., M.Sc Dr. Eko Budi Kurniawan, S.T.,
M.Sc.

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UMUM


DAN TERTENTU

Sumber: Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ATR/BPN
5
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN
TATA RUANG DAERAH WILAYAH I

DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA


RUANG DAERAH WILAYAH I

SUB BAGIAN TATA USAHA

SUBDIT PEMBINAAN
SUBDIT PEMBINAAN SUBDIT PERENCANAAN
PERENCANAAN
SUBDIT PEMBINAAN SUBDIT PEMBINAAN PERENCANAAN DETAIL TATA RUANG KAWASAN
DETAIL TATA RUANG
PERENCANAAN TATA PERENCANAAN TATA TATA RUANG KAWASAN DAYA DUKUNG
KAWASAN SOSIAL
RUANG PROVINSI DAN RUANG KABUPATEN EKONOMI WILAYAH I LINGKUNGAN WILAYAH I
BUDAYA WILAYAH I
KOTA WILAYAH I WILAYAH I Yusmi Pranawati, S.T., Muhammad Arifin Siregar,
Detty Theresia Putung,
Dra. Desfitriza, M.T Zikky Ardiansyah, S.T., M.T M.Si S.T., M.E
S.T., M.T

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UMUM


DAN TERTENTU

Sumber: Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ATR/BPN
6
2
KEBIJAKAN TATA RUANG DALAM
UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN
2020 DAN PERATURAN PEMERINTAH
NO 21 TAHUN 2021
UU CK merupakan langkah strategis pemerintah dalam mengatasi berbagai
permasalahan investasi dan penciptaan lapangan kerja, yang salah satunya
diakibatkan oleh tumpang tindih pengaturan penataan ruang. Dalam UU CK,
terdapat berbagai terobosan kebijakan penataan ruang yang ditargetkan untuk
mendorong kemudahan berinvestasi dan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan.

di muka bumi tidak pernah Jumlah penduduk terus manusia, dari bekerja, tempat tinggal, Hewan dan tumbuhan juga
bertambah. mengalami peningkatan rekreasi bahkan sampai peristirahatan memerlukan ruang
terakhir (Tempat Pemakaman Umum)

Tujuan Penataan Ruang

Mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.


Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan sumber daya manusia.
Mewujudkan pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

8
Produk Rencana Tata Ruang (RTR) Masyarakat dan investor yang Proses penerbitan izin Banyaknya kasus
hanya dimiliki dan disimpan ingin mengakses informasi RTR berusaha menjadi rumit tumpang tindih
oleh Pemerintah, sebagian besar harus datang langsung ke kantor dan tidak transparan. pemanfaatan ruang.
dalam bentuk fisik (hard copy), pemerintah dan menempuh
sehingga tata ruang terkesan proses administrasi yang rumit
‘menghambat’ investasi. dan lama.

Produk RTR telah dipublikasi Masyarakat dan pihak terkait Platform produk RTR juga terkoneksi dengan Perizinan berusaha yang telah
oleh Pemerintah melalui berbagai dapat memanfaatkan informasi portal pelayanan perizinan, sehingga proses diterbitkan menjadi pertimbangan
platform. RTR secara online. perizinan berusaha dan non-usaha menjadi lebih dalam peningkatan kualitas
cepat dan transparan. Rencana Tata Ruang.
9
Penataan ruang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang dalam bumi sebagai satu
kesatuan (satu dokumen penataan ruang).
Dokumen tata Pengelolaan sumber daya ruang laut dan ruang udara
ruang darat, diatur dengan UU tersendiri.
laut, dan udara
terpisah-pisah
yang Ruang
menimbulkan Udara
gap dan
tumpang tindih
pemanfaatan
ruang.
Ruang
Darat

Ruang
Laut

Ruang
Dalam
Bumi

UU CK: Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (5), (6), (7) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 17 ayat (5) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 18 UU CK: Pasal 7A UU No.
27/2007; Pasal 19 (ayat 4) UU CK: Pasal 43 ayat (2), (5), (6), (7) UU No. 32/2014; Pasal 36 (poin 1) UU CK: Pasal 15 ayat (2) UU No. 41/1999; Pasal 15 ayat (3) UU CK.

PP No. 21/2021: Pasal 5 dan Pasal 6 ayat (2)


10
Diintegrasikan ke dalam …
Ditetapkan melalui satu… Peraturan
RTRL RTRWN
Pemerintah

Diintegrasikan ke dalam …

Ditetapkan melalui satu…


RZWP3K RTRW Provinsi Perda/Permen

RZ KSN Diintegrasikan ke dalam …


Ditetapkan melalui satu…
RZ KSNT yang RTR KSN Perpres
berupa PPKT

Pasal 245 RPP PPR:

Terhadap dokumen Perencanaan Ruang Laut, pengintegrasian ke dalam RTR dilakukan dengan ketentuan:
a. RTRL diintegrasikan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
b. RZWP-3-K diintegrasikan ke dalam rencana tata ruang wilayah provinsi;
c. RZ KSN diintegrasikan ke dalam RTR KSN; dan
d. RZ KSNT yang berupa PPKT diintegrasikan ke dalam RTR KSN dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan di kawasan perbatasan negara.

UU CK: Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (5), (6), (7) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 17 ayat (5) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 18 UU CK: Pasal 7A UU No.
27/2007; Pasal 19 (ayat 4) UU CK: Pasal 43 ayat (2), (5), (6), (7) UU No. 32/2014; Pasal 36 (poin 1) UU CK: Pasal 15 ayat (2) UU No. 41/1999; Pasal 15 ayat (3) UU CK.

PP No. 21/2021: Pasal 245


11
Kawasan
Hutan

Kawasan Hutan Lindung

Ilustrasi
(yang termutakhir) Kawasan Hutan
Produksi Terbatas

Rencana Zonasi Wilayah


Perairan (yang sudah
mendapat persetujuan KKP)

Batas Daerah
(yang sudah ditetapkan
oleh Kemendagri)
Legenda:

Garis Pantai
(yang sudah ditetapkan
oleh BIG)

Kawasan Lainnya
Integrasi seluruh pengaturan ruang ke
(contoh: KEK, KI)
dalam 1 produk Rencana Tata Ruang

Sudah diintegrasikan pada saat pembahasan Linsek


12
UU CK dan PP No. 21/2021 memandatkan
penyederhanaan (streamlining) hierarki
penataan ruang.
Terdapat
berbagai
dokumen legal
perencanaan Pasal 15 PP No. 21/2021:
ruang di level (1) Rencana tata ruang wilayah provinsi paling sedikit memuat:
pusat dan f. kebijakan pengembangan kawasan strategis provinsi
daerah, yang Pasal 18 PP No. 21/2021:
dapat (1) Rencana tata ruang wilayah kabupaten paling sedikit memuat:
berpotensi f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kabupaten
tumpang tindih Pasal 21 PP No. 21/2021:
dan membuat (1) Rencana tata ruang wilayah kota paling sedikit memuat:
kompleks f. kebijakan pengembangan kawasan strategis kota
perencanaan
dan
pemanfaatan Penghapusan Ketentuan Penetapan Kawasan Strategis (KS)
ruang.
Penghapusan RTR KS Provinsi dan Kabupaten/Kota,
untuk menghindari tumpang tindih antar produk RTR.
Substansi KS tersebut akan diintegrasikan ke dalam
RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota.

UU CK: Pasal 15 ayat (3) UU CK; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU No. 26/2007.

PP No. 21/2021: Pasal 15, Pasal 18, Pasal 21


13
Kewenangan pemerintah daerah dalam menyusun
dan menetapkan RTR tidak ditarik ke pusat.
Hanya saja, waktu penetapannya dibatasi untuk
memberikan kepastian bagi masyarakat. Jika
Proses melewati batas waktu, RTR yang telah disusun
penetapan oleh daerah dan mendapat persetujuan substansi
RTR di daerah akan ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
seringkali
memakan
Percepatan Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota
waktu yang
terlalu lama.
Persetujuan Substansi Terbit Penetapan Perda Provinsi/Kabupaten/Kota
dilaksanakan paling lama 2 bulan sejak mendapat Persub.
Terdapat RTRW ditetapkan dengan Peraturan Daerah oleh Jika Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota belum
pandangan Gubernur/Bupati/Walikota bersama DPRD ditetapkan, maka penetapan dilakukan oleh
2 Gubernur/Bupati/Wali kota paling lama 3 bulan sejak
bahwa bulan mendapat Persub.
kewenangan RTRW ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Jika Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota belum
pemerintah oleh Gubernur/Bupati/Walikota
ditetapkan 4 bulan sejak mendapatkan Persub, maka
daerah dalam 1 Menteri menetapkan Peraturan Menteri yang wajib
menetapkan bulan ditindaklanjuti Gubernur/Bupati/Wali Kota dengan
RTR diambil penetapan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.

alih oleh RTRW ditetapkan dengan Peraturan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota wajib ditetapkan
pemerintah 1 Menteri yang ditindaklanjuti
oleh Gubernur/Bupati/Wali Kota, termasuk
bulan dengan penetapan Perda RTRW
pusat. pengundangan Perda dalam lembaran daerah oleh
oleh Gubernur/Bupati/Walikota
Sekretaris Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota paling lama
15 hari sejak Peraturan Menteri ditetapkan

UU CK: Pasal 15 ayat (3) UU CK; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU No. 26/2007.

PP No. 21/2021: Pasal 68, Pasal 75, Pasal 82


14
Kewenangan pemerintah daerah dalam menyusun
dan menetapkan RTR tidak ditarik ke pusat.
Hanya saja, waktu penetapannya dibatasi untuk
memberikan kepastian bagi masyarakat. Jika
Proses melewati batas waktu, RTR yang telah disusun
penetapan oleh daerah dan mendapat persetujuan substansi
RTR di daerah akan ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
seringkali Percepatan Penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
memakan
waktu yang
Penetapan Peraturan Kepala Daerah (Perkada)
terlalu lama.
RDTR Kabupaten/Kota dilaksanakan paling lama
1 bulan sejak mendapat Persub.
Persetujuan Substansi Terbit
Terdapat Jika Perkada RDTR Kabupaten/Kota belum
ditetapkan 2 bulan sejak mendapat Persub, maka
pandangan RDTR ditetapkan dengan Peraturan Menteri menetapkan Peraturan Menteri yang
bahwa Kepala Daerah oleh Bupati/Wali Kota wajib ditindaklanjuti Bupati/Wali Kota dengan
kewenangan dengan DPRD Kabupaten/Kota
1 penetapan Perkada RDTR Kabupaten/Kota.
pemerintah bulan
daerah dalam Perkada RDTR Kabupaten/Kota wajib ditetapkan
RDTR ditetapkan dengan Peraturan Menteri
menetapkan Bupati/Wali Kota termasuk pengundangan
yang ditindaklanjuti dengan penetapan
peraturan dalam bentuk berita daerah oleh
RTR diambil Perkada RDTR Kabupaten/Kota oleh
Bupati/Wali Kota sekretaris daerah Kabupaten/Kota paling lama 15
alih oleh hari sejak Peraturan Menteri ditetapkan.
pemerintah
pusat.

UU CK: Pasal 15 ayat (3) UU CK; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU No. 26/2007.

PP No. 21/2021: Pasal 91


15
Untuk percepatan pemenuhan peta dasar dalam
penyusunan RDTR, dapat mempergunakan Peta
Dasar Lainnya dengan ketelitian detail informasi
Penyediaan sesuai dengan skala perencanaan RTR, jika Peta
RTR, khususnya Dasar (dari BIG) tidak tersedia.
untuk skala
detail, sering
kali
terkendala
akibat belum
tersedianya
Peta Dasar
yang
berkualitas.

Peta Rupabumi Indonesia Peta Dasar Lainnya


oleh BIG yang telah mendapat Rekomendasi BIG

UU CK: Pasal 17 (poin 9) UU CK: Pasal 14A ayat (4) UU No. 26/2007

PP No. 21/2021: Pasal 12 ayat (3), Pasal 16 ayat (8), Pasal 19 ayat (8), Pasal 19 ayat (3), Pasal 23 ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Pasal 36 ayat (3), Pasal 39 ayat (3), Pasal 46 ayat (3), Pasal 53 ayat (3), Pasal 57 ayat (3)
16
Platform yang tersedia untuk
menyebarluaskan informasi
RTR serta meningkatkan
transparasi dan akuntabilitas
produk RTR kepada masyarakat. RTR ONLINE RDTR PROTARU PROGRES KONSULTASI PUBLIK
INTERAKTIF PENYELESAIAN TATA RUANG ONLINE

Pelaku usaha dapat melakukan pengecekan kesesuaian lokasi usaha


yang diinginkannya dengan tata ruang melalui sistem OSS yang akan
berhubungan dengan sistem webgis Kementerian ATR/BPN

RDTR RDTR
Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Pemanfaatan Ruang Ruang (kesesuaian dengan RTR)

Pasal 233 PP No. 21/2021:

(1) Penyebarluasan informasi Penataan Ruang kepada Masyarakat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226 ayat (1) huruf g merupakan
upaya untuk mempublikasikan berbagai aspek dalain Penataan
Ruang.
(2) Penyebarluasan informasi Penataan Ruang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan melalui media elektronik dan media
cetak yang mudah dijangkau oleh Masyarakat.

17
Untuk penyederhanaan perizinan berusaha, Izin Lokasi sudah tidak
ada lagi, dan digantikan dengan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang, yang dapat diperoleh oleh pelaku usaha melalui sistem OSS
untuk berbagai skala dan tingkat risiko kegiatan usaha.

RDTR

RDTR
(Konfirmasi KKPR)
Menilai kesesuaian antara
Kegiatan pelaksanaan pembangunan
Pemanfaatan Ruang dengan arahan
pemanfaatan ruang berupa:
RTR KSN, RTRW
(RTRL, RZ) • Konfirmasi KKPR

+ • Persetujuan KKPR
Persetujuan KKPR
RDTR Rekomendasi KKPR
Apakah usulan kegiatan
merupakan:
. Kegiatan bersifat
strategis nasional
. HPL Bank Tanah Rekomendasi KKPR
. Kawasan/tanah yang
akan diberikan HPL
untuk kegiatan strategis
nasional
dan belum termuat Perencanaan dan Pengendalian
dalam RTR?
Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan Ruang

UU CK: Pasal 13, 14, 15 UU CK PP No. 21/2021: Pasal 98 - 99


18
Proses Pengisian Perizinan
Identitas Usaha
Proses Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Berusaha

SUB-SISTEM PELAYANAN Permohonan


INFORMASI (SPI) Perizinan Berusaha
BARU (Pemohon belum Pelaku usaha Self Declaration/ Automated Response
memiliki NIB)
Melihat Informasi menginput
(Self Assessed) rencana usaha ATR/BPN: Wilayah Darat KKP: Wilayah Perairan/Laut
UMK
Cek Lokasi
Kegiatan
GIS
TARU GISTARU KBLI 5 digit – Berusaha dapat
Satupeta.KKP risiko usaha MODUL KKPR dijalankan
Cek Risiko HAK
Skala usaha Pendaftaran/
Satupeta. • KBLI-Risiko REGISTRASI AKSES
Pembayaran
KKP Koordinat PNBP
• NSPK
lokasi
Apakah RDTR Penilaian KKPR
Standar Data Identitas tersedia? (otomatis sistem)
RDTR
• Negative Kebutuhan
SPI Data Legalitas INTERAKTIF
List Daerah/ luas lahan Perizinan Berusaha
(SUBSISTEM
catatan Berlokasi di dalam
Konfirmasi berbasis Risiko:
PELAYANAN
INFORMASI) Informasi
kekhususan KEK/KI yang telah
penguasaan KKPR
tanah memiliki HPL? (by system)

Non UMK . Risiko rendah:


. Kegiatan bersifat RTRWN NIB sebagai legalitas
strategis nasional RTR KSN Pengecekan RTR & Pertek
. HPL Bank Tanah
Permohonan Perizinan
RTRWP
RTRWK untuk Persetujuan KKPR Persetujuan . Risiko menengah
. Kawasan/tanah yang
Berusaha TAMBAHAN (RTRL, GISTARU (sementara manual) KKPR rendah:
akan diberikan HPL RZ KAW, (by system)
(Pemohon telah memiliki NIB) Satupeta. NIB + sertifikat standar
RZ KSN/T,
untuk kegiatan RZWP3K)
KKP ATR/BPN: Wilayah Darat (self declare)
strategis nasional KKP: Wilayah Perairan/Laut
. Risiko menengah
tinggi:
Hanya untuk Pemohon Badan Usaha* NIB + sertifikat standar

Rekomendasi . Risiko tinggi:


Penilaian berdasarkan KKPR NIB + Izin
Termuat
(diterbitkan
di RTR? asas penataan ruang melalui OSS)

*Untuk Pemohon non-Badan Usaha melalui Mekanisme Perizinan Non-Berusaha

UU CK: Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15 UU CK PP No. 21/2021: Pasal 100 – 115, Pasal 135-143 19
Untuk mempermudah perizinan non-berusaha untuk
masyarakat umum, pada PP No. 21/2021mulai didorong
penerbitan perizinan berusaha melalui sistem elektronik,
berdasarkan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR).

Pendaftaran/ Apakah RDTR


Melihat Informasi Pembayaran Penilaian KKPR
(Self Assessed) PNBP tersedia?
RDTR
INTERAKTIF
Cek Lokasi
GIS
TARU GISTARU Berlokasi di dalam
Satupeta.KKP Koordinat lokasi KEK/KI yang telah
memiliki HPL?
Satu
Cek Risiko Kebutuhan luas lahan
peta.
KKP
• KBLI-Risiko
Konfirmasi
Informasi penguasaan tanah KKPR
• Negative
List Daerah RTRWN
SPI RTR KSN
(SUBSISTEM
PELAYANAN
• Kegiatan Masyakarat* mengajukan RTRWP
INFORMASI)
lainnya RTRWK
permohonan KKPR (RTRL,
RZ KAW, GISTARU
RZ KSN/T, Satupeta.KKP
RZWP3K)

Pengecekan RTR untuk Persetujuan Perizinan


Persetujuan KKPR KKPR Non-Berusaha**
ATR/BPN: Wilayah Darat
KKP: Wilayah Perairan/Laut **Yang dipersyaratkan UU
*Masyarakat adalah masyarakat non-berusaha dan pemohon PSN non-badan usaha

PP No. 21/2021: Pasal 116-135, Pasal 135-143 20


KETENTUAN PEMBERIAN PERSETUJUAN & REKOMENDASI KKPR
DALAM PP NO.21/2021
Pemberian Persetujuan KKPR Pemberian Rekomendasi KKPR
Pasal 106 Pasal 138
(1) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan berusaha (1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk rencana kegiatan Pemanfaatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 ayat (2) huruf b diberikan dalam hal Ruang yang belum termuat dalam RTR, RZ KAW, dan RZ KSNT
belum tersedia RDTR di lokasi rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 136 ayat (1) huruf b, dilakukan melalui
(2) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut untuk kegiatan Rekomendasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang.
berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 ayat (3) diberikan untuk
kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut secara menetap di Perairan Pesisir, (1) Rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wilayah perairan, dan wilayah yuridiksi. dapat juga berupa:
a. rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang di atas tanah Bank Tanah;
Pasal 107 dan/atau
(2) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan berusaha b. rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang di kawasan atau di atas tanah yang
diberikan tanpa melalui tahapan penilaian dokumen usulan kegiatan akan diberikan hak pengelolaan untuk kegiatan yang bersifat strategis
Pemanfaatan Ruang untuk permohonan yang berlokasi di: nasional.
a. kawasan industri dan kawasan pariwisata yang telah memiliki Perizinan
Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan (2) Kegiatan Pemanfaatan Ruang di atas hak pengelolaan sebagaimana dimaksud
b. kawasan ekonomi khusus yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan pada ayat (2) mengacu kepada rencana induk kawasan.
peraturan perundang-undangan
(1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk rencana kegiatan Pemanfaatan
Pasal 108 ayat (2) Ruang yang belum termuat dalam RTR, RZ KAW, dan RZ KSN sebagaimana
Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan berusaha dimaksud dalam Pasal 136 ayat (1) huruf b pada Perairan Pesisir, wilayah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (1) diberikan setelah dilakukan kajian perairan, dan wilayah yurisdiksi, dilakukan melalui Persetujuan Kesesuaian
dengan menggunakan asas berjenjang dan komplementer berdasarkan : Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut.
a. rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
b. rencana tata ruang wilayah provinsi;
c. RTR KSN;
d. RZ KSNT;
e. RZ KAW;
f. RTR pulau/kepulauan; dan/atau
g. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

21
Dalam mendorong implementasi penataan ruang yang lebih inklusif
kedepannya, akan dibentuk Forum Penataan Ruang, yang
beranggotakan perwakilan dari pemerintah dan masyarakat.

n Forum Penataan Ruang dalam Pemanfaatan Ruang dan Perbaikan Kualitas RTR
1 Perubahan RDTR Dimungkinkan Lebih dari 1 Kali dalam 5 Tahun

Pasal 55 PP No. 21/2021:


(3) Perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d dapat berupa peninjauan kembali peraturan kepala daerah kabupaten/kota tentang RDTR
berdasarkan pertimbangan Forum Penataan Ruang.

2 Memberikan Pertimbangan untuk Persetujuan dan Rekomendasi KKPR


Pasal 67 PP No. 21/2021:
(2) Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diberikan dengan pertimbangan Forum Penataan Ruang.
Pasal 79 PP No. 21/2021:
(2) Rekomendasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diberikan dengan pertimbangan Forum Penataan Ruang.

Keanggotaan Forum Penataan Ruang


Pasal 264 PP No. 21/2021:
(1) Anggota Forum Penataan Ruang pada tingkat pusat terdiri atas perwakilan dari
Kementerian/Lembaga terkait penataan ruang.
(2) Anggota Forum Penataan Ruang di daerah terdiri atas anggota tetap dan anggota tidak tetap.
(3) Anggota tetap Forum Penataan Ruang di daerah terdiri atas Kepala Organ Perangkat Daerah yang
terkait penataan ruang berikut jajarannya yang ditunjuk.
(4) Anggota tidak tetap Forum Penataan Ruang di daerah dapat terdiri atas perwakilan kalangan ahli,
masyarakat, akademisi, asosiasi profesi, dan/atau pelaku usaha setempat.

UU CK: Penjelasan UU CK
PP No. 21/2021: Pasal 93 ayat (3), Pasal 113 ayat (3), Pasal 129 Kelembagaan Forum Penataan Ruang akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Menteri.
ayat (3), Pasal 208, Pasal 237 - 239
22
Implementasi penataan ruang kedepan akan diperkuat
dengan aplikasi real time tata ruang yang memberikan
rekomendasi penguatan penataan ruang yang objektif

Ya
0
Permohonan Perizinan Berusaha Dapat diproses
melalui OSS?
Diizinkan

Tidak Ditolak
Contoh Analisis

Mall bisa dibangun di area


Optimum Pelayanan Pelayanan ini namun perlu dilakukan
IGT0 Development Air Bersih Lalu Lintas Wali pelebaran jalan
kota
1. IGT Penggunaan Tanah Ahli OPD
2. IGT Topografi Pemutakhiran IGT
3. IGT Jaringan Jalan Asosiasi Diizinkan
4. IGT Air Bersih Keputusan Forum Profesi
5. IGT Sektor Lainnya
IGT1…n Akademisi
Ditolak

+ Perda RDTR1…n
Bersyarat
Pembangunan Dinamis Forum
Citra Satelit Penerbitan Perizinan Berusaha Baru
Basis Data

“ Real
Drone Mapping
Time Tata Ruang akan menjadi tools utama
CCTV
dalam rapat Forum pengambilan keputusan
Hasil Survey & pemberian izin pembangunan sesuai dengan


Penelitian azas pembangunan berkelanjutan
23
Bentuk dan Pelaksanaan Pembinaan Tata Ruang

Pasal 226 PP No. 21/2021:


(1) Bentuk Pembinaan Penataan Ruang meliputi
a. Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang;
b. sosialisasi peraturan perundang undangan dan pedoman bidang Penataan
Ruang;
c. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi Pelaksanaan Penataan Ruang;
d. pendidikan dan pelatihan;
e. penelitian, kajian, dan pengembangan;
f. pengembangan sistem informasi dan komunikasi Penataan Ruang;
g. penyebarluasan informasi Penataan Ruang kepada Masyarakat;
h. peningkatan pemahaman dan tanggung jawab Masyarakat; dan/ atau
i. pengembangan profesi perencana Tata Ruang.

(2) Pelaksanaan Pembinaan Penataan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf h dilakukan secara sinergis oleh Menteri, menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan, gubernur,
bupati, wali kota sesuai dengan kewenangannya, dan Masyarakat.

(3) Pelaksanaan pengembangan profesi perencana Tata Ruang sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf i dilakukan oleh Menteri.

24
Dalam mendorong implementasi penataan ruang yang lebih inklusif
kedepannya, akan dibentuk Forum Penataan Ruang, yang
beranggotakan perwakilan dari pemerintah dan masyarakat.

Tujuan dan Pelaksanaan Pengembangan Profesi


Perencana Tata Ruang

Pasal 235
(1) Pengembangan profesi perencana Tata Ruang Profesi Perencana Tata Ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226 ayat (1) huruf i
dilakukan untuk mendukung peningkatan kualitas dan
efektivitas Penyelenggaraan Penataan Ruang serta Aparatur Sipil Negara (ASN) Tenaga Profesional Non-ASN
peningkatan peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
Pembinaan Jabatan Fungsional a. Pendidikan Formal;
b. Pendidikan Profesi;
(2) Pengembangan profesi perencana Tata Ruang c. Pengembangan Keprofesian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Berkelanjutan (Sustainable
Professional Development);
Menteri melalui: d. Sertifikasi Kompetensi Ahli;
a. pembinaan jabatan fungsional bidang Penataan e. Pemberian Lisensi.
Ruang bagi aparatur sipil negara; dan
Catatan: wacana b & c bisa
b. pengembangan tenaga profesional perencana Tata salah satu
Ruang.

25
Ketentuan Pengembangan Profesi Perencana Tata (4)Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagaimana
Ruang dimaksud pada ayat (2) huruf b diselenggarakan oleh
organisasi profesi perencana wilayah dan kota.
Pasal 236
(1)Pembinaan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud (5) Sertifikasi kompetensi ahli bidang Penataan Ruang
dalam Pasal 235 ayat (2) huruf a dilakukan sesuai dengan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diselenggarakan
ketentuan peraturan perundang-undangan. berdasarkan standar kompetensi dan prosedur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)Pengembangan tenaga profesional perencana Tata Ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 235 ayat (2) huruf b (6) Pemberian lisensi perencana Tata Ruang sebagaimana
dilakukan melalui: dimaksud pada ayat (2) huruf d diselenggarakan oleh
a. pendidikan profesi ; Menteri.
b. pengembangan keprofesian berkelanjutan ;
c. sertifikasi kompetensi ahli bidang Penataan Ruang; (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan tata cara
dan pemberian lisensi perencana Tata Ruang sebagaimana
d. pemberian lisensi perencana Tata Ruang. dimaksud pada ayat (6) diatur dengan Peraturan Menteri

(3)Pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


huruf a diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tinggi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

26
Keterangan:
Apabila pendidikan profesi
tidak mutlak disyaratkan
dalam perolehan lisensi

Peran Lembaga
Pendidikan Tinggi

Peran Lembaga Sertifikasi


Profesi & BNSP

Peran Organisasi Profesi


PWK

Peran Kementerian
ATR/BPN

27
28
3
STATUS REVISI DAN PENYELESAIAN
PERDA RTRW KABUPATEN
DI WILAYAH SUMATERA
STATUS REVISI DAN PENYELESAIAN PERDA RTRW KABUPATEN DI
WILAYAH SUMATERA

Belum : 1 Perda : 32

30
STATUS RTRW KABUPATEN DI PROVINSI ACEH

Tabel Monitoring Status Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten di


Provinsi Aceh

31
STATUS RTRW KABUPATEN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Tabel Monitoring Status Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten di


Provinsi Sumatera Utara

32
STATUS RTRW KABUPATEN DI PROVINSI SUMATERA BARAT

Tabel Monitoring Status Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten di


Provinsi Sumatera Barat

33
STATUS RTRW KABUPATEN DI PROVINSI RIAU

Tabel Monitoring Status Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten di


Provinsi Riau

34
STATUS RTRW KABUPATEN DI PROVINSI KEP. RIAU

Tabel Monitoring Status Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten di


Provinsi Kepulauan Riau

35
STATUS RTRW KABUPATEN DI PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tabel Monitoring Status Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten di


Provinsi Bangka Belitung

36
STATUS RTRW KABUPATEN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

Tabel Monitoring Status Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten di


Provinsi Sumatera Selatan

37
STATUS RTRW KABUPATEN DI PROVINSI JAMBI

Tabel Monitoring Status Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten di


Provinsi Jambi

38
STATUS RTRW KABUPATEN DI PROVINSI BENGKULU

Tabel Monitoring Status Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten di


Provinsi Bengkulu

39
STATUS RTRW KABUPATEN DI PROVINSI LAMPUNG

Tabel Monitoring Status Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Kabupaten di


Provinsi Lampung

40
4
KEGIATAN SUBDIREKTORAT PERENCANAAN
TATA RUANG KABUPATEN WILAYAH I
TAHUN ANGGARAN 2021
KEGIATAN SUBDIREKTORAT PERENCANAAN TATA RUANG KABUPATEN WILAYAH I
TA 2021

KRITERIA & TARGET OUTPUT


BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) JUMLAH KEGIATAN BIMTEK DAN FASILITASI
PERSETUJUAN SUBSTANSI RTRW KABUPATEN
Prasyarat TAHUN 2021
RTR Output Bimtek
Minimal

Sedang revisi BIMTEK


RTRW Loket FASLEG
Tahun 2021
RTRW
RTRW
KABUPATEN
KABUPATEN

FASILITASI PERSUB & LEGISLASI (FASLEG)

RTR
Prasyarat
Minimal
Output Fasleg
10 14
BA Pembahasan
dengan
RTRW Pemerintah
Surat Persub
Kabupaten Provinsi, KLHS,
dan BA peta
dasar BIG
42
TARGET BIMTEK DAN FASLEG TA 2021

TARGET BIMTEK TARGET FASLEG


• Total Kabupaten di Wilayah • Target Lokasi Fasleg :
Sumatera, Jawa Bali : 213 1. Kab. Lampung Tengah;
Kabupaten; 2. Kab. Pringsewu;
• 155 Kabupaten sedang proses 3. Kab. Tebo;
Revisi RTRW; 4. Kab. Dharmasraya;
• Target Lokasi Bimtek : 5. Kab. Lima Puluh Koto;
1. Kab. Kep. Mentawai; 6. Kab. Tanah Datar;
2. Kab. Bireun; 7. Kab. Grobogan;
3. Kab. Bener Meriah; 8. Kab. Purworejo;
4. Kab. Bengkulu Selatan; 9. Kab. Klaten;
5. Kab. Gianyar; 10. Kab. Semarang;
6. Kab. Kudus; 11. Kab. Sleman;
7. Kab. Banjarnegara; 12. Kab. Bondowoso;
8. Kab. Gunung Kidul; 13. Kab. Sukabumi;
9. Kab. Pamekasan; 14. Kab. Lamongan.
10. Kab. Tegal; • Cadangan :
1. Kab. Tasikmalaya;
• 10 Lokasi ini diharapkan dapat
naik peringkat menjadi Target 2. Kab. Tabanan;
Fasleg di Tahun 2022. 3. Kab. Jepara;
4. Kab. Rembang

43
5
TARGET RAKOR BIMTEK
TARGET RAKOR BIMTEK

UPDATING DARI PEMERINTAH DAERAH TERKAIT


PROGRES PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG

PENGECEKAN KELENGKAPAN DOKUMEN DAN KESIAPAN


PEMERINTAH DAERAH

45
TERIMA KASIH
Direktorat Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional

Anda mungkin juga menyukai