Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SUGIYANTI SLAMET

NIM : 431419067
KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI B
MATA KULIAH : KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN 2
“PAPER BUAH”

PENDAHULUAN
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus
dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan
fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Pengertian buah dalam
lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian
buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari
bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain.
Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani
biasa disebut buah sejati. Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan
pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai
macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari
segala hal tentang buah dinamakan pomologi (Ashari, 2004).
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BUAH

Gambar buah - buahan


Buah adalah Bakal Buah (Sel Ovarium) yang telah mengalami
pembentukan sempurna. Proses ini terjadi disebabkan, karena setiap Bakal Buah
memiliki satu atau lebih Bakal Biji (Ovulum) yang masing-masing mengandung
Sel Telur.
Bakal Biji tersebut akan mengalami proses Pembuahan yang diawali
dengan peristiwa Penyerbukan (berpindahnya Serbuk Sari dari Kepala Sari
melekat kepada Kepala Putik), kemudian Serbuk Sari akan mengalami
Perkecambahan dan isinya akan tumbuh menjadi Buluh Sebuk Sari yang berisikan
berupa Sperma.
Buluh Serbuk Sari akan mengalami proses pertumbuhan dengan
menembus pada Tangkai Putik dan menjadi Bakal Biji, yang akan bersatu antara
Sperma yang berasal dari dalam Serbuk Sari dengan Sel Telur yang terdapat
dalam Bakal Biji, membentuk berupa Zigot yang bersifat Diploid.
Kemudian Zigot yang telah terbentuk akan mengalami perkembangan
menjadi sebuah Embrio (Lembaga), Bakal Biji akan mengalami perkembangan
menjadi Biji Buah, dan Dinding Bakal Buah (Perikarp) akan mengalami
pembentukan menjadi Daging Buah atau membentuk lapisan pelindung yang
kering dan keras.
B. KARAKTERISTIK BUAH
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut
tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi
penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera
menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal
buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya
dengan bagian-bagian yang lain (Rosanti, 2011).

Gambar Struktur Buah


Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut
tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu
sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya: (Syaiful,
2011).
a. Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak
gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot)
b. Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat
kelopak yang ikut merupakan bagian buah.
c. Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya pada
jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam
jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
d. Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis,
yang sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun buah dan jumlah
ruangan dalam buah manggis tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak
padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya
merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang
(fructus nudus).Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh (Syaiful,
2011).
Kecuali bakal buahnya sendiri seringkali terjadi, bahwa ada bagian bunga
ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan seringkali merupakan
bagian buah yang paling menarik perhatian.Dalam pembicaraan sehari-hari
buahnya yang benar seringkali tidak dikenal lagi.Apa yang dinamakan buahnya
justru bagian bunga yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian
buah yang penting. Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu
(fructus spurius).Pada buah semu buah yang sesungguhnya seringkali tidak
kelihatan (tertutup), karena itu seringkali buah semu dinamakan pula buah
tertutup (fructus clausus).Perkecualian tetap ada, misalnya buah jambu mete, buah
yang sebenarnya (yang menghasilkan metenya) tetap kelihatan (Campbell, 2003).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah
tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung
perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah
dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian
utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu (Kimball, 1999).
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada
bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang
lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian
luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atauepikarp (epicarpium), yang
di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah
(bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium)
(Kimball, 1999).
Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan
dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk
tanpa ada penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang
demikian itu dinamakan partenokarpi (parthenocarpy). Buah yang terjadinya
dengan cara ini biasanya tidak mengandung biji, atau jika ada bijinya, biji itu tidak
mengandung lembaga, jadi bijinya tak dapat dijadikan alat perkembangbiakan.
Pembentukan buah dengan cara ini lazim kita dapati pada pohon pisang (Musa
paradisiacal L.) (Tjitrosoepomo. 2003)
C. TIPE – TIPE BUAH
Buah pada umumnya digolongkan menjadi 2 macam tipe, yaitu Buah
Tertutup (Buah Semu) dan Buah Telanjang (Buah Sejati). Berikut ini merupakan
keterangannya :
1. Buah Tertutup (Semu)

Buah yang terbentuk dari pertumbuhan Bakal Buah yang diikuti dengan
bagian-bagian pada Bunga, dimana bagian-bagian Bunga menjadi bagian utama
dari pembentukan Buah itu sendiri.
Pada jenis proses pembentukan Buah Tertutup ini, bagian-bagian dari
Bunga tersebut, akan menjadi komponen utama pada Buah, yang akan menjadi
lebih besar, lebih menarik, dan dapat dikonsumsi oleh Manusia atau Hewan,
sedangkan Buah yang sejatinya tersembunyi didalamnya (Mutmainah. 2014).
1) Penggolongan Buah Tertutup (Semu)
Dalam bentuk Buah Tertutup (Semu) ini dapat digolongkan kembali
menjadi 3 macam bentuk, yaitu sebagai berikut pada penjelasan :
a. Buah Tetutup Tunggal : Pembentukan buah yang terjadi antara Satu
Bunga dengan Satu Bakal Buah. Pada jenis Buah Tertutup Tunggal ini,
bagian-bagian pada Bunga akan mengikuti dalam pembentukan Buah
itu sendiri. Contoh : Tangkai Bunga yang terdapat pada buah Jambu
Monyet (Annacardium Ocidentale) dan Kelopak Bunga yang terdapat
pada buah Ciplukan (Physalis Minima).
b. Buah Tertutup Ganda : Pembentukan Buah yang terjadi antara Banyak
Bunga dengan Banyak Bakal Buah. Pada jenis Buah Tertutup Tunggal
ini, bagian-bagian Bunga akan mengikuti dalam pembentukan Buah
dan lebih mencolok daripada Buah itu sendiri. Contoh : Buah Arbe
(Fragraria Vesca).
c. Buah Tertutup Majemuk : Pembentukan Buah yang terjadi dari Bunga
Majemuk, dimana bentuknya dari luar akan terlihat seperti Satu Buah
saja, tetapi pada dalamnya memiliki banyak sekali Daging Buah.
Contoh : Buah Nangka (Artocarpus Integra Merr).
2. Buah Telanjang (Sejati)

Buah yang terbentuk dari pertumbuhan Bakal Buah yang diikuti dengan
bagian-bagian pada Bunga, tetapi bagian-bagian pada Bunga tersebut,
bukanlah bagian komponen utama dalam pembentukan Buah itu sendiri.
1) Penggolangan Buah Telanjang (Sejati)
Dalam bentuk Buah Tertutup (Semu) ini dapat digolongkan kembali
menjadi 3 macam bentuk, yaitu sebagai berikut pada penjelasan dibawah
ini :
a. Buah Telanjang Tunggal : Pembentukan buah yang terjadi antara Satu
Bunga dengan Satu Bakal Buah. Pada jenis pembentukan ini, dalam
Buah berisikan Satu Biji atau Banyak Biji, tersusun antara Satu Daun
Buah atau Banyak Daun Buah, dan memiliki Satu Ruangan atau Banyak
Ruangan. Contoh : Buah Mangga (Mangifera Indica) yang memiliki
Satu Ruangan dengan Satu Biji Buah.
b. Buah Telanjang Ganda : Pembentukan buah yang terjadi antara Satu
Bunga dengan Banyak Bakal Buah. Pada jenis pembentukan ini,
masing-masing Bakal Buah akan menjadi Satu Buah. Contoh : Buah
Cempaka (Michellia Chempaca).
c. Buah Telanjang Majemuk : Pembentukan buah yang terjadi dari Bunga
Majemuk, yang masing-masing sebagai pendukung Satu Bakal Buah.
Tetapi pada saat Bakal Buah tersebut menjadi Buah, maka Bunga
Majemuk akan tetap ikut serta didalam perkembangannya. Contoh :
Buah Panda (Pandanus Tectorius).
D. FUNGSI BUAH
Seperti yang telah diketahui, Buah terdiri dari 2 lapisan, yaitu Lapisan
Luar (Eksokarp), Lapisan Tengah (Mesokarp), dan Lapisan Dalam
(Endokarp). Oleh karena itu pada Buah memiliki fungsi sebagai berikut :
1) Buah berfungsi untuk membungkus dan melindungi biji yang
terdapat didalamnya.
2) Buah berfungsi untuk menyediakan cadangan makanan pada saat
proses perkecambahan.
3) Buah berfungsi sebagai sumber gizi yang akan dikonsumsi oleh
Manusia dan Hewan.
PENUTUP
Pada dasarnya tumbuhan terbagi atas tiga organ pokok yaitu akar (radiks),
batang (caulis), dan daun (folium). Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan
berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium).
Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan
pembuahan pada bunga. Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam
dua golongan, yaitu : buah semu atau buah tertutup dan buah sungguh atau buah
sejati.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial.
Bayumedia Publishing: Malang.
Campbell. 2003. Biologi Jilid 2 lux ed. 5. Erlangga: Jakarta.
Gunawan, Tabrani, Agus Setiawan dan Elizabeth A. Widjaja. 1989. Culm
Anatomy of Schizostachyum Collections Cultivated in Bogor Botanical
Garden. Floribunda. Jurnal Ilmiah, Vol.1, No.11, Hal.41-44.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB: Bandung.
Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Erlangga: Jakarta.
Marimin. 2012. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Jurnal Ilmiah. Vol.7, No.1.
Mutmainah. 2014. Variasi Morfologi Buah Beberapa Kloni Kakao dari
Perkebunan Rakyat Kecamatan Sigi Biromaru dan Pulolo Sulawesi
Tengah. Jurnal Of Natural Science. Vol. 3. No. 3. Hal. 278-286.
Pratiwi, D. 2007. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Rifai. 1976. Keanekaragaman Tumbuhan. UM press: Malang.
Syaiful A.S., 2011. Respon Tumpangsari Tanaman Jagung dan Kacang Hijau
Terhadap Sistem Oleh Tanah dan Pemberioan Pupuk Organik. Jurnal
Agronomika. Vol.1, No.1.
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Gajah Mada
University Press: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai