DISUSUN OLEH:
18.1.164
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 181164
TELAH DISETUJUI
PEMBIMBING INSTITUSI
Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup
aspek psikis dan sosial atau sebaliknya. Psikososial menunjuk pada hubungan
yang dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan
memengaruhi satu sama lain. Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan
sosial. Kata psiko mengacu pada aspek psikologis dari individu (pikiran, perasaan
dan perilaku) sedangkan sosial mengacu pada hubungan eksternal individu
dengan orang-orang di sekitarnya (Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI). Istilah
psikososial berarti menyinggung relasi sosial yang mencakup faktor-faktor
psikologis (Chaplin, 2011). Masalah-masalah psikososial menurut (Nanda, 2012)
yaitu :
a. Berduka
b. Keputusasaan
c. Ansietas
d. Ketidakberdayaan
e. Risiko penyimpangan perilaku sehat
f. Gangguan citra tubuh
g. Koping tidak efektif
h. Koping keluarga tidak efektif
i. Sindroma post trauma
j. Penampilan peran tidak efektif
k. HDR situasional
Cukup jelas dari uraian Torrey di atas bahwa kehadiran penderita psikotik
dalam keluarga merupakan stressor yang sangat berat yang harus ditanggung
keluarga. Keluarga sebagai suatu matriks relasi, yang di dalamnya seluruh
anggotanya terhubung satu sama lain, akan terkena dampak yang besar.
Keluarga akan semakin meningkatkan hubungan emosional satu sama lain,
kompak dan bersatu untuk bersama merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan jiwa. Sebaliknya, keluarga yang kurang sehat atau tangguh
biasanya akan merespons kehadiran penderita psikotik dalam sistem atau
keluarga mereka dengan cara-cara yang lebih rigid atau kaku, dan ada penolakan
(defensif). Pemusatan energi pada upaya defensif justru akan semakin
melemahkan sistem. Secara jangka panjang, akan menguras energi yang dimiliki
serta pada gilirannya mengancam integrasi sistem itu sendiri. Pada titik inilah
biasanya keluarga berusaha mencari bantuan dari luar.
2. Faktor personaliti Telah diketahui sejak lama bahwa kepribadian individu juga
berperan dalam menyumbang terjadinya gangguan jiwa pada seseorang. Individu
yang memiliki kepribadian yang kuat akan cenderung dapat mengatasi masalah
yang dihadapi, namun individu yang mengalami ketergantungan terhadap orang
lain cenderung mudah mengalami gangguan jiwa karena kepribadiannya rapuh.
Menurut Keliat (2011), tanda gejala orang dengan masalah psikososial adalah
sebagai berikut:
a. Cemas, khawatir berlebihan, takut
b. Mudah tersinggung
c. Sulit konsentrasi
d. Bersifat ragu-ragu
e. Merasa kecewa
f. Pemarah dan agresif
g. Reaksi fisik seperti jantung berdebar, otot tegang, sakit kepala.
Individu berusaha untuk menarik diri baik fisik maupun psikologis dari
lingkungan atau tidak mau tahu masalah yang sedang dihadapi. Menarik
diri secara fisik yaitu seseremaja menjauhkan diri dari sumber masalah,
seseremaja juga dapat menarik diri secara psikologis seperti menjadi
apatis, bersikap mengalah dan kurang keinginan.
c. Kompromi (Compromise)
Menggambarkan usaha untuk mengubah keadaan dengan hati- hati,
meminta bantuan dan kerjasama dengan keluarga dan teman kerja atau
mengurangi keinginan lalu memilih jalan tengah dengan cara mengubah
cara yang tidak efektif dalam bertindak, mengganti tujuan dan
mengorbankan aspek kepentingan pribadi.
3.1 Pengertian
Menurut Stuart dan Sundeen (2016) kecemasan adalah keadaan emosi tanpa
objek tertentu. Kecemasan dipicu oleh hal yang tidak diketahui dan menyertai
semua pengalaman baru, seperti masuk sekolah, memulai pekerjaan baru atau
melahirkan anak. Karakteristik kecemasan ini yang membedakan dari rasa takut.
Menurut Kaplan, Saddock, dan Grebb (2010) kecemasan adalah respon terhadap
situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal normal yang terjadi yang
disertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru, serta dalam menemukan
identitas diri dan hidup. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif
mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman.
Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang
nantinya akan menimbulkan perubahan fisiologis dan psikologis. Kecemasan
dalam pandangan kesehatan juga merupakan suatu keadaan yang menggoncang
karena adanya ancaman terhadap kesehatan.
3.2 Tingkat kecemasan
Menurut Stuart (2009) ada 4 tingkat kecemasan yaitu:
Menurut Muttaqin dan Sari (2009) faktor – faktor yang dapat menyebabkan
kecemasan pasien pre operasi adalah takut terhadap nyeri, kematian,
ketidaktahuan, takut tentang deformitas dan ancaman lain terhadap citra tubuh.
Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan menurut Kaplan dan
Sadock (2010) adalah :
4.2 SP Ansietas
SP 1
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
b. Evaluasi/validasi
c. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan)
d. Membantu pasien mengenal ansietas :
Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
e. Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam untuk meningkatkan
kontrol dan rasa percaya diri : pengalihan situasi
f. Evaluasi kemampuan klien
g. Beri reinforcement positif
h. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 2
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
b. Evaluasi/validasi
c. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan)
d. Mengajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan
mengurangi ansietas :
Melakukan hal yang disukai
Menonton TV
Mendengarkan music yang disukai
Membaca koran, buku atau majalah
Motivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas muncul
e. Evaluasi kemampuan klien
f. Beri reinforcement positif
g. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 3
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
b. Evaluasi/validasi
c. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan).
d. Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari
e. Membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
f. Evaluasi kemampuan klien
g. Memberi reinforcement positif
h. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian