Anda di halaman 1dari 34

Hak atas Kebebasan

Pribadi
Pasal 3 DUHAM
• Setiap orang berhak atas kehidupan,
kebebasan dan keamanan pribadi
Hak atas Kebebasan Pribadi

• Merupakan hak yang fundamental


• Pada asasnya tidak dapat dipisahkan
(inalienable) dan tidak dapat dikurangi
(nonderogable)
Instrumen yang mengatur
• Internasional: • Nasional:
ü DUHAM ü UUD’45
ü ICCPR ü UU HAM
ü Slavery Convention ü UU No. 12 Tahun 2005 Tentang
ü Protocol to Prevent, Pengesahan ICCPR
Suppress and Punish ü KUHP
Trafficking in Persons, ü UU No. 21 Tahun 2007 Tentang
Esp. Women and Children Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang
ü UU Perlindungan Anak (UU No.23/2002)
ü UU Pemilu (UU No. 10/2008)
ü UU Partai Politik (UU No. 2/2008)
ü UU Ormas (UU No. 8/1985)
ü UU Ketenagakerjaan
ü UU Kewarganegaraan
ü UU Kebebasan Menyatakan Pendapat
(UU No. 9 tahun 1998)
ü UU ITE (UU No. 11 tahun 2008)
Hak Kebebasan Pribadi
dalam UU N0. 39/1999 (Pasal 20-27):

• Hak untuk tidak diperbudak atau


diperhamba (pasal 20)
• Hak atas keutuhan pribadi (pasal 21)
• Kebebasan untuk memeluk agama dan
beribadat (Pasal 22)
• Kebebasan atas keyakinan politik dan
mengeluarkan pendapat, termasuk hak
mogok (Pasal 23-25)
…..lanjutan

• Hak atas status kewarganegaraan


(Pasal 26)
• Hak untuk berpindah dan bertempat
tinggal di Indonesia serta meninggalkan
dan masuk kembali ke Indonesia
(Pasal 27)
Hak untuk tidak diperbudak atau
diperhamba

Instrumen yang mengatur, antara lain:


• Pasal 4 DUHAM
• Pasal 8 ICCPR
• Pasal 20 UU No. 39 tahun 1999
• UU No. 21 tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang
• KUHP (Pasal 324)
Pasal 20 UU
No. 39 Tahun 1999
(1)Tidak seorang pun boleh diperbudak atau
diperhamba
(2) Perbudakan atau perhambaan,
perdagangan budak, perdagangan wanita,
dan segala perbuatan apapun yang
tujuannya serupa dilarang
Inti Pasal 20
UU No. 39 tahun 1999
• Larangan :
üPerbudakan
üPerhambaan
üPerdagangan budak
üPerdagangan wanita
üPerbuatan-perbuatan yang tujuannya serupa
dengan perbuatan-perbuatan tsb. di atas
Hak atas keutuhan pribadi
• Instrumen yang mengatur:
Pasal 7 ICCPR
Pasal 21 UU N0. 39 tahun 1999
Pasal 21 UU No. 39 Tahun 1999
• Setiap orang berhak atas keutuhan pribadi,
baik rohani maupun jasmani, dan karena itu
tidak boleh menjadi objek penelitian tanpa
persetujuan darinya
Hak atas keutuhan pribadi

• Larangan dijadikan objek penelitian


tanpa persetujuan/izin
• Penelitian :
§ terhadap fisik
§ terhadap kehidupan dan data pribadi
Penjelasan Pasal 21
UU No. 39 tahun 1999
• Yang dimaksud dengan “ menjadi objek penelitian
“ adalah kegiatan menempatkan seseorang
sebagai pihak yang dimintai komentar, pendapat
atau keterangan yang menyangkut kehidupan
pribadi dan data-data pribadinya serta direkam
gambar dan suaranya
Kebebasan untuk memeluk agama
dan beribadat
• Instrumen yang mengatur:
Pasal 18 DUHAM
Pasal 18 ICCPR
Pasal 28 E ayat (1) dan Pasal 29 ayat (2)
UUD’45
Pasal 22 UU No. 39 tahun 1999
Pasal 22 UU No. 39 tahun 1999

(1) Setiap orang bebas memeluk agamanya


masing- masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu
(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang
memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.
Kebebasan untuk memeluk agama dan beribadat
(Pasal 22)

• Penentuan Agama
UU No. 1/PNPS/1965 tentang Pencegahan
Penyalahgunaan dan/atau Penodaan
Agama
• Tata cara beribadat
• Isu lain: apakah boleh tidak beragama?
Kebebasan atas keyakinan politik dan
Kebebasan berpendapat
• Instrumen yang mengatur:
Ø Pasal 19 DUHAM
Ø Pasal 19 ICCPR
Ø Pasal 28E ayat (2) UUD’45
Ø Pasal 23 UU No. 39 tahun 1999
Ø UU Pemilu (UU No. 10 tahun 2008)
Ø UU Parpol (UU No. 2 tahun 2008)
Ø UU Ormas (UU No. 8 tahun 1985)
Ø UU No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umun
Pasal 23 UU No. 39 tahun 1999
(1) Setiap orang bebas untuk memilih dan
mempunyai keyakinan politiknya
(2) Setiap orang bebas untuk mempunyai,
mengeluarkan dan menyebarluaskan
pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan
dan atau tulisan melalui media cetak maupun
elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai
agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan
umum, dan keutuhan bangsa
Kebebasan atas keyakinan politik dan
Kebebasan berpendapat (Pasal 23)

• Kebebasan atas keyakinan politik tidak


boleh dibatasi
• Kebebasan berpendapat harus
memperhatikan nilai-nilai agama,
kesusilaan, ketertiban, kepentingan
umum, dan keutuhan bangsa
Kebebasan Berkumpul dan
Berserikat
• Instrumen yang mengatur:
ü Pasal 20 dan Pasal 23 DUHAM
ü Pasal 21 dan Pasal 22 ICCPR
ü Pasal 28 dan Pasal 28E ayat (3) UUD’45
ü Pasal 24 UU No. 39 tahun 1999
ü UU Parpol
ü UU Ormas
ü UU No. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan
Pasal 24 UU No. 39 tahun 1999
(1) Setiap orang berhak untuk berkumpul,
berapat, dan berserikat untuk maksud-
maksud damai
(2) Setiap warga negara atau kelompok
masyarakat berhak mendirikan partai politik,
lembaga swadaya masyarakat atau organisasi
lainnya untuk berperan serta dalam jalannya
pemerintahan dan penyelenggaraan negara
sejalan dengan tuntutan perlindungan,
penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia
sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
Kebebasan Berkumpul dan Berserikat
(Pasal 24)

• Untuk maksud-maksud damai


• Ada kalanya dibatasi oleh ketentuan yang
bersifat administratif
Hak menyampaikan pendapat di
muka umum dan hak mogok
• Instrumen yang mengatur:
ü Pasal 19 DUHAM
ü Pasal 19 ICCPR
ü Pasal 28 dan Pasal 28 E UUD’45
ü (DUHAM, ICCPR dan UUD’45 tidak menyebut hak
mogok dalam pasal-pasalnya)
ü Pasal 25 UU No. 39 tahun 1999
ü UU No. 9 tahun 1998
ü UU No. 13 tahun 2003 (Pasal 137 -149)
Pasal 25 UU No. 39 tahun 1999
• Setiap orang berhak untuk menyampaikan
pendapat di muka umum, termasuk hak untuk
mogok sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Hak menyampaikan pendapat di muka
umum dan hak mogok
§ Bentuk-bentuknya:
- unjuk rasa (demonstrasi), pawai, rapat umum,
mimbar bebas (UU No. 9/1998)
- mogok (UU Ketenagakerjaan)

§ Pembatasan oleh UU:


- Waktu, tempat, pemberitahuan kepada Polri
(UU No. 9/1998)
- Pemberitahuan kepada pengusaha dan instansi yang
berwenang di bidang ketenagakerjaan (UU
Ketenagakerjaan)
Hak atas kewarganegaraan
• Instrumen yang mengatur:
üPasal 15 DUHAM
üPasal 24 ayat (3) ICCPR (tapi hanya kewarga-
negaraan anak)
üPasal 28D ayat (4) UUD’45
üPasal 26 UU no. 39 tahun 1999
üUU No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Pasal 26 UU No. 39 tahun 1999
(1) Setiap orang berhak memiliki, memperoleh,
mengganti, atau mempertahankan status
kewarganegaraannya
(2) Setiap orang bebas memilih
kewarganegaraannya
dan tanpa diskriminasi berhak menikmati hak-
hak yang bersumber dan melekat pada
kewarga- negaraannya serta wajib
melaksanakan kewajibannya sebagai
warganegara sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
Hak atas kewarganegaraan
(Pasal 26)
• Setiap orang berhak untuk memiliki,
memperoleh, mengganti atau
mempertahankan status kewarganegaraannya
• Status kewarganegaraan sangat menentukan
hak-hak individu dalam suatu negara
• Meski bebas memilih kewarganegaraan,
tetapi ada aturan dan persyaratan yang harus
dipenuhi untuk menjadi warganegara dari
suatu negara
Hak untuk bebas bergerak, berdiam dan
meninggalkan Indonesia
• Instrumen yang mengatur:
ü Pasal 13 DUHAM
ü Pasal 12 ICCPR
ü Pasal 28E ayat (1) UUD’45
ü Pasal 27 UU No. 39 tahun 1999
ü UU tentang keimigrasian
Pasal 27 UU No. 39 tahun 1999
(1) Setiap warga negara Indonesia berhak untuk
secara bebas bergerak, berpindah, dan
bertempat tinggal dalam wilayah negara
Republik Indonesia
(2) Setiap warga negara Indonesia berhak
meninggalkan dan masuk kembali ke wilayah
negara Republik Indonesia, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Hak untuk bebas bergerak, berdiam dan
meninggalkan Indonesia
(Pasal 27)

• Meski masuk dalam kelompok hak atas


kebebasan pribadi yang pada dasarnya
nonderogable tetapi dapat dibatasi dalam
keadaan-keadaan tertentu, misalnya:
- ditahan oleh aparat penegak hukum
- dicegah untuk pergi ke luar negeri
- dilarang masuk ke Indonesia
Konflik akan timbul bila:
setiap individu hanya mengedepankan
kebebasannya
Oleh karena itu harus ada batasan:
• Sebenarnya batasan hanya dibuat untuk hak-
hak yang derogable, tapi ternyata untuk yang
nonderogable pun dapat dibatasi
• Batasan oleh UU secara limitatif
• Pembatasan bertujuan untuk hak tsb. dapat
diimplementasikan tanpa mengganggu hak
orang lain dan ketertiban umum.
TUGAS MINGGU DEPAN
• Mencari 1 kasus (bisa berasal dari artikel media atau hasil
riset di tahun 2016-2017) tentang permasalahan yang
berkaitan dengan Hak atas kebebasan pribadi.
• Buatlah analisis dalam 1 halaman A4 (Times new roman 12,
1,5 spasi) tentang:
a. Permaslahan tersebut berkaitan dengan
pelanggaran hak atas kebebasan pribadi apa
(kebebasan beragama, kebebasan bergerak,
kebebasan berkewarganegaraan dll)
b. Ketentuan dalam instrumen atau aturan per UU
yang terlanggar
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai