DISUSUN OLEH:
RONAL PL
1823132009
FAKULTAS TEKNIK
Coil system yang akan ditest hanya dihubungkan ke busi melalui kabel bertegangan
tinggi. Busi dihubungkan ke ground (massa). Anda sekarang dapat menghidupkan engine
dengan aman. Coil pengapian dan system yang baik harus dengan mudah dapat melompati
celah tanpa gagal.
Meter yang disatukan pada analyzer mungkin memerlukan pemilihan fungsi yang
berbeda untuk memungkinkannya bekerja secara terpisah dari fungsi analyzer. Ampermeter
analyzer umumnya menggunakan jenis pick-up induktif yang dihubungkan ke rangkaian
kendaraan.
b) Multimeter Digital
Multimeter digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk
digunakan pada rangkaian dan peralatan elektronik. Volt, amper dan ohmmeter digunakan
untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian komponen. Fungsi multimeter
digital lainnya seperti pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat digunakan untuk
mendiagnosa system pengapian dan keterpakaian komponen.
a. Fungsi frekuensi mampu mengukur:
Ketersediaan output generator sinyal.
Frekuensi output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang
sudah diketahui seperti putaran mesin.
Input dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik.
c) Dwell Meter
Pengertian sudut dwell mengacu pada sudut permutaran distributor selama kontak
point tertutup. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik, kalau tidak
kerja system akan terganggu.
Jika sudut dwell terlalu kecil (celah kontak point terlalu besar) koil pengapian
mungkin tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan medan magnit, yang akan
menghasilkan tegangan sekunder yang lemah.
Jika sudut dwell terlalu besar ( celah kontak point terlalu kecil ) tegangan induksi
primeir akan melompat diantara celah kontak point, bukannya mengisi kapasitor,
collapsenya medan magnet pada coil menjadi lambat yang akan mengakibatkan tegangan
scunder menjadi rendah.
Keausan poros distributor atau mekanisme advancer dapat diidentifikasi dengan cara
menaikkan putaran mesin atau memberikan kevacuuman yang berbeda pada unit vacuum dan
mencatat variasi sudut dwell yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan lebih dari
20 perlu diperbaiki.
Gambar 4. Salah satu jenis Dwell meter
Pengoperasian Meter
Sambungan meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pengapian dan
massa. Skala arus harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder.
Hidupkan engine dan perhatikan pembacaan meter. Bila diperlukan stel celah
kontak point. Periksa kembali pembacaan dwell meter
d) Timing Light
Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai dengan
sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi piston.
Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur
pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan
dengan meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada yang
korslet.
Coil Lilitan Sekunder
Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan sekunder.
Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan
tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana
nilai sekundernya berada. engaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan
12.000 ohm.
Pengujian Output
Test out put scunder harus juga diterapkan pada coil menghubungkannya pada mesin
pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu Dengan menghubungkan outlet
tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ‘ukuran’ maksimum
percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat diukur. Hal
tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13 mm. Alat uji output coil
pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian yang berenerji tinggi yang
dirancang untuk system pengapian elektronik.
Gambar 9. Coil pengapian Elektronik jeni H.E.I
(*Safety pressure relief valve)
2) Kondensor Pengapian
Ada tiga pengujian yang harus dilakukan terhadap kondensor.
Kebocoran, untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik.
Kapasitas, untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan
kondensor mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik.
Resistansi seri, untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.
3) Kontak Point
Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi dan penting dalam sistem
pengapian, jika ada keragu-raguan pada kontak point segeralah ganti
Periksa permukaan kontak point, warna abu-abu menujukkan pemakaian normal,
permukaan yang berwarna biru tua terbakar menunjukkan salah satu dari: celah
terlalu kecil, Kondensor rusak, Lilitan koil rusak.
Pemeriksaan lainnya: kekuatan pegas., Kabel listrik dan sambungan, Celah kontak
point, Keausan poros cam distriburtor.
4) Ballast Resistor
Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine
masih dingin dan pada temperatur kerja.
6) Kapasitor
Sesuai dengan namanya, sistem kemudi manual merupakan salah satu sistem kemudi
pertama yang digunakan untuk dapat menggerakan arah roda mobil saat berjalan. Dalam
membelokan roda-roda bagian depan, pada sistem ini jelas hanya memanfaatkan komponen
yang dibutuhkan yang sudah disusus untuk saling berhubungan (linkage). Terkesan sangat
simple, mudah dipahami dan memiliki cara kerja yang cukup mudah. Sayangnya sistem
kemudi manual pada mobil ini membuat kita sebagai pengemudi harus ekstra mengeluarkan
tenaga yang cukup besar karena dalam sistem ini semuanuya harus dilakukan secara manual.
Hal ini yang membuat sebagian besar pengemudi merasakan lelah yang lebih cepat.
b. Sistem Kemudi Power Steering
Kemudian jenis sistem kemudi mobil yang berikutnya dan yang sudah mendapatkan
pembaharuan adalah sistem kemudi yang sudah di lengkapi dengan power steering. Yang
dimana dalam penerapannya sistem kemudi ini akan dibantu dengan adanya dorongan dari
minyak atau oli power steering yang di pompa oleh van pump. Yang dimana van pump
tersebut hanya akan dapat bergerak dan bekerja pada saat mesin mobil hidup. Mengingat
bekerjanya van pump ini akan diputar melalui belt dan atau dengan menggunakan motor
listrik untuk beberapa jenis mobil tertentu seperti jenis mobil yang sudah menggunakan
teknologi ESP atau Electronic Power Steering.
Beberapa kelebihan yang akan didapat oleh pengemudi mobil yang sudah
mengunakan jenis atau tipe sistem kemudi power steering ini antara lain adalah :
Dapat mengurangi daya pengemudian atau sering juga disebut dengan istilah Steering
Effort
Membuat kesetabilan pengemudian mobil yang lebih baik dan lebih akurat.
Serta membuat tenaga yang di butuhkan pengemudi tidak terlalu banyak sehingga
tidak membuatnya cepat lelah.
2. Fungsi Sistem Kemudi Mobil
Fungsi utama dari sistem kemudi mobil yaitu sebagai pengatur arah laju kendaraan sesuai
dengan keinginan para pengemudi mobil tersebut dengan cara membelokan roda depan ke
kiri atau ke kanan lewat roda kemudi yang terdapat di dalam kabin mobil. Alhasil mobil pun
akan bisa bergerak dengan leluasa sesuai dengan arah roda depan yang di kendalikan
pengemudi.
a. Cara Kerja Sistem Kemudi Mobil
Sementara itu seperti yang kami sampaikan diatas, cara kerja dari sistem kemudi sendiri
terbilang cukup mudah dan simple karena ketika roda kemudi (steering wheel) diputar, maka
steering mainshaft akan secara otomatis meneruskan tenaga putar tersebut ke bagian steering
gear. Dimana pada saat putaran sudah sampai di steering gear, tenaga putar pun akan
diperbesar untuk mendapatkan momen yang lebih besar untuk bisa menggerakan roda depan
melalui rangkaian sistem kemudi atau steering linkage.
b. Tipe Sistem Kemudi Secara Manual
Sebelum masuk dalam pembahasan komponen sistem kemudi mobil manual, disini
otoflik.com akan jelaskan juga beberapa tipe sistem kemudi manual yang bisa dibilang
cukup banyak digunakan di dalam industri otomotif. Apa saja tipe-tipenya ?
1. Rack and Pinion
Tipe sistem kemudi secara manual yang pertama dan sering digunakan pada beberapa
jenis mobil yang ada di dunia ini adalah Rack and Pinion. Yang dimana jenis ini memiliki
cara kerja yang bisa dibilang cukup baik. Karena pada saat steering wheel diputar, maka
pinion pun akan ikut berputar. Dan putaran tersebuta kan di gunakan untuk mengggerakan
rack dari sisi samping ke samping. Sesampainya disini, gerakan tersebut akan di teruskan
melalui komponen tie rod ke bagian lengan nakel pada bagian roda-roda depan. Dengan
begitu roda pun akan tertekan dan tertarik yang membuatnya bisa mengikuti arah gerakan
steering wheel baik ke arah kanan ataupun ke arah kiri.
a. Kelebihan Sistem Kemudi Manual Rack and Pinion
Mempunyai konstuksi yang cukup sederhanda dan cukup ringan.
Perpindahan momen yang dibutuhkan jauh lebih baik dan lebih ringan.
Singgungan antara gigi rack dan gigi pinion dilakukan secara langsung.
b. Kekurangan Sistem Kemudi Manual Rack and Pinion Hanya cocok digunakan
pada jenis mobil penumpang yang memiliki ukuran kecil atau sedang.
c. Karena memiliki bentuk gigi, membuatnya cepat aus ketika masuk dalam pemakaian
yang cukup lama.
2. Recirculating Ball
Kemudian tipe sistem kemudi mobil secara manual yang berikutnya
adalah Recirculating Ball. Pada tipe ini, bisa dibilang memiliki cara kerja yang juga cukup
mudah dan simple, karena pada saat steering wheel diputar, maka poros utama tersebut akan
langsung membelok karena terhubung dengan roda kemudi. Dan dibagian ujung dari poros
utama tersebut terdapat roda gigi cacing dan mur pada bagian bak roda gigi kemudi yang
akan menambah tenaga serta akan memindahkan gerak putar dari steering wheel ke gerakan
maju mundur dari pitman arm yang terbagi menjadi beberapa komponen.
Seperti batang penghubung atau Relay Rod, Lengan Idler atau Idler Arm, Lengan
Nakel Arm dan juga Tie Rod. Beberapa sambungan tersebut akan memindahkan gaya putar
yang didapat dari steering wheel ke roda-roda depan dengan cara memutar komponen
bernama ball joint yang terdapat dibagian Lower Arm.
a. Kelebihan Sistem Kemudi Recirculating Ball:
Memiliki gigi kemudi yang terbilang lebih besar yang membuatnya bisa
digunakan pada beberapa tipe atau jenis mobil besar.
Memiliki tingkat keausan roda gigi yang lebih kecil.
Pemutaran roda kemudi jauh lebih ringan.
Komponen yang kedua yaitu Steering Column, komponen ini secara langsung
terpasang pada bodi mobil melalui braket column yang memilik tipe breakway. Dengan
begitu steering column ini akan dapat bergeser naik dan turun. Selain itu komponen ini juga
merupakan mekanis penyerap energi berupa gaya dorong dari kemudi pada saat terjadi
tabrakan.
3. Steering Gear Box
Selain itu ada juga Steering Gear Box, yang diman akomponen ini memiliki fungsi
utama untuk mengarakan roda depan dan juga sebagai gigi reduksi yang akan digunakan
untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi lebih ringan. Biasnaya perbandingan
reduksi atau perbandingan steering gear ini berada diantara 18-20 : 1.
4. Steering Lingkage
Kemudian ada juga komponen bernama Steering Linkage. YUang dimana komponen
ini terdiri dari rod dan arm yang akan berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari steering
gear ke bagian roda depan.
5. Ball Joint
Dan komponen sistem kemudi manual pada sebuah mobil yang tidak kalah
pentingnya adalah Ball Joint. Dimana komponen ini harus ada pada setiap sambungan.
Karena tujuan utama dari adanya komponen ini adalah untuk membuat pergerakan
sambungan bisa bebas dan membuat distribusi gerak akan semakin halus.
6. Dust Boot
Lalu ada juga Dust Boot, yang dimana komponen ini berfungsi untuk melindungi
komponen rack dari kotoran berupa debu atau yang lainnya. Sementara komppnen Dust Boot
sendiri terbuat dari material karet yang cukup lentur sehingga akan dapat mengikuti gerak
rack shaft
B. Sistem Rem
1. Sistem rem
Saat membeli mobil bekas, Sahabat wajib melakukan pengecekan. Mulai dari ruang
mesin, kaki-kaki, ban, dan langkah berikutnya adalah memastikan rem benar-benar bekerja
dengan baik. Perlu diingat, rem adalah komponen vital dalam mobil. Kalau tidak bekerja
dengan baik, akibat yang ditimbulkan bisa sangat fatal. Karena itu, cari tahu apakah rem
mobil Sahabat dalam keadaan baik.
Membeli mobil seken memang bisa jadi solusi untuk Sahabat Garasi yang punya bujet
rendah, tetapi ingin mendapatkan mobil berkualitas baik. Daripada menunggu ada dana untuk
beli yang baru, mendapatkan mobil lama adalah pilihan menarik. Apalagi kalau Sahabat tahu
bagaimana cara memilih mobil bekas yang tepat. Sahabat bisa membaca
Sebelum jauh membahas tentang jenis rem mobil, ada baiknya Sahabat mengetahui
terlebih dahulu manfaat sebenarnya rem pada mobil. Pasti banyak dari Sahabat yang berfikir
kalau rem adalah untuk memberhentikan mobil. Saat kaget dan panik, pasti banyak dari
Sahabat Garasi secara spontan menginjak rem penuh. Padahal hal ini sangat tak dianjurkan.
Tindakan tersebut dianggap bisa mengurangi daya cengkeram ban ke aspal. Hal itu karena
banyak yang berpikir salah dengan sistem pengereman, yakni beranggapan untuk
menghentikan laju kendaraan. Fungsi utama rem mobil adalah untuk mengurangi kecepatan,
bukan untuk menghentikan kendaraan.
Berbicara rem mobil, ada hal yang perlu Sahabat ingat nih. Kesalahan ketika
menggunakan rem mobil bisa membuat bagian mobil yang lain seperti kopling rusak lho
Sahabat. Banyak pengguna mobil banyak yang mengeluhkan rusaknya kopling setiap
penggunaan sehabis liburan. Rusaknya kopling dinilai akibat cara penggunaan yang salah
saat mobil berada dalam kemacetan. Hal ini biasa terjadi pada mobil bertransmisi manual.
Seringkali pengguna mobil manual malas untuk memindahkan tuas persneling ke posisi
netral seraya menekan rem tangan saat macet. Mereka lebih memilih tetap menginjak
kopling. Padahal cara ini dinilai salah. Untuk lebih jelas soal kopling mobil yang rusak
karena malas gunakan rem tangan pada mobil, kamu bisa membaca
Permasalahan lain soal rem mobil yang sering timbul ialah, munculnya suara berdecit
ketika berkendara. Ya, sumber suara tersebut biasanya datang dari bagian sistem pengereman.
C. Sistem Suspensi
Sistem suspensi adalah sebuah rangkaian komponen yang berfungsi menyerap getaran
yang ditimbulkan saat mobil berjalan diatas permukaan jalan, tujuan sistem suspensi adalah
untuk mencegah agar body mobil tidak bergetar saat melintasi permukaan jalan. Sehingga
menambah aspek kenyamanan berkendara. Secara singkat, seperti diatas pengertian dari
sistem suspensi baik pada motor dan mobil. Untuk sistem suspensi mobil, ada beberapa jenis
sistem suspensi serta ada juga beberapa jenis pegas yang digunakan. Diartikel ini, akan kita
kupas secara mendalam tentang jenis, komponen dan cara kerja sistem suspensi pada
kendaraan roda 4.
Prinsip kerja suspensi, yakni dengan memberi sekat antara body dengan roda. Dimana
sekat tersebut memiliki daya elastisitas sehingga gerakan mendadak pada roda ini tidak akan
mempengaruhi body kendaraan. Dan sistem suspensi, berperan sebagai sekat tersebut.
Komponen utama sistem suspensi, adalah pegas. Pegas merupakan komponen yang terbuat
dari baja elastis yang kuat, daya elastisitas pada pegas ini dimanfaatkan untuk menyerap
semua getaran pada permukaan jalan. Meski demikian, pegas tidak bisa bekerja sendiri dalam
sistem suspensi. Tetap ada beberapa komponen tambahan yang mendukung kinerja pegas
antara lain.
1. Lengan suspense
Lengan suspensi ini berfungsi untuk menghubungkan roda dengan chasis mobil.
Lengan suspensi, dibuat dengan engsel. Sehingga bisa bergerak secara vertikal. Gerakan ini
akan memungkinkan roda bergerak keatas atau kebawah sesuai beban yang diterima.
2. Shock absorber
Sesuai namanya, shock absorber berperan sebagai penyerap kejut pada sistem
suspensi. Memang, pegas menjadi komponen utama sistem suspensi namun kelemahan pegas
yakni memiliki daya balik yang sama ketika ditekan. Sehingga meski getaran tidak ada, body
mobil akan mengalami oskilasi (bergoyang). Untuk mengantisipasinya, diletakanlah
komponen shock absorber yang dapat mencegah pergerakan pegsa secara tiba-tiba. Shock
absorber ini akan memberi efek suspensi yang lebih keras namun sangat stabil karena mampu
menyerap kejut.
3. Stabilizer
Sesuai namanya, stabilizer berfungsi menstabilkan body kendaraan ketika terjadi efek
suspensi. Secara simple, ketika mobil belok maka mobil akan condong kearah luar karena
terkena gaya sentrifugal. Dan akibatnya mobil dapat terguling. Namun dengan adanya
stabilizer,hal itu bisa diatasi.
Suspensi dependent (rigid), dimana roda kiri dan kanan terletak dalam satu poros
yang kaku.
Suspensi semi-independent, merupakan kombinasi dari rigid axle dengan suspensi
independent.
Meski demikian, dalam dunia otomotif jenis suspensi digolongkan lagi lebih spesifik, antara
lain ;
1. Suspensi Macpherson
Suspensi macpherson adalah jenis suspensi depan yang paling banyak digunakan saat ini
pada kendaraan-kendaraan ringan (MPV, Hatch back, Sedan, Mini-SUV). Tipe ini tergolong
independent suspension karena antara roda kiri dan kanan tidak saling terpaut.
Tipikal suspensi macpherson, ada pada desain yang cukup simple namun memiliki kualitas
yang tergolong sangat baik. Karena tergolong suspensi independen, jenis ini mampu
menyerap getaran jalan dengan cukup baik. Selain itu, semua komponen pada macpherson
juga tidak terlalu memakan ruang. Sehingga cukup pas untuk kendaraan-kendaraan kecil.
Komponen pada suspensi macpherson antara lain ;
Pegas coil, pegas yang digunakan umumnya pegas coil (per melingkar) karena
memiliki bentuk yang minimalis serta memiliki daya elastisitas yang lentur.
Shock absorber, terletak didalam pegas coil. Dengan kata lain, pegas coil dan shock
absorber terletak dalam satu unit komponen.
Lower arm, berfungsi sebagai lengan suspensi dimana komponen ini akan
menghubungkan bagian roda dengan body mobil.
Ball joint, merupakan engsel 360 derajat. Maksudnya, engsel ini mampu bergerak
kesegala arah. Terletak pada ujung lower arm, sehingga memungkinkan roda bergerak
kesegala arah yang dikehendaki.
Knuckle arm, merupakan sebuah counter yang berfungsi untuk meletakan semua
komponen suspensi seperti shock breaker, lower arm, roda, dan tie rod.
Stabilizer, stabilizer terletak diantara body dengan tabung shock absorber yang
terhubung ke knuckle arm.
3. Suspensi Double Wishbone
Tipe double wishbone juga masuk kedalam golongan suspensi independen untuk suspensi
depan. Dilihat bentuknya, memang mirip dengan suspensi macpherson namun double
wishbone terlihat lebih kekar dan lebih rumit. Hal ini dikarenakan pada double wishbone
terdapat dua buah lengan suspensi yakni lower arm (terletak dibawah) dan upper arm
(terletak diatas). Efek dari dua lengan suspensi ini ada pada gerakan vertikal roda yang
seimbang. Salah satu kelemahan, suspensi macpherson ada pada sudut camber yang berubah
ketika suspensi bekerja. Namun pada tipe double wishbone masalah tersebut bisa diatasi.
Umumnya, tipe ini banyak dipakai pada kendaraan berbasis crossover seperti Big SUV dan
Double cabin.
4. Suspensi Rigid
Suspensi rigid merupakan golongan suspensi dependen karena antara roda kiri dan kanan
terletak dalam satu blok kaku. Tipe ini bisa ditemui pada suspensi depan maupu belakang,
kelebihan suspensi rigid ini ada pada ketahanannya. Secara umum, tipe rigid yang paling kuat
menerima beban besar. Hal itu dikarenakan rigid block yang terpasang untuk menautkan roda
kiri dan kanan juga dijadikan sebagai penyangga body mobil secara keseluruhan. Artinya,
tipe ini memang didesain untuk menerima beban kuat. Oleh sebab itu, kita hanya bisa
menemuinya pada truk dan bus
Komponen suspensi rigid pun sangat simple ;
Pegas daun, pegas daun berbentuk memanjang biasanya disusun bertingkat untuk
meningkatkan kekuatan pegas.
Shock absorber, terletak antara rigid block dengan body kendaraan.
Rigid block/rigid axle, pada suspensi depan terdapat balok melintang antara roda kiri
dan kanan. Itu disebut rigid block atau beberapa orang menyebutnya ice block.
Sementara untuk roda depan, komponen ini digantikan dengan rigid axle.
Stabilizer bar
6. Suspensi multi-link
Sesuai namanya, tipe ini memiliki beberapa link atau penghubung yang cukup
banyak. Link-link ini berperan layaknya lengan suspensi namun jumlahnya bisa lebih dari
tiga. Link-link tersebut diletakan sedemikian rupa sehingga mampu menunjang pergerakan
roda saat menyerap getaran dengan sempurna.Meski banyak, link-link ini berukuran cukup
kecil sehingga tidak terlalu memakan banyak ruang
.
7. Suspensi torsion beam.
Bagi sebagian orang, tipe ini sering disebut sebagai suspensi semi-independen, karena
pada dasarnya rigid suspension namun diinovasikan dengan bentuk berbeda untuk
menghasilkan efek suspensi yang lebih baik. Pada tipe rigid, bentuk rigid block hanya
memanjang. Namun pada torsion beam, bentuk rigid block seperti huruf H, sehingga banyak
orang juga yang menyebutnya “H-Shape Suspension”.Bentuk seperti ini akan menyebabkan
ayunan roda yang agak terbebas antara kiri dan kanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami dapatkan dalam penyusunan Makala ini yaitu
ada banyak kesalahan yang hadir dalam penulisan ini.
B. Saran
Saran dan kritik sangat kami harapkan agar Makala ini dapat tersusun dengan
baik.