TUGAS II
OLEH :
NAMA : MUSTAFA
NIM : 1923042005
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat, rahmat, dan karunia-
Nya Makalah Profesi Keguruan ini dapat selesai dikerjakan dengan baik dan tepat waktu
meski ada hambatan, namun hambatan itu dapat diatasi berkat petunjuk-Nya. Penulis
membuat Makalah profesi keguruan ini secara praktis, objektif, sehingga pembaca dapat
mudah memahami, mengkaji dan menganalisis.
Makalah Profesi Keguruan ini sangat sederhana dan terbatas sehingga memerlukan
penyempurnaan dan perbaikan, dengan demikian penulis, senantiasa tetap menerima saran
dan kritikan yang konstruktif agar makalah ini lebih berbobot dan sempurna. Somoga
makalah ini dapat bermanfaat buat semua yang membacanya terutama penulis. Aamiin.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................................5
D. Manfaat........................................................................................................................5
BAB I.........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
A. Hakekat Profesi Kependidikan......................................................................................6
B. Konsep dan Pengertian Profesi dalam Pendidikan.......................................................7
C. Syarat-syarat Profesi Keguruan..................................................................................12
D. Urgensi Profesionalisme dalam kehidupan................................................................13
E. Cakupan Profesi Kependidikan...................................................................................17
F. Profesi Kependidikan dan Ilmu Pendidikan................................................................17
BAB III.....................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai salah satu tenaga kependidikan memiliki tugas dan tanggung jawab yang
besar. Tugas dan tanggung jawab tersebut lebih luas dari sekedar hanya membuat peserta
didik menjadi tahu dan memahami bahan ajar yang diberikan, yaitu menjadikan peserta didik
menjadi manusia terdidik yang memahami perannya sebagai manusia, sehingga bermanfaat
bagi diri dan lingkungannya. Kinerja guru yang selama ini menjadi wacana dalam
meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM), telah menjadikan guru sebagai salah satu
isu sentral mengenai pendidikan secara nasional. Persoalan guru adalah persoalan
pendidikan, dan persoalan pendidikan adalah persoalan bangsa. Begitulah kira-kira kalangan
praktisi pendidikan menggiring isu tentang guru dalam upaya meningkatkan profesionalime
guru.
Guru adalah faktor yang mutlak. Bukan saja jumlahnya yang harus mencukupi,
melainkan mutunya juga harus baik, sebab jumlah dan mutu guru adalah unsur yang secara
langsung ikut menentukan kekuatan sektor pendidikan. Dengan kata lain, kekuatan dan mutu
pendidikan sesuatu negara dapat dinilai dengan mempergunakan faktor guru sebagai salah
satu indeks utama. Itulah antara lain sebabnya mengapa guru faktor yang mutlak dalam
pembangunan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas kita dapat menarik permasalahan yang ada antara lain:
C. Tujuan
D. Manfaat
PEMBAHASAN
Tenaga kependidikan secara umum adalah orang-orang yang peduli dengan masalah-
masalah kependidikan dan memiliki tugas dan wewenang tertentu di bidang kependidikan.
Peraturan pemerintah No. 38/1992 pasal 1 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan tenaga
kependidikan adalah:
Ayat 1:
“Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdi diri secara langsung
dalam penyelenggaraan pendidikan.”
Ayat 2:
Ayat 3:
Ayat 4:
“Tenaga pengajar adalah pendidik yang bertugas utama mengajar peserta didik.”
Ayat 5:
“Tenaga pengajar adalah tenaga pendidik yang bertugas utama melatih peserta didik.”
Ayat 1:
“Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik,pengelola satuan pendidikan,
penilik, pengawas, peneliti dan pengembnagan di bidang pendidikan, pustakawan,
laboran, teknisi sumber belajar penguji.”
Ayat 2:
Ayat 3:
(Oemar Hamalik 1984:2) sampai pada suatu kesimpulan bahwa hakikat profesi adalah
suatu pernyataan atau suatu janji yang terbuka. Suatu profesi mengandung unsur pengabdian
Webster’s New World Dictionary menunjukkan lebih lanjut bahwa profesi merupakan
suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada pengembannya) dalam liberal atrs
atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan bukan pekerjaan manual.
Dari berbagai pengertian profesi tersebut, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Dapatkah disalahkan penggunaan istilah yang serampangan itu? Tidak, karena istilah
profesi bukan monopoli kalangan tertentu. Namun, secara sosiologis ada aspek positifnya di
belakang gejala itu, yaitu refleksi dari adanya tuntutan yang makin besar dari masyarakat
akan proses dan hasil kerja yang bermutu, penuh tanggung jawab bukan sekadar asal
dilaksanakan.
Ada semacam common denominators antara berbagai profesi. suatu profesi umumnya
berkembang dari perkerjaan (vocation) yang kemudian berkembang makin matang. Selain
itu, dalam bidang apapun, profesionalisme seseorang ditunjang oleh tiga hal, yaitu keahlian,
komitmen, dan keterampilan yang relevan yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang di
tengahnya terletak profesionalisme. Ketiga hal itu pertama-tama dikembangkan melalui
pendidikan prajabatan dan selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan
pendidikan/latihan dalam jabatan. Karena keahliannya yang tinggi, maka seorang profesional
dibayar tinggi. “well educated, well trained, well paid”, adalah salah satu prinsip
profesionalisme.
a. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties)
dari para anggotanya. Keahlian diperolah melalui apa yang disebut
profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu
(pendidikan/pelatihan prajabatan) maupun setelah menjalani suatu profesi (in
service training).
b. Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi. kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang
sesuai dengan profesinya.
c. Profesionalisme menunjuk pada komitmen/paham para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
d. Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya
serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka
melakukan pekerjaannya.
e. Profesionalisasi menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota profesi dalam mencapau kriteria yang standar dalam
penampilannya sebagai anggota suatu profesi
1. Syarat-syarat Profesi
Menelaah pengertian profesi sebelumnya, dapat dipahami bahwa profesi adalah
pekerjaan atau jabatan khusus yang dibutuhkan untuk melayani masyarakat. Ciri-ciri
utama suatu profesi menurut Sanusi, dkk (1991) adalah sebagai berikut:
a. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan.
b. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.
c. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu dapat melalui pemecahan
masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
d. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas sistematis dan
eksplisit, bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.
e. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang
cukup lama.
f. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-
nilai professional itu sendiri
g. Berperan teguh kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
h. Dalam praktiknya melayani masyarakat anggota profesi otonom dan bebas dari
campur tangan orang lain.
i. Jabatan mempunyai prestasi yang tinggi dalam masyarakat.
2. Syarat-syarat profesi keguruan
Pada dasarnya profesionalisme dan sikap profesional itu merupakan motivasi intrinsik
yang ada pada diri seseorang sebagai pendorong untuk mengembangkan dirinya menjadi
tenaga profesional. Motivasi intrisik tersebut akan berdampak pada munculnya etos kerja
yang unggul yang ditunjukkan dalam lima bentuk kerja sebagai berikut:
Berdasarkan kriteria ini, jelas bahwa guru yang memiliki profesional tinggi akan
selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan standar ideal akan
mengidentifikasikan dirinya kepada figur yang dipandang memiliki standar ideal
Berdasarkan kriteria ini, para guru diharapkan selalu berusaha mencari dan
memanfaatkan kesempatan yang dapat mengembangkan profesinya. Berbagai
kesempatan yang dapat dimanfaatkan antara lain: (a) mengikuti kegiatan ilmiah seperti
lokakarya, seminar, dan sebagainya, (b) mengikuti penataran atau pendidikan lanjutan,
(c) melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat, (d) menelaah kepustakaan,
membuat karya ilmiah, serta (e) memasuki organisasi profesi.
Profesionalitas seseorang sangat penting dalam semua segi kehidupan, termasuk dalam
jabatan guru. Lebih khusus Sanusi; dkk (1991) mengajukan enam asumsi yang melandasi
perlunya profesionalisasi dalam pendidikan, yaitu:
1. Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan
perasaan, dan dapat dikembangkan segala potensinya; sementara itu pendidikan
dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang menghargai martabat manusia.
2. Pendidikan dilakukan secara intensional, yakni secara sadar dan bertujuan, maka
pendidikan menjadi normatif yang diikat pada norma-norma dan nilai-nilai
yang baik secara universal, nasional, maupun lokal, yang merupakan acuan para
pendidik, peserta didik, dan pengelola pendidikan.
3. Teori-teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis dalam menjawab
permasalahan pendidikan.
4. Pendidikan bertolak pada asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia mempunyai
potensi yang baik untuk berkembang. Oleh sebab itu, pendidikan adalah usaha
mengembangkan potensi unggul tersebut.
5. Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya, yaitu situasi dimana terjadi dialog antara
peserta didik dengan pendidik, yang memungkinkan peserta didik tumbuh kearah
yang dikehendaki oleh pendidik dan selaras dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
masyarakat.
6. Sering terjadi dilema antara tujuan utama pendidikan yakni menjadi manusia sebagai
manusia yang baik dengan misi instrumental. Yakni yang merupakan alat untuk
perubahan atau mencapai sesuatu.
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menempatkan kedudukan guru
sebagai tenaga profesional sangat urgen karena berfungsi untuk meningkatkan martabat guru
sendiri dan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Ini tertera pada Pasal 4: “Kedudukan
guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi
untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
“Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, sertamenjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”
Di samping itu, juga PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 2 mempersyaratkan
bagi guru profesional memenuhi standar kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi.
Dari beberapa masalah tersebut, sebenarnya profesi guru sangat diperlukan dalam
mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan. Meskipun demikian, bila disikapi
dengan penuh kearifan, hambatan-hambatan tersebut semestinya mendorong kalangan profesi
kependidikan untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dan kualitas unjuk kerjanya.
Sikap dan perilaku para pelaku pendidikan harus disesuaikan dengan realitas zaman
yang terus berkembang. Prasarana penunjang kegiatan pendidikan pun harus sudah beralih
dengan menggunakan media berteknologi tinggi.
Achmad Sanusi (1991 : 25) menjelaskan bahwa profesi kependidikan merupakan suatu
payug yang melingkupi berbagai profesi (sub – profesi), seperti dikemukakan dalam UU
No.2/1989, yang kemudian dijabarkan dalam PP No.27 , 28 , 29 , dan 30.
Pengertian dan ilustrasi tentang lingkup profesi kependidikan diatas memberikan kesan
bahwa profesi kependidikan dengan sub- profesi – sub-profesinya umumnya menunjuk
kepada profesi (sub-profesi) yang bergerak di setting persekolahan. Ini berarti bahwa sekolah
merupakan basis profesi kependidikan.
Profesi kependidikan tidak identik dengan profesi keguruan atau sebaliknya. Profesi
kependidikan lebih luas dari pada profesi keguruan. Dengan kata lain, profesi keguruan
merupakan salah satu bagian dari profesi kependidikan.
Masih banyak pihak atau kalangan baik di Indonesia maupun negara – negara lain
termasuk negara maju yang mempertanyakan eksistansi pekerjaan – pekerjaan di bidang
kependidikan sebagai profesi, seperti : apakah pendidikan itu merupakan suatu profesi, dan
apakah pekerjaan mendidik itu sebagai pekerjaan profesional ? Atau dengan kata lain ,
apakah pekerjaan mengajar dan mendidik sudah diakui sebagai profesi oleh peraturan
perundang – undangan ?
Dalam hubungan ini Achmad Snusi, dkk (1991: 27-29) mengemukakan bahwa
pertanyaan-pertanyaaan tersebut mengemuka beberapa kenyataan, diantaranya :
1. Beragamnya latar belakang pendidikan orang – orang yang bergerak dalam profesi
ini
2. Tidak adanya aturan yang baku mengenai praktek atau perilaku profesional tenaga
kependidikan yang disepakati bersama dan / dikuatkan hukum.
3. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam performans antara tenga
kependidikan yang berlatar belakang pendidikan dengan tenaga kependidikan yang
bukan.
4. Tidak / belum ada pembedaan dalam tingkat / derajat mutu keahlian dalam bidang
keguruan dan bidang pendidikan pada umumnya.
Keadaan ini berpangkal dari ketidak jelasan konsep. Pendidikan cenderung disamakan
dengan pengajaran, dan pekerjaan mendidik tidak dibedakan dengan pekerjaan mengajar.
Padahal mendidik itu pada dasarnya membesarkan anak melalui media pendidikan,
sedangkan yang terjadi sekarang adalah melalui pengajaran di sekolah-sekolah pada
umumnya bukanlah mendidik dalam arti “membesarkan” anak, melainkan memindahkan atau
mengajarkan pengetahuan/informasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pendidikan, istilah profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang
menuntut keahlian, dan keahlian itu diperoleh melalui profesionalisasi baik yang dilakukan
sebelum orang tersebut mengaku jabatan maupun setelah memangku jabatan tertentu.
Terkait dengan pekerjaan mengajar dan mendidik perlu adanya profesionalisasi dalam
pendidikan karena; (1) subyek pendidikan itu manusia yang dalam mendidik perlu dilandasi
nilai-nilai kemanusiaan, (2) pendidikan dilakukan secara sadar dan bertujuan, (3) dalam
melakukan pendidikan diperlukan teori-teori pendidikan, (4) pendidikan bertolak dari asumsi
yang positif tentang potensi manusia bahwa manusia itu punya potensi yang baik untuk
dikembangkan, (5) inti pendidikan itu terletak pada prosesnya, yaitu dialog antara pendidik
dengan terdidik, (6) tujuan utama pendidik terletak pada dimensi intrinsiknya, yaitu
menjadikan manusia sebagai manusia yang baik.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2009. Makalah Profesi Kependidikan (online).
http://blognyamuliadihaneda.blogspot.com. Diakses tanggal 22 Februari 2015.
B. Kotten, Natsir. 2012. Profesi Kependidikan, Potret Guru Humanis. Cetakan Pertama.
Flores: Nusa Indah
Dedi Supriadi. 1997. Profesi Konseling dan Keguruan. Bandung: Program Pasca Sarjana.
Isnanto, Rizal. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Semarang: Data PDF.
Mudlofir, Ali. 2012. Pendidik Profesional. Cetakkan Pertama. Jakarta ; Rajawali Pers
Soetjipto dan Kosasi Raflis. 2004. Profesi Keguruan. Cetakan kedua. Jakarta : Rineka Cipta
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo, S.L. 2010. Pengantar Pendidikan. Edisi revisi ke 4. Jakarta: