Anda di halaman 1dari 2

Nama : Abd Rahman

NIM : 4118139610018

PR Bimbingan Pemeriksaan Laboratorium

Stase Penyakit Kulit & Kelamin

1. Sifat Non-Dermatofita : Penyakit ini disebabkan oleh ragi yang berkembang (Malassezia), ini
merupakan flora normal kulit pada folikel polisebaseus. Belum ditemukan alasan jelas kenapa
flora normal ini bisa menjadi agen infeksi. Lesi yang ditimbulkan berupa makula hipopigmentasi,
kadang juga disertai skuama halus di atas permukaan. Daerah badan yang tersering terinfeksi
adalah badan dan lengan atas (cenderung tidak terpapar sinar matahari). Hipopigmentasi
terjadi akibat produksi asam azelaik oleh ragi menghambat tirosinase dalam memproduksi
melanin. Infeksi ini jarang terjadi pada daerah tubuh yang sering terpapar matahari. Ultraviolet
yang mengenai kulit menjadi faktor pembantu pembentukan melanin walaupun dihambat oleh
asam azelaik yang dihasilkan oleh Malassezia.

Referensi: Siregar, S.R. Penyakit jamur kulit. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2004. Graham, Robin. Burns, Brown Tony. Dermatolgy: lecture
notes. 8th ed. Jakarta: Erlangga;2005.The Center of Public Health and Food Security. Dermatophytosis: ringworm, tinea,
dermatomycosis. IOWA State University: May 2005. New Zealand Dermatological: Pityriasis versicolor. December 2007. Available

2. Nilai PMN pemeriksaan gram pada infeksi genital non spesifik :


 Spesimen duh Uretra : >5/lpb
 Spesimen duh Serviks : >30/lpb

Referensi : Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas
indonesia. Jakarta. 2016

3. Pada pewarnaan Giemsa (Tzanck smear) ditemukan apa ? : Pemeriksaan ini merupakan
standar diagnostic guna melakukan diagnosis cepat pada kelainan kulit vesiko bulosa
pada saat ada keraguan kemungkinan infeksi oleh virus atau bukan, caranya adalah
dengan mengerok dasar vesikel baru dengan pisau scalpel dan hasil kerokan tersebut
dioleskan tipis kepermukaan kaca objek. Slides dipulas dengan cairan giemsa atau
wright, dibawah mikroskop akan tampak sel akantolisis (sel keratinosit berinti besar)
atau multinucleated giant cells, yang menunjukkan sel keratinosit tersebut telah
terinfeksi virus.

Referensi : Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit kulit dan kelamin. Edisi ketujuh. Fakultas kedokteran universitas
indonesia. Jakarta. 2016

Anda mungkin juga menyukai