Anda di halaman 1dari 74

PORTOFOLIO

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS KLINIK

Disusun oleh:

Abdul Rahman

41181396100018

Pembimbing UIN Pembimbing PKM Salembaran Jaya

dr. Erfira, Sp. M dr. Joko Haryanto

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PERIODE AGUSTUS-SEPTEMBER
LEMBAR PENGESAHAN

PORTOFOLIO KEDOKTERAN KOMUNITAS

Diajukan kepada Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran UIN


Syarif Hidayatullah Jakarta untuk ujian modul klinik Ilmu Kedokteran
Komunitas

Disusun oleh:

Abdul Rahman

NIM: 41181096100018

Pembimbing UIN Pembimbing PKM Salembaran Jaya

dr. Erfira, Sp. M dr. Joko Haryanto

Penguji

( )

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF


HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

ii
IDENTITAS DIRI

Nama : Abdul Rahman

NIM : 41181396100018

TTL : Maros, 4 Juni 1997

Alamat : Jl. Asrama Putra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Program Studi : Profesi Dokter

Angkatan : 2015

Rotasi Klinik : Ilmu Kedokteran Komunitas

Periode : Agustus-September

Jakarta, September 2020

Abdul Rahman

iii
Kegiatan Nama Usia Jenis Diagnosis/ Materi Fokus Refleksi
Pasien Kelamin

BP Dewasa Tn. S 23 Laki-laki HIV on ARV Pentingnya


tahun memberi
edukasi yang
baik dan benar
kepada pasien
akan kondisi
penyakit

Kunjungan -Ny. TH 49 Perempua - Osteoartritis Pentingnya


Home visite n genu bilateral memberi
edukasi yang
KPKM Buaran
baik dan benar
kepada pasien
akan kondisi
penyakit

Penyuluhan Santri di 13- Perempua Tidak adanya


Pesantren pondok 17 n dan laki- kerja nyata
PHBS, SKABIES
pesantren tahun laki (action)
langsung di
lapangan misal
gotong royong
bersama dan
lainnya

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

IDENTITAS DIRI ............................................................................................ iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

1. BP Puskesmas dan Homevisite ................................................................... 2


Laporan Kegiatan ................................................................................. 2
Refleksi Kegiatan ................................................................................. 5
2. Pasien KPKM / Homevisite ........................................................................ 51
Laporan Kegiatan ................................................................................. 51
Refleksi Kegiatan ................................................................................. 52
3. Kegiatan penyuluhan di pondok pesantren ................................................... 81

Laporan Kegiatan ................................................................................... 82

Refleksi Kegiatan .................................................................................... 85

iv
PASIEN PUSKESMAS

1
Nama Kegiatan : Poli Dewasa

Tempat : Puskesmas Salembaran Jaya

Hari/Tanggal : Senin, 24 Agustus 2020

A. Ilustasi Kasus
I. Identitas Pasien

Nama : Tn. SA

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 9 Maret 1997

Umur : 23 tahun 5 bulan

Alamat : Kp. Rawa Burung RT002/RW06, Kec. Kosambi


Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pemeriksaan : 24 Agustus 2020
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis kepada pasien pada tanggal 24 Agustus 2020 dipuskesmas
dan di rumah pasien.
A. Keluhan Utama:

Pasien datang dengan keluhan pusing sejak 5 hari yang lalu.

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien seorang laki-laki usia 23 tahun datang ke Puskesmas Salembaran Jaya
dengan keluhan pusing sejak 5 hari yang lalu. Pusing dirasakan saat pasien bangun
tidur dan membaik setelah minum obat warung. Pasien mengetahui dirinya menderita
HIV dan menerima pengobatan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengatakan bahwa 1
bulan yang lalu dirujuk dari RS Mitra Husada dengan keluhan mencret frekuensi 5-
7x/hari selama 3 minggu, selain itu pasien juga mengatakan mengalami demam yang
hilang timbul selama ± 1 bulan, demam membaik setelah minum obat yang dibeli
diwarung. Saat di RS Mitra Husada telah dilakukan pemeriksaan untuk mengobati
diare dan demam, pasien juga melakukan tes rapid anti HIV dan hasilnya positif, sejak
saat itu pasien diminta untuk ke puskesmas Salembaran Jaya untuk mengambil surat
rujukan ke RSUD untuk mendapatkan terapi ARV.
Pasien mengaku akhir-akhir ini nafsu makan menurun dan berat badan juga
turun dalam ± 6 bulan terakhir sebanyak 16 kg. Keluhan batuk, sesak, bercak putih
pada mulut dan lidah, lainnya disangkal

C. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit sama seperti pasien.. Ayah pasien
menderita darah tinggi dan memiliki riwayat sakit jantung dan telah dipasang cincin 5 tahun
yang lalu. Ibu pasien menderita darah tinggi dan gula 10 tahun yang lalu. Saat ini ibu
menggunakan obat insulin.

D. Riwayat Sosial dan Kebiasaan


Pasien merupakan anak usia 23 tahun dengan aktivitas sehari-hari salama sakit
hanya dirumah. Pasien tidak merokok, mengaku tidak pernah menggunakan obat-obatan
terlarang. Riwayat memiliki tato sebelumnya disangkal, riwayat menggunakan jarum suntik
berulang disangkal. Pasien mengaku saat usia sekolah dasar pernah dipaksa melakukan
hubungan seksual dengan temannya yang berjenis kelamin laki-laki. 3 tahun belakangan
keluarga mengaku pasien sering pergi ke kos-kosan teman kerja wanitanya hingga larut
malam.
III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Status gizi : BB :52 kg

TB : 163 cm

IMT : 19,5

Tanda vital : TD : 110/60 mmHg

Frekuensi Nadi : 90x/menit

Frekuensi Nafas : 20x/menit

Suhu : 36.8 c

Kepala : deformitas (-), rambut warna hitam tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera tidak ikterik.

Telinga : normotia +/+, liang telinga kanan dan kiri lapang, tidak terdapat nyeri

tekan tragus, tidak terdapat preauricular tag dan tidak terdapat abses
retroauricular.

Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret -/-, konka hiperemis -/-

Bibir : tidak sianosis, tidak pucat


Mulut : mukosa lembab, pucat (-), sianosis (-) , ulkus (-), karies, dentis (-)
Lidah : normoglosi, bersih
Tenggorokan : tidak diperiksa

Leher : tidak ada pembesaran KGB dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Toraks : dada kiri lebih menonjol
Jantung : - Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : iktus cordis teraba di ICS V 1 jari medial LMCS

- Perkusi : Tidak dilakukan

- Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru : - Inspeksi : bentuk dada normal, pernafasan simetris dalam


keadaan statis dan dinamis,tidak ada retraksi iga
- Palpasi : vocal fremitus simetris kanan dan kiri

- Perkusi : sonor/sonor

- Auskultasi : suara nafas vesikular, ronkhi -/-, tidak ada wheezing

Abdomen : - Inspeksi : datar, supel

- Palpasi : nyeri tekan (-), turgor


cukup

- Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen

- Auskultasi: bising usus (+) normal

- Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema, CRT < 2 detik

- Kulit : Tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis

IV. Pemeriksaan penunjang


 Pemeriksaan laboratorium di RS Mitra Husada pada tanggal 21/07/2020
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

HEMATOLOGI

Hemoglobin 12.2 g/dL 11.7 – 15.5

Hematokrit 35.4 % 33 – 45

Leukosit 6100 ribu/ul 5000 – 10.000

Trombosit 341 ribu/ul 150 – 440

Eritrosit 4.20 juta/uL 3.80 – 5.20

Hitung Jenis

Basofil 0 0-1

Eosinofil 0 1-3

Netrofil batang 0 2-6

Netrofil segment 63 50-70


Limfosit 24 20-40

Monosit 13 2-5

KIMIA KLINIK

DIABETES

Glukosa darah sewaktu 82 70 – 140

ELEKTROLIT DARAH

Natrium (Darah) 131 mmol/l 135 – 147

Kalium (Darah) 4.46 mmol/l 3.10 – 5.10

Klorida (Darah) 99.4 mmol/l 95 – 108

SEROLOGI

Anti HIV Reaktif Non Rraktif

Lain- lain

Covid 19 Non Reaktif Non reaktif

 Pemeriksaan laboratorium di RS Puskesmas Salembaran Jaya pada tanggal 22/07/2020


PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

SEROLOGI

Anti HIV Reaktif Non Rraktif

 Pemeriksaan laboratorium di RSUD Tanggerang pada tanggal 23/07/2020


PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Kimia (Fungsi Hati)

SGOT 21 0-5 U/L

SGPT 18 0-50 U/L

FUNGSI GINJAL

Ureum 18 0-50 U/L


Kreatinin 0.8 0.0-1.3 U/L

 Pemeriksaan laboratorium di Lab. Biomedika pada tanggal 23/07/2020


PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Imunologi

CD4 absolute 25 404-1.612

CD4 % 1.60 33-58

CD8 absolute 426 220-1.129

CD8 % 27.71 13-39


 Pemeriksaan Radiologi di RSUD Tanggerang pada tanggal 23/07/2020

TANGGAL PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

23/8/2020 Fotothoraks proyeksi AP erect


dengan hasil sebagai berikut:

- Kualitas foto baik, intensitas


cukup.
- Trachea relative di tengah.
Mediastinum superior tidak
melebar,
- Jantung kesan tidak
membesar, aorta baik.
- Paru : tidak ada gambaran
infiltrate dan tidak ada
gambaran perselubungan
- Diafragma dan sinus
kostofrenikus kanan normal.
Tulang dan jaringan lunak
baik.
-
Kesan : Jantung dan Paru dalam
batas normal.

V. DIAGNOSIS HOLISTIK

1 Aspek personal

- Pasien d a t a n g d e n g a n keluhan akhir-akhir ini sering pusing saat bangun tidur


dipagi hari. Pasien merasa khawatir dengan dengan keluhan tersebut. Psien
berharap keluhan pusing dapat sembuh dan dapat beraktivitas seperti sebelumnya.

2 Aspek Klinis

- HIV on ARV dengan cephalgia


3 Aspek Faktor internal

- Laki-laki 23 tahun menderita HIV on ARV.


4 Aspek faktor eksternal
Faktor sosioekonomi keluarga, pasien merupakan anak adopsi, riwayat pasien
berhubungan seksual dengan sesama jenis saat SD dan riwayat sering menginap di kosan
teman wanita.

5 Aspek penilaian fungsi sosial

Skala 4 : tidak melakukan aktivitas kerja, bergantung pada keluarga

VI.TATALAKSANA

• Non-farmakologi

o Edukasi menjaga kebersihan diri (cuci tangan, penggunaan masker,


mandi) ,kebersihan lingkungan rumah karena penderita HIV rawan
terinfeksi

o Edukasi untuk kepatuhan konsumsi obat ARV

o Edukasi mengenai bahaya serta penularan HIV dan menahan kegiatan


seksual serta mengjindari penggunaan jarum suntik dan obat-obatan
terlarang
o Edukasi kebutuhan kalori dan komposisi makanan yang seimbang
o Rutin olahraga 30 menit 3-5 kali dalam satu minggu
o Edukasi mengenai larangan mendekati Zina berdasarkan ajaran agama
islam.

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan
suatu jalan yang buruk.”

Kandungan Ayat
Secara umum Q.S. al-Isra’/17:32 mengandung larangan mendekati zina serta
penegasan bahwa zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Allah Swt.
secara tegas memberi predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut sebagai
perbuatan yang merendahkan harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena bahayanya
perbuatan zina, sebagai langkah pencegahan, Allah Swt. melarang perbuatan yang mendekati
atau mengarah kepada zina.

Imam Sayuṭi dalam kitabnya al-Jami’ al-Kabir menuliskan bahwa perbuatan zina
dapat mengakibatkan enam dampak negatif bagi pelakunya. Tiga dampak negatif menimpa
pada saat di dunia dan tiga dampak lagi akan ditimpakan kelak di akhirat

 Farmakologi
o Paracetamol tab 500 mg 3 x 1 prn
o FDC (Efavirenz 600 mg, Lamivudin 300mg, Tenofovir 300mg) 1x1
 Terapi Gizi
BB ideal : 90% x (TB-100)x 1 kg = 90% x 63 x 1 = 56.7 Kg
Kebutuhan kalori basal : 30kkal x 56.7 = 1701 Kkal
Kebutuhan kalori total : 1701 + 20% ( aktivitas ringan ) x 1701 = 2041 Kkal

VII. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
BERKAS KELUARGA
MODUL ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS KLINIK

Nama Mahasiswa : Abd Rahman

Kelompok : 4

Nama Pembimbing : dr. Joko Haryanto

Tanggal pertemuan : 24 Agustus 2020

TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH

I. Identitas keluarga

a. Nama kepala keluarga : Sapei

b. Alamat rumah : Kp. Rawa Burung RT/RW 002/006, Kosambi, Kabupaten


Tanggerang
c. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah :

NO. NAMA KEDUDUKAN L/P UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGAN

DALAM
KELUARGA

1. Sapei Kepala L 54 SLTP Supir ojek


keluarga sederajat

2. Suliah Istri P 49 Tamat SD Mengurus rumah


sederajat tangga

3. Syaiful Anwar Anak L 23 SLTA Tidak bekerja


sederajat
d. Bentuk keluarga : 1. keluarga inti
2. keluarga orang tua tunggal

3. keluarga ekstended

4. keluarga majemuk

5. bentuk keluarga lainnya ____________________________________

e. Siklus kehidupan Keluarga : 1. keluarga baru menikah


2. keluarga dengan bayi & balita

3. keluarga anak usia sekolah

4. keluarga dengan remaja

5. keluarga orang tua usia pertengahan

6. keluarga orang tua lansia

f. Deskripsi identitas keluarga:

Nama kepala keluarga adalah Tn. Sapei. Keluarga berdomisili di Kp. Rawa Burung RT/RW
001/002 Kosambi Tanggerang. Terdapat 3 anggota keluarga yang berdomisili di rumah tersebut,
dari mulai kepala keluarga, usia 54 tahun, lulusan SMP, bekerja sebagai supir ojek. Berikutnya
istri, bernama Ny. Suliah, 49 tahun, lulusan SD, tidak bekerja, dan berperan sebagai ibu rumah
tangga. Berikutnya adalah pasien yang merupakan anak satu-satunya Tn. Syaiful Anwar, berusia
23 tahun, lulusan SMA, bekerja sebagai mantan pelayan restoran.
g. Genogram:

Tn. S 23 tahun

Keterangan :
II. Keadaan Rumah

a. Gambar denah bangunan rumah

Lantai 1

b. Jenis lantai : 1. tanah dikeraskan

2. plesteran semen

3. ubin

4. keramik

5. marmer

c. Jenis atap : 1. seng

2. asbes

3. genteng

d. Jenis dinding : 1. anyaman

2. tripleks

3. kayu

4. bata tanpa plester


5. tembok dilapisi cat

e. Apakah dapat membaca tulisan/huruf di dalam rumah tanpa bantuan sinar lampu listrik pada
siang hari ?

1. ya 2. tidak

f. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur : 1. < 20 % 2. > 20 %

Perbandingan luas jendela/lantai di ruang keluarga : 1. < 20 % 2. > 20 %

h. Deskripsi mengenai keadaan rumah:

Pasien memiliki rumah 1 tingkat, dimana 1 lantai seluas 40 m 2. Bagian paling depan adalah pekarangan
rumah. Setelah pekarangan rumah, terdapat ruang tamu. Di sebelah kiri ruang tamu terlihat 2 kamar. Di belakangan
ruang tamu terdapat dapur, di samping kiri dapur terdapat satu kamar yang merupakan kamar pasien dan di
sebelah kamar `pasien terdapat 1 kamar mandi. Di bagian belakang dari dapur terdapat pekarangan rumah
belakang. Jenis lantai yang digunakan pasien adalah ubin. Jenis atap yang digunakan adalah seng. Jenis dinding yang
digunakan adalah tembok yang dilapisi cat dan bagian dapur dan kamar pasien meupakan dinding triplek. Keluarga
mengaku tidak mampu membaca tulisan atau huruf di dalam rumah tanpa bantuan sinar lampu listrik di siang hari.
Perbandingan luas jendela dengan lantai kurang baik di ruang tamu kurang dari 20%, dan di ruang tidur tidak
terdapat jendela.

III. Keadaan Keluarga

a. Perencanaan keluarga

a.1. Apakah pasangan orang tua di keluarga melakukan perencanaan dalam berkeluarga ?

1. ya 2. tidak

Bila ya , uraikan perencanaan yang dilakukan. Bila tidak, uraikan gambaran di keluarga yang
menunjukkan tidak adanya perencanaan keluarga

Ibu tidak mengikuti program KB.


a.2. Pengambil keputusan perencanaan keluarga adalah :

1. suami 2. istri

3. Berdua 4. orang tua suami atau orang tua istri

a.3. Apakah menggunakan kontrasepsi KB ?

1. ya

2. tidak menggunakan metode kontrasepsi

b. Hubungan anggota keluarga

b.1. Gambar hubungan tiap anggota keluarga (family map) :

Tn. Sapei

Ny. Suliah Tn. Syaiful

b.2. Frekuensi berkumpulnya anggota keluarga :

1. setiap hari 2. 2-3 kali seminggu

3. 1 minggu sekali 4. 2-3 kali sebulan

5. 1 bulan sekali 6. 2-3 kali setahun

7. lainnya ____________

b.3. Keputusan dalam keluarga berdasarkan :

1. perintah ayah 2. perintah ibu

3. diskusi ayah-ibu 4. diskusi ayah-ibu-anak

5. keputusan keluarga besar 6. lainnya ____________


c. Deskripsi mengenai Keadaan Keluarga:

Orang tua pasien sebagai kepala keluarga melakukan perencanaan dalam keluarga. Mereka tidak
mengikuti program KB. Pengambilan keputusan perencanaan tersebut dilakukan oleh orang tua pasien.

Anggota keluarga saling berkumpul setiap hari di rumah pasien. Keputusan dalam diskusi keluarga
yang tinggal serumah selalu berdasarkan diskusi ayah dan ibu pasien.

IV. Pemenuhan kebutuhan keluarga

a. Kebutuhan ekonomi : 1. hingga primer 2. hingga sekunder 3. hingga tersier


4.lainnya_________

b. Kebutuhan pendidikan: 1. tidak terpenuhinya pendidikan dasar 9 th

2. hanya pendidikan dasar 9 th

3. pendidikan menengah

4. pendidikan tinggi

5. lainnya ________________

c. Kebutuhan spiritual : 1. tidak ada kegiatan ibadah dalam keluarga

2. kegiatan ibadah terserah masing-masing anggota keluarga

3. orang tua mengarahkan kegiatan ibadah keluarga

4. keluarga menjadi panutan agama/kepercayaan di lingkungannya

5. lainnya ___________________________

d. Kebutuhan kesehatan : 1. tidak ada perencanaan khusus untuk kesehatan

2. datang ke pelayanan kesehatan / dokter tertentu untuk


kuratif saja

3. datang ke pelayanan kesehatan / dokter tertentu untuk kuratif dan


preventif

4. mempunyai buku / catatan kesehatan anggota keluarga


5. lainnya _______________________

e. Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga

Secara umum, kebutuhan ekonomi keluarga dapat terpenuhi hingga kebutuhan tersier. Keluarga pasien
masih mampu membeli motor, alat cuci, dan TV, meskipun pembelian tidak dilakukan secara bersamaan.

Kebutuhan pendidikan secara umum tercapai hingga pendidikan menengah, kecuali ibu pasien hanya
hingga lulusan SD.

Untuk kebutuhan spiritual, kegiatan ibadah diarahkan oleh orang tua. Tidak ada kegiataan ibadah
bersama keluarga namun keluarga tetap aktif untuk mengikuti kegiatan pengajian tiap hari jumat.

Untuk kebutuhaan kesehatan, keluarga pasien hanya datang ke pelayanan kesehatan atau Puskesmas
untuk kebutuhan kuratif saja kecuali pasien sendiri yang sudah melakukan perencanaan untuk kesehatan
penyakit pasien di Rumah Sakit.

V. Gaya hidup keluarga

a. Kebiasaan makan dalam keluarga:

a.1. sumber : 1. selalu beli makanan jadi

2. makanan dirumah dan makanan jadi

3. makanan disiapkan dan dihidangkan di rumah

4. lainnya __________________

a.2. jenis : 1. lebih banyak lemak

2. lebih banyak sumber energi

3. lebih banyak sayur-sayuran dan buah

4. seimbang antara sumber energi, protein dan serat

5. lainnya ___________________________
a.3. jumlah : 1. masing-masing anggota keluarga kelebihan asupan kalori protein

2. masing-masing anggota keluarga kurang asupan kalori protein

3. sesuai dengan kebutuhan kalori anggota keluarga

4. lainnya ____________________________________________________

b. Kebiasaan berolah raga:

1. tidak ada yang berolah raga

2. beberapa anggota keluarga jarang berolah raga, yaitu pasien dan ayah pasien

3. beberapa anggota keluarga berolah raga 1-2 x dalam seminggu, yaitu kepala keluarga dan
pasien

4. beberapa anggota keluarga berolah raga 3 x dalam seminggu, yaitu _____________

5. seluruh anggota keluarga berolah raga teratur 3 x dalam seminggu

6. lainnya ______________________

c. Kebiasaan minum alkohol:

1. tidak 2. Ya

Daftar anggota keluarga yang memiliki kebiasaan minum alkohol

d. Kebiasaan merokok:

1. tidak 2.ya
Daftar anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok

No. Nama Sejak kapan Jenis Jumlah/hari

1. Tn. Sapei 39 tahun yll Dji Sam Soe 2-3 batang/hari

e. Deskripsi mengenai gaya hidup keluarga:

Keluarga selalu makan makanan yang disiapkan dan dihidangkan di rumah. Sembari menunggu makanan
tersebut, pasien dan keluarga kadang sering jajan ke tetangga untuk mengisi perut, seperti lontong gorengan, dan
lain-lain. Jenis makanan yang disiapkan di rumah adalah makanan sumber energi, protein, dan serat, pasien
mengaku sering membuat tahu dan tempe baik digoreng, bacem, atau lainnya. Jumlah makanan diatur sesuai
dengan kebutuhan kalori anggota keluarga.

Untuk kebiasaan berolahraga kepala keluarga dan pasien sangat jarang olahraga.Keluarga pasien tidak ada
yang memiliki kebiasaan minum alkohol, namun terdapat 1 anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok
sejak lama, yaitu kepala keluarga (Tn.Sapei) sejak 39 tahun yll.

VI. Lingkungan hidup keluarga

a. Lingkungan perumahan keluarga :

a.1. Jenis perumahan :

1. area tempat tinggal permanen 2. area tempat usaha/layanan umum

3. area tempat tinggal non permanen 4. bukan area hunian

5. lainnya _______________________

a.2. Higiene lingkungan rumah :

1. sangat bersih dan teratur 2. bersih namun tidak teratur

3. kurang bersih 4. kumuh

5. lainnya _________________
a.3. Keamanan lingkungan perumahan :

1. sangat aman 2. aman dengan penjagaan

3. tidak aman 4. lainnya ________________

a.4. Paparan zat / partikel yang mungkin terjadi di lingkungan rumah adalah:

1. debu 2. asbes 3. CO 4.Timbal

5. bising 6. getar 7. lainnya ____________

b. Lingkungan pekerjaan anggota keluarga:

b.1. Jenis pekerjaan :

1. bekerja sebagai profesional di kantor

2. bekerja sebagai profesional di lapangan

3. bekerja sebagai buruh /pekerjaan fisik di lapangan

4. bekerja di rumah sebagai ibu (ibu rumah tangga)

5. lainnya kepala kelurga (supir taksi), anak (tidak bekerja)

b.2. Risiko pekerjaan yang dapat terjadi sesuai dengan pekerjaannya adalah:

1. kecelakaan kerja 2. tidak ergonomis

3. paparan zat berbahaya 4. stress gedung pencakar langit

5. stress pengambil keputusan 6. lainnya ________

b.3. Paparan zat / partikel yang mungkin terjadi di lingkungan pekerjaan adalah:

1. debu 2. asbes 3. CO 4.Timbal


5. bising 6. getar 7. lainnya ____________

c. Lingkungan sosial keluarga:

c.1. Keluarga menjadi anggota perkumpulan sosial di lingkungannya :

1. Tidak 2. Ya

bila ya sebutkan organisasi perkumpulannya :

1. arisan rt/rw

2. pengajian/ perkumpulan agama di rt/rw

3. arisan lain _______

4. pengajian/perkumpulan agama lainnya _____

5. perkumpulan etnik _____________

6. lainnya kegiatan ronda tiap malam

c.2. Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosialnya :

1. sebagai panutan 2. dihormati sewajarnya

3. tidak dikenal 4. dikucilkan

5. lainnya __________________

c.3. Paparan stress sosial yang mungkin terjadi di lingkungan sosial adalah :

1. sebagai panutan masyakarakat

2. sebagai pemuka agama/ budaya

3. keadaan keluarga tidak seperti yang diharapkan

4. tidak tercukupinya kebutuhan hidup keluarga

5. lainnya -

d. Deskripsi mengenai lingkungan hidup keluarga:


Jenis perumahan pasien adalah area tempat tinggal permanen, dimana tidak ada tempat usaha,
pabrik, atau layanan umum disekitar perumahan. Lingkungan perumahan kurang aman karena tidak ada
penjagaan khusus untuk keamanan dilingkungan. Higiene lingkungan rumah kumuh. Hal ini dikarenakan yang
membersihkan 1 rumah hanyalah ibu pasien dan yang dilakukan hanya disapu dan dipel tapi tidak setiap hari.
Untuk debu yang tidak berada di lantai seperti di meja, lemari, tidak dibersihkan. Kamar mandi juga hanya
dibersihkan 2 minggu/kali. Selain itu, barang-barang hanya dirapikan seadanya dan tidak diletakkan di tempat
seharusnya sehingga sangat banyak perabotan yang tergeletak dilantai, sehingga debu dapat menumpuk di
barang-barang yang dirapikan tersebut. Karena itu paparan zat atau partikel yang mungkin terjadi di lingkungan
rumah adalah debu. Sisanya, lingkungan rumah tidak bising, tidak di lingkungan dengan getaran tinggi, atap
menggunakan semen, dan tidak ada paparan CO dan timbal.

Untuk lingkungan pekerjaan anggota keluarga, kepala keluarga bekerja sebagai supir ojek online
dengan waktu kerja tidak menentu, bisa pagi, siang, sore, atau malam. Karena itu risiko pekerjaan yang dapat
terjadi sesuai dengan pekerjaannya adalah kecelakaan kerja dan paparan zat atau partikel yang mungkin terjadi
adalah debu dan CO.

Untuk lingkungan sosial keluarga, seluruh kelurga aktif menjadi anggota perkumpulan sosial di
lingkungannya. Kegiatan sosial berupa arisan RT/RW tiap hari minggu dan pengajian di RT/RW setiap hari jumat.
Kedudukan pasien di lingkungan adalah dihormati. Paparan stress sosial yang dialami pasien adalah tidak
VIII. Masalah kesehatan yang ad
tercukupinya kebutuhan hidup keluarga.
IX. a dalam keluarga

(disusun sesuai dengan prioritas masalah yang akan dibahas)

1. HIV on ARV

2. Diabetes mellitus tipe 2 dengan insulin

3. Hipertensi esensial

4. Riwayat infark miokard post PCI

5. ___________________________________________

III. Rencana pemeliharaan kesehatan pada keluarga

Tujuan kegiatan Materi kegiatan Cara pembinaan Sasaran


individu
1. Mengetahui faktor risiko 1. Homevisit 1. Dilakukan 1x di rumah 1. Pasien
eksternal dan internal pada pasien dimana bertemu
2.Keluarga
lingkungan rumah pasien. dengan seluruh keluarga
pasien yang
pasien yang tinggal
tinggal serumah
serumah.
2. Menegakkan diagnosis
holistic secara tepat

1. Pasien
1. Edukasi diberikan tidak
3. Edukasi kembali
hanya pada pasien namun 2. Keluarga
mengenai penyakit yang
1. Menjelaskan mengenai pada keluarga pasien. pasien yang
dialami pasien yaitu HIV,
penyakit yang dialami oleh tinggal serumah
DM, dan Hipertensi , faktor 2. Family conference, dapat
pasien dan pengobatannya
risiko yang dilakukan di Puskesmas
menyebabkannya, dan 2. Menjelaskan mengenai maupun di rumah pasien
pengobatannya faktor risiko yang
ditemukaan baik pada
pasien atau keluarga yang
mempengaruhi penyakit
paasien saat ini
(melaporkan apa hasil dari
kunjungan rumah)

3. Menjelaskan betapa
pentingnya tingkat disipilin
dan tatacara yang benar
dalam penatalaksanaan
penyakit, baik non
medikamentosa maupun
medikamentosa

4. Menjelaskan kepada
keluarga betapa
dibutuhkannya peran
keluarga dalam
mendukukung tercapainya
kesembuhan pada pasien

1. Edukasi mengenai
dampai penyakit yang
4. Menjaga kebersihan
ditimbulkan akibat rumah
rumah karena dapat
yang tidak bersih (kutu,
meningkatkan faktor risiko
asma, ISPA berulang, diare,
penyakit lain.
dll)

2. Edukasi untuk menjaga


kebersihan rumah setiap
hari

3. Edukasi bahwa
1. Edukasi dalam bentuk
kebersihan merupakan
family conference, bisa
tugas bersama dan bukan
dilakukan di Puskesmas
tugas pasien saja
atau di rumah pasien 1. Pasien

2. Keluarga
pasien yang
tinggal
serumah.
B. Refleksi perbedaan antara teori dan praktek yang dilakukan
• Saya mengambil kasus ini untuk saya kaji karena kasusnya menarik untuk dibahas dari
berbagai sisi. Keluhan pusing dan nyeri kepala yang dirasakan oleh pasien menurut
saya itu diakibatkan karena efek samping dari terapi ARV yang dikonsumsi oleh
pasien. Hal ini sesuai dengan teori bahwa efavirenz dapat menyebabkan efek samping
neuropsikiatrik seperti mimpi buruk, sakit kepala dan depresi yang umumnya
membaik setelah beberapa minggu pengobatan, namun dapat bertahan dalam jangka
waktu lama pada beberapa ODHA. Pasien di diagnosis sebagai HIV sejak 1 bulan
yang lalu dan mendapat terapi paduan ARV lini pertama yang terdiri dari dua
nucleoside reverse-transcriptase inhibitors (NRTI) ditambah non-nucleoside reverse-
trancriptase inhibitor (NNRTI) atau protease inhibitor (PI). Berdasarkan telaah
sistematik, kombinasi dosis tetap sekali sehari TDF (tenofovir) + 3TC (lamivudin) +
EFV (efavirenz) lebih jarang menimbulkan efek samping berat. Selain itu kombinasi
dosis tetap yang tersedia di Indonesia adalah TDF+3TC+EFV sehingga kombinasi ini
menjadi pilihan lini pertama. Pasien ini diberikan dari RSU Tangerang yaitu FDC
(Efavirenz 600 mg, Lamivudin 300mg, Tenofovir 300mg) sekali sehari yang sesuai
dengan yang tersedia di Indonesia

Tindakan yang saya lalukan sudah benar diantaranya adalah, saya telah
menyiapkan meja dan bangku periksa untuk melayani pasien, alat pemeriksaan tanda
vital seperti tensimeter, thermometer, stetoskop, senter, meteran, timbangan dan
lainnya. Ketika pasien masuk, saya menanyakan nama, usia dan alamat pasien yang
saya sesuaikan dengan rekam medis agar menghindari kesalahan data dengan
pasiennya. Pada saat anamnesis saya sudah menanyakan mengenai keluhan utama
pasien datang berobat, riwayat perjalanan penyakit pasien hingga saat ini dengan runut
menggunakan timeline yaitu menanyakan keluhan penyakit sekarang pasien dengan
lengkap, keluhan penyerta tambahan yang berkaitan dengan penyakit maupun
komplikasinya, menanyakan faktor yang memperingan dan memperberat penyakitnya,
mencari faktor risiko pada pasien, keluarga, dan lingkungan sekitarnya. Menayakan
pengobatan yang sudah dilakukan terhadap penyakitnya serta hasil dari pengobatan
tersebut. Serta memberi kesempatan kepada pasien untuk menyatakan persepsi,
harapan, kekhawatiran, dan upaya yang telah dilakukan pasien untuk mengobati
penyakitnya. Saya juga menanyakan riwayat penyakit dahulu, alergi, menanyakan
riwayat penyakit yang dapat menyebabkan keluhan pusing dan nyeri kepala yang
dirasakan oleh pasien, dan menanyakan kebiasaan hariannya dan faktor sosial nya.
Saya juga telah melakukan pemeriksaan fisik berupa menilai keadaan umun,
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan generalis yang paling penting dalam pasien
ini untuk mencari kelainan penyerta yang tersering pada kasus HIV. Saya telah
mendiagnosis pasien berdasarkan pengetahuan yang pernah saya pelajari sebelumnya
dan mentatalksana pasien sesuai dengan masalah penyakitnya yaitu memberikan terapi
farmakologi berupa paracetamol sebagai terapi untuk membantu mengurangi perasaan
pusing dan nyeri kepala yang dialami oleh pasien. Saya sudah menuliskan resep
berdasarkan kaidah penulisan resep yang benar sesuai yang pernah saya pelajari
selama di pre-klinik. Dan yang terakhir saya juga sudah mengedukasi pasien agar
patuh untuk konsumsi obat ARV agar jangan sampai putus obat, edukasi mengenai
kondisi penyakitnya saat ini dan risiko penularan penyakit HIV. Edukasi pentingnya
Berolahraga dan menjaga pola hidup sehat

Tindakan yang saya rasakan masih kurang adalah saat terapi farmakologi
untuk pasien saya berikan obat analgetik berupa paracetamol namun tidak
mengedukasi bahwa ini diminum saat lagi nyeri kepala saja. Selain itu saya juga tidak
memberikan penjelasan kepada pasien bahwa kemungkinan penyakit nyeri kepalanya
merupakan suatu keadaan yang wajar dan memang sering timbul pada pasien yang
menerima pengobatan anti HIV. Karena salah satu obatnya yaitu efavirenz dapat
menyebabkan efek samping berupa sakit kepala. Selain itu saya juga belum
menyarankan pasien untuk dilakukan pemeriksaan darah perifer lengkap agar dapat
menilai dari nilai hemoglobin pasien untuk menyingkirkan keluhan pusing yang
diakibatkan karena anemia.

Hal yang tidak sesuai dengan teori adalah pada pasien masih ada beberapa
pemeriksaan penunjang awal saat akan memulai terapi ARV yang masih belum
dilakukan, diantaranya pasien belum dilakukan pemeriksaan Tes cepat molecular atau
basil tahan asam sebagai skrining TB, dan belum dilakukan pemeriksaan HBsAg dan
Anti-HCV padahal hal ini sudah di jelaskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. HK.01.07/MENKES/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV.
F. Nilai Agama dan Profesionalisme

Nilai agama dan profesionalisme yang saya dapat pelajari di sini adalah dokter harus
memperkaya ilmunya dengan baik dan benar agar dapat mengobati pasien dan mengedukasi
pasien dengan ilmu yang benar. Jika dokter tidak memiliki ilmu yang cukup berdasarkan
kompetensinya, maka yang rugi adalah pasiennya. Pasien akan menjadi korban kedangkalan
ilmu seorang dokter yang menanganinya. Hal ini sangat fatal jika hanya akibat pengetahuan
dokter yang kurang atau tidak sesuai kompetensi akan menyebabkan pasien bahaya apalagi
sampai pasien meninggal. Oleh karena itu seorang dokter harus memperlakukan dan
menangani pasien seutuhnya serta menggunakan seluruh pengetahuannya untuk memikirkan
segala kemungkinan diagnosis yang ada dan terapi yang tepat.

Hal ini sejalan dengan dalil dari Al-Quran yang menjelaskan :

Artinya
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?”, sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
Selain itu, sehubungan dengan riwayat social yang dialami pasien mengingatkan lagi kepada kita
tentang ayat Al-Qur’an mengenai larangan mendekati zina.

Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan
suatu jalan yang buruk.”

Kandungan Ayat

Secara umum Q.S. al-Isra’/17:32 mengandung larangan mendekati zina serta


penegasan bahwa zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Allah Swt.
secara tegas memberi predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut sebagai
perbuatan yang merendahkan harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena bahayanya
perbuatan zina, sebagai langkah pencegahan, Allah Swt. melarang perbuatan yang mendekati
atau mengarah kepada zina.

Imam Sayuṭi dalam kitabnya al-Jami’ al-Kabir menuliskan bahwa perbuatan zina
dapat mengakibatkan enam dampak negatif bagi pelakunya. Tiga dampak negatif menimpa
pada saat di dunia dan tiga dampak lagi akan ditimpakan kelak di akhirat

G. Hal yang dapat Saya Pelajari

Hal yang dapat saya pelajari untuk kedepannya adalah saya harus lebih banyak belajar
lagi dan membaca lebih banyak lagi mengenai penatalaksanaan HIV. Saya juga belajar
bagaimana menganamnesis pasien dengan lengkap dan menggali informasi sebanyak
mungkin dari pasien mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyakit pasien agar saya
dapat menegakkan diagnosis dan mengobati pasien dengan tepat secara holistic dan
komprehensif. Harapan saya adalah agar pasien datang yang berobat dapat sembuh dengan
tuntas. Jika dokter tidak menggali masalah-masalah apa saja yang berhubungan dengan
penyakit pasien, maka dokter tidak akan mampu mengobati pasien secara holistic dan
komprehensif.
Disini saya belajar untuk mengasah empati terhadap masyarakat Indonesia. Saya
belajar bahwa tidak cukup jika pasien hanya diberikan terapi farmakologis saja, namun yang
tidak kalah penting juga terapi nonfarmakologis nya termasuk didalamnya adalah ilmu agama.
Tidak ada salahnya jika seorang dokter mengajarkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang
ia ketahui kepada pasiennya. Tujuannya adalah untuk memotivasi pasien untuk tetap taat
terhadap aturan Allah SWT serta mencerdaskan masyarakat Indonesia mengenai kesehatan.
Dengan ini, semakin banyak masyarakat Indonesia yang cerdas dan melek kesehatan akan
membangun generasi yang kuat untuk bangsa dan negara Indonesia.

H. Daftar Pustaka

1. Longo DL. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Edisi ke 18. USA

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/90/2019

3. Q.S. al-Isra’/17:32

4. Q. S. Az-Zumar: 9
Feedback dari Pembimbing Kampus

Feedback Dari Pembimbing Puskesmas

Nama Mahasiswa Abd Rahman

Pembimbing dr. Erfira, Sp. M TTD

dr. Joko Haryanto TTD


LAMPIRAN
PASIEN KPKM
Nama Kegiatan : Homevisite

Tempat Kegiatan : Rumah Pasien, Kp. Pondok Benda RT/RW 001/004, Serpong, Tangerang

Waktu Kegiatan : Minggu, 30 Agustus 2020

A. Ilustasi Kasus
III. Identitas Pasien

Nama : Ny. H

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 49 tahun

Alamat : Kp. Pondok Benda, Serpong, Tangerang

Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pemeriksaan : 30 Agustus 2020
IV. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis kepada pasien pada tanggal 30 Agustus 2020 di rumah
pasien.
Keluhan Utama:

keluhan utama pasien saat ini adalah nyeri kedua sendi lutut yang sudah dirasakan
memberat sejak 1 minggu terakhir.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien seorang perempuan usia 49 tahun merasakan nyeri kedua sendi lutut
yang sudah dirasakan memberat sejak 1 minggu terakhir. Keluhan nyeri lutut sudah
dirasakan sejak 6 bulan terakhir namun tidak begitu berat dan masih dapat ditahan
oleh pasien. Pasien mengaku lutut juga sering kaku pada pagi hari, keluhan bengkak
dan lutut kemerahan disangkal. Riwayat trauma tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, riwayat DM, penyakit jantung, dan penyakit lainnya
disangkal. Riwayat asam urat tinggi tidak diketahui karena tidak pernah periksa

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit sama seperti pasien. Riwayat
hipertensi dan riwayat DM, asam urat tinggi disangkal.

Riwayat Sosial dan Kebiasaan


Pasien mengatakan terkadang makan jeroan, kacangkacangan, akan tetapi jarang
makan sayur dan buah. Pasien jarang olahraga sebelumnya, tidak merokok dan tidak
mengonsumsi jamu-jamuan.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Status gizi : (kesan gemuk)

Tanda vital : TD : 130/80 mmHg

Frekuensi Nadi : 72x/menit

Frekuensi Nafas : 18x/menit

Kepala : deformitas (-), rambut warna hitam tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera tidak ikterik.

Telinga : normotia +/+, liang telinga kanan dan kiri lapang, tidak terdapat nyeri
tekan tragus, tidak terdapat preauricular tag dan tidak terdapat abses
retroauricular.

Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret -/-, konka hiperemis -/-

Bibir : tidak sianosis, tidak pucat


Mulut : mukosa lembab, pucat (-), sianosis (-) , ulkus (-), karies, dentis (-)
Lidah : normoglosi, bersih
Tenggorokan : tidak diperiksa

Leher : tidak ada pembesaran KGB dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Toraks : dada kiri lebih menonjol


Jantung : - Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba di ICS V 1 jari medial LMCS

- Perkusi : Tidak dilakukan

- Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru : - Inspeksi : bentuk dada normal, pernafasan simetris dalam keadaan


statis dan dinamis,tidak ada retraksi iga
- Palpasi : vocal fremitus simetris kanan dan kiri

- Perkusi : sonor/sonor
- Auskultasi : suara nafas vesikular, ronkhi -/-, tidak ada wheezing

Abdomen : - Inspeksi : datar, supel

- Palpasi : nyeri tekan (-), turgor


cukup

- Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen

- Auskultasi: bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema, CRT < 2 detik

Kulit : Tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis

Status lokalis genu : edema -/-, hiperemis -/-, deformitas -/-, nyeri tekan -/- , krepitasi
+/+, ROM terbatas +/+.

B. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal

Ny. H 49 tahun dengan keluhan nyeri kedua sendi lutut yang memberat sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien sudah merasakan keluhan tersebut sejak 6 bulan terakhir namun tidak berobat
dokter. Kedua lutut sering kaku pagi hari, keluhan bengkak dan lutut kemerahan disangkal.
Riwayat trauma tidak ada. Pasien khawatir keluhan nyeri tersebut akan memperparah
kondisinya sehingga akan semakin sulit beraktivitas. Pasien berharap agar nyeri lutut tersebut
dapat berkurang sehingga dapat kembali beraktivitas seperti biasanya

2. Aspek Klinis

Osteoarthritis genu bilateral

3. Aspek Faktor Internal

Pasien perempuan, usia 49 tahun, sangat jarang olahraga, terkadang makan jeroan, kacang-
kacangan akan tetapi jarang makan sayur dan buah.

4. Aspek Skala Fungsional


Derajat 3

C. Tatalaksana

Non Farmakologis :

 Hindari konsumsi makanan yang mengandung asam urat, gorengan


 Menurunkan berat badan
 Hindari aktivitas berat dengan beban tertumpu di lutut, seperti naik turun tangga,
jongkok
 Melakukan latihan fisik, latihan penguatan otot, aktivitas aerobik seperti berjalan,
berenang, senam

Farmakologis :

R/ Natrium diklofenak tab 50 mg No. X

ʃ 2 dd tab 1 p.c
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
BERKAS KELUARGA

MODUL ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS KLINIK

Nama Mahasiswa : Abd Rahman

Kelompok : 4

Nama Pembimbing : dr. Joko Haryanto

Tanggal pertemuan : 30 Agustus 2020

TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH

I. Identitas keluarga

Nama kepala keluarga : Anim


Alamat rumah : Kp. Pondok Benda, Serpong, Tangerang Selatan
Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah :

NO. NAMA KEDUDUKAN L/P UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGAN

DALAM KELUARGA

1. Anim Kepala L 56 SLTP sederajat Satpam


keluarga

2. Haryati Istri P 49 SLTP sederajat Mengurus


rumah tangga

3. Aditya Anak L 16 SLTA Tidak bekerja


sederajat
i. Bentuk keluarga : 1. keluarga inti
2. keluarga orang tua tunggal

3. keluarga ekstended

4. keluarga majemuk

5. bentuk keluarga lainnya

j. Siklus kehidupan Keluarga : 1. keluarga baru menikah


2. keluarga dengan bayi & balita

3. keluarga anak usia sekolah

4. keluarga dengan remaja

5. keluarga orang tua usia pertengahan

6. keluarga orang tua lansia

k. Deskripsi identitas keluarga:

Nama kepala keluarga adalah Tn. Anim . Keluarga berdomisili di Kp. Pondok
Benda RT/RW 001/004, Serpong, Tangerang. Terdapat 3 anggota keluarga yang
berdomisili di rumah tersebut, dari mulai kepala keluarga, usia 59 tahun, lulusan SMP,
bekerja sebagai satpam Berikutnya istri, bernama Ny. Haryani (Pasien), 49 tahun,
lulusan SMP, tidak bekerja, dan berperan sebagai ibu rumah tangga. Berikutnya adalah
anak yang merupakan anak satu-satunya Tn. Putra Aditya, berusia 16 tahun, tamat SMP,
belum bekerja.
l. Genogram:

Tn. A 59th Ny.H 49th

II. Keadaan Rumah


b. Gambar denah bangunan rumah

Toilet Tempa
Dapur t
mencu
ci

Kamar
Ruang Makan +
anak
Ruang Keluarga

Ruang
Kamar Tamu
Utama

Teras

Lantai 1

b. Jenis lantai : 1. tanah dikeraskan

2. plesteran semen

3. ubin

4. keramik

5. marmer

c. Jenis atap : 1. seng

2. asbes

3. genteng

d. Jenis dinding : 1. anyaman

2. tripleks
3. kayu

4. bata tanpa plester

5. tembok dilapisi cat

e. Apakah dapat membaca tulisan/huruf di dalam rumah tanpa bantuan sinar lampu listrik
pada siang hari ?

1. ya 2. tidak

f. Perbandingan luas jendela/lantai di ruang tidur : 1. < 20 % 2. > 20 %

Perbandingan luas jendela/lantai di ruang keluarga : 1. < 20 % 2. > 20 %

m. Deskripsi mengenai keadaan rumah:

Pasien memiliki rumah 1 tingkat, dimana 1 lantai seluas 50 m 2. Bagian paling depan adalah
pekarangan teras. Setelah teras, terdapat ruang tamu. Di sebelah kiri ruang tamu terlihat 1
kamar.selanjutnya terdapat ruang keluarga, di depan ruang kelurega terdapat 1 kamar lgi yang merupakan
kamar anak. Di` belakangan ruang keluarga terdapat dapur, di samping kanan dapur terdapat toilet dan di
samping toilet terdapat ruangan khusus untuk mencuci pakaian. Jenis lantai yang digunakan pasien adalah
ubin. Jenis atap yang digunakan adalah seng. Jenis dinding yang digunakan adalah tembok yang dilapisi
cat. Keluarga mengaku tidak mampu membaca tulisan atau huruf di dalam rumah tanpa bantuan sinar
lampu listrik di siang hari. Perbandingan luas jendela dengan lantai kurang baik di ruang tamu kurang dari
20%, dan di ruang tidur tidak terdapat jendela.

III. Keadaan Keluarga

a. Perencanaan keluarga

a.1. Apakah pasangan orang tua di keluarga melakukan perencanaan dalam berkeluarga ?

1. ya 2. tidak

Bila ya , uraikan perencanaan yang dilakukan. Bila tidak, uraikan gambaran di


keluarga yang menunjukkan tidak adanya perencanaan keluarga

Ibu mengikuti program KB suntik.


a.2. Pengambil keputusan perencanaan keluarga adalah :
1. suami 2. istri

3. Berdua 4. orang tua suami atau orang tua istri

a.3. Apakah menggunakan kontrasepsi KB ?

1. ya

2. tidak menggunakan metode kontrasepsi

b. Hubungan anggota keluarga

b.1. Gambar hubungan tiap anggota keluarga (family map) :

Tn. Ardai

Ny. Tati Tn.Putra

b.2. Frekuensi berkumpulnya anggota keluarga :

1. setiap hari 2. 2-3 kali seminggu

3. 1 minggu sekali 4. 2-3 kali sebulan

5. 1 bulan sekali 6. 2-3 kali setahun

7. lainnya ____________

b.3. Keputusan dalam keluarga berdasarkan :

1. perintah ayah 2. perintah ibu

3. diskusi ayah-ibu 4. diskusi ayah-ibu-anak

5. keputusan keluarga besar 6. lainnya ____________


c. Deskripsi mengenai Keadaan Keluarga:

Suami dan Istri melakukan perencanaan dalam keluarga. Mereka mengikuti


program KB. Pengambilan keputusan perencanaan tersebut dilakukan oleh orang tua
pasien.

Anggota keluarga saling berkumpul setiap hari di rumah pasien. Keputusan


dalam diskusi keluarga yang tinggal serumah selalu berdasarkan diskusi ayah dan ibu
pasien.

IV. Pemenuhan kebutuhan keluarga

a. Kebutuhan ekonomi : 1. hingga primer 2. hingga sekunder 3. hingga tersier


4.lainnya_________

b. Kebutuhan pendidikan: 1. tidak terpenuhinya pendidikan dasar 9 th

2. hanya pendidikan dasar 9 th

3. pendidikan menengah

4. pendidikan tinggi

5. lainnya ________________

c. Kebutuhan spiritual : 1. tidak ada kegiatan ibadah dalam keluarga

2. kegiatan ibadah terserah masing-masing anggota keluarga

3. orang tua mengarahkan kegiatan ibadah keluarga

4. keluarga menjadi panutan agama/kepercayaan di lingkungannya

5. lainnya ___________________________
d. Kebutuhan kesehatan : 1. tidak ada perencanaan khusus untuk kesehatan

2. datang ke pelayanan kesehatan / dokter tertentu untuk


kuratif saja

3. datang ke pelayanan kesehatan / dokter tertentu untuk kuratif


dan preventif

4. mempunyai buku / catatan kesehatan anggota keluarga

5. lainnya _______________________

e. Deskripsi mengenai pemenuhan kebutuhan keluarga

Secara umum, kebutuhan ekonomi keluarga dapat terpenuhi hingga kebutuhan


tersier. Keluarga pasien masih mampu membeli motor, alat cuci, dan TV, meskipun
pembelian tidak dilakukan secara bersamaan. Kebutuhan pendidikan secara umum
tercapai hingga pendidikan menengah,

Untuk kebutuhan spiritual, kegiatan ibadah diarahkan oleh orang tua. Tidak ada
kegiataan ibadah bersama keluarga namun keluarga tetap aktif untuk mengikuti kegiatan
pengajian tiap hari jumat.

Untuk kebutuhaan kesehatan, keluarga pasien hanya datang ke pelayanan kesehatan


V. Gaya hidup keluarga

a. Kebiasaan makan dalam keluarga:

a.1. sumber : 1. selalu beli makanan jadi

2. makanan dirumah dan makanan jadi

3. makanan disiapkan dan dihidangkan di rumah

4. lainnya __________________

a.2. jenis : 1. lebih banyak lemak

2. lebih banyak sumber energi


3. lebih banyak sayur-sayuran dan buah

4. seimbang antara sumber energi, protein dan serat

5. lainnya ___________________________

a.3. jumlah : 1. masing-masing anggota keluarga kelebihan asupan kalori protein

2. masing-masing anggota keluarga kurang asupan kalori protein

3. sesuai dengan kebutuhan kalori anggota keluarga

4. lainnya
____________________________________________________

b. Kebiasaan berolah raga:

1. tidak ada yang berolah raga

2. beberapa anggota keluarga jarang berolah raga, yaitu pasien dan ayah pasien

3. beberapa anggota keluarga berolah raga 1-2 x dalam seminggu, yaitu kepala
keluarga dan pasien

4. beberapa anggota keluarga berolah raga 3 x dalam seminggu, yaitu _____________

5. seluruh anggota keluarga berolah raga teratur 3 x dalam seminggu

6. lainnya ______________________

c. Kebiasaan minum alkohol:

1. tidak 2. Ya

Daftar anggota keluarga yang memiliki kebiasaan minum alkohol

d. Kebiasaan merokok:

1. tidak 2.ya

Daftar anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok


No. Nama Sejak Jenis Jumlah/hari
kapan

1. Tn. Anim 59 tahun Dji Sam Soe 5 batang/hari


yll

e. Deskripsi mengenai gaya hidup keluarga:


Keluarga selalu makan makanan yang disiapkan dan dihidangkan di rumah. Jenis makanan yang
disiapkan di rumah adalah makanan sumber energi, protein, dan serat, pasien mengaku sering membuat
tahu dan tempe baik digoreng, bacem, atau lainnya. Jumlah makanan diatur sesuai dengan kebutuhan
kalori anggota keluarga.

Untuk kebiasaan berolahraga beberapa anggota keluarga berolah raga 1-2 x dalam seminggu,
yaitu kepala keluarga dan pasien.Keluarga pasien tidak ada yang memiliki kebiasaan minum alkohol,
namun terdapat 1 anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok sejak lama, yaitu kepala keluarga
(Tn.Ardai) sejak 30 tahun yll.

VI. Lingkungan hidup keluarga

a. Lingkungan perumahan keluarga :

a.1. Jenis perumahan :

1. area tempat tinggal permanen 2. area tempat usaha/layanan umum

3. area tempat tinggal non permanen 4. bukan area hunian

5. lainnya _______________________

a.2. Higiene lingkungan rumah :

1. sangat bersih dan teratur 2. bersih namun tidak teratur

3. kurang bersih 4. kumuh

5. lainnya _________________

a.3. Keamanan lingkungan perumahan :


1. sangat aman 2. aman dengan penjagaan

3. tidak aman 4. lainnya ________________

a.4. Paparan zat / partikel yang mungkin terjadi di lingkungan rumah adalah:

1. debu 2. asbes 3. CO 4.Timbal

5. bising 6. getar 7. lainnya ____________

b. Lingkungan pekerjaan anggota keluarga:

b.1. Jenis pekerjaan :

1. bekerja sebagai profesional di kantor

2. bekerja sebagai profesional di lapangan

3. bekerja sebagai buruh /pekerjaan fisik di lapangan

4. bekerja di rumah sebagai ibu (ibu rumah tangga)

5. lainnya kepala kelurga (satpam), anak (tidak bekerja)

b.2. Risiko pekerjaan yang dapat terjadi sesuai dengan pekerjaannya adalah:

1. kecelakaan kerja 2. tidak ergonomis

3. paparan zat berbahaya 4. stress gedung pencakar langit

5. stress pengambil keputusan 6. lainnya ________

b.3. Paparan zat / partikel yang mungkin terjadi di lingkungan pekerjaan adalah:

1. debu 2. asbes 3. CO 4.Timbal

5. bising 6. getar 7. lainnya ____________

c. Lingkungan sosial keluarga


c.1. Keluarga menjadi anggota perkumpulan sosial di lingkungannya :

1. Tidak 2. Ya

bila ya sebutkan organisasi perkumpulannya :

1. arisan rt/rw

2. pengajian/ perkumpulan agama di rt/rw

3. arisan lain _______

4. pengajian/perkumpulan agama lainnya _____

5. perkumpulan etnik _____________

6. lainnya kegiatan ronda tiap malam

c.2. Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosialnya :

1. sebagai panutan 2. dihormati sewajarnya

3. tidak dikenal 4. dikucilkan

5. lainnya __________________

c.3. Paparan stress sosial yang mungkin terjadi di lingkungan sosial adalah :

1. sebagai panutan masyakarakat

2. sebagai pemuka agama/ budaya

3. keadaan keluarga tidak seperti yang diharapkan

4. tidak tercukupinya kebutuhan hidup keluarga

5. lainnya -

d. Deskripsi mengenai lingkungan hidup keluarga:


Jenis perumahan pasien adalah area tempat tinggal permanen, dimana tidak
ada tempat usaha, pabrik, atau layanan umum disekitar perumahan. Lingkungan
perumahan aman karena ada penjagaan khusus untuk keamanan dilingkungan. Higiene
lingkungan rumah bersih. Letak rumah pasien berada di pinggir jalan tempat bolak-balik
kendaraan oleh Karena itu paparan zat atau partikel yang mungkin terjadi di lingkungan
rumah adalah debu dan lingkungan rumah bising, sisanya tidak di lingkungan dengan
getaran tinggi, atap menggunakan semen, dan tidak ada paparan CO dan timbal.

Untuk lingkungan pekerjaan anggota keluarga, kepala keluarga bekerja


sebagai satpam disalah satu klinik dengan waktu kerja shift, bisa pagi, siang, sore, atau
malam. Karena itu risiko paparan zat atau partikel yang mungkin terjadi adalah debu
dan CO saat jaga di depan pagar.

Untuk lingkungan sosial keluarga, seluruh kelurga aktif menjadi anggota


perkumpulan sosial di lingkungannya. Kegiatan sosial berupa arisan RT/RW tiap hari
minggu dan pengajian di RT/RW setiap hari jumat. Kedudukan pasien di lingkungan
adalah sebagai panutan masyarakat. Paparan stress sosial yang dialami pasien adalah sebagai
panutan masyarakat.
VII. Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga

(disusun sesuai dengan prioritas masalah yang akan dibahas)

1. Osteoartritis
2. Hipertensi
III. Rencana pemeliharaan kesehatan pada keluarga
Tujuan kegiatan Materi kegiatan Cara pembinaan Sasaran
individu

1. Mengetahui faktor 1. Homevisit 1. Dilakukan 1x di rumah 1. Pasien


risiko eksternal dan pasien dimana bertemu
2.Keluarga
internal pada lingkungan dengan seluruh keluarga
pasien yang
rumah pasien. pasien yang tinggal
tinggal
serumah.
serumah

2. Menegakkan diagnosis
holistic secara tepat

1. Edukasi diberikan tidak


hanya pada pasien namun
3. Edukasi kembali
1. Menjelaskan mengenai pada keluarga pasien. 1. Pasien
mengenai penyakit yang
penyakit yang dialami
dialami pasien yaitu 2. Family conference, 2. Keluarga
oleh pasien dan
Osteoartritis dan penyakit dapat dilakukan di pasien yang
pengobatannya
Hipertensi yang dialami Puskesmas maupun di tinggal
oleh suami pasien , faktor 2. Menjelaskan mengenai rumah pasien serumah
risiko yang faktor risiko yang
menyebabkannya, dan ditemukaan baik pada
pengobatannya pasien atau keluarga yang
mempengaruhi penyakit
paasien saat ini
(melaporkan apa hasil
dari kunjungan rumah)

3. Menjelaskan betapa
pentingnya tingkat
disipilin dan tatacara yang
benar dalam
penatalaksanaan penyakit,
baik non medikamentosa
maupun medikamentosa

4 Hindari konsumsi
makanan tinggi garam,
asam urat, gorengan -
Menurunkan berat badan
- Hindari aktivitas berat
dengan beban tertumpu di
lutut, seperti naik turun
tangga, jongkok -
Melakukan latihan fisik,
latihan penguatan otot,
aktivitas aerobik seperti
berjalan, berenang, senam

5. Menjelaskan kepada
keluarga betapa
dibutuhkannya peran
keluarga dalam
mendukukung
tercapainya kesembuhan
pada pasien
RUMAH TAMPAK DEPAN

RUANG TAMU RUANG KELUARGA

KAMAR ANAK
KAMAR UTAMA
RUANG DAPUR

TOILET
C. Refleksi Perbedaan Antara Teori dan Praktek yang Dilakukan
Tindakan yang telah saya lakukan dengan benar yaitu saya telah melakukan
alur penegakan diagnosis secara terstruktur dimulai dari menanyakan identitas,
anamnesis, dan melakukan pemeriksaan fisik sehingga saya mendiagnosis pasien
dengan osteoarthritis genu bilateral.
Pada kasus ini pasien mengeluhkan nyeri kedua sendi lutut, selain
osteoarthritis saya masih memikirkan diagnosis lain yang sama memiliki keluhan
serupa, yaitu artritis gout dan rheumatoid artritis, saya telah ajukan beberapa
pertanyaan untuk menyingkirkan diagnosis banding tersebut, akan tetapi dalam hal ini
saya masih membutuhkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan hal tersebut.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang saya butuhkan adalah pemeriksaan kadar
asam urat dan radiologi (rontgen genu dextra/sinistra), dan saya telah mengedukasi
kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan tersebut.

Tindakan yang menurut saya masih kurang tepat yaitu terkait nyeri sendi lutut
pasien, saya tidak menanyakan apakah pasien sering membeli obat anti nyeri untuk
menghilangkan keluhan nyeri tersebut. Selain itu saya juga tidak menanyakan apakah
terdapat riwayat sakit lambung (dyspepsia) sebelumnya. Hal ini sangat penting untuk
kita ketahui karena dari literature telah dijelaskan bahwa obat antinyeri termasuk
dalam golongan anti inflamasi nonsteroid (OAINS) yang memiliki salah satu efek
samping yaitu terhadap organ lambung. Mekanisme efek samping tersebut yaitu
adanya hambatan terhadap enzim siklooksigenase sehingga mengurangi pembentukan
prostaglandin (PGE2) yang merupakan suatu mukoprotektor terhadap mukosa
lambung. Keadaan ini akan dapat menimbulkan ulkus peptikum, sehinggauntuk
penggunaan obat tersebut harus diperhatikan betul terutama apabila pasien dengan
riwayat kelainan lambung. Selain itu saya juga masih belum menentukan status gizi
pasien karena keterbatasan alat dan saat saya mencoba untuk menanyakan berat badan
serta tinggi badan pasien, pasien mengatakan tidak mengetahui, padahal untu mencari
salah satu factor risiko terjadinya osteoarthritis dapat kita lihat dari status gizi (IMT).

Perbedaan antara teori dan fakta yang saya dapatkan yaitu berdasarkan teori
bahwa osteoarthritis (OA) merupakan suatu proses terjadinya peradangan atau
inflamasi kronik pada sendi synovium, dan kerusakan mekanis pada kartilago sendi
dan tulang. Klasifikasi OA terdiri atas primer atau idiopatik yang merupakan suatu
proses degeneratif, dan sekunder yang diakibatkan oleh adanya penyakit atau suatu
deformitas, maupun trauma yang mengubah dan mempercepat kerusakan di tulang
rawan sendi. Kondisi tersebut seperti clubfeet, displasia pelvis, septik artritis, riwayat
fraktur, dan kelainan lainnya. Faktor risiko OA terdiri atas faktor genetik, usia, jenis
kelamin (sering pada perempuan), obesitas, riwayat trauma / operasi, cedera / stress
berulang, dan pekerjaan dengan beban berat. Gejala klinis OA umumnya nyeri sendi
terutama saat beraktivitas dan berkurang saat istirahat, kaku sendi < 30 menit,
mobilitas sendi berkurang, tidak disertai adanya keluhan sistemik seperti demam.
Pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya edema lokal, deformitas, nyeri tekan,
krepitasi, dan ROM terbatas. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu X-
ray sekaligus untuk menilai derajat OA. Tatalaksana osteoarthritis perlu dilakukan
secara komprehensif karena belum ada tatalaksana yang secara spesifik untuk penyakit
tersebut, dan penyakit ini termasuk dalam penyakit yang bersifat degeneratif. Prinsip
dasar tatalaksana osteoarthritis selain untuk mengurangi nyeri dengan obat-obatan
yaitu untuk meningkatkan fungsi sehingga kualitas hidup lebih baik. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan rehabilitasi medis atau dengan terapi fisik. Terapi fisik dapat
dilakukan berupa latihan aerobik dan latihan penguatan otot, menghindari aktivitas
yang loading impact. Hal ini yang masih belum didapatkan oleh pasien, pasien juga
tidak mengetahui ataupun mengikuti adanya kegiatan senam atau aerobik yang
dilakukan di desa atau oleh pihak puskesmas, pasien juga belum mengetahui bahwa
terapi fisik tersebut sangat penting dalam tatalaksana osteoarthritis tersebut, pasien
hanya berharap obat-obatan yang dapat menghilangkan keluhan tersebut.

Nilai Profesionalisme / Agama Yang Terkait


Nilai agama yang terkait dengan kasus ini mengenai salah satu kewajiban
seorang muslim yaitu menunaikan sholat. Karena keluhan yang paling banyak
ditemukan pada pasien dengan OA adalah sulit untuk berdiri saat sholat. Hal ini sudah
dijelaskan dalam hadis riwayat Imran bin Hushain, Rosulullah SAW bersabda yang
artinya “Penyakit wasir pernah menimpaku, lalu aku bertanya kepada Nabi SAW, lalu
beliau menjawab: “Sholatlah dengan berdiri, apabila tidak mampu maka duduklah,
dan bila tidak mampu maka berbaringlah.” (HR Bukhari). Berdasarkan dalil tersebut
bahwa kewajiban seorang muslim harus selalu dilaksanakan dalam keadaan apapun,
baik sehat maupun sakit.

Hal yang Perlu Saya Pelajari Lebih Lanjut

Saya perlu banyak berlatih dalam melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang lebih rinci dan terarah sehingga dapat menegakan diagnosis secara tepat dan
memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien. Selain itu saya juga perlu belajar
mengenai cara mengedukasi pasien mengenai penyakit dan bagaimana penanganannya
terutama pada penyakit yang bersifat kronik seperti pada kasus ini, sehingga pasien
paham dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya rutin kontrol agar dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Daftar Pustaka
1. Setiati, Siti. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi IV. Jakarta: interna
publishing; 2014.
2. Zaki, Achmad. Buku saku osteoarthritis lutut edisi I. Celtics Press; 2013.
3. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. Farmakologi dan terapi edisi 5.
Jakarta: Badan Penerbit FK UI; 2012
4. HR Bukhari
Feedback dari Pembimbing Kampus

Feedback Dari Pembimbing Puskesmas

Nama Mahasiswa Abd Rahman

Pembimbing TTD

dr. Erfira, Sp. M

TTD

dr. Joko Haryanto


KEGIATAN PESANTREN
Nama Kegiatan : Penyuluhan Pesantren

Tempat Kegiatan : Pesantren Nur Hasanah

Waktu Kegiatan : Sabtu, 29 Agustus 2020

A. Deskripsi Kegiatan

Kelompok kami melakukan program kesehatan persantren di pesantren Nur Hasanah


yang terletak di desa Rawa Burung, Kosambi, Tangerang, Banten. Pesantren tersebut
berjarak sekitar 5 km dari Puskesmas Salembaran Jaya. Pemilihan pesantren Nur Hasanah
untuk melakukan program kesehatan pesantren berdasarkan pertimbangan dari pihak
puskesmas. pesantren ini memiliki jumlah santri sekitar 45 santri. Kegiatan yang
dilaksanakan di Pondok Pesantren Nur Hasanah terdiri dari belajar tajwid, kitab kuning, kitab
gundul, amil jurmiyah, alfiyah, dan nasyid. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari kecuali hari
Jum’at. Kegiatan dimulai dengan shalat tahajud dan shalat subuh berjamaah, kemudian
dilanjutkan mengaji al Qur’an. Setelah itu santri dipersilakan untuk beristrahat. Kegiatan
dilanjutkan pukul 08.00 hingga pukul 11.30 untuk pendidikan sekolah. Pukul 11.30 hingga
14.00 santri beristrahat untuk shalat dhuhur dan makan siang. Pukul 14.00-17.00 santri
kembali mengaji yang dilanjutkan shalat ashar kemudian dilanjutkan mengaji kembali. Saat
shalat magrib dan shalat isya, mereka shalat berjamaah yang dilanjutkan pengajian kitab
kuning hingga pukul 21.00.

Kami sekelompok kami melakukan observasi ke pesantren sebanyak dua kali, yaitu
Pada hari rabu kami mendatangi Pondok Pesantren Nur Hasanah untuk melakukan survey.
Di sana kami memperkenalkan diri, melihat lokasi, menyampaikan tujuan dan meminta izin
untuk mengadakan penyuluhan di pesantren tersebut. Setelah pengurus pesantren menyetujui,
kami menentukan jadwal observasi selanjutnya sambil membawa surat resmi untuk
penyuluhan. Kemudian observasi kedua pada hari kamis, 27 Agustus 2020, Kami melakukan
observasi mengenai keadaan lingkungan pesantren kesehatan santri. Kami melakukan
observasi ke kamar santri menginap, tempat pengajian, dapur, kamar mandi, dan lingkungan
sekitar pesantren. Kami juga melakukan wawancara bersama pengurus pesantren mengenai
profil pesantren dan pada beberapa santri mengenai kebiasaan apa saja yang sering dilakukan
dan beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi di pesantren. Kami kemudian
menentukan waktu penyuluhan dan menyampaikan hal tersebut kepada pemimpin pesantren
dan santri.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan santri, kami mendapatkan masalah
kesehatan terkait kebersihan lingkungan dan perseorangan santri. Adapun penyakit tersering
yang dialami oleh santri adalah scabies dan diar. Pada hari sabtu, 26 Agustus 2020, kami
laksanakan kegiatan penyuluhan dengan tema “Budaya Hidup Sehat di Pesantren” yang
terdiri dari 2 materi yakni mengenai PHBS dan materi tentang skabies. Kami tiba di lokasi
pukul 09.30 WIB dan langsung mempersiapkan aula sebagai tempat penyuluhan. Santri
satriwati dikumpulkan dan dipisahkan oleh penghalang terbuat dari papan. Kemudia kami
mulai mempersiapkan laptop, proyektor dan kabel roll serta mircrophone dan speaker. Pukul
10.00 acara dimulai dan diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh pihak Puskesmas
Salembaran Jaya yaitu drg. Tri Ajeng. Setelah itu kami melanjutkan ke pemaparan materi
yang sebelumnya kami memberikan pretest terlebih dahulu untuk mengetahui pengetahuan
santri terkait materi PHBS dan skabies yang akan diberikan. Pemberian materi PHBS
disampaikan oleh Robby Franata dan materi skabies disampaikan oleh Salsabila Windiya.
Saat materi disampaikan, santri tampak antusias dan memperhatikan. Untuk materi langkah
cuci tangan, dari kami mempratekkan langsung dengan bernyanyi bersama santri lalu kami
meminta relawan dari 4 santri untuk maju ke depan dan mempaktekkan di depan santri yang
lain. Di sela penyampaian materi, santri diberikan jeda dengan kegiatan relaksasi untuk
menghindari kejenuhan acara. Setelah pemberian materi inti kemudian dilanjutkan tanya
jawab. Saat sesi tanya jawab dibuka, ada 7 santri yang bertanya kemudia kami pemateri
mencoba menjawab penyataannya. Kami juga memberikan post test dan didadapatkan hasil
yang memuaskan dimana hampir semua santri dapat menjawab post test dengan benar.
Setelah itu kami membagikan konsumsi untu semua santri lalu kami menutup acara dan
merapikan kembali aula yang telah digunakan.
B. Refleksi Kegiatan

Tindakan yang saya lakukan menurut saya benar

Tindakan yang saya lakukan yang menurut saya benar adalah pemilihan program
yang tepat dan sesuai dengan apa yang terjadi pada populasi pesantren ini. Kami datang ke
pesantren dan melakukan observasi langsung mengenai keadaan santri-santri di pesantren ini
dan lingkungannya, Hal ini kami lakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan apa yang
saat ini menjadi masalah utama bagi mereka. Hal ini penting agar kegiatan penyuluhan kami
nantinya benar-benar bermanfaat bagi pihak pesantren. Kegiatan penyuluhan ini juga berjalan
dengan baik dan diikuti oleh antusiasme peserta yang cukup tinggi dalam menyimak materi
kami sampaikan. Saya dan teman-teman sudah melakukan pre dan post test untuk menilai
apakah santri memahami materi, dan hasil yang didapatkan terdapat adanya peningkatan
pengetahuan peserta. Sehingga dapat diketahui kesesuaiannya dengan indikator. Kami
berharap setelah kegiatan penyuluhan dan gerakan bersih bersama ini bisa menjadi contoh
untuk membuat santri mengerti dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pada
penyuluhan pesantren kami memberikan materi PHBS mengenai cuci tangan, membuang
sampah pada tempatnya, tidak meroko dan makan makanan yang sehat dan bergizi serta
olahraga rutin. Cuci tangan menurut WHO, terbagi menjadi 6 langkah yang langsung
langsung kami praktekkan depan santri. kami menjelaskan bahwa mencuci tangan dilakukan
seharusnya dengan menggunakan sabun.

Tindakan yang saya rasakan masih kurang

Tindakan yang saya rasakan masih kurang adalah kami tidak memberikan sabun
khusus untuk cuci tangan dan alat kebersihan lainnya untuk diberikan ke pihak pesantren,
kami hanya mengadakan penyuluhan saja, sedangkan yang saya lihat adalah belum ada sabun
cuci tangan yang tersedia disetiap tempat cuci tangan di lingkungan pesantren,. Selain itu
Tidak adanya kerja nyata (action) langsung di lapangan misal gotong royong bersama dan
lainnya setelah dilakukan penyuluhan.
Terdapat perbedaan antara teori dengan fakta yang ditemukan

Penyuluhan merupakan salah satu upaya promosi kesehatan yang nantinya setelah
dilaksanakan diharapkan peserta dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berbeda dengan penyuluhan kali ini, tidak terdapat indikator yang dapat mengertahui peserta
sampai batas melaksanakan, hanya sampai batas adanya peningkatan pengetahuan dari
peserta penyuluhan yang diukur dengan pre dan post test.

Hal yang dapat dipelajari untuk perbaikan kedepannya

Dalam pelaksanaan kegiatan kedepannya perlu perencanaan yang matang. Karena


dengan perencanaan yang matang menjadikan hasil yang maksimal pula. Berhubung
persiapan yang dilakukan sangat singkat sehingga kami kurang dalam perancangan target,
tema, metode, dan indikator dalam pelaksaan kegiatan ini. Kami menyarankan kepada pihak
pesantren untuk kedepannya lebih menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta lebih
menjaga kebersihan di lingkungan pesantren

Aspek bioetik dan keislaman

Hal yang saya pelajari dari kegiatan penyuluhan pesantren bersama ini mengenai nilai
profesionalisme dokter yang tertuang dalam five star doctor yaitu dokter sebagai
communicator dan manager. Dalam hal ini dikatakan seorang dokter, dimanapun ia berada
dan bertugas hendaknya mampu mempromosikan gaya hidup sehat, mampu memberikan
penjelasan yang edukatif, mampu memberdayakan individu dan kelompok untuk dapat tetap
sehat. Pada kegiatan ini menyadarkan bahwa jika menjadi dokter, kami tidak hanya
melakukan kuratif saja, namun juga diperlukan tindakan secara komunitas berupa promotif
dan pencegahan.
Feedback dari Pembimbing Kampus

Feedback Dari Pembimbing Puskesmas

Nama Mahasiswa Abd Rahman

Pembimbing TTD

dr. Erfira, Sp. M

TTD

dr. Joko Haryanto


LAMPIRAN

Gambar 1. Gedung Pesantren tampak depan

Gambar 2. Ruang Belajar


Gambar 3. Kamar Mandi

Gambar 4. Kamar Tidur (kiri) dan dapur (kanan)


Gambar 5. Materi Skabies (Kiri); Materi PHBS (Kanan)

Gambar 6. Foto bersama pembimbing puskesmas, Pihak Pesantren dan koas

Anda mungkin juga menyukai