Askep Ispa
Askep Ispa
Oleh :
ERMA ZATWIGA PUSPITANING TYAS
141210015
Oleh :
ERMA ZATWIGA PUSPITANING TYAS
141210015
i
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang.
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 14.121.001.5
Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami
Pada Anak Yang Mengalami ISPA Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Di Ruang Anak RSUD Bangil Pasuruan” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah milik
orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP
Hariyono dan ibu yang bernama Sujiati Sofyan, penulis merupakan putri kedua dari
dua bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SDN Negeri Tanjung Sari Pacitan,
tahun 2011 penulis lulus dari SMP Negeri 3 Pacitan, tahun 2014 penulis lulus dari
SMK Kesehatan BIM Pacitan, dan pada tahun 2014 lulus seleksi masuk STIKes
Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih program studi Diploma III
Keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes ICME Jombang.
vi
KATA PENGATAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
Tulis Ilmiah yang berjudul”Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Mengalami ISPA
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas akhir
Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Untuk itu, penulis pada kesempatan ini
sekaligus Pembimbing I dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, Bapak dan ibu
Dosen pengajar DIII Jurusan Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang, Bapak, Ibu dan Keluarga yang telah memberikan
dukungan dan semangat dalam menyelesaian Karya Tulis Ilmiah, dan Teman-teman
satu almamater dan semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah , oleh karena itu penulis menerima
vii
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan Karya
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah wawasan
serta dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran selalu penulis
Penulis
viii
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI ISPA
DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS
Oleh :
Erma Zatwiga Puspitaning Tyas
ix
ABSTRACT
NURSING CARE IN CHILDREN WITH ACUTE RESPIRATORY
INFECTION WITH INEFFECTIVE AIRWAY CLEARANCE
By :
Erma Zatwiga Puspitaning Tyas
x
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
2.1.9 Pathway....................................................................................... 15
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
xiv
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
LAMBANG
1. % : Persen
4. & : Dan
5. Mg : Mlili Gram
6. (+) : Positif
7. ± : Kurang Lebih
SINGKATAN
7. An : Anak
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
satu atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung (saluran atas)
rongga telinga tengah dan pleura (Kemenkes, 2010). ISPA di sebabkan oleh
sering terjadi pada anak karena beberapa faktor seperti terpapar asap rokok,
ISPA yang paling utama adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas, yang
15% anak dari 920.000 anak yang menderita infeksi saluran nafas meninggal
dunia. Pada tahun 2011 mencapai 28.7% kejadian ISPA menjadi penyebab
presentase yang signifikan yaitu 29.1% pada tahun 2012 dan 28.2% pada
tahun 2013 (WHO, 2015). Sedangkan di Indonesia pada tahun 2007 dan
2015 tidak jauh berbeda. Pada tahun 2007 prevalensi infeksi saluran
pernafasan akut sebesar 25.5% dengan insiden paling banyak pada kelompok
1
2
usia 1-4 tahun(42.53), dan pada tahun 2015 sebanyak 75% dengan insiden
paling banyak juga pada kelompok usia 1-4 tahun (Riskesdas,2015). Dan
ISPA dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor individu anak,
faktor perilaku dan factor lingkungan. Faktor individu anak meliputi: umur
anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A dan status imunisasi. Faktor
Faktor lingkungan meliputi: pencemaran udara dalam rumah (asap rokok dan
asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak dengan konsentrasi yang
tinggi), ventilasi rumah dan kepadatan hunian (Prabu, 2009). Secara umum
pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti
bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat
demam, batuk, dan pilek berulang serta anoreksia, di bagian tonsilitis dan
otitis media akan memperlihatkan adanya inflamasi pada tonsil atau telinga
tengah dengan jelas. Infeksi akut pada anak jika tidak mendapatkan
pneumonia yang berlanjut pada kematian karena sepsis yang meluas bahkan
peran perawat atau tenaga kesehatan ialah mengajarkan klien batuk efektif
maslow, salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi adalah
keluarga agar tidak merokok di dalam rumah jika memiliki anak kecil.
promotif, preventif, kuratif dan realibilitas serta secara kolistik yaitu meliputi
Passuruan.
Pasuruan.
1.5 MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Keluarga
jalan nafas.
7
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
infeksi yang bersifat akut yang menyerang salah satu atau lebih
bawah.
pleura.
7
8
2.1.2. Klasifikasi
2013).
dalam.
inhalasi zat-zat asing seperti racun atau bahan kimia, asap rokok,
proses infeksi, dan usia seseorang serta status kesehatan secara umum
(Porth, 2011).
demam.
meningkat.
(Rahmayatul, 2013).
2.1.5. Komplikasi
dapat terjadi. Komplikasi yang paling sering adalah otitis media, yang
2.1.6. Penatalaksanaan
1. Suportif
pemberian multivitamin
2. Antibiotic
quinolon 5 mg,dll.
13
2.1.7. Pencgahan
cukup gizi.
penyakit ISPA.
2.1.8. Pafofisiologi
nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola
2008).
15
2.1.9. Pathway
(Sumber: muttaqin,2008)
Dilatasi pembuluh
darah
Peningkatan flora
normal di usus Akumulasi secret di
bronkus
peradangan
Eksudat
Peristaltik usus masuk aveoli
meningkat
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas Peningkatan
suhu tubuh
Gangguan
malasorbsi difusi gas
Hipertermi
Frekuensi
BAB>3X/HARI
Mucus di bronkus
meningkat
Gangguan
keseimbangan cairan
tubuh anoreksia
a) Kultur
b) Biopsi
c) Pemeriksaan pencitraan,
dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra
17
tahun).
beraktivitas sendiri.
2.Ciri Sosial
3 Ciri Emosional
terbuka. Sikap marah sering di perlihatkan dan iri hati pada anak
4 Ciri Kognitif
1. Tidak Patuh
2. Tempertantrum
3. Menarik Diri
masalah-masalah emosional.
5. Implusif
pembesaran sel-sel.
Perkembangan
1. Faktor genetik
yang optimal.
2. Faktor lingkungan
1. Lingkungan prenatal
ibu saat hamil, adanya toksin atau zat kimia, radiasi, stress,
3. Faktor biologis
hormone.
4. Faktor fisik
1. Faktor psikososial
sampai
lingkungan.
organorgan.
kecepatannya
saraf.
1. perkembangan fisik
23
kurang lebih 0,5 – 2,5 kg/ tahun. Tinggi badan bertambah kurang
2. perkembangan psikis
Periode ini ada 3 ciri khas yang tidak ada pada periode
“Tempe tantrum” yaitu rasa takut yang kuat, marah, rasa ingin tahu,
Masa sekolah
1. periode intelektual
2. minat
4. bermain
24
5. pemahaman
6. moral
7. hubungan keluarga
e) Sianosis
f) Kesulitan berbicara
h) Dipnea
i) Sputum berlebih
k) Gelisah
Diagnosa Medis :
Usia : Nama :
Agama : Telepon :
Pendidikan :
Alamat :
selama TD
Anak lemah, tidak mau makan, sianosis, sesak nafas dan dangkal
lainnya
a) Keadaan umum
b) Tanda-tanda vital
sianosis.
c) TB/BB
d) Kulit
e) Rambut
27
f) Kuku
Inpeksi: lihat kondisi kuku pucat atau tidak, ada sianosis atau tidak
g) Kepala
h) Mata
reflek kedip baik atau tidak, terdapat radang atau tidak dan pupil
isokor.
i) Hidung
k) Telinga
l) Telinga
28
rawanya.
m) Thorax
bahaya
n) Abdomen
o) Genetalia
p) Ekstremitas
a) Leukositosis (15.000-40.000/m)
Siapa pengasuh klien, interaksi social, kawan bermain, dan peran ibu.
muntah.
c) BAK
d) Kenyamanan
Mialgia,sakit kepala
e) Hygiene
2.5.11 Intervensi
dapat
memudahkan
klien dalam
mengeluarkan
secret yang sulit
dikeluarkan
secara mandiri.
11. Memastikan
suara napas
vesikuler.
12. Penurunan
saturasi oksigen
dapat
menunjukan
perubahan status
kesehatan klien
yang dapat
mengakibatkan
terjadinya
hipoksia.
2.5.12 Tujuan
Indikator :
a) Bernafas efektif
2.5.13 Implementasi
2.5.14 Evaluasi
BAB III
METODE PENELITIAN
kasus ini menggunakan metode deskriptif yang berarti suatu metode yang
disajikan (Singarimbun,1989).
Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat serta kasus yang dipelajari
berupa peristiwa, aktivitas atau individu. Dalam studi kasus ini adalah studi
nafas.
kunci yang menjadi fokus studi kasus. Dalam penelitian studi kasus batasan
istilah adalah :
33
34
(evaluasi).
3. ISPA merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyerang salah satu
atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung (saluran atas)
sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Penangan ISPA yang tidak tepat
apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan
kedalaman nafasan.
3.3 Partisipan
keikutansertaan dan peran serta. Patisipan pada studi kasus ini dipilih dengan
kriteria yang akan dimasukan dalam studi kasus, dimana partisipan yang
yang di gunakan dalam penelitian adalah pasien baru pada anak dengan
jalan nafas.
Lokasi dan waktu penelitian adalah suatu tempat atau wilayah dimana
pada:
3. waktu studi kasus ini peniliti akan melakukan penelitian mulai bulan
Februari - Maret
penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka, proses
Agar dapat diperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian
1. Wawancara
pada apa yang dilihat (terhadap perilaku dan lingkungan, baik sosial dan
anatara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas
menonton saja, tetapi disertai keaktifan jiwa atau perhatian, khusus dan
3. Studi Dokumentasi
rapat, legger, agenda dan sebagainya (Saryono, 2013). Dalam studi ksus
yang lebih menekankan pada data/ informasi daripada sikap dan jumlah
kasus ini waktu yang tentukan adalah 3 hari akan tetapi apabila belum
Adapun pihak lain dalam studi kasus ini yaitu keluarga klien yang
pernah menderita penyakit yang sama dengan klien dan perawat yang
data ke dalam pola, kategori dan satu uraian dasar, sehingga dapat ditemukan
39
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
1) Pengumpulan Data
2) Mereduksi Data
3) Penyajian Data
4) Kesimpulan
BAB 4
4.1 Hasil
Bangil Pasuruan. Ruang Anak Bobo 3 dan Donald 1, dan kapasitas 7 dan
3 tempat tidur dengan klien 7 dan 2 yang opname disertai ventilasi dan
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas Klien
42
43
2. Riwayat Penyakit
Keluhan utama Ibu klien mengatakan klien Ibu klien mengatakan klien
merasakan batuk merasakan batuk
Riwayat penyakit sekaran Ibu klien mengatakan batuk Ibu klien mengatakan deman
dan demam sudah 6 hari, sudah 4 hari, batuk sudah 2
sesak sudah 4 hari disertai hari disertai ruam merah dari
mual dan muntah, BAB dan belakang telinga ke wajah
BAK tidak teratur, kemudian sampai seluruh tubuh, susah
ibu klien mem berikan makan, bibir pecah-pecah dan
minum kecap di campur batuk grok-grok. Ibu klien
jeruk nipis tetapi tidak mengatakan hanya
kunjung sembuh, pada memberikan kompres air
tanggal 30 januari 2017 dingin di rumah dan mengolesi
pukul 10.00 WIB ibu klien saleb kulit pada klien. Tetapi
membawa klien berobat ke demam semakin tinggi batuk
Bidan desa, klien grok-grok tidak reda dan ruam
mendapatkan beberapa obat merah menjalar keseluruh
tetapi batuk serta sesak tidak tubuh. Dan pada tanggal 08
kunjung sembuh dan februari 2017 keluarga klien
akhirnya pada tanggal 07 membawa klien ke UGD
februari 2017 keluarga klien RSUD Bangil Pasuruan dan di
membawa klien ke IGD rawat inap di ruang anak pukul
RSUD Bangil Pasuruan dan 22.22 WIB kamar Donald 1.
di rawat inap di ruang anak
pukul 12.31 WIB kamar
Bobo 3.
Riwayat Penyakit Dahulu Ibu klien mengatakan pada Ibu klien mengatakan saat
usia 5 bulan klien pernah klien umur 1 tahun, klien
masuk rumah sakit dan di menjalani pengobatan TBC
rawat inap selama 7 hari selama 6 bulan.
karena bronchopneumonia.
Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga klien mengatakan Keluarga klien mengatakan
jika anggota keluarga dari jika anggota keluarga dari
bapak ibu tidak mempunyai bapak ibu
riwayat penyakit seperti tidak mempunyai riwayat
klien. penyakit seperti klien.
Riwayat Psikologi Ibu klie mengatakan klien Ibu klien mengatakan klien
terus menangis dan rewel. tampak tenang dan mengerti
jika dia sedang sakit.
Riwayat Spiritual - -
44
Pola Manajemen
Kesehatan Ibu klien mengatakan saat Ibu klien mengatakan saat sakit
sakit klien berobat di Bidan klien langsung berobat ke
yang berada di sekeliling RSUD Bangil Pasuruan.
rumahnya,Berhubung
penyakitnya perlu perawatan
lebih lanjut klien akhirnya
berobat ke RSUD Bangil
Pasuruan.
Pola Nutrisi Ibu klien mengatakan Ibu Klien mengatakan nafsu
sebelum sakit selera makan makan klien sebelum dan
klien baik, makan 3x sehari, setelah sakit tidak berubah,
makanan halus, minum susu selera makan tetap baik,
formula ±720 cc/hari, dan makan 3x/hari nasi lauk pauk,
ASI ±15x. Ketika sakit ibu hanya saja minum sedikit
klien mengatakan selera berkurang dirumah
makan klien menurun, Tim ±1500ml/hari dirumah sakit
Gizi memberikan Diit ±1000 ml/hari
makanan halus, klien tidak
mau makan dan hanya
minum ASI ±9 x dan susu
formula ±240 cc/hari.
Pola Eliminasi Ibu Klien mengataka Ibu klien mengatakan
kebiasaan klien kebiasaan klien BAK dirumah
BAK di rumah ± 6x/hari, 7x/hari, warna kuning jernih,
warna kuning jernih, dan dan BAB 1x/hari, warna
BAB kuning dan khas bau feses.
2x/hari, warna kuning dan Ketika di rmah sakit ibu klien
khas bau feses. Ketika di mengatakan klien BAK 4x/hari
rumah sakit klien dan selama 1 hari di Rumah
mengatakan Sakit klien blum BAB.
BAK 2x/hari(pempres) dan
BAB 1x/hari.
Pola istirahat-tidur Ibu klien mengatakan klien Ibu klien mengatakan klien
istirahat tidur di rumah 8 -10 istirahat dan tidur ± 10
jam/hari dengan jam/hari dengan perlengkapan
perlengkapan dan dan penerangan yang baik.
penerangan yang baik. Ketika dirumah sakit ibu klien
Ketika di rumah sakit ibu mengatakan klien istirahat dan
klien mengatakan klien tidur ±5 jam.
sering rewel dan tidur 3-4
jam/hari.
Pola aktifitas Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan aktivitas
aktivitas klien di rumah dan klien di rumah dan di rumah
di rumah sakit di bantu ibu sakit di bantu ibu dan keluarga
dan keluarga klien. klien.
45
S 381OC 379OC
N 100x/menit 130x/menit
TD - -
RR 50x/menit 40x/menit
GGS 4-5-6 4-5-6
Kesadaran Compasmetis, CRT < 2 detik Compasmetis, CRT < 2 detik
Lemah. Lemah.
Keadaan umum Demam+ batuk+ sesak+ Demam+ batuk+ BAB BAK+
mual muntah+ BAB BAK+. sesak-, disertai ruam merah di
seluruh tubuh dan bibih pecah-
pecah.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik pada An. I Pemeriksaan Diagnostik pada An. A
1. Laboratorium : Terlampir 1. Laboratorium : Terlampir
2. Pemeriksaan laboratorium 2. Pemeriksaan laboratorium tanggal
tanggal : 08-02-2017 : 08-02-2017
Klien 2
Data subjectif: ibu klien Virus,bakteri,jamur Bersihan jalan napas
mengatakan klien mengalami tidak efektif
batuk dan batuknya terdengar
grok-grok. Invasi saluran napas atas
Data objectif:
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis Kuman berlebih di bronkus
GCS 4-5-6, CRT < 2 detik
Nampak batuk berdahak
Suara napas : Proses peradangan
auskultasi: ronki dan perkusi:
hipersonor.
RR : 40x/menit Akumulasi secret di bronkus
Suhu : 379oC
Nadi : 130x/menit
Klien Nampak lemah, tidak Bersihan jalan napas tidak
rewel, akral hangat. efektif
Mukosa bibir kering, bibir
pecah-pecah.
Tidak terpasang oksigen.
49
Klien 2:
sumbatan
keluar dari
jalan nafas
4.1.6 IMPLEMNTASI
Klien 1 ( An. I )
IMPLEMENTASI
Waktu Hari/tanggal waktu Hari/tanggal waktu Hari/tanggal Paraf
09-02-2017 10-02-2017 11-02-2017
14.00 Membiina 14.00 Memonitoring 14.00 Memonitoring suara
hubungan saling suara napas klien napas klien dengan
percaya pada dengan auskultasi. auskultasi. Suara
pasien dan ronki. vesikuler
keluarga pasien 14.15 Memberi edukasi 14.20 Memberi edukasi
untuk menjalin mengenai ISPA mengenai ISPA pada
kerja sama yang pada ibu klien. ibu klien
baik dan 14.40 Memposisikan 14.25 Memposisikan klien
14.10 Berkomunikasi klien senyaman senyaman mungkin
terapiutik. mungkin 14.30 Monitoring TTV
14.15 Member i edukasi 14.50 Monitoring TTV klien. RR: 30x/menit,
mengenai ISPA klien. RR: nadi: 120x/menit,
pada ibu klien 42x/menit, nadi: suhu: 374 OC
14.30 Memposisikan 100x/menit, suhu: 17.00 Berkolaborasi dalam
klien senyaman 379 OC pemberian terapi:
mungkin. 17.00 Berkolaborasi Infuse D5 ¼ ns 850
14.35 Memonitoring dalam pemberian cc/24 jam
suara napas klien terapi: O2 nasal 3 lpm
dengan auskultasi. Infuse D5 ¼ ns Nebulizer : ventolin
Suara napas: 850 cc/24 jam 1 cc+ Ns 2cc
vesikuler basah O2 nasal 3 lpm Flumicil 1/2
disertai ronki Nebulizer : tablet/oral
Monitoring TTV ventolin 1 cc+ Ns Vicilin 250 mg/IV
klien. RR: 2cc
50x/menit, nadi: Flumicil 1/2
100x/menit, tablet/oral
suhu:381 OC Vicilin 250 mg/IV
17.10 Berkolaborasi
dalam pemberian
terapi:
Infuse D5 ¼ ns
850 cc/24 jam
O2 nasal 3 lpm
Nebulizer :
ventolin 1 cc+ Ns
2cc
Flumicil 1/2
tablet/oral
L-Bio 1/2
tablet/oral
Zinc 1/2 tablet /
oral
Vicilin 250 mg/IV
53
Klien 2 ( An. A)
IMPLEMENTASI
Waktu Hari/tanggal waktu Hari/tanggal waktu Hari/tanggal Paraf
09-02-2017 10-02-2017 11-02-2017
15.30 Membiina 15.45 Memberikan 15.20 Memberikan
hubungan saling edukasi pada edukasi pada
percaya pada keluarga keluarga
pasien dan 16.15 Mengajarkan 15.30 Mengajarkan
keluarga pasien teknik batuk teknik batuk
untuk menjalin efektif efektif
kerja sama yang 16.35 Memposisikan 15.40 Memposisikan
baik dan klien semifowler klien semifowler
komunikasi 16.40 Memonitoring 15.50 Memonitoring
terapiutik. suara napas klien suara napas klien
15.35 Memberikan dengan dengan
edukasi auskultasi. ronki. auskultasi. ronki.
mengenai ISPA 16.45 Monitoring TTV 16.15 Monitoring TTV
pada ibu klien. klien. RR: klien. RR:
15.50 Mengajarkan 35x/menit, nadi: 30x/menit, nadi:
teknik batuk 100x/menit, 98x/menit, suhu:
efektif suhu: 381 OC 371 OC
16.15 memposisikan 17.15 Berkolaborasi 17.00 Berkolaborasi
klien semifowler dalam pemberian dalam pemberian
16.20 Memonitoring terapi: terapi:
suara napas Infuse: Wida Infuse: Wida
klien dengan KDN 1 500cc/24 KDN 1 500cc/24
auskultasi. jam jam
Suara napas: Nebulizer: Nebulizer:
ronki ventolin 2cc + ventolin 2cc +
16.30 Monitoring TTV NaCl 2cc NaCl 2cc
klien. RR: Ambroxsol Ambroxsol
40x/menit, nadi: syrup/oral syrup/oral
130x/menit, Sanbe kid/oral Sanbe kid/oral
suhu:379 OC Antrain 110 Antrain 110
17.00 Berkolaborasi mg/IV mg/IV
dalam
pemberian
terapi:
Infuse: Wida
KDN 1
500cc/24 jam
Nebulizer:
ventolin 2cc +
NaCl 2cc
Ambroxsol
syrup/oral
Sanbe kid/oral
Antrain 110
mg/IV
Vitamin A
200.000/IV
54
4.1.7 EVALUASI
Klien 2 (An. A) S: Ibu klien mengatakan S: Ibu klien mengatak klien S: Ibu klien mengatakan
klien masih batuk dan masih batuk tetapi tidak batuk klien sudah reda.
demam dan batuknya masih terdengar grok-grok. O:
terdengar grok-grok. O: Keadaan umum : baik
O: Keadaan umum : cukup Kesadaran : composmentis
Keadaan umum : lemah Kesadaran : composmentis GCS 4-5-6, CRT < 2 detik
Kesadaran : composmentis GCS 4-5-6, CRT < 2 detik Batuk nampak berkurang
GCS 4-5-6, CRT < 2 detik Klien nampak batuk Suara napas :
Nampak batuk berdahak Suara napas : auskultasi: vesikuler
Suara napas : auskultasi: ronki RR : 28x/menit
auskultasi: ronki dan RR : 38x/menit Suhu : 361 oC
perkusi: hipersonor. Suhu : 372 oC Nadi : 90x/menit
RR : 40x/menit Nadi : 100x/menit Klien Nampak baik, tidak
55
1.1 PEMBAHASAN
antara tinjauan kasus dengan tinjauan teori dalam “Asuhan Keperawatan Klien
di Ruang Anak RSUD Bangil Pasuruan. Selain itu penulis akan membahas
4.2.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
batuk, akan tetapi batuk yang dialami lebih lama klien 1 dari pada klien 2.
karena klien 1 masih bayi berumur 8 bulan. Sistem imum pada bayi belum
lambat karena sistem imum tidak bekerja secara sempurna untuk melawan
pertama menyerang bayi karena kekebalan tubuh yang di alami oleh bayi
belum terbentuk sempurna sehingga saat sistem imun menurun dan infeksi
terhadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara sangat
tergantung pada 3 unsur alamiah yang selalu terdapat pada orang sehat,
yaitu: utuhnya epitel mukosa dan gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan
masuk bagi virus. Hal ini dapat terjadi pada kondisi yang penuh sesak.
adalah lapisan epitel dari saluran nafas akibatnya akan terjadi radang, dan
batuk untuk mengeluarkan virus, dan klien akan mengalami pilek karena
respon tubuh terhadap virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh akan
3. Data Objektif
klien 1 merasakan sesak napas dan batuk tetapi klien 2 tidak merasakan
Menerut peneliti dari data objektif pada klien 2, tidak terdapat respon
Menurut (arif muttaqin 2008) sesak terjadi karena adannya infeksi virus
dan bakteri. Faktor utama yang berperan timbulnya sesak adalah infeksi
sesak napas
58
4. Pemeriksaan Diagnostik
yang tinggi. Dan tidak di temukan perbedaan antara kedua klien. Kadar
leukosit(WBC) yang tiggi ini di picu karena adanya proses infeksi virus
atau bakteri.
indikasi dari infeksi penyakit tertentu seperti infeksi bakteri, virus atau
5. Intervensi Keperawatan
pernafasan: ventilasi: pergerakan udara yang masuk dan keluar dan paru.
praktik.
6. Implementasi Keperawatan
+ 2cc NaCl dan klien 2 mendapatkan Nebulizer: ventolin 2cc + NaCl 2cc.
yang berbeda karena klien 1 dan klien 2 memiliki usia yang berbeda. Dan
pemberian dosis obat di berikan sesuai dengan hitungan umur dan berat
7. Evaluasi Keperawatan
keadaan klien membaik, GCS 4-5-6, CRT < 2 detik, batuk berkurang,
suara napas vesikuler, hidung bersih, tidak terdapat tarikan dinding dada,
pola napas teratur dan RR normal klien 1 RR: 30x/menit , klien 2 RR:
28x/menit.
60
peningkatan yang baik di tandai dengan batuk berkurang, tidak sesak, dan
berkurang bahkan tidak batuk, hidung bersih, tidak sesak, suara napas
vesikuler . karena klien mematuhi terapi yang di berikan, tidak rewel dan
dan dukungan.
61
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
mengalami ISPA pada An. I dan An. A dengan masala dengan masalah
a. Hasil pengkajian pada klien yang mengalami ISPA pada An.I dan
mengatakan batuk, akan tetapi batuk yang dialami lebih lama klien 1
61
62
Monitor repirasi dan status O2, dan Kolaborasi dengan tim medis lain
yang bagus dibuktikan oleh keadaan umum klien baik, tidak batuk
hidung bersih, tidak sesak, suara napas vesikuler, tidak ada tarikan
5.2 SARAN
2. Bagi Perawat
Hockenberry, Marilyn J., and David Wilson (ed). 2013. Wong’s Essentials of
Pediatric Nursing. United States of America : Mosby Elsevier
Saputri. (2013). Asuhan Kebidanaan Pada An. A Umur 4 Bulan Dengan ISPA
Sedang Di RSUD Dr Moerwardi Surakarta, STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
Sir Roy Meadow & Simon J. Newel, “Lecture Notes: Pediatrika”, Jakarta:
Erlangga, 2005, Edisi ketujuh.
Ziady, L E., dan Nico Small. (2006). Prevent and Control Infection : Application
Made Easy. South Africa : Juta and Company Ltd.
JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN Th. 2016
No Kegiatan Bulan
Septemb Desembe Januar Februari Maret April
er r i
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pendaftaran Mahasiswa Peserta Studi Kasus
2 Pembimbingan Proposal Studi Kasus
3 Pendaftaran Ujian Proposal Studi Kasus
4 Ujian Proposal Studi Kasus
5 Revisi Proposal Studi Kasus
6 Pengambilan dan pengolahan data
7 Pembimbingan Hasil
8 Pendaftaran Ujian Sidang Studi Kasus
9 Ujian Sidang Studi Kasus
10 Revisi Studi Kasus dan Pengumpulan Studi Kasus
FORMAT PENGKAJIAN HEAD TO TOE
A. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Penanggung jawab biaya
:
Umur : Nama :
Jenis Kelamin : Alamat :
Pendidikan : Hub dengan px :
Pekerjaan : No telp :
Agama :
Suku/Bangsa :
Status Perkawinan :
Alamat :
A. KELUHAN UTAMA
Persendian
Nyeri tekan : ya/ tidak lainnya :
L. GENETALIA
Inspeksi :
Rambut pubis : lesi : ada/ tidak
Cairan pus : ada tidak skrotum :
Palpasi :
Nyeri tekan : ya/ tidak
M. NYERI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B. PERSONAL HYGIENE
Di rumah Di RS
Mandi :
Keramas:
Gosok gigi :
Ganti pakaian :
C. NUTRISI
Di rumah Di RS
Makan :
Minum :
D. ELIMINASI
Di rumah Di RS
Frekuensi BAB :
Konsistensi :
Warna :
Bau :
Frekuensi BAK :
Warna :
Konsistensi :
Bau :
E. SEKSUALITAS
Di rumah Di RS
F. PSIKOSOSIAL
Hubungan dengan keluarga :
G. SPIRITUAL
Di rumah Di RS
Ibadah :
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
ANALISA DATA
DS :
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
HARI/ NO
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF
TANGGAL DIAGNOSA
EVALUASI
PARAF
S:
O:
A:
P: