Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PANCASILA

KONTROVERSI PENGESAHAN RUU KUHP


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila
Yang Dibina Oleh
Bapak Roedy Susanto, ST., M.Sos.

DisusunOleh :

Hidayatul Munawaroh (P17410201003)


Nur Baity Rahma R (P17410201006)
Shafira Mutiara Widhiani (P17410201009)
Washita Nouvaliza Hasyah (P17410201012)
Nadia Syalwa (P17410201017)
Angels Nadaa Regita (P17410201020)
Iqbal Hardinansyah (P17410201021)
Dhea Ardenia Agustin Y (P17410201024)
Anissa Ayu Andara (P17410201027)
Rifki Brilian Susanti (P17410201031)
Nadila Intan Maharani (P17410201034)
Laila Risqiyah (P17410201038)
Tri Rizkiya Sawai (P17410201041)
Larasati Putri Subagyo (P17410201044)
Hikmaturrohmah Arni Nuzulil U (P17410201048)
Anis Zuhufah (P17410201051)
Ilham Aris Sukoco (P17410201052)
Annastasya Riezky A (P17410201057)
Lola Asty Munika (P17410201059)

KELAS 1A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
D-III RMIK
September
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugasmakalah yang berjudul “KontroversiPengesahan
RUU KUHP” ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari Bapak Roedy Susanto, ST., M.Sos. pada mata kuliah Pancasila.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang RUU KUHP bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada BapakRoedy Susanto, ST.,


M.Sos.,selaku dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritikdan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 6 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 4

A. Latar Belakang.................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 4
C. Tujuan............................................................................................................................... 5
BAB II ISI............................................................................................................................... 6

1. Pasal Penghinaan Presiden dan Wakil Presiden.....................................................................6


2. Pasal Perzinaan (KumpulKebo)...............................................................................................7
3. Pasal tentang Menujukan Alat Kontrasepsi............................................................................7
4. Pasal Pembiaran Unggas...........................................................................................................7
5. Pasal Tentang Gelandangan......................................................................................................8
6. Pasal Tentang Arbosi................................................................................................................8
7. Pasal Tentang Korupsi..............................................................................................................8
8. Pasal Tentang Santet.................................................................................................................8
9. Pasal Penistaan Agama.............................................................................................................9
10.Pasal Tentang Kebebasan Pers danBerpendapat....................................................................9
11.HukumAdat................................................................................................................................9
BAB III KESIMPULAN .................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang berbentuk nergara republik yang
memiliki pemimpin negara yaitu presiden, sedangkan sistem pemerintahan yang dianut
Indonesia adalah sistem pemerintahan demokrasi dimana rakyat yang memerintah (dari
rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat). Dengan total 72juta masyarakat yang berdomisili di
Indonesia, maka agar dapat menata setiap masyarakat yang ada pemerintah mengeluarkan
suatu perundang- undangan. Dimana setiap undang-undang yang ada di Indonesia dibuat
dalam berbagai macam dengan tujuan tertentu yang telah sesuai dengan apa yang diatur.
Undang-undang yang ada di Indonesia antara lain yaitu, UU KUHPerdata dan UU KPK, dll.

B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia saat ini adalah masalah
tentang pembaharuan/pergantian Undang-undang KUHPerdata dan Undang-undang
KPK yang diduga memiliki pasal-pasal yang menyeleweng dari dasar negara kita yaitu
Pancasila. Terdapat banyak pasal-pasal yang tdak masuk akal yang dimasukkan ke dalam
Rancangan Undang-Undang ataupun sebagai pengganti dari Undang-undang yang lama.
Beberapa pasal yang memiliki kontroversi di masyarakat:
1. Pasal Penghinaan Presiden dan Wakil Presiden
2.Pasal Perzinaan (Kumpul Kebo
3. Pasal tentang Menujukan Alat Kontrasepsi
4. Pasal Pembiaran Unggas
5. Pasal Tentang Gelandangan
6. Pasal Tentang Arbosi
7. Pasal Tentang Korupsi
8. Pasal Tentang Santet
9. Pasal Penistaan Agama
10. Pasal Tentang Kebebasan Pers dan Berpendapat
11. Hukum Adat

Beberapa pasal tersebut merupakan pasal-pasal yang terdapat dalam RUU KUHP baru
yang memicu polemik di masyarakat saat ini. Masyarakat merasa heran kenapa
harus menerbitkan pasal-pasal yang tidak jelas seperti itu. Akhirnya masyarakat
berserta perkumpulan seluruh mahasiswa se-Indonesia menyerukan aksi menolak pengesahan
RUU KUHP dan RUU KPK yang baru. Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di seluruh
tanah air dilakukan atas respons terhadap isu-isu terkini yang dinilai akan merugikan
masyarakat dan kehidupan demokrasi di Indonesia. Mahasiswa menolak pengesahan sejumlah
rancangan undang-undang, satu di antaranya RUU KUHP, dan menolak UU KPK yang baru
saja disahkan DPR. Mereka menilai UU KPK yang baru bakal melemahkan
pemberantasan korupsi di tanah air. Sebab, sejumlah 'kelebihan' KPK dipreteli di UU yang
baru, semisal penyadapan, operasi tangkap tangan yang harus meminta izin
Dewan Pengawas, dan lainnya.

Sementara, pengesahan RUU KUHP bakal membawa mundur demokrasi di


Indonesia. Sebab, sejumlah pasal di RUU KUHP dinilai mereka bertentangan dengan
kebebasan berpendapat dan demokrasi. Demonstrasi yang digelar hampir di seluruh wilayah
Indonesia itu masif terjadi hingga kini. Para mahasiswa memiliki beberapa tuntutan kepada
DPR selaku badan pemerintahan negara yang bertugas untuk membuat ataupun
memperbaharui undang-undang. Tuntutan ini juga ditujukan kepada presiden selaku kepala
negara yang akan mengesahkan RUU tersebut.
Ada tujuh poin tuntutan mahasiswa kepada pemerintah dan DPR. Tujuh tuntutan itu antara
lain:
1. Mendesak penundaan dan pembahasan ulang pasal-pasal yang bermasalah dalam RUU
KUHP.
2. Mendesak pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan
menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia.
3. Menuntut negara untuk mengusut dan mengadili elite-elite yang bertanggungjawab tas
kerusakan lingkungan di Indonesia.
4. Menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada
pekerja.
5. Menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk
penghianatan terhadap semangat reforma agraria.
6. Mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
7. Mendorong proses demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan
aktivis di berbagai sektor.

Para mahasiswa menuntut sebuah keadilan dalam negeri ini. Dengan perubahan pasal-
pasal dalam RUU KUHP dan RUU KPK yang dinilai melemahkan hukum di negara.
Mahasiswa yang di bantu oleh masyarakat mendorong pemerintah untuk tidak
mengesahkan RUU tersebut. Pemerintah wajib meninjau ulang seluruh pasal-pasal yang
terdapat dalam RUU KUHP dan RUU KPK.

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa alasan RUU KUHP dibuat.
2. Mengetahui pasal pasal kontroversial.
3. Menghentikan rancangan RUU KUHP agar tidak disahkan.
BAB II

ISI

KUHP atau Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah peraturan perundang-


undangan yang mengatur mengenai perbuatan pidana secara materiil di Indonesia. KUHP
yang sekarang diberlakukan adalah KUHP yang bersumber dari hukum kolonial Belanda,
yakni Wetboek van Strafrecht voor Nederlands-Indië. Pengesahannya dilakukan
melalui Staatsblad Tahun 1915 nomor 732 dan mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1918.
Setelah kemerdekaan, KUHP tetap diberlakukan disertai penyelarasan kondisi berupa
pencabutan pasal-pasal yang tidak lagi relevan.

Permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia saat ini adalah masalah tentang
pembaharuan/pergantian Undang-undang KUHPerdata dan Undang-undang KPK yang
diduga memiliki pasal-pasal yang menyeleweng dari dasar negara kita yaitu Pancasila.
Terdapat banyak pasal-pasal yang tdak masuk akal yang dimasukkan ke dalam Rancangan
Undang-Undang ataupun sebagai pengganti dari Undang-undang yanglama.
Beberapa pasal yang memiliki kontroversi di masyarakat:

1. Pasal Penghinaan Presiden dan Wakil Presiden

Yakni terkait pasal-pasal penyerangan kehormatan atau harkat dan martabat


presiden dan wakil presiden yang diatur dalam pasal 218 sampai220.
Salah satu pasalnya yang menjadi sorotan adalah pasal 219 yang berbunyi:

“Setia orang yang menyiarkan, mempertunjukan, atau menempelkan tulisan atau


gambar sehingga terlihat oleh umum, memperdengarkan rekaman sehingga
terdengar oleh umum, atau menyebarluaskan dengan sarana teknologi informasi
yang berisi penyerangan kehormatan atau harkat dan martabat terhadap presiden
dan wakil presiden dengan maksud agar isinya diketahui atau lebih diketahui
umum dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun 6 (enam) bulan
atau pidana denda paling banyak kategori IV.
2. Pasal Perzinaan (KumpulKebo)

Dimana dalam pasal 417 ayat 1 setiap orang yang melakukan persetubuhan dengan
orang lain yang bukan suami atau istri dipidana karena perzinaan dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun atau dengan pidana berupa denda kategori II.
Pada ayat 2 tindak pidana perzinaan tidak dilakukan penuntutan kecuali atas
pengaduan suami, istri, orang tua, atau anaknya.
Pada pasal 418 ayat 1 laki-laki yang bersetubuh dengan seorang perempuan yang
bukan istrinya dengan persetujuan perempuan tersebut karena janji akan dikawini,
kemudian mengingkari janji tersebut dapat dipidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun atau denda paling banyak kategori III.
Pada pasal 418 ayat 2 dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan kehamilan dan laki-laki tersebut tidak bersedia mengawini atau ada
halangan untuk kawin yang diketahuinya menurut peraturan perundang-undangan di
bidang perkawinan dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling
banyak kategori IV. Proses hukum hanya bisa dilakukan atas pengaduan yang
dijanjikan akan dikawini.
Pada pasal 419 ayat 1 setiap orang yang melakukan hidup bersama sebagai suami istri
diluar perkawinan dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan atau
pidana denda paling banyak kategori II.
Pada pasal 419 ayat 2 tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dilakukan penuntutan kecuali atas pengaduan suami, istri, orangtua, atau anaknya.
Ayat 3 pengaduan dapat juga diajukan oleh kepala desa atau dengan sebutan lainnya
sepanjang tidak terdapatkeberatan dari suami,istri, orang tua, atau anaknya.
3. Pasal tentang Menujukan Alat Kontrasepsi

Pasal 414 tentang mempertunjukkan alat pencegah kehamilan dan alat pengguguran
kandungan. Bunyi pasal 414 “Setiap orang yang secara terang-terangan
mempertunjukkan, menawarkan, menyiarkan tulisan, atau menunjukkan untuk dapat
memperoleh alat pencegah kehamilan kepada anak dapat dipidana dengan pidana
denda paling banyak kategori I.
4. Pasal Pembiaran Unggas

Pasal 278 terkait gangguan terhadap tanah, benih, tanaman, dan pekarangan. Pasal
tersebut berbunyi:
“Barang siapa tanpa wewenang membiarkan ungags ternaknya berjalan di kebun,
ditanah yang sudah ditaburi, digali, atau ditanami, diancam dengan pidana denda
paling banyak da ratus dua puluh lima rupiah. Setiap orang yang membiarkan ungags
yang diternaknya berjalan di kebun atau tanah yang telah ditaburi benih atau tanaman
milik orang lain dipidana dengan denda paling banyak kategori II.
5. Pasal Tentang Gelandangan

Pada pasal 431 tertulis: “Setiap orang yang bergelandangan di jalan atau di tempat
umum yang mengganggu ketertiban umum dipidana dengan pidana denda paling
banyak kategori I.
6. Pasal Tentang Arbosi

Pada pasal 471 tentang pengguguran kandungan, yang berbunyi: (1) Setiap orang
yang menggugurkan atau mematikan kandungan seorang perempuan dengan
persetujuan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)tahun.
Pasal tindak

7. Pasal Tentang Korupsi

Pasal tindak pidana korupsi yang diatur dalam RUU KUHP diatur dalam pasal ^)$
yang berbunyi: “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan denda paling sedikit kategori II dan paling banyak kategori VI”. Pasal
tersebut menuai kontroversi bagi masyarakat dikarenakan hukuman bagi para
koruptor turun menjadi 2 tahun paling sedikit. Hukuman tersebut lebih ringan
daripada KUHP yang lama, yakni hukuman bagi para koruptor paling sedikit adalah 6
tahun penjara/
8. Pasal Tentang Santet

Tindakan santet bagi orang yang menawarkan jasa praktik ilmu hitam bisa diancam
pidana. Hal itu tertuang dalam pasal RUU KUHP 252. Bunyi dari pasal 252 ayat 1:
“Setiap orang yang menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahuakn,
memberikan harapan, menawarkan, atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain
bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan penyakit, kematian, ataupenderitaan
mental atau fisik seseorang dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun atau pidana denda paling banyak kategori IV”.
9. Pasal Penistaan Agama

Dalam pasal RUU KUHP 304 tantang penodaan agama seseorang bisa dipidana
selama 5 (lima) tahun lamanya. Hal tersebut berlaku bagi orang yang menyiarkan,
menunjukkan, menempelkan tulisan, gambar, atau rekaman, serta
menyebarluaskannya melalui kanal elektronik. Bunyi dari RUU KUHP pasal 304:
“Setiap orang di muka umum yang menyatakan perasaan atau melakukan perbuatan
bersifat permusuhan atau penodaan terhadap agama yang dianut di Indonesia dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak kategori
V”.
10. Pasal Tentang Kebebasan Pers danBerpendapat

Kebebasan pers dan berpendapat mendapat ancaman dikarenakan ada beberapa pasal
yang seperti pasal karet.
11. HukumAdat

Hukum adat menjadi salah satu pasal RUU KUHP yang kontroversi karena
pelanggaran hukum adat di masyarakat bisa mendapatkan hukuman pidana.

Beberapa pasal tersebut merupakan pasal-pasal yang terdapat dalam RUU KUHP baru
yang memicu polemik di masyarakat saat ini. Masyarakat merasa heran kenapa harus
menerbitkan pasal-pasal yang tidak jelas seperti itu. Akhirnya masyarakat berserta
perkumpulan seluruh mahasiswa se-Indonesia menyerukan aksi menolak pengesahan RUU
KUHP dan RUU KPK yang baru. Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di seluruh tanah air
dilakukan atas respons terhadap isu-isu terkini yang dinilai akan merugikan masyarakat dan
kehidupan demokrasi di Indonesia.
Mahasiswa menolak pengesahan sejumlah rancangan undang-undang, satu di antaranya
RUU KUHP, dan menolak UU KPK yang baru saja disahkan DPR. Mereka menilai UU
KPK yang baru bakal melemahkan pemberantasan korupsi di tanah air. Sebab, sejumlah
'kelebihan' KPK dipreteli di UU yang baru, semisal penyadapan, operasi tangkap tangan yang
harus meminta izin Dewan Pengawas, dan lainnya. Sementara, pengesahan RUU KUHP bakal
membawa mundur demokrasi di Indonesia. Sebab, sejumlah pasal di RUU KUHP dinilai
mereka bertentangan dengan kebebasan berpendapat dan demokrasi. Demonstrasi yang digelar
hampir diseluruh
wilayah Indonesia itu masif terjadi hingga kini. Para mahasiswa memiliki beberapa tuntutan
kepada DPR selaku badan pemerintahan negara yang bertugas untuk membuat ataupun
memperbaharui undang-undang. Tuntutan ini juga ditujukan kepada presiden selaku kepala
negara yang akan mengesahkan RUU tersebut.
Ada tujuh poin tuntutan mahasiswa kepada pemerintah dan DPR. Tujuh tuntutan itu antara
lain:
1. Mendesak penundaan dan pembahasan ulang pasal-pasal yang bermasalah dalam
RUUKUHP.
2. Mendesak pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan
menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia.
3. Menuntut negara untuk mengusut dan mengadili elite-elite yang bertanggungjawab
atas kerusakan lingkungan diIndonesia.
4. Menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak
pada pekerja.
5. Menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk
penghianatan terhadap semangat reformaagraria.
6. Mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual(PKS).
7. Mendorong proses demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis
di berbagaisektor.
Para mahasiswa menuntut sebuah keadilan dalam negeri ini. Dengan perubahan pasal-
pasal dalam RUU KUHP dan RUU KPK yang dinilai melemahkan hukum di negara.
Mahasiswa yang di bantu oleh masyarakat mendorong pemerintah untuk tidak mengesahkan
RUU tersebut. Pemerintah wajib meninjau ulang seluruh pasal-pasal yang terdapat dalam
RUU KUHP dan RUU KPK.
BAB III
KESIMPULAN

Pada dasarnya RUU KUHP di buat untuk kepentingan rakyat akan tetapi RUU
KUHP tersebut mengundang banyak polemik rakyat kerena isi pasal-pasalnya.
Permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia saat ini adalah masalah tentang
pembaharuan/pergantian Undang-undang KUHPerdata dan Undang-undang KPK yang
diduga memiliki pasal-pasal yang menyeleweng dari dasar negara kita yaitu Pancasila. Ada
beberapa pasal yang kontroversial di masyarakat seperti pasal penghinaan presiden dan
wakilpresiden,pasal tentang menujukan alat kontrasepsi, pasal pembiaran unggas, pasal
tentang gelandangan, pasal tentang aborsi, pasal tentang korupsi, pasal tentang santet, pasal
penistaan agama, pasal tentang kebebasan pers dan berpendapat dan hukum adat.

Pasal-pasal tersebut dianggap tidak relevan dengan dasar negara. Maka dari itu
rakyat menentang keputusan DPR tersebut. Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di
seluruh tanah air dilakukan atas respons terhadap isu-isu terkini yang dinilai akan
merugikan masyarakat dan kehidupan demokrasi di Indonesia. Mahasiswa menolak
pengesahan sejumlah rancangan undang-undang tersebut. Tuntutan ini juga ditujukan
kepada presiden selaku kepala negara yang akan mengesahkan RUU tersebut. Ada tujuh
poin tuntutan mahasiswa kepada pemerintah dan DPR.
Mahasiswa yang di bantu oleh masyarakat mendorong pemerintah untuk tidak
mengesahkan RUU tersebut. Dengan demikian seharusnya pemerintah lebih
mendengarkan aspirasi rakyat dengan meninjau ulang seluruh pasal-pasal yang terdapat
dalam RUU KUHP dan RUU KPK.
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, M. P. (2019). Polemik Perubahan Ruu Kuhp Dan Ruu Kpk.

Soelistyo, L. T. D. Konsep Tindak Pidana Korupsi Dalam Ruu Kpk Dan Ruu Kuhp.

Priambada, M. Y. Pengaruh Tragedi Kontroversi Ruu Kuhp Terhadap Semangat Jiwa


Nasionalisme Pemuda.

Anda mungkin juga menyukai