Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA KULIAH PERPAJAKAN

“PERHITUNGAN PPH 21/26 UNTUK KARYAWAN TETAP YANG MENERIMA


PENGHASILAN TERATUR DAN TIDAK TERATUR, PERHITUNGAN PPH 21
UNTUK KARYAWAN YANG BEKERJA TIDAK SETAHUN PENUH DAN
PERHITUNGAN PPH 21 UNTUK KARYAWATI”

DOSEN PENGAMPU:

Sondang Aida Silalahi SE. M.Si

DISUSUN OLEH :

Marrysabell Natalita Sitepu (7193342026)


Widya Utari (7193342004)
Annisa Kartika Safira (7181142022)
Gabriel Philip Naibaho (7193142007)

FAKULTAS EKONOMI

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TA .2020/ 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas PERPAJAKAN yang
berjudul “Perhitungan Pph 21/26 Untuk Karyawan Tetap Yang Menerima Penghasilan Teratur
Dan Tidak Teratur, Perhitungan Pph 21 Untuk Karyawan Yang Bekerja Tidak Setahun Penuh
Dan Perhitungan pph 21 Untuk Karyawati” dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas
mata kuliah Perpajakan. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi semua
orang.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Atas segala perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.

Medan, 19 September 2020

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN 

A.    Latar Belakang Masalah .........................................................................................1

B.    Rumusan Masalah ..................................................................................................1

C.    Tujuan Penulisan ....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN 

A.    Perhitungan PPh 21 untuk Karyawan Tetap yang Menerima Gaji dan Bonus ...... 2

B.    Perhitungan PPh 21 untuk Karyawan Tetap yang Bekerja Tidak Setahun Penuh . .

C.    Perhitungan PPh 21 untuk Karyawati yang Menerima Gaji dan Bonus .................

D.    Perhitungan PPh 21 untuk Karyawati yang Bekerja Tidak Setahun Penuh  ...........

BAB III PENUTUP 

A.    Kesimpulan .............................................................................................................

B.    Saran ........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA 

iii
1

BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 7 Tahun 1984tentang Pajak Penghasilan (PPh) berlaku sejak
januari 1984. Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali
diubah dengan undang-undang Nomor 36 Tahun 2008.Undang-undang Pajak Penghasilan
(PPh) mengatur pengenaan Pajak Penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak tersebut dikenai
pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan, dalam unddang-undang PPh disebut
wajib pajak.Undang-Undang PPh menganut asas Materiil, artinya penentuan mengenai pajak
yang terutang tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak. Oleh karena itu dalam makalah
ini kelompok kami menjabarkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pajak penghasilan
dimana didalamnya termuat beberapa bahasan yaitu mengenai subjek pajak yang dikenakan
dalam pajak penghasilan, objek pajak penghasilan serta mekanisme pemajakan dan
pemungutan pajak penghasilan. Pajak penghasilan dikenakan kepada Wajib Pajak badan atau
wajib pajak orang pribadi pada tingkat penghasilan tertentu.

B. Rumusan Masalah
 Cara Perhitungan PPh 21 untuk karyawan tetap yang menerima gaji dan bonus
 Cara Perhitungan PPh 21 untuk karyawan tetap yang bekerja tidak setahun penuh 
 Cara Perhitungan PPh 21 untuk karyawati yang menerima gaji dan bonus
 Cara Perhitungan PPh 21 untuk karyawati yang bekerja tidak setahun penuh

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
 Mengetahui Perhitungan PPh 21 untuk karyawan tetap yang menerima gaji dan bonus
 Mengetahui Perhitungan PPh 21 untuk karyawan tetap yang bekerja tidak setahun penuh 
 Mengetahui Perhitungan PPh 21 untuk karyawati yang menerima gaji dan bonus
 Mengetahui Perhitungan PPh 21 untuk karyawati yang bekerja tidak setahun penuh
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perhitungan PPh 21 Untuk Karyawan Tetap yang Menerima Gaji dan Bonus
Contoh soal :
Joko (tidak kawin) bekerja pada PT Gandaria dengan memperoleh gaji sebesar
Rp6.000.000,00 sebulan. Pada bulan Maret 20xx Joko memperoleh bonus sebesar
Rp5.000.000,00 sehingga pada bulan Maret 20xx Joko memperoleh penghasilan
berupa gaji sebesar Rp2.500.000,00 dan bonus sebesar Rp5.000.000,00. Setiap
bulannya Joko membayar iuran pensiun ke dana Pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp60.000,00. Bila diminta menghitung
PPh 21 atas Bonus, maka cara menghitung PPh Pasal 21 atas bonus adalah:

Jawab :
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun):
Gaji Setahun (12 x Rp.6.000.000,00)
Rp.72.000.000,00
Bonus Rp. 5.000.000,00 (+)
Penghasilan Bruto Setahun Rp.77.000.000,00

Pengurangan :
 Biaya jabatan 5% x Rp.77.000.000,00 = Rp. 3.850.000,00
 Iuran pensiun setahun 12 x Rp.60.000.000,00 = Rp. 720.000,00 (+)
Rp. 4.570.000,00 (-)
Penghasilan Neto Setahun Rp.72.430.000,00

PTKP (TK/0) *PMK No 101 Th.2016


 Untuk WP Sendiri RP.54.000.000,00 (-)
Penghasilan kena pajak Rp.18.430.000,00

PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp.18.430.000,00 = Rp.921.500,00

PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun


Gaji setahun (12 x Rp.6.000.000,00)
Rp.72.000.000,00
3

Pengurangan :
 Biaya Jabatan 5% x Rp.72.000.000,00 = Rp.3.600.000,00
 Iuran pension setahun 12 x Rp.60.000,00 = Rp. 720.000,00 (+)
Rp.4.320.000,00 (-)
Penghasilan Neto setahun Rp.67.680.000,00

PTKP (TK/0) **PMK No 101 Th 2016


 Untuk WP sendiri Rp.54.000.000,00 (-)
Penghasilan kena pajak Rp.13.680.000,00

PPh Pasal 21terutang 5% x Rp.13.680.000,00 = Rp.684.000,00

PPh Pasal 21 atas Bonus


PPh pasal 21 atas Bonus adalah : Rp.921.500,00 – Rp.684.000,00 = Rp.237.500,00

B. Perhitungan PPh 21 Untuk Karyawan Tetap yang Bekerja Tidak Setahun Penuh
1. Jumlah penghasilan 1 tahun untuk karyawan yang keluar / berhenti ditengah
tahun
Normalnya perkiraan penghasilan 1 tahun adalah jumlah penghasilan teratur
dalam 1 bulan dikalikan 12. Tapi untuk karyawan yang berhenti ditengah tahun, jumlah
penghasilan 1 tahun adalah penghasilan dari bulan Januari sampai dengan bulan terakhir
karyawan resign tersebut menerima penghasilan.
Contoh : Jika karyawan tersebut terakhir bekerja dibulan April maka penghasilan 1
tahun adalah :

Penghasilan 1 tahun = Penghasilan Januari + penghasilan Februari + penghasilan Maret +


penghasilan April
2. Jika PPh 21 yang dipotong lebih besar dari PPh 21 yang terutang maka
selisihnya harus dikembalikan kepada karyawan
Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : PER-32/PJ/2015,

Pasal 14, Ayat 7 yang berbunyi : Dalam hal Pegawai Tetap berhenti bekerja sebelum

bulan Desember dan jumlah PPh Pasal 21 yang telah dipotong dalam tahun kalender
4

yang bersangkutan  lebih besar dari PPh Pasal 21 yang terutang untuk 1 (satu) tahun

pajak maka kelebihan PPh Pasal 21 yang telah dipotong tersebut dikembalikan kepada

Pegawai Tetap yang bersangkutan bersamaan dengan pemberian bukti pemotongan PPh

Pasal 21, paling lambat akhir bulan berikutnya setelah berhenti bekerja.

3. Bukti pemotongan PPh 21 harus diberikan paling lambat 1 bulan setelah

karyawan berhenti bekerja

Bagi anda yang resign ditengah tahun, anda berhak untuk meminta bukti

pemotongan PPh 21 paling lama 1 bulan setelah resign. Jangan takut untuk meminta hak

anda tersebut karena hal ini sudah dituliskan pada  Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor : PER-32/PJ/2015, Pasal 23, Ayat 2 yang berbunyi : Dalam hal Pegawai Tetap

berhenti bekerja sebelum bulan Desember, bukti pemotongan PPh Pasal 21 sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus diberikan paling lama 1 (satu) bulan setelah yang

bersangkutan berhenti bekerja.

Contoh soal :

Sulis Wibowo yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Mahakam Utama

di Yogyakarta. Sejak 1 Oktober 2016, yang bersangkutan berhenti bekerja di PT

Mahakam Utama. Sulis Wibowo setiap bulan memperoleh gaji sebesar Rp4.500.000,00

dan yang bersangkutan membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun yang

pendiriannya telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan sejumlah Rp 100.000,00

setiap bulan. Selama bekerja di PT Mahakam Utama, Sulis Wibowo hanya menerima

penghasilan berupa gaji saja.


5

Jawab :
Penghitungan PPh Pasal 21 yang dipotong setiap bulan :

Penghitungan PPh Pasal 21 yang terutang selama bekerja pada PT Mahakam Utama
dalam tahun kalender 2016 (s.d. bulan September 2016) dilakukan pada saat berhenti
bekerja :
6

Catatan : Kelebihan pemotongan PPh Pasal 21 sebesar Rp 391.250,00 dikembalikan


oleh PT Mahakam Utama kepada yang bersangkutan pada saat pemberian bukti
pemotongan PPh Pasal 21.

C. Perhitungan PPh 21 Untuk Karyawati yang Menerima Gaji dan Bonus


Contoh soal :
Karyawati Sita (tidak kawin) bekerja pada PT Putren dengan memperoleh
gaji sebesar Rp10.750.000,00 sebulan. Perusahaan ikut dalam program
jamsostek. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian
dan iuran Jaminan Hari Tua dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-
masing sebesar 1,00%, 0,30% dan 3,70% dari gaji. Sita membayar iuran
Pensiun Rp 50.000,00 dan iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji
7

untuk setiap bulan. Pada bulan April 20xx Sita memperoleh bonus sebesar
Rp4.000.000,00 sehingga pada bulan April 20xx Sita menerima pembayaran
berupa gaji sebesar sebesar Rp2.750.000,00 dan bonus sebesar
Rp4.000.000,00. Bila diminta menghitung PPh 21atas Bonus yang diterima
Sita, maka cara menghitung PPh Pasal 21 atas bonus adalah sebagai berikut:

Jawab :
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun):
Gaji Setahun (12 x Rp.10.750.000,00)
Rp.129.000.000,00
Bonus Rp. 4.000.000,00
Premi jaminan kecelakaan kerja 12 x Rp.107.500,00 = Rp.1.290.000,00
Premi jaminan kematian 12 x Rp.32.250,00 = Rp. 387.000,00 (+)
Rp. 1.677.000,00 (+)
Penghasilan Bruto Setahun Rp.134.677.000,00

Pengurangan :
 Biaya jabatan 5% x Rp.134.677.000,00 max diperkenankan = Rp. 6.000.000,00
 Iuran pensiun setahun 12 x Rp.50.000,00 = Rp. 600.000,00
 Iuran jaminan hari tua 12 x Rp.215.000,00 = Rp.2.580.000,00 (+)
Rp. 9.180.000,00 (-)
Penghasilan Neto Setahun Rp.125.497.000,00

PTKP (TK/0) *PMK No 101 Th.2016


 Untuk WP Sendiri RP.54.000.000,00 (-)
Penghasilan kena pajak Rp.71.497.000,00

PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp.50.000.000,00 = Rp.2.500.000,00


15% x Rp.21.497.000,00 = Rp.3.224.550,00 (+)
Total Rp.5.724.550,00

PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun


Gaji setahun (12 x Rp.10.750.000,00) = Rp.129.000.000,00
Premi jaminan kecelakaan kerja 12 x R.107.500,00 = Rp. 1.290.000,00
8

Premi jaminan kematian 12 x Rp.32.250,00 = Rp. 387.000,00 (+)


Jumlah Rp.130.677.000,00

Pengurangan :
 Biaya Jabatan 5% x Rp.130.677.000,00 max diperkenankan = Rp.6.000.000,00
 Iuran pension setahun 12 x Rp.50.000,00 = Rp. 600.000,00
 Iuran jaminan hari tua 12 x Rp.215.000,00 = Rp. 2.580.000,00 (+)
Jumlah Rp. 9.180.000,00 (-)
Penghasilan Neto setahun Rp.121.497.000,00

PTKP (TK/0) **PMK No 101 Th 2016


 Untuk WP sendiri Rp.54.000.000,00 (-)
Penghasilan kena pajak Rp.67.497.000,00

PPh Pasal 21terutang 5% x Rp.50.000.000,00 = Rp.2.500.000,00


15% x Rp.17.497.000,00 = Rp.2.624.550,00 (+)
Rp.5.124.550,00

PPh Pasal 21 atas Bonus


PPh pasal 21 atas Bonus adalah : Rp.5.724.550,00 – Rp.5.124.550,00 = Rp.600.000,00

D. Perhitungan PPh 21 untuk Karyawan yang Bekerja Tidak Setahun Penuh

Contoh soal :

Malik bekerja sebagai karyawan marketing di perusahaan otomotif dengan gaji


Rp.7.000.000. Ia menikah dan memiliki dua anak, sementara istrinya ibu rumah tangga.
Perusahaan memberinya bonus bulanan Rp 2.000.000. Berapa PPh 21 atas bonusnya?
9

Jawab :
 Pajak Atas Upah
Gaji Bruto Setahun : 12 bulan x Rp 7.000.000 = Rp 84.000.000
Biaya Jabatan : 5% x Rp 84.000.000 = Rp 4.200.000 (-)
Gaji Netto Setahun = Rp 79.800.000

PTKP K2
Wajib Pajak K2 (istri tidak bekerja dan dua anak) : Rp 67.500.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp 12.300.000

PPh 21 Upah (Gaji) Terutang Setahun = 5% x Rp 12.300.000 = Rp 615.000

Pajak Atas Penghasilan (Upah dan Bonus)


Gaji Setahun : 12 bulan x Rp 7.000.000 = Rp 84.000.000
Bonus : 12 x Rp 2.000.000 = Rp. 24.000.000 (+)
Penghasilan Bruto = Rp 108.000.000

Pengurang
Biaya Jabatan : 5% x Rp 108.000.000 = Rp 5.400.000 (-)
Penghasilan Netto Setahun = Rp 102.600.000

PTKP K2
Wajib Pajak K2 (istri tidak bekerja dan dua anak) : Rp 67.500.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp 35.100.000

PPh 21 Terutang Setahun : 5% x Rp 35.100.000 = Rp 1.755.000


PPh 21 Bonus = PPh 21 Terutang Setahun – Pajak Atas Upah
= Rp 1.755.000 – Rp 615.000
= Rp 1.140.000
10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa : PPh Pasal 21 merupakan
pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Pemotong PPh
pasal 21 adalah setiap orang pribadi atau badan yang diwajibkan oleh UU No. 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 17 tahun 2000
dan terbarupada tahun 2013 untuk memotong PPh Pasal 21.

B. Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar
manfaat dari pembahasan mengenai Pajak Penghasilan Pasal 21 dapat memberikan
wawasan positif. Dimana sisi positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 tersebut dan sisi
kurang baiknya bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dari pembaca.
11

DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/referensipajak/menghitung-pph-21-atas-bonus
http://www.kanzinformatics.com/Article/Perhitungan-PPh-21-Bagi-Karyawan-yang-Berhenti-Bekerja-
Ditengah-Tahun
https://www.gadjian.com/blog/2018/07/25/cara-mudah-melakukan-perhitungan-pph-21-thr-
dan-bonus/

Anda mungkin juga menyukai