Anda di halaman 1dari 24

Skenario 3

Leader : Arif Sumarta

Scriber : Rahma Aulia

Family... Oh Family

Seorang perawat Puskesmas melalukan pengkajian terhadap keluarga Tn. O (65


Tahun) yang mengalami stroke. Istri Tn. O telah meninggal dunia setahun yang lalu,
sehingga saat ini dia dirawat dan tinggal dengan anak bungsu nya Ny. I (39 Tahun). Ny. I
memiliki seorang suanu Tn. D (42 Tahun) dan 2 orang anak Nn. S (16 Tahun) dan An. A
(10 Tahun).

Tn. O sendiri memiliki 3 orang anak, anak pertama tinggal diluar kota dan anak
kedua tinggal di desa yang berbeda, Saat pengkajian diperoleh data bahwa Tn. O merasa
anak-anaknya kurang perhatian terhadap kondisi penyakitnya, Komunikasi klien dan keluarga
juga terbatas, klien jarang ngobrol sama anak nya karena merasa malu numpang tinggal
dirumah anaknya. Ny. I sebagai anak juga hanya bisa merawat sesuai dengan kemampuan
nya saja. Dia berharap kalay kaka-kaka nya ada perhatian kepada bapak nya, tapi saudara
nya yang lain jarang menjenguk. Ny. I merasa jenuh jika dia sendirian yang harus merawat
nya, dia merasa tidak enak dengan suaminya jika hanya Ny. I yang di sibuk kan dengan
perawatan bapaknya. Ny. I sering mengeluh merasa stress dan kelelahan serta susah tidur Ny.
I kurang paham bagaimana cara merawat bapak nya yang sedang sakit. Ny. I merasa
terbebani oleh kebutuhan klien. Jika sudah merasa stress, Ny. I hanya bisa menangis dan
diem saja tidak berani bercerita kepada suami nya karena jika dia bercerita, maka suami nya
akan marah-marah. Keluarga mengetahui penyakit yang dialami oleh Tn. O itu stroke, yaitu
kelumpuhan karena tekanan darag yang tinggi. Namun keluarga belum busa merawat dengan
benar. Keluarga juga belum mengetahui dampak atau akibat jika stroke tersebut ditangani.
Sumber daya keluarga terutama support dari keluarga besar dirasakan masih kurang.

Step 1 kata kata sulit

stroke (dayu) :

- Kerusakan otak akibat gangguan suplai darah (Wardah)


- Kelumpuhan akibat adanya penyumbatan darah ke otak ( Hana)
- Kondisi yg terjadi ketika pasikan darah ke otak terganggu atau berkurangan akibat
penyumbatan ( stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh dara ( strok hemoragik)
(Arif)
- Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak
dapat mati hanya dalam hitungan menit (Farida)

Step 2

1. (Dara m) Dalam 5 point tugas perawatan keluarga, dalam kasus ini. Point mana
yang tidak / belum terpenuhi?
2. ( Wardah ) Peran keluarga pada pasien struk ?
3. (Fadil) Apa dampak dan akibat jika stroke tidak ditangani?
4. (Bella) Bagaimana cara yang efektif untuk meningkatkan support system dalam
keluarga?
5. (Dayu) Apa saja macam - macam jenis stroke ,tanda dan gejalanya serta cara
pertolongan pertamanya apa?
6. ( Haedar ) Pendekatan seperti apa yang dilakukan perawat untuk mengatasi
masalah yang dirasakan keluarga?
7. ( Rahma) apa saja diagnosis keperawatan yang muncul pada kasus tersebut?
8. (Arif) Apa saja yg menyebabkan pasien tn.o ini terkena stroke?

Step 3

1. (hana) ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Tn. O dan


ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit (Tn. O)
(Dara m) ketidak mampuan keluarga memodifiaksi lingkungan
2. Pertama, mengenal masalah kesehatan keluarga. Kedua, memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga. Ketiga, merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan. (Refri)
Memenuhi kebutuhan dasar pasien, memfasilitasi kebutuhan psikososial serta spiritual
pasien, menjadi support system bagi pasien (Rahma)
Peran keluarga dalam merawat pasien stroke adalah pemeliharaan kesehatan yaitu
mempertahankan kesehatan klien stroke agar tetap memiliki produktivitas tinggi
( farida )
3. (Reni) dapat memperburuk dan terjadi penyempitan atau pecah pembuluh darah,
dapat terjadinya infeksi, adanya masalah pada anggota gerak.
( Dara M) Akan merusak sel otak dan serabut otak akan mati, jika tidak dikendalikan
atau diobati dapat memperburuk dan terjadi penyempitan atau pecah pembuluh darah
sehingga menimbulkan komplikasi
4. (Hana) mengigatkan pasien stroke untuk melakukan
pengobatan, keluarga mengantar pasien untuk menjalani rahabilitasi, keluarga yang
membayar semua biaya pengobatan, menyediakan asupan makanan yang bergizi agar
pasien cepat sembuh dan keluarga selalu
memberikan semangat dan mendoakan pasien.
5. (Reni) macam-macam: stroke iskemik, stroke hemoragik, stroke ringan
Tanda gejala: sakit kepala, kehilangan kesadaran, kelemahan atau mati rasa pada satu
sisi bagian tubuh.
(Bella) Pertolongan Pertama pada pasien stroke:
a. Jika Pengidap Stroke Tersadar
Posisikan pengidap stroke dalam posisi yang nyaman. Idealnya mereka harus
berbaring miring dengan posisi kepala dan bahu terangkat. Atau dapat menopang
dengan bantal atau sesuatu yang nyaman. Setelah itu, jangan menggeser atau
menggerakkan tubuh pengidap stroke.
Pastikan area hidung atau tempat bernapas bersih dari gangguan yang
menghalangi proses mereka bernapas. Jangan berikan makanan atau minuman
karena berisiko tersedak. Tenangkan dan pastikan padanya bahwa mereka segera
mendapatkan perawatan medis dengan baik untuk memulihkan kondisinya.
b. Jika Pengidap Stroke Tidak Sadar
Tetap posisikan pengidap stroke pada posisi berbaring dengan kepala dan bahu
terangkat dan ditopang sesuatu yang nyaman. Perhatikan napasnya, lihat
pergerakan dada saat bernapas, dan dengarkan suara pernapasannya untuk
memastikan proses pernapasan mereka tidak terganggu. Pastikan pengidap stroke
segera mendapatkan pertolongan medis.
6. (Dara M) dilakukan tindakan keperawatan yang mengimplementasikan salah satunya
yaitu Diskusikan dengan keluarga penyebab adanya keputusan yang kurang tepat
yang mengakibatkan penyakit yang diderita oleh salah satu anggota keluarga
bertambah parah atau tak kunjung sembuh, Diskusikan dan berikan health education
dengan keluarga manfaat yang diperoleh dari kebiasaan buruk yang sering dilakukan,
Komunikasi yang baik dengan klien ataupun keluarga, Berikan dukungan untuk
meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga
(Rahma) memberikan kesempatan kepada keluarga untuk berdiskusi dan
mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran pribadi, memberikan kesempatan
keluarga untuk mengajukan pertanyaan, memberikan informasi dan pengertian
mengenai tindakan yang tepat untuk dilakukan keluarga, memberikan arahan bahwa
banyak yang memiliki masalah serupa, memberikan dukungan dan dorongan moral
untuk membantu keluarga dengan anggota yang mengidap stroke.
7. (Dara M) ketidak mampuan koping keluarga, defisit pengetahuan
8. (Hana) akibat tekanan darah tinggi
(Rahma) hipertensi yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan perdarahan intra
kranial serta ruptur arteri yang menyebabkan terhentinya aliran darah ke jaringan otak
dan sekitarnya, dan kemudian mengakibatkan terjadinya stroke

Step 4

Kata sulit : Jelas

Pertanyaan :

1. Jelas
2. Tambahkan
3. Jelas
4. Jelas
5. Jelas
6. Jelas
7. Jelas
8. Jelas

Step 5

Konsep : Suport system pada strees dan koping keluarga

Lazarus dan Folkman (Sarafino, 2008) mendefinisikan stres sebagai keadaan dimana individu
berinteraksi dengan lingkungan yang menyebabkan individu tersebut melihat ketidaksesuaian
antara situasi fisik maupun psikologis dengan sumber daya yang dimilikinya baik yang
berupa sumber biologis, psikologis maupun sistem sosial.

Agar dapat bertahan dalam kondisi yang mengancam atau menekan (stressful) caregiver
membutuhkan suatu cara atau mekanisme untuk mengurangi tekanan atau bertahan dengan
kondisi yang dialami sehingga dapat melanjutkan perawatan kepada pasangan. Coping
(Lazarus &Folkman, 1984) adalah usaha kongnitif dan perilaku secara terus menerus untuk
mengatur tuntutan eksternal atau internal yang spesifik yang dinilai membebani atau melebihi
sumberdaya yang dimiliki individu.

Lazarus dan Folkman (Sarafino, 1998) menjelaskan lebih lanjut bentukbentuk perilaku yang
termasuk dalam problem-focused coping dan emotionfocused coping sebagai berikut :

1. Problem-focused coping, bentuk coping yang lebih mengarah pada upaya mengurangi
tuntutan dari situasi yang menekan. Adapun beberapa perilaku yang termasuk dalam
problem focused coping sebagai berikut :
a. Planful problem solving, yaitu usaha individu menganalisis situasi dalam
mendapatkan solusi yang tepat dan diikuti tindakan langsung untuk memperbaiki
atau menghadapi stressor.
b. Confronting coping, yaitu usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan
dengan cara yang agresif, dan pengambilan resiko.
c. Seeking information yaitu mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan individu tersebut.
2. Emotion-focused coping bentuk copingyang diarahkan untuk mengatur respon emosional
dalam rangka menyesuaikan diri terhadap situasi yang menekan. Meliputi bentuk
perilaku coping yang berorientasi pada emosi :
a. Avoidance yaitu suatu usaha dari individu untuk menghindari, menyanggah,
melarikan diri dari masalah dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba,
makan secara berlebihan, atau mengkonsumsi alkohol.
b. Self control, yaitu usaha individu untuk mengelola emosi ketika menghadapi situasi
tertekan.
c. Positive reappraisal, individu melihat sisi positif dari masalah yang dialami dalam
kehidupannya dengan mencari arti atau hikmah dari pengalaman tersebut.
d. Distancing yaitu usaha untuk menghindari dari permasalahan dan menutupinnya
dengan pandangan yang positif dan menganggap remeh suatu permasalahan.
e. Seeking social support, yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menghadapi
masalahnya dengan cara mencari dukungan emosional dari orang lain.
f. Acceptance responsibility, yaitu usaha individu berserah diri dan menerima apa yang
terjadi pada dirinya, dan mengganggap hal tersebut adalah tanggung jawab yang
harus ia terima
( Fahrunnisa, Mutingatu Solichach. 2017. Strategi Coping pada Caregiver Penderita
Stroke. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan; Jalan Kapas No. 09
Yogyakarta. )

Step 6

Peran keluarga pada pasien stroke?

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap,
tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada
yang memperhatikan, memberi kenyamanan fisik, dan psikologis. Keluarga mempunyai
beberapa fungsi dukungan yaitu berupa dukungan informasional, dukungan penilaian,
dukungan instrumental dan dukungan emosional (Friedman, 2010, p.446)

Menurut Suiter (2011, p.119),dukungan keluarga mempunyai arti yang besar dalam
kekambuhan berbagai penyakit. Dukungan keluarga menurut Francis dan Fuady (2016,
p.176), merupakan bantuan yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga
lainnya dalam menjalankan fungsi keluarga. Dukungan yang dimiliki oleh seseorang dapat
mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Dukungan keluarga baik
akan membantu pasien dalam menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan
pasien yang tidak memiliki dukungan keluarga.

Dukungan Informasional Keluarga Dalam Merawat Pasien Stroke

Friedman (2010, p.446) dukungan informasional keluarga juga berfungsi sebagai pencari dan
penyebar informasi. Bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang
dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat,
pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi yang dapat
disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama (Setiadi,
2008).

Dukungan keluarga dengan meminta penjelasan tentang terapi yang harus dijalani oleh pasien
pasca stroke pada petugas kesehatan, mencari informasi tentang jenis rehabilitasi yang sesuai
untuk pasien, mencarikan keuntungan dan kerugian tindakan rehabilitasi (Fuady, 2016,
p.176).

Dukungan Emosional Keluarga Dalam Merawat Pasien Stroke

Menurut Friedman (2010, p.446) dukungan emosional keluarga berfungsi sebagai tempat
yang aman dan damai untuk istirahat serta membantu penguasaan emosional pasien.
Dukungan emosional dianggap mencegah atau mengurangi efek stress serta meningkatkan
kesehatan mental individu atau keluarga secara langsung (Roth 1996 dalam Fuady, 2016,
p.177).

Mengurangi stress yang terjadi merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam
perawatan pasca stroke untuk mencapai penyembuhan dan mencegah kekambuhan. Keluarga
merupakan tempat yang paling nyaman untuk seseorang dalam menghadapi segala persoalan
hidup, berbagi kebahagiaan dan tempat tumbuhnya harapanharapan akan hidup yang lebih
baik (Hlebec, 2009, p.78).

Instrumental Keluarga Dalam Merawat Pasien Stroke

Menurut Kristyningsih (2011, p.4) bahwa dukungan keluarga yang baik dapat dilihat dari
keluarga selalu memperhatikan kesehatan lansia, selalu menyediakan kebutuhan kebutuhan
makan, kebutuhan minum dan keluarga juga selalu berusaha mengingatkan dan membatasi
segala kegiatan lansia serta keluarga juga mengingatkan dan menyediakan tempat bagi saya
untuk istirahat.

Hal ini seperti yang diungkapkan Friedman (2010, p.446) dukungan instrumental keluarga
berupa sumber bantuan praktis dan konkret. Bantuan bentuk ini bertujuan untuk
mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-
persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi
misalkan dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan
obat-obat yang dibutuhkan (Setiadi, 2008, p.48)

Dukungan Penilaian Keluarga Dalam Merawat Pasien Stroke

Menurut Kristyningsih (2011, p.4) bahwa dukungan penilaian keluarga baik karena keluarga
selalu memberikan bimbingan terhadap permasalahanpermasalahan yang di hadapi lansia
menengahi atau memberikan solusi dan memberikan dukungan atau support terhadap
permasalahan-permasalahan lansia dan keluarga juga memberikan penghargaan terhadap
segala hal yang dilakukan oleh lansia.

Hal ini seperti yang diungkapkan Friedman (2010, p.446) keluarga bertindak sebagai sistem
pembimbing umpan balik (keluarga membimbing pasien agar kesehatan pasien meningkat),
membimbing dalam memecahkan masalah (keluarga membantu pasien untuk menyelesaikan
masalah yang pasien hadapi) dan merupakan sumber serta validator identitas keluarganya.
Menurut Nurdiana (2007), bahwa keluarga berperan pentingdalam menentukan cara atau
asuhan keperawatan yang diperlukan oleh pasien di rumah sehingga akan menurunkan angka
kekambuhan.

(Fahrizal,Devi Darliana. 2016. DUKUNGAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN


STROKE DI POLIKLINIK SARAF RSUD MEURAXA BANDA ACEH. Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.)

1) Peran Informal

Adalah peran yang bersifat implisit yang biasanya tidak tampak jelas keatas permukaan dan
dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional, individual dan atau
untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.
Diantaranya adalah :

- Peran sebagai Motivator


Adalah peran sebagai pendukung bagi anggota keluarga yang lain. Dimana Caplan
(1976) membaginya menjadi :
a) Dukungan informasional
b) Dukungan penilaian
c) Dukungan instrument
d) Dukungan emosional
(Marilyn. M. Friedman, 1998; 197)
- Peran sebagai Educator
Adalah peran sebagai pendidik bagi anggota keluarga yang lain dalam melaksanakan
program asuhan kesehatan secara mandiri.
(Marilyn. M. Friedman, 1998; 6)
- Peran sebagai Perawat Keluarga
Adalah peran sebagai perawat di dalam sebuah keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang sedang mengalami masalah kesehatan.
(Marilyn. M. Friedman, 1998; 486)

( Festi Pipit.2017. Peran keluarga dalam pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien stroke
Bagian Komunitas Prodi DIII Keperawatan )
Step 7

Kesimpulan

Perawat mempunyai peran dalam membantu mengarahkan strategi koping keluarga ke arah
yang positif, memberikan dukungan kepada keluarga dengan cara memotivasi, mengedukasi,
dan mengevaluasi cara perawatan keluarga di rumah pada saat melakukan kunjungan
rumah/home visite. Upaya tersebut dilakukan untuk dapat mengembalikan dan meningkatkan
kemampuan keluarga dalam melakukan tugas dan fungsi kesehatan keluarga di rumah. Hal
tersebut dikarenakan, dalam menjalankan pengobatan rawat jalan dan perawatan selama di
rumah, keluarga mempunyai peran yang dominan dalam membantu meningkatkan kualitas
kesehatan keluarganya.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

PENGKAJIAN (Friedman Model) Tanggal Pengkajian : 30 Nov 2020


Pukul : 19.00 WIB

I. Data umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. D
2. Alamat dan telepon : Tidak terkaji
3. Pekerjaan kepala keluarga : Tidak terkaji
4. Pendidikan kepala keluarga : Tidak terkaji
5. Komposisi keluarga dan genogram

No Tempat
Hubungan
Nama Jenis kelamin tanggal lahir / Pekerjaan Pendidikan
dengan keluarga
umur
1. Tn. D L 42 tahun Tidak terkaji Tidak terkaji
Suami/Ayah
2. Ny.I P Istri 39 tahun Tidak terkaji Tidak terkaji

3. Nn. S P Anak kandung 16 tahun Tidak terkaji Tidak terkaji

4. An.A L Anak kandung 10 Tahun Tidak terkaji Tidak terkaji


Genogram

Tn.O

65 th

Tn.D
Ny.R 35

42 th

An.O
Nn. S 10

16 th

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
A
: Tinggal serumah

Penjelasan :

Berdasarkan genogram di atas dapat dijelaskan bahwa Tn.O berusia 65 tahun


mengalami stroke, istri Tn.O telah meninggal dunia setahun yang lalu. Saat ini
dia dirawat dan tinggal bersama anak bungsu nya Ny.I (39 Tahun). Ny.I memiliki
seorang suami Tn. D (42 Tahun) dan 2 orang anak Nn. S (16 Tahun) dan An. A
(10 Tahun). Sedangkan anak pertama Tn.O tinggal diluar kota dan anak keduanya
tinggal di desa yang berbeda. Ny. I sering mengeluh merasa stress dan kelelahan
serta susah tidur selama merawat Tn.O

6. Tipe keluarga : : Keluarga besar / extended family dimana keluarga


inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai ikatan pernikahan.
7. Suku bangsa : Tidak terkaji
8. Agama : Tidak terkaji
9. Status sosial ekonomi keluarga : Tidak terkaji
10. Aktivitas rekreasi : Tidak terkaji

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan Keluarga Tn.D termasuk dalam tahap perkembangan stage 5
: keluarga dengan anak remaja, dengan tugas sebagai berikut :
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yang sudah tercapai adalah :
1. menjaga keharmonisan keluarga
2. membangun komunikasi yang baik dengan anak
3. memberi kebebasan pada anak
4. memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai dengan usianya
2. Tugas perkembangan Keluarga Yang belum terpenuhi:
Tidak terkaji
3. Riwayat keluarga inti :
a. Riwayat keluarga saat ini:
Saat ini Tn. O merasa anak-anaknya kurang perhatian terhadap kondisi
penyakitnya, Komunikasi klien dan keluarga juga terbatas, klien jarang ngobrol
sama anak nya karena merasa malu numpang tinggal dirumah anaknya. Ny.I
sebagai anak juga hanya bisa merawat sesuai dengan kemampuan nya saja. Ny. I
sering mengeluh merasa stress dan kelelahan serta susah tidur Ny. I kurang
paham bagaimana cara merawat bapak nya yang sedang sakit. Ny. I merasa
terbebani oleh kebutuhan klien. keluarga belum busa merawat dengan benar.
Keluarga juga belum mengetahui dampak atau akibat jika stroke tersebut
ditangani. Sumber daya keluarga terutama support dari keluarga besar dirasakan
masih kurang.
b. Riwayat keluarga sebelumnya :
Tn. O sendiri memiliki 3 orang anak, anak pertama tinggal diluar kota dan anak
kedua tinggal di desa yang berbeda.

III. Pengkajian lingkungan


1. Karakteristik rumah :
a. Kepemilikan : Tn.D
b. Luas tanah : Tidak terkaji
c. Kondisi rumah : Tidak terkaji
d. Penerangan: Tidak terkaji
e. Kamar mandi: Tidak terkaji
f. Halaman rumah: Tidak terkaji
g. Ruang tidur: Tidak terkaji
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
a. Wilayah rumah: Tidak terkaji
b. Aturan : Tidak terkaji
c. Kebersihan : Tidak terkaji
d. Pembuangan sampah: Tidak terkaji
e. Budaya : Tidak terkaji
f. Pekerjaan : Tidak terkaji
3. Mobilitas geografis keluarga :
Tidak terkaji
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Tidak terkaji
IV. Struktur keluarga
1. Sistem pendukung keluarga
Menurut penuturan Ny.I sumber daya keluarga terutama support dari keluarga
besar dirasakan masih kurang karena kedua kakaknya yang tinggal di beda desa
dan beda kota jarang untuk menjenguk ayahnya yang sakit dan hanya Ny.I saat
ini yang merawat ayahnya.
2. Pola komunikasi keluarga
Menurut penuturan Tn.O, komunikasinya dengan keluarga juga terbatas, Tn.O
jarang mengobrol sama anaknya karena merasa malu numpang tinggal di rumah
anaknya. Ny.I juga tidak berani bercerita kepada suaminya karena jika ia
bercerita, maka suaminya akan marah-marah.
3. Struktur kekuatan keluarga :
Tidak terkaji
4. Struktur peran :
Peran informal : peran informal Tn.D selaku kepala keluarga menjaga
keharmonisan, stabilitas dan pioneer keluarga
Peran formal : Peran formal Tn.D menjadi kepala keluarga, penyedia
kebutuhan keluarga
Ny. I (Istri/ibu)
Peran formal : Peran formal Ny.I mengatur kebutuhan keluarga, melakukan
perawatan pada anak
Peran informal : Peran informal Ny.I menjadi perantara antar anggota keluarga,
perawat keluarga merawat anak dan keluarga
5. Nilai atau norma keluarga:
Tidak terkaji

V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif :
Tidak terkaji
2. Fungsi sosialisasi :
Interaksi antar anggota keluarga berjalan kurang baik, karena Tn.O malu
menumpang kepada anaknya.
3. Fungsi perawatan kesehatan :
a. Mengenal masalah Kesehatan
Keluarga mengetahui penyakit yang dialami oleh Tn.O itu stroke, yaitu
kelumpuhan dikarenakan tekanan darah yang tinggi. Keluarga belum
mengetahui dampak atau akibat jika stroke tersebut ditangani.

b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat


Kelurga belum mengetahui Tindakan apa yang harus dilakukan karena
kurangnya pengetahuan terhadap penyakit pasien.

c. Merawat anggota keluarga yang sakit


Ny.I sebagai anak mengatakan hanya bisa merawat Tn.O sesuai dengan
kemampuannya saja. keluarga belum bisa merawat dengan benar. Keluarga
belum memahami bagaimana cara merawat klien dan merasa terbebani oleh
kebutuhan klien. Ny.I juga sering merasa jenuh jika hanya ia yang merawat
ayahnya sendirian.

d. Memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga


Tidak terkaji
e. Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Tidak terkaji
4. Fungsi reproduksi
Tn.O memiliki 3 orang anak
5. Fungsi ekonomi
Tidak terkaji

VI. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang :
a. Stressor jangka pendek
Ny.I sering merasa stress dan sulit tidur serta kelelahan karena merawat
ayahnya
b. Stressor jangka Panjang

Ny.I merasa terbebani dengan kebutuhan klien

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap Stressor :


Ny.I menghadapi stress dengan cara memendam semua masalahnya sendiri.
Keluarga belum mampu menangani masalah yang timbul karena komunikasi yang
kurang bai kantar keluarga.
3. Strategi koping yang digunakan :
Jika sudah merasa stress, Ny. I hanya bisa menangis dan diem saja tidak berani
bercerita kepada suami nya karena jika dia bercerita, maka suami nya akan marah-
marah.
4. Strategi adaptasi disfungsional :
Tidak terkaji

VII. Pemeriksaan fisik


1. Keadaan Umum
Kesadaran compos mentis
2. Integumen
Tidak terkaji
3. Kepala
Tidak terkaji
4. Mata
Tidak terkaji
5. Telinga
Tidak terkaji
6. Mulut dan Tenggorokan
Tidak terkaji
7. Leher
Tidak terkaji
8. Payudara
Tidak terkaji
9. Sistem Pernapasan
Tidak terkaji
10. Sistem Kardiovaskuler
Tidak terkaji
11. Sistem Gastrointestinal
Tidak terkaji
12. Sistem Perkemihan
Tidak terkaji
13. Sistem Genitoreproduksi (Wanita)
Tidak terkaji
14. Sistem Muskuloskeletal
Tidak terkaji
15. Sistem Saraf Pusat
GCS : Tidak terkaji
Tingkat kesadaran: Compos mentis
16. Pemeriksaan tanda vital
Tekanan Darah : Tekanan darah tinggi
Nadi : Tidak terkaji
Respirasi Rate : Tidak terkaji
Suhu : Tidak terkaji
BB/TB : Tidak terkaji

Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah kesehatan
Tidak terkaji
2. Petugas kesehatan yang ada
Tidak terkaji
3. Terhadap anggota keluarga yang lain
Ny.I berharap kaka-kakanya ada perhatian kepada bapak nya.

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Ketidakmampuan Ketidakefektifan koping
keluarga pada Ny.I
- Tn. O merasa anak-anaknya kurang keluarga dalam
keluarga Tn.D
perhatian terhadap kondisi memodifikasi lingkungan
penyakitnya yang menunjang
- Komunikasi klien dan keluarga kesembuhan pada
terbatas, tn.O jarang ngobrol sama anggota keluarga yang
anak nya karena merasa malu menderita stroke.
numpang tinggal dirumah anaknya
- Tn. O mengatakan memiliki 3
orang anak, anak pertama tinggal
diluar kota dan anak kedua tinggal
di desa yang berbeda
- Tn.O mengatakan Istrinya telah
meninggal dunia setahun yang lalu,
sehingga saat ini dia dirawat dan
tinggal dengan anak bungsu nya
Ny. I
- Ny. I mengatakan saudara nya yang
lain jarang menjenguk. Ny.I
berharap kalau kaka – kakanya ada
perhatian kepada bapaknya
- Ny. I merasa jenuh jika dia
sendirian yang harus merawat nya,
dia merasa tidak enak dengan
suaminya jika hanya Ny. I yang di
sibuk kan dengan perawatan
bapaknya
- Ny. I mengatakan sering mengeluh
merasa stress dan kelelahan serta
susah tidur
- Ny. I merasa terbebani oleh
kebutuhan klien
- Sumber daya keluarga terutama
support dari keluarga besar
dirasakan masih kurang.

DO :
- Ny.I terlihat stress dan kelelahan
2. DS : Ketidakmampuan Stress berlebihan pada
Ny.I keluarga Tn.D
- Ny. I mengatakan sering mengeluh keluarga dalam
merasa stress dan kelelahan serta memodifikasi lingkungan
susah tidur yang menunjang
- Ny. I mengatakan merasa terbebani kesembuhan pada
oleh kebutuhan klien anggota keluarga yang
- Jika sudah merasa stress, Ny. I menderita stroke.
mengatakan hanya bisa menangis dan
diem saja tidak berani bercerita
kepada suami nya karena jika dia
bercerita, maka suami nya akan
marah-marah.
- Ny. I merasa jenuh jika dia sendirian
yang harus merawat nya, dia merasa
tidak enak dengan suaminya jika
hanya Ny. I yang di sibuk kan dengan
perawatan bapaknya
- Ny. I mengatakan saudara nya yang
lain jarang menjenguk. Ny.I berharap
kalau kaka – kakanya ada perhatian
kepada bapaknya
- Sumber daya keluarga terutama
support dari keluarga besar dirasakan
masih kurang.
DO :
- Ny.I terlihat stress dan kelelahan
2. DS : Ketidakmampuan Defisit pengetahuan pada
Ny.I keluarga Tn.D
- Keluarga mengetahui penyakit yang keluarga mengenal
dialami oleh Tn. O itu stroke, yaitu masalah anggota
kelumpuhan karena tekanan darah keluarga
yang tinggi. Namun keluarga belum
bisa merawat dengan benar Ketidakmampuan
- Ny. I kurang paham bagaimana cara keluarga dalam merawat
merawat bapak nya yang sedang anggota keluarga (Tn.O)
sakit yang menderita stroke
- Ny. I sebagai anak juga hanya bisa
merawat sesuai dengan kemampuan
nya saja
- Keluarga juga belum mengetahui
dampak atau akibat jika stroke
tersebut ditangani.
Do
- Diagnosa medis Tn.O stroke
- Tekanan darah Tn.O tinggi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan koping keluarga pada Ny.I anggota keluarga Tn.D berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan keluarga
2. Stress berlebihan pada Ny.I keluarga Tn.D berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menunjang kesembuhan pada anggota
keluarga yang menderita stroke
3. Defisit pengetahuan pada Ny.I anggota keluarga Tn.D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga dan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga (Tn.O) yang menderita stroke

Skoring Prioritas Masalah

1. Ketidakefektifan koping keluarga pada Ny. I anggota keluarga Tn.D berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan keluarga

No Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah : Aktual 3/3 X 1 = 1 Sifat masalah aktual karena


mengancam psikologis Ny.I

2. Kemungkinan masalah 2/2 X 2 = 2 Kemungkinan masalah diubah


diubah : Hanya hanya Sebagian karena anggota
Sebagian keluarga yang lain tidak ikut serta
merawat Tn.O namun Ny.I
merawat Tn.O dengan kemampuan
sebisanya

3. Potensial masalah untuk 1/3 X 1 = 0,3 Ny. I hanya bisa merawat dengan
dicegah : rendah kemampuannya dan tidak ada
anggota keluarga lain yang
membantunya

4. Menonjolnya masalah : 1/2 X 1 = 0,5 Ny.I merasakan dirinya stress


Ada, tetapi tidak harus namun ia merasa stressnya tidak
segera diatasi harus segera ditangani

Total 3,8

2. Stress berlebihan pada Ny.I keluarga Tn.D berhubungan dengan Ketidakmampuan


keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menunjang kesembuhan pada anggota
keluarga yang menderita stroke

No Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah : Aktual 3/3 X 1 = 1 Sifat masalah aktual karena


mengancam psikologis Ny.I

2. Kemungkinan masalah 1/2 X 2 = 1 Kemungkinan masalah diubah


diubah : Hanya hanya Sebagian karena anggota
Sebagian keluarga yang lain tidak ikut serta
merawat Tn.O . Ny. I berharap
kalau kaka – kakanya ada perhatian
kepada bapaknya

3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 = 0,7 Jika sudah merasa strees, NY.I
dicegah : cukup hanya bisa menangis dan diam saja
tidak terbebani bercerita kepada
suaminya karena jika dia bercerita,
maka suaminya akan marah –
marah
4. Menonjolnya masalah : 2/2 X 1 = 1 Ny.i sering mengeluh merasa stress
dan kelelahan serta susah tidur
Masalah berat, harus
segera ditangani

Total 3,7
3. Defisit pengetahuan pada Ny.I anggota keluarga Tn.D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga dan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga (Tn.O) yang menderita stroke

No Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah : aktual 3/3 X 1 = 1 Sifat masalah aktual karena


menggambarkan ketidaktahuan
keluarga

2. Kemungkinan masalah 1/2 X 2 = 1 Masalah dapat diubah dengan


diubah : sebagian Sebagian karena tidak ada
dukungan dari anggota lain untuk
mencari pengetahuan mengenai
penyakit Tn.O

3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 = 0,7 Masalah belum berat karena


dicegah : Cukup keluarga sudah tahu penyakit Tn.O
hanya tidak tahu cara merawat dan
dampak dari penyakitnya

4. Menonjolnya masalah : 0/2 X 1 = 0 Keluarga tidak merasakan masalah


Tidak dirasakan dan tidak mencoba untuk mencari
pengetahuan tentang penyakit Tn.O

Total 2,7

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No Dx Kep. Tujuan Evaluasi Rencara
Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Ketidakefektifan Setelah Setelah a. menyebutkan 1. Bantu dan
koping keluarga dilakukan dilakukan masalah yang diskusikan
pada Ny. I tindakan kunjungan 1x 15 menjaadi mengenai
anggota keluarga keperawat menit keluarga stressor masalah yang
Tn. D an selama mampu keluarga dirasakan
berhubungan 2 kali memodifikasi b. keluarga keluarga
dengan kunjungan lingkungan dapat 2. Bantu keluarga
ketidakmampuan diharapka untuk mengidentifik memutuskan
keluarga dalam n koping menciptakan asi keuntungan apa yang
memodifikasi keluarga koping yang dan kerugian sebaiknya
lingkungan efektif efektif, dengan Verbal dari keadaan dilakukan
keluarga kriteria : c. keluarga 3. Jelaskan
a. keluarga dapat keuntungan
mampu menemukan dan kerugian
berkomunikasi strategi positif dalam
secara efektif dalam merawat
terhadap Tn.O menghadapi pasien dengan
b. Keluarga stressor benar
dapat 4. bantu keluarga
berperilaku menemukan
untuk memenuhi cara positif
kebutuhan Tn.O untuk
menghadapi
stressor
5. Ajarkan
Teknik
relaksasi pada
keluarga saat
stressor
muncul
2. Stress berlebihan Setelah Setelah a. Keluarga 1. Diskusikan
pada Ny.I dilakukan dilakukan dapat dengan
keluarga Tn.D Tindakan kunjungan 2 kali memahami keluarga
berhubungan keperawat keluarga mampu emosi diri mengenai
dengan an selama memodifikasi sendiri pengalaman
Ketidakmampuan 2 kali lingkungan mempunyai emosinya
keluarga dalam kunjungan untuk Verbal pengaruh yang 2. Bantu
memodifikasi diharapka mengekpresikan sangat besar keluarga
lingkungan yang n stress perasaannya, dalam untuk
menunjang berlebihan dengan kriteria : kesehatan mengenali
kesembuhan teratasi a. Keluarga mental.  perasaannya
pada anggota dapat memahami seperti
keluarga yang emosi diri adanya
pengalaman
menderita stroke sendiri cemas,
emosional dapat
b. keluarga marah, atau
digunakan untuk
mampu sedih
meredakan
menemukan 3. Dengarkan/d
kondisi emosi
strategi positif orong
yang sedang
dalam ekspresi
terpuruk pada
menghadapi keyakinan/pe
individu. Pada .
stressor rasaan
Individu yang
4. Berikan
mengalami stres,
bantuan
kecemasan, dan
dalam
berbagai kondisi
pembuatan
terpuruk lain
keputusan
5. Identifikasi
respon
psikologi
terhadap
situasi dan
ketersediaan
system
pendukung

3. Defisit Setelah Setelah a. Keluarga 1. Berikan


pengetahuan dilakukan dilakukan menyebutkan penkes tentang
pada keluarga bd tindakan Tindakan penyebab dari penyakit
ketidakmampuan keperawat keperawatan stroke stroke
keluarga an selama sebanyak 2x b. Keluarga 2. diskusikan
mengenal 2x kunjungan menyebutkan dengan
masalah dan kunjungan keluarga mampu dampak atau keluarga
ketidakmampuan diharapka mengetahui dan akibat dari tentang
keluarga dalam n devisit merawat tentang stroke yang masalah
merawat anggota pengetahu penyakit tn. O tidak ditangani 3.dorong keluarga
keluarga Tn.O an dengan kriteria Verbal c. Keluarga untuk
yang menderita keluarga hasil : mengetahui menjelaskan
stroke pasien - Keluarga cara yang tentang stroke
teratasi mampu dapat 4.diskusikan
dengan memahami dilakukan kepada
kriteria masalah yang keluarga untuk keluarga
hasil : terjadi pada merawat tentang
- keluarga pasien pasien stroke merawat
memaham - keluarga pasien stroke
i mampu merawat 5.Berikan
mengenai pasien dengan reinforcement
penyakit baik jika keluarga
pasien dan - keluarga mampu
mampu memahami menjawab
merawat dampak atau
anggota akibat jika
keluarga penyakit stroke
yang tidak ditangani
sakit.

Daftar pustaka

Festi Pipit.2017. Peran keluarga dalam pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien
stroke Bagian Komunitas Prodi DIII Keperawatan

Fahrunnisa, Mutingatu Solichach. 2017. Strategi Coping pada Caregiver Penderita


Stroke. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan; Jalan Kapas No. 09 Yogyakarta.

Fahrizal,Devi Darliana. 2016. DUKUNGAN KELUARGA DALAM MERAWAT


PASIEN STROKE DI POLIKLINIK SARAF RSUD MEURAXA BANDA ACEH. Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Anda mungkin juga menyukai