Family... Oh Family
Tn. O sendiri memiliki 3 orang anak, anak pertama tinggal diluar kota dan anak
kedua tinggal di desa yang berbeda, Saat pengkajian diperoleh data bahwa Tn. O merasa
anak-anaknya kurang perhatian terhadap kondisi penyakitnya, Komunikasi klien dan keluarga
juga terbatas, klien jarang ngobrol sama anak nya karena merasa malu numpang tinggal
dirumah anaknya. Ny. I sebagai anak juga hanya bisa merawat sesuai dengan kemampuan
nya saja. Dia berharap kalay kaka-kaka nya ada perhatian kepada bapak nya, tapi saudara
nya yang lain jarang menjenguk. Ny. I merasa jenuh jika dia sendirian yang harus merawat
nya, dia merasa tidak enak dengan suaminya jika hanya Ny. I yang di sibuk kan dengan
perawatan bapaknya. Ny. I sering mengeluh merasa stress dan kelelahan serta susah tidur Ny.
I kurang paham bagaimana cara merawat bapak nya yang sedang sakit. Ny. I merasa
terbebani oleh kebutuhan klien. Jika sudah merasa stress, Ny. I hanya bisa menangis dan
diem saja tidak berani bercerita kepada suami nya karena jika dia bercerita, maka suami nya
akan marah-marah. Keluarga mengetahui penyakit yang dialami oleh Tn. O itu stroke, yaitu
kelumpuhan karena tekanan darag yang tinggi. Namun keluarga belum busa merawat dengan
benar. Keluarga juga belum mengetahui dampak atau akibat jika stroke tersebut ditangani.
Sumber daya keluarga terutama support dari keluarga besar dirasakan masih kurang.
stroke (dayu) :
Step 2
1. (Dara m) Dalam 5 point tugas perawatan keluarga, dalam kasus ini. Point mana
yang tidak / belum terpenuhi?
2. ( Wardah ) Peran keluarga pada pasien struk ?
3. (Fadil) Apa dampak dan akibat jika stroke tidak ditangani?
4. (Bella) Bagaimana cara yang efektif untuk meningkatkan support system dalam
keluarga?
5. (Dayu) Apa saja macam - macam jenis stroke ,tanda dan gejalanya serta cara
pertolongan pertamanya apa?
6. ( Haedar ) Pendekatan seperti apa yang dilakukan perawat untuk mengatasi
masalah yang dirasakan keluarga?
7. ( Rahma) apa saja diagnosis keperawatan yang muncul pada kasus tersebut?
8. (Arif) Apa saja yg menyebabkan pasien tn.o ini terkena stroke?
Step 3
Step 4
Pertanyaan :
1. Jelas
2. Tambahkan
3. Jelas
4. Jelas
5. Jelas
6. Jelas
7. Jelas
8. Jelas
Step 5
Lazarus dan Folkman (Sarafino, 2008) mendefinisikan stres sebagai keadaan dimana individu
berinteraksi dengan lingkungan yang menyebabkan individu tersebut melihat ketidaksesuaian
antara situasi fisik maupun psikologis dengan sumber daya yang dimilikinya baik yang
berupa sumber biologis, psikologis maupun sistem sosial.
Agar dapat bertahan dalam kondisi yang mengancam atau menekan (stressful) caregiver
membutuhkan suatu cara atau mekanisme untuk mengurangi tekanan atau bertahan dengan
kondisi yang dialami sehingga dapat melanjutkan perawatan kepada pasangan. Coping
(Lazarus &Folkman, 1984) adalah usaha kongnitif dan perilaku secara terus menerus untuk
mengatur tuntutan eksternal atau internal yang spesifik yang dinilai membebani atau melebihi
sumberdaya yang dimiliki individu.
Lazarus dan Folkman (Sarafino, 1998) menjelaskan lebih lanjut bentukbentuk perilaku yang
termasuk dalam problem-focused coping dan emotionfocused coping sebagai berikut :
1. Problem-focused coping, bentuk coping yang lebih mengarah pada upaya mengurangi
tuntutan dari situasi yang menekan. Adapun beberapa perilaku yang termasuk dalam
problem focused coping sebagai berikut :
a. Planful problem solving, yaitu usaha individu menganalisis situasi dalam
mendapatkan solusi yang tepat dan diikuti tindakan langsung untuk memperbaiki
atau menghadapi stressor.
b. Confronting coping, yaitu usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan
dengan cara yang agresif, dan pengambilan resiko.
c. Seeking information yaitu mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan individu tersebut.
2. Emotion-focused coping bentuk copingyang diarahkan untuk mengatur respon emosional
dalam rangka menyesuaikan diri terhadap situasi yang menekan. Meliputi bentuk
perilaku coping yang berorientasi pada emosi :
a. Avoidance yaitu suatu usaha dari individu untuk menghindari, menyanggah,
melarikan diri dari masalah dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba,
makan secara berlebihan, atau mengkonsumsi alkohol.
b. Self control, yaitu usaha individu untuk mengelola emosi ketika menghadapi situasi
tertekan.
c. Positive reappraisal, individu melihat sisi positif dari masalah yang dialami dalam
kehidupannya dengan mencari arti atau hikmah dari pengalaman tersebut.
d. Distancing yaitu usaha untuk menghindari dari permasalahan dan menutupinnya
dengan pandangan yang positif dan menganggap remeh suatu permasalahan.
e. Seeking social support, yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menghadapi
masalahnya dengan cara mencari dukungan emosional dari orang lain.
f. Acceptance responsibility, yaitu usaha individu berserah diri dan menerima apa yang
terjadi pada dirinya, dan mengganggap hal tersebut adalah tanggung jawab yang
harus ia terima
( Fahrunnisa, Mutingatu Solichach. 2017. Strategi Coping pada Caregiver Penderita
Stroke. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan; Jalan Kapas No. 09
Yogyakarta. )
Step 6
Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap,
tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada
yang memperhatikan, memberi kenyamanan fisik, dan psikologis. Keluarga mempunyai
beberapa fungsi dukungan yaitu berupa dukungan informasional, dukungan penilaian,
dukungan instrumental dan dukungan emosional (Friedman, 2010, p.446)
Menurut Suiter (2011, p.119),dukungan keluarga mempunyai arti yang besar dalam
kekambuhan berbagai penyakit. Dukungan keluarga menurut Francis dan Fuady (2016,
p.176), merupakan bantuan yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga
lainnya dalam menjalankan fungsi keluarga. Dukungan yang dimiliki oleh seseorang dapat
mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Dukungan keluarga baik
akan membantu pasien dalam menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan
pasien yang tidak memiliki dukungan keluarga.
Friedman (2010, p.446) dukungan informasional keluarga juga berfungsi sebagai pencari dan
penyebar informasi. Bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang
dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat,
pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi yang dapat
disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama (Setiadi,
2008).
Dukungan keluarga dengan meminta penjelasan tentang terapi yang harus dijalani oleh pasien
pasca stroke pada petugas kesehatan, mencari informasi tentang jenis rehabilitasi yang sesuai
untuk pasien, mencarikan keuntungan dan kerugian tindakan rehabilitasi (Fuady, 2016,
p.176).
Menurut Friedman (2010, p.446) dukungan emosional keluarga berfungsi sebagai tempat
yang aman dan damai untuk istirahat serta membantu penguasaan emosional pasien.
Dukungan emosional dianggap mencegah atau mengurangi efek stress serta meningkatkan
kesehatan mental individu atau keluarga secara langsung (Roth 1996 dalam Fuady, 2016,
p.177).
Mengurangi stress yang terjadi merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam
perawatan pasca stroke untuk mencapai penyembuhan dan mencegah kekambuhan. Keluarga
merupakan tempat yang paling nyaman untuk seseorang dalam menghadapi segala persoalan
hidup, berbagi kebahagiaan dan tempat tumbuhnya harapanharapan akan hidup yang lebih
baik (Hlebec, 2009, p.78).
Menurut Kristyningsih (2011, p.4) bahwa dukungan keluarga yang baik dapat dilihat dari
keluarga selalu memperhatikan kesehatan lansia, selalu menyediakan kebutuhan kebutuhan
makan, kebutuhan minum dan keluarga juga selalu berusaha mengingatkan dan membatasi
segala kegiatan lansia serta keluarga juga mengingatkan dan menyediakan tempat bagi saya
untuk istirahat.
Hal ini seperti yang diungkapkan Friedman (2010, p.446) dukungan instrumental keluarga
berupa sumber bantuan praktis dan konkret. Bantuan bentuk ini bertujuan untuk
mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-
persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi
misalkan dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan
obat-obat yang dibutuhkan (Setiadi, 2008, p.48)
Menurut Kristyningsih (2011, p.4) bahwa dukungan penilaian keluarga baik karena keluarga
selalu memberikan bimbingan terhadap permasalahanpermasalahan yang di hadapi lansia
menengahi atau memberikan solusi dan memberikan dukungan atau support terhadap
permasalahan-permasalahan lansia dan keluarga juga memberikan penghargaan terhadap
segala hal yang dilakukan oleh lansia.
Hal ini seperti yang diungkapkan Friedman (2010, p.446) keluarga bertindak sebagai sistem
pembimbing umpan balik (keluarga membimbing pasien agar kesehatan pasien meningkat),
membimbing dalam memecahkan masalah (keluarga membantu pasien untuk menyelesaikan
masalah yang pasien hadapi) dan merupakan sumber serta validator identitas keluarganya.
Menurut Nurdiana (2007), bahwa keluarga berperan pentingdalam menentukan cara atau
asuhan keperawatan yang diperlukan oleh pasien di rumah sehingga akan menurunkan angka
kekambuhan.
1) Peran Informal
Adalah peran yang bersifat implisit yang biasanya tidak tampak jelas keatas permukaan dan
dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional, individual dan atau
untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.
Diantaranya adalah :
( Festi Pipit.2017. Peran keluarga dalam pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien stroke
Bagian Komunitas Prodi DIII Keperawatan )
Step 7
Kesimpulan
Perawat mempunyai peran dalam membantu mengarahkan strategi koping keluarga ke arah
yang positif, memberikan dukungan kepada keluarga dengan cara memotivasi, mengedukasi,
dan mengevaluasi cara perawatan keluarga di rumah pada saat melakukan kunjungan
rumah/home visite. Upaya tersebut dilakukan untuk dapat mengembalikan dan meningkatkan
kemampuan keluarga dalam melakukan tugas dan fungsi kesehatan keluarga di rumah. Hal
tersebut dikarenakan, dalam menjalankan pengobatan rawat jalan dan perawatan selama di
rumah, keluarga mempunyai peran yang dominan dalam membantu meningkatkan kualitas
kesehatan keluarganya.
I. Data umum
1. Nama kepala keluarga : Tn. D
2. Alamat dan telepon : Tidak terkaji
3. Pekerjaan kepala keluarga : Tidak terkaji
4. Pendidikan kepala keluarga : Tidak terkaji
5. Komposisi keluarga dan genogram
No Tempat
Hubungan
Nama Jenis kelamin tanggal lahir / Pekerjaan Pendidikan
dengan keluarga
umur
1. Tn. D L 42 tahun Tidak terkaji Tidak terkaji
Suami/Ayah
2. Ny.I P Istri 39 tahun Tidak terkaji Tidak terkaji
Tn.O
65 th
Tn.D
Ny.R 35
42 th
An.O
Nn. S 10
16 th
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
A
: Tinggal serumah
Penjelasan :
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif :
Tidak terkaji
2. Fungsi sosialisasi :
Interaksi antar anggota keluarga berjalan kurang baik, karena Tn.O malu
menumpang kepada anaknya.
3. Fungsi perawatan kesehatan :
a. Mengenal masalah Kesehatan
Keluarga mengetahui penyakit yang dialami oleh Tn.O itu stroke, yaitu
kelumpuhan dikarenakan tekanan darah yang tinggi. Keluarga belum
mengetahui dampak atau akibat jika stroke tersebut ditangani.
Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah kesehatan
Tidak terkaji
2. Petugas kesehatan yang ada
Tidak terkaji
3. Terhadap anggota keluarga yang lain
Ny.I berharap kaka-kakanya ada perhatian kepada bapak nya.
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Ketidakmampuan Ketidakefektifan koping
keluarga pada Ny.I
- Tn. O merasa anak-anaknya kurang keluarga dalam
keluarga Tn.D
perhatian terhadap kondisi memodifikasi lingkungan
penyakitnya yang menunjang
- Komunikasi klien dan keluarga kesembuhan pada
terbatas, tn.O jarang ngobrol sama anggota keluarga yang
anak nya karena merasa malu menderita stroke.
numpang tinggal dirumah anaknya
- Tn. O mengatakan memiliki 3
orang anak, anak pertama tinggal
diluar kota dan anak kedua tinggal
di desa yang berbeda
- Tn.O mengatakan Istrinya telah
meninggal dunia setahun yang lalu,
sehingga saat ini dia dirawat dan
tinggal dengan anak bungsu nya
Ny. I
- Ny. I mengatakan saudara nya yang
lain jarang menjenguk. Ny.I
berharap kalau kaka – kakanya ada
perhatian kepada bapaknya
- Ny. I merasa jenuh jika dia
sendirian yang harus merawat nya,
dia merasa tidak enak dengan
suaminya jika hanya Ny. I yang di
sibuk kan dengan perawatan
bapaknya
- Ny. I mengatakan sering mengeluh
merasa stress dan kelelahan serta
susah tidur
- Ny. I merasa terbebani oleh
kebutuhan klien
- Sumber daya keluarga terutama
support dari keluarga besar
dirasakan masih kurang.
DO :
- Ny.I terlihat stress dan kelelahan
2. DS : Ketidakmampuan Stress berlebihan pada
Ny.I keluarga Tn.D
- Ny. I mengatakan sering mengeluh keluarga dalam
merasa stress dan kelelahan serta memodifikasi lingkungan
susah tidur yang menunjang
- Ny. I mengatakan merasa terbebani kesembuhan pada
oleh kebutuhan klien anggota keluarga yang
- Jika sudah merasa stress, Ny. I menderita stroke.
mengatakan hanya bisa menangis dan
diem saja tidak berani bercerita
kepada suami nya karena jika dia
bercerita, maka suami nya akan
marah-marah.
- Ny. I merasa jenuh jika dia sendirian
yang harus merawat nya, dia merasa
tidak enak dengan suaminya jika
hanya Ny. I yang di sibuk kan dengan
perawatan bapaknya
- Ny. I mengatakan saudara nya yang
lain jarang menjenguk. Ny.I berharap
kalau kaka – kakanya ada perhatian
kepada bapaknya
- Sumber daya keluarga terutama
support dari keluarga besar dirasakan
masih kurang.
DO :
- Ny.I terlihat stress dan kelelahan
2. DS : Ketidakmampuan Defisit pengetahuan pada
Ny.I keluarga Tn.D
- Keluarga mengetahui penyakit yang keluarga mengenal
dialami oleh Tn. O itu stroke, yaitu masalah anggota
kelumpuhan karena tekanan darah keluarga
yang tinggi. Namun keluarga belum
bisa merawat dengan benar Ketidakmampuan
- Ny. I kurang paham bagaimana cara keluarga dalam merawat
merawat bapak nya yang sedang anggota keluarga (Tn.O)
sakit yang menderita stroke
- Ny. I sebagai anak juga hanya bisa
merawat sesuai dengan kemampuan
nya saja
- Keluarga juga belum mengetahui
dampak atau akibat jika stroke
tersebut ditangani.
Do
- Diagnosa medis Tn.O stroke
- Tekanan darah Tn.O tinggi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan koping keluarga pada Ny.I anggota keluarga Tn.D berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan keluarga
2. Stress berlebihan pada Ny.I keluarga Tn.D berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menunjang kesembuhan pada anggota
keluarga yang menderita stroke
3. Defisit pengetahuan pada Ny.I anggota keluarga Tn.D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga dan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga (Tn.O) yang menderita stroke
3. Potensial masalah untuk 1/3 X 1 = 0,3 Ny. I hanya bisa merawat dengan
dicegah : rendah kemampuannya dan tidak ada
anggota keluarga lain yang
membantunya
Total 3,8
3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 = 0,7 Jika sudah merasa strees, NY.I
dicegah : cukup hanya bisa menangis dan diam saja
tidak terbebani bercerita kepada
suaminya karena jika dia bercerita,
maka suaminya akan marah –
marah
4. Menonjolnya masalah : 2/2 X 1 = 1 Ny.i sering mengeluh merasa stress
dan kelelahan serta susah tidur
Masalah berat, harus
segera ditangani
Total 3,7
3. Defisit pengetahuan pada Ny.I anggota keluarga Tn.D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga dan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga (Tn.O) yang menderita stroke
Total 2,7
Daftar pustaka
Festi Pipit.2017. Peran keluarga dalam pelaksanaan rehabilitasi medik pada pasien
stroke Bagian Komunitas Prodi DIII Keperawatan