Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, AKSES INFORMASI HIV/AIDS

DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHANHIV/AIDS


PADA PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI KOTA PONTIANAK
1 2 2
Wenny Chartika . Andri Dwi Hernawan dan Abduh Ridha

THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE, INFORMATION


ACCESS OF HIV/AIDS AND FAMILY SUPPORT TO THE PREVENTIVE
BEHAVIOR OF HIV/AIDS ON THE INJECTING DRUG USERS IN PONTIANAK
1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, 2013. email :
wenny_chartika@yahoo.com
2
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

ABSTRAK

Kota Pontianak merupakan kota dengan kasus terbanyak HIV/AIDS di Kalimantan Barat, berdasarkan
laporan Dinas Kesehatan Kota Pontianak kasus HIV(+) adalah sampai dengan Agustus 2010 jumlah kasus HIV(+)
1.268 kasus, kemudian meningkat menjadi 1.588 kasus HIV(+) sampai dengan September 2011, dan terus
meningkat sampai dengan Oktober 2012 jumlah kasus HIV (+) menjadi 1.786 kasus. Sedangkan pada tahun 2012
jumlah kasus HIV/AIDS secara kumulatif mencapai 2.740 kasus.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, akses
informasi HIV/AIDS, dan dukungan keluarga dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pengguna napza suntik
di Kota Pontianak. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat analitik, dengan pendekatan
cross sectional, sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 responden. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-
square (X²), dengan derajat ketepatan 95% (á = 0,05).
Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku
pencegahan HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di Kota Pontianak (p value = 1,000) , ada hubungan antara sikap
dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di Kota Pontianak (p value = 0,000), Tidak ada
hubungan antara akses informasi HIV/AIDS dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di
Kota Pontianak (p value = 0,215) dan Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku pencegahan
HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di Kota Pontianak (p value = 0,009).
Diharapkan Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk melakukan upaya intervensi pada pengguna napza suntik
di Kota Pontianak dengan memberikan penyuluhan serta memberikan informasi kesehatan terkait bahaya
penyalahgunaan narkoba dan bahaya HIV/AIDS

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Akses Informasi, dukungan Keluarga, Perilaku, HIV/AIDS

ABSTRACT

Pontianak is a city with the most of HIV/AIDS cases in West Borneo, based on the data from Pontianak Health
Department the cases of HIV/AIDS until August 2010 reached 1.268 cases, then increased 1.588 cases until
September 2011, and kept on raising until October 2012 with 1.786 cases of HIV/AIDS. Furthermore, in 2012 the
cases of HIV/AIDS cumulatively reached 2.740 cases.
The general purpose of this research is to obtain the relationship between knowledge, attitude, information
access of HIV/AIDS and family support to the HIV/AIDS preventive behavior on the injecting drug users in
Pontianak City. This research is analytic observational research with cross sectional approach, the sample in this
research is 68 respondents. The statistic test used was Chi-Square (X2), with accuracy degree 95% (á=0.05).
Based on bivariate analysis results were obtained that there was no relationship between knowledge to the
preventive behavior of HIV/AIDS on the injecting drug users in Pontianak City(p value= 1.000), there was
relationship between attitude to the preventive behavior of HIV/AIDS on injecting drug users in Pontianak City (p
value = 0.000), there was no relationship between information access of HIV/AIDS to the preventive behavior of

Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik 163


HIV/AIDS on injecting drug users in Pontianak City (p value= 0.215) and there was relationship between family
support to the preventive behavior of HIV/AIDS on injecting drug users in Pontianak City (p value= 0.009).
It is expected to Pontianak Health Department to do some intervention efforts to injecting drug users in
Pontianak by giving counseling and also by giving health information which is related to the misapplying of drugs
and risks of HIV/AIDS.

Keywords : Knowledge, Attitude, Information Access, Family Support, Behavior, HIV/AIDS

LATAR BELAKANG terdapat 3.863 kasus, kemudian meningkat


menjadi 4.158 kasus pada tahun 2010 dan
Acquired immune deficiency syndrome terus meningkat sampai dengan juni 2011
(AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit kasus AIDS dikumulatifkan menjadi 26.483
kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan kasus, terus meningkatnya kasus HIV/AIDS
penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil setiap tahunnya di Indonesia menjadi
penularan. Penyakit ini disebabkan oleh masalah serius. Adapun urutan sepuluh besar
Human Immunodeficiency Virus (HIV). kasus AIDS tertinggi dari 10 Propinsi yang
HIV dan AIDS ini sudah menjadi masalah melapor, pada urutan pertama kasus AIDS
internasional karena dalam waktu relatif adalah DKI Jakarta dengan 3.997 kasus,
singkat terjadi peningkatan jumlah kasus dan urutan kedua yaitu papua dengan 3.938
semakin melanda banyak negara. Sampai kasus, dan di urutan ketiga adalah jawa barat
saat ini belum ditemukan vaksin atau obat dengan 3.809 kasus. Sedangkan Kalimantan
yang relatif efektif untuk AIDS sehingga Barat menempati urutan ketujuh dengan
menimbulkan keresahan di dunia. selain jumlah kasus 1.125 kasus .
berdampak negatif pada bidang medis, AIDS Tingginya jumlah kasus HIV/AIDS di
juga berdampak negatif pada bidang lainnya Kalimantan Barat patut menjadi perhatian,
1.
seperti ekonomi, politik, etika, dan moral karena pada setiap tahunnya kasus
Perkembangan kasus HIV/AIDS di HIV/AIDS di Kalimantan Barat mengalami
dunia terus meningkat setiap tahunnya. peningkatan secara signifikan. Secara
Menurut data World Health Organization kumulatif pada tahun 2010 HIV (+) 2.751
(WHO), pada tahun 2011 jumlah orang yang kasus, AIDS 1.450 kasus dan meninggal 347
menderita HIV mencapai 34 juta orang, kasus; kemudian sampai September tahun
sedangkan yang meninggal karena AIDS 2011 HIV (+) 3.335 kasus, AIDS 1.610 kasus
mencapai 1,8 juta di seluruh dunia. Bagian dan meninggal 374 kasus; dan terus
dunia yang terbanyak penderita HIV adalah meningkat sampai Oktober 2012 HIV (+)
Afrika dengan 22,9 juta orang. Posisi kedua 3.709 kasus, AIDS 1.782 kasus, dan
Asia Tenggara dengan penderita 3,5 juta meninggal 511 kasus3.
orang, sementara posisi ketiga ditempati Jumlah kasus di Kalimantan Barat
Amerika dengan 3 juta orang 2. secara kumulatif telah mencapai 5.491 kasus
Kasus HIV/AIDS di Indonesia terdari dari penderita HIV(+) berjumlah
berdasarkan laporan Ditjen PP dan PL 3.709 kasus dan penderita AIDS berjumlah
Kemenkes Republik Indonesia hingga Juni 1.782 kasus. Penyebaran HIV/AIDS Provinsi
2011 jumlah kasus AIDS, pada tahun 2009 Kalimantan Barat tergolong tinggi dan cepat

164 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik


persebarannya yang disebabkan karena suntik (penasun)/IDU memberikan andil
industri seks komersial yang makin yang cukup bermakna terhadap per-
berkembang dan seiring dengan tingginya kembangan kasus baru di Kota Pontianak. Di
tingkat penyalahgunaan Napza (jarum mana data mengenai jumlah pengguna napza
suntik) yang menempatkan Kalimantan suntik di Kota pontianak lebih bersifat
Barat di posisi ketujuh di Indonesia, sebagai fenomena gunung es. Sangat
memprihatinkan Kalimantan Barat yang mungkin, jumlah yang sebenarnya jauh lebih
mempunyai kepadatan penduduk yang cukup besar dari yang diketahui selama ini.
kecil tetapi angka kasus HIV/AIDS yang Tingginya prevalensi kasus HIV/AIDS pada
cukup tinggi4. kelompok pengguna napza suntik cepat atau
Laporan triwulan Kemenkes RI lambat akan menyebar pada populasi lainnya
sampai dengan Juni 2011 menunjukan data 5 dikarenakan beberapa faktor, antara lain
provinsi di Indonesia dengan kasus AIDS karena kebiasaan pinjam meminjam jarum
terbanyak pada pengguna Napza suntik yang suntik tanpa disetrilkan terlebih dahulu,
terbesar berturut-turut adalah DKI Jakarta, sehingga dengan mudah memindahkan darah
Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi selatan yang terinfeksi HIV ke pecandu lainnya;
dan Bali. Sedangkan kumulatif kasus AIDS karena kaitan yang erat antara pekerja seks
di Indonesia pada pengguna Napza suntik dan seks bebas, dan karena belum adanya
6
berjumlah 9.597 orang dan di Kalimantan upaya pencegahan yang efektif .
7
Barat jumlah kasus AIDS pada pengguna Menurut Green (1980) dalam ,
napza suntik berjumlah 197 kasus perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama,
(Kemenkes RI, 2011). Di Kota Pontianak yakni : faktor predisposisi (predisposing
estimasi pengguna napza suntik (penasun) factor) yang mencakup pengetahuan dan
sebanyak 235 orang sampai dengan juni sikap masyarakat terhadap kesehatan, tingkat
5
2012 pendidikan; faktor pemungkin (enabling
Kota Pontianak merupakan kota factor) mencakup ketersediaan sarana dan
dengan kasus terbanyak HIV/AIDS di prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
Kalimantan Barat, berdasarkan laporan masyarakat; dan faktor penguat (reinforcing
Dinas Kesehatan Kota Pontianak kasus factor) seperti dukungan keluarga, tokoh
HIV(+) adalah sampai dengan Agustus 2010 agama, dan petugas termasuk petugas
jumlah kasus HIV(+) 1.268 kasus, kemudian kesehatan. Perubahan perilaku biasanya
meningkat menjadi 1.588 kasus HIV(+) diawali dengan perubahan pengetahuan dan
sampai dengan September 2011, dan terus perubahan sikap. Penularan dan penyebaran
meningkat sampai dengan Oktober 2012 HIV/AIDS sangat berhubungan dengan
jumlah kasus HIV (+) menjadi 1.786 kasus. perilaku manusia, sehingga pencegahannya
Berdasarkan data kasus di Kota Pontianak, perlu memperhatikan faktor perilaku, dalam
jumlah kasus HIV/AIDS secara kumulatif perilaku pencegahan HIV/AIDS ini
mencapai 2.740 kasus sampai dengan dipengaruhi oleh faktor predisposisi
Oktober 2012. (predisposing factor) yang mencakup
Kelompok beresiko pengguna napza pengetahuan penasun terhadap pencegahan

Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik 165


HIV/AIDS dan sikap penasun terhadap Analisis data dalam penelitian ini
pencegahan HIV/AIDS; faktor pemungkin mencakup analisa univariat dan bivariat.
(enabling factor) mencakup akses informasi Analisis univariat dilakukan untuk
HIV/AIDS, dan faktor penguat (reinforcing mengambarkan distribusi dan persentase dari
factor) mencakup dukungan keluarga. variabel bebas dan variabel terikat,
6
Penelitian ini sejalan penelitian sedangkan analisa bivariat dilakukan untuk
mengenai faktor-faktor yang berhubungan mengetahui ada tidaknya hubungan antara
dengan dengan praktek mencegah penularan variabel bebas dengan variabel terikat. Pada
HIV/AIDS di kalangan pengguna napza analis bivariat akan dilakukan pengujian data
suntik di Kampung Bali, Jakarta. Pada secara statistik untuk melihat ada tidaknya
penelitian tersebut variabel yang digunakan hubungan antara dua variabel. Uji statistik
adalah pendidikan, pengetahuan, sikap, yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tersedianya jarum suntik steril, tersedianya uji melalui uji Chi Square dengan tingkat
carian pemutih, kelompok sebaya, dukungan kepercayaan 95% dan level signifikan 5%.
petugas, dukungan keluarga, dan media
informasi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan, Tabel 1
sikap, akses informasi HIV/AIDS, dan Distribusi Frekuensi Karakteristik
dukungan keluarga dengan perilaku Responden di Kota Pontianak
pencegahan HIV/AIDS pada pengguna Umur n %
napza suntik di Kota Pontianak”. 17- 21 tahun 12 17,6
22-26 tahun 22 32,4
27-31 tahun 22 32,4
METODOLOGI PENELITIAN 32-37 tahun 12 17,6
Pendidikan
SD 5 7,4
Dalam penelitian ini desain yang SMP 10 14,7
SMA 37 54,4
digunakan adalah diskriptif observasional PT 16 23,5
dengan pendekatan cross sectional atau Pekerjaan
Pengangguran 8 11,8
potong lintang. Cross sectional merupakan
Swasta 40 58,8
suatu penelitian yang mengobservasi dan Wiraswasta 10 14,7
mencari hubungan antara variabel bebas dan Mahasiswa 8 11,8
PNS 2 2,9
variabel terikat pada saat bersamaan8.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Pada tabel 1 Berdasarkan tabel V.3 dari 68
pengetahuan, sikap, akses informasi responden diperoleh sebagian responden
HIV/AIDS, dan dukungan keluarga berumur 22-26 tahun dan 27-31 tahun
sedangkan variabel terikat pada penelitian ini (32,4%), sebagian berpendidikan SMA
adalah perilaku pencegahan HIV/AIDS pada (54,4%). sebagian besar berkerja swasta
pengguna napza suntik di Kota Pontianak. (58,8%)
Banyaknya sampel dalam penelitian ini
berjumlah 68 responden.

166 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik


Akses
Tabel 2 informasi
Tidak pernah 12 36,4 21 36,6 33 100 0,215
Distribusi Frekuensi Analisa Univariat Pernah 19 54,3 16 45,7 35 100
mengakses
Responden di Kota Pontianak Dukungan
keluarga
Pengetahuan n % Tidak 20 64,5 11 35,5 33 100 0,009
Kurang Baik 38 55,9 mendukung
Baik 30 44,1 Mendukung 11 29,7 26 70,3 35 100
Sikap
Tidak Mendukung 33 48,5 PEMBAHASAN
Mendukung 35 51,5
Akses Informasi
Tidak Pernah 33 48,5 Hubungan antara pengetahuan dengan
Pernah Mengakses 35 51,5
Dukungan keluarga perilaku pencegahan HIV/AIDS pada
Tidak Mendukung 31 45,6 pengguna napza suntik di Kota Pontianak
Mendukung 37 54,4
Perilaku Pencegahan Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p
HIV/AIDS value 1,000 (> 0,05) sehingga Ha ditolak (Ho
Tidak Melakukan 31 45,6
Melakukan 37 54,4 diterima), maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan antara pengetahuan dengan
Pada tabel 2 diketahui bahwa, dari 68 perilaku pencegahan HIV/AIDS pada
responden diperoleh sebagian ber- pengguna napza suntik di Kota Pontianak.
pengetahuan kurang baik (55,9%), sebagian Hasil penelitian ini sejalan dengan
besar sikap responden mendukung perilaku penelitian Kurniawati (2008) yang
pencegahan HIV/AIDS (51,5%), sebagian menyatakan tidak terdapat hubungan yang
besar pernah mengakses informasi mengenai signifikan antara pengetahuan tentang
HIV/AIDS (51,5%), sebagian besar HIV/AIDS dengan perilaku menghindari
dukungan keluarga mendukung perilaku HIV/AIDS pada anak jalanan di Kota
pencegahan HIV/AIDS (54,4%) dan Yogyakarta dengan nilai p value = (0,484).
sebagian besar berperilaku mencegah Berdasarkan analisis peritem tabel
HIV/AIDS (54,4%). diperolehhampir seluruh responden
menjawab dengan benar mengenai
Tabel 3 pengertian HIV (97,1%) dan sebagian besar
Hubungan antara pengetahuan, sikap, responden menjawab salah mengenai
akses informasi HIV/AIDS, dan dukungan perilaku seks seorang penasun yang belum
keluarga dengan perilaku pencegahan mempunyai suami/istri, yang dapat
HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di mencegah HIV/AIDS (61,76%).
Kota Pontianak 7
Menurut , pengetahuan berasal dari
Perilaku pencegahan HIV/AIDS
kata “tahu” yang berarti seseorang tersebut
Tidak
Melakukan
Variabel melakukan Total p mempunyai cakrawala tertentu.
n % n % n % Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan
Pengetahuan
Kurang baik 17 44,7 21 55,3 38 100 1,000
ini terjadi setelah orang melakukan
Baik 14 46,7 16 53,3 30 100 penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Sikap
Tidak 24 72,7 9 27,3 33 100 Yang dimaksud dengan penginderaan adalah
mendukung 0,000
Mendukung 7 20,0 28 80,0 35 100 melakukan pengamatan oleh indera seperti

Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik 167


penglihatan dan pendengaran. Penglihatan melakukan perilaku pencegahan HIV/AIDS
adalah pengenalan objek melalui mata dibandingkan yang sikapnya mendukung.
(melihat), sedangkan pendengaran adalah Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
menangkap bunyi atau suara dengan indera Khaulah (2004) yang menyatakan secara
pendengaran. statistik hubungan ini sangat bermakna
Pengetahuan yang didasari dengan dengan nilai p value = 0,003 terlihat bahwa
pengetahuan dapat diukur dari kemampuan proporsi responden yang praktek men-
orang tersebut dapat mengungkapkan hal cegahnya baik lebih besar pada responden
yang diketahui dalam jawaban, baik lisan yang menunjukan sikap positif (35,6%)
maupun tulisan. Jawaban tersebut dibandingkan dengan sikap negatif (9,6%).
merupakan reaksi dari stimulus berupa Sikap merupakan reaksi atau respon
pertanyaan yang disampaikan, baik lisan yang masih dari seseorang terhadap suatu
maupun tulisan. Indikator pengetahuan stimulus atau objek. Sikap secara nyata
tentang HIV/AIDS di antaranya yaitu menunjukan konotasi adanya kesesuaian
mempunyai kemampuan menjelaskan reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam
tentang pengertian, penyebab, gejala, kehidupan seharihari merupakan reaksi yang
penularan, pencegahan, dan pengobatan bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
7
mengenai HIV/AIDS. Menurut , menyatakan sikap itu merupakan
Ti d a k a d a h u b u n g a n a n t a r a kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
pengetahuan dengan perilaku pencegahan bukan merupakan pelaksanaan motif
HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di tertentu. Sikap merupakan suatu tindakan
Kota Pontianak, hal ini disebabkan karena atau aktivitas, akan tetapi merupakan
proporsi responden yang tidak melakukan predisposing tindakan suatu perilaku. Sikap
pencegahan HIV/AIDS berpengetahuan itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan
kurang (44,7%) dan pengetahuan baik merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
(46,7%) dan dari 68 responden diperoleh objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
sebagian berpengetahuan kurang baik penghayatan terhadap objek.
(55,9%). Berdasarkan analisis peritem tabel
diperoleh hampir seluruh responden
Hubungan antara sikap dengan perilaku menjawab tidak setuju mengenai Kekebalan
pencegahan HIV/AIDS pada pengguna tubuh seorang akan terus menerus menurun
napza suntik di Kota Pontianak. jika menderita HIV/AIDS (82,4%) dan
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p sebagian besar responden menjawab setuju
value 0,000 (< 0,05) sehingga Ha diterima mengenai tertelan air ludah (liur) penderita
(Ho ditolak), maka dapat disimpulkan bahwa HIV/AIDS walaupun sedikit bisa tertular
ada hubungan antara sikap dengan perilaku Human Immunodeficiency Virus (67,6%).
pencegahan HIV/AIDS pada pengguna Proporsi responden yang tidak me-
napza suntik di Kota Pontianak. Dengan RP lakukan pencegahan HIV/AIDS cenderung
3,636 (1,815-7,284) berarti bahwa sikap sikapnya tidak mendukung (72,7%) lebih
tidak mendukung berisiko 3,636 kali tidak besar jika dibandingkan dengan sikapnya

168 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik


yang mendukung (20,0%). Berdasarkan tabel selebaran dan poster dapat mempengaruhi
V.10 dari 68 responden diperoleh sebagian tingkat pengetahuan sesorang dalam
besar sikap responden mendukung perilaku memahami sesuatu hal, begitu pula yang
pencegahan HIV/AIDS (51,5%). dihadapi oleh para pengguna napza suntik di
Mengingat ada hubungan antara sikap wilayah Kota Pontianak, aksesabilitas
dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS informasi HIV/AIDS ini juga akan
pada pengguna napza suntik di Kota mempengaruhi tingkat pengetahuan penasun
Pontianak, maka diharapkan responden dalam pemahaman mengenai cara
untuk selalu bersikap positif mengenai pencegahan HIV/AIDS, semakin banyak
perilaku pencegahan HIV/AIDS. terpapar informasi khususnya tentang
pencegahan HIV/AIDS maka tingkat
Hubungan antara akses informasi pengetahuan penasun juga akan bertambah
kesehatan dengan perilaku pencegahan yang nantinya akan mempengaruhi sikap dan
HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di perilakunya.
Kota Pontianak Berdasarkan analisis peritem tabel
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p diperoleh hampir seluruh responden
value 0,215 (> 0,05) sehingga Ha ditolak (Ho menjawab iya mengenai apakah anda pernah
diterima), maka dapat disimpulkan tidak ada mendapatkan informasi mengenai
hubungan antara akses informasi HIV/AIDS pemakaian napza dan pencegahan
dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS HIV/AIDS dari keluarga dan teman (91,2%)
pada pengguna napza suntik di Kota dan sebagian kecil menjawab tidak mengenai
Pontianak. Penelitian ini sejalan dengan apakah anda pernah mengakses informasi
penelitian Khaulah (2004) menyimpulkan mengenai HIV/AIDS melalui media massa
bahwa tidak ada perbedaan proporsi dalam (32,35%).
praktek mencegah yang baik terhadap Tidak ada hubungan antara akses
penularan HIV/AIDS pada responden yang informasi HIV/AIDS dengan perilaku
terpapar media massa dibandingkan pencegahan HIV/AIDS pada pengguna
responden yang tidak terpapar media massa, napza suntik di Kota Pontianak, hal ini
dengan nilai p value = 0,055. disebabkan kerena proporsi responden yang
Media promosi kesehatan adalah tidak melakukan pencegahan HIV/AIDS
semua sarana atau upaya untuk menampilkan pernah mengakses informasi mengenai
pesan atau informasi yang ingin disampaikan HIV/AIDS (54,3%) dan tidak pernah
oleh komunikator, baik itu melalui media mengakses informasi mengenai HIV/AIDS
cetak, elektronik dan media luar ruang, (36,4%).
sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya dapat Hubungan antara dukungan keluarga
merubah perilaku kearah positif terhadap dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS
8
kesehatan . pada pengguna napza suntik di Kota
Paparan informasi terhadap media Pontianak.
massa seperti surat kabar, televisi, radio, Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p

Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik 169


value 0,009 (< 0,05) sehingga Ha diterima dengan dukungan keluarga yang mendukung
(Ho ditolak), maka dapat disimpulkan bahwa (29,7%). Berdasarkan tabel V.7 dari 68
ada hubungan antara dukungan keluarga responden diperoleh sebagian besar
dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada dukungan keluarga mendukung perilaku
pengguna napza suntik di Kota Pontianak. pencegahan HIV/AIDS (54,4%).
Dengan RP 2,170 (1,240-3,799) berarti Berdasarkan analisis peritem diperoleh
bahwa dukungan keluarga tidak mendukung bahwa dukungan emosional sebagian besar
berisiko 2,170 kali tidak melakukan perilaku responden menjawab iya mengenai apakah
pencegahan HIV/AIDS dibandingkan yang keluarga mendengarkan keluhankeluhan
sikapnya mendukung. Hasil penelitian ini yang anda sampaikan (70,6%) dan sebagian
sejalan dengan penelitian6 yang menyatakan besar menjawab tidak mengenai keluarga
secara statistik hubungan antara dukungan memaklumi bahwa kondisi anda saat ini
keluarga dengan praktek mencegah sebagai suatu musibah (55,9%). Sebagian
penularan HIV/AIDS terdapat hubungan besar responden dukungan penghargaan
yang signifikan, dengan nilai p value = 0,018. menjawab iya mengenai apakah keluarga
Dukungan keluarga terdiri atas menanyakan kepada anda masalah apa yang
informasi atau nasihat verbal dan atau dihadapi selama anda menjadi pengguna
nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang napza suntik (69,12%) dan sebagian besar
diberikan oleh keakraban sosial atau didapat menjawab tidak mengenai keluarga
karena kehadiran mereka dan mempunyai membimbing anda untuk berhenti
manfaat emosional atau efek perilaku bagi menggunakan napza suntik (45,6%).
pihak penerima9. Sebagai satu diantara fungsi Analisis peritem diperoleh bahwa dukungan
pertalian/ ikatan sosial segi fungsionalnya instrumental sebagian besar responden
mencakup dukungan emosional, mendorong menjawab iya mengenai apakah keluarga
adanya ungkapan perasaan, memeberi bersedia membiayai biaya pengobatan dan
nasihat atau informasi, pemberiaan material. perawatan jika anda tertular HIV/AIDS
Sebagai fakta sosial yang sebenarnya (61,76%) dan sebagian besar menjawab tidak
sebagai/kognisi individual dukungan yang mengenai keluarga menyediakan fasilitas
dirasakan melawan dukungan yang diterima. yang anda butuhkan untuk berhenti
Dukungan keluarga terdiri atas informasi menggunakan napza suntik (61,76%).
atau nasihat verbal dan atau nonverbal, Analisis peritem diperoleh dukungan
bantuan nyata atau tindakan yang diberikan informatif bahwa sebagian besar responden
oleh keakraban sosial atau didapat karena menjawab iya mengenai apakah keluarga
kehadiran mereka dan mempunyai manfaat mengingatkan anda tentang perilakuperilaku
emosional atau efek perilaku bagi pihak beresiko yang memperburuk kondisi anda
9
penerima . (69,12%) dan sebagian besar menjawab tidak
Proporsi responden yang tidak me- mengenai keluarga pernah memberikan
lakukan pencegahan HIV/AIDS cenderung penjelasan mengenai bahaya HIV/AIDS
dukungan keluarga tidak mendukung (42,65%).
(64,5%) lebih besar jika dibandingkan Mengingat ada hubungan antara

170 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik


dukungan keluarga dengan perilaku SARAN
pencegahan HIV/AIDS pada pengguna
napza suntik di Kota Pontianak, maka Bagi Dinas Kesehatan
diharpakan keluarga responden untuk selalu Diharapkan Dinas Kesehatan Kota
mendukung responden dalam upaya Pontianak untuk melakukan upaya intervensi
pencegahan HIV/AIDS yang meliputi pada pengguna napza suntik di Kota
dukungan emosioanl, penghargaan, Pontianak dengan memberikan penyuluhan
instrumental dan informatif. serta memberikan informasi kesehatan
terkait bahaya penyalahgunaan narkoba dan
KESIMPULAN bahaya HIV/AIDS. Serta melibatkan
pendidik sebaya untuk menjangkau teman-
1. sebagian berpengetahuan kurang baik teman pengguna napza suntik yang belum
(55,9%), sebagian besar responsen pernah terjangkau oleh Dinas Kesehatan
mendukung perilaku pencegahan maupun Instansi terkait agar dapat
HIV/AIDS (51,5%), sebagian besar menumbuhkan sikap positif terhadap
pernah mengakses informasi mengenai perilaku pencegahan HIV/AIDS dan lebih
HIV/AIDS (51,5%), sebagian besar gencar lagi mengajak pengguna napza suntik
dukungan keluarga mendukung perilaku untuk mengurangi dampak buruk dari
pencegahan HIV/AIDS (54,4%) dan pemakaian napza (Harm Reduction) salah
diperoleh sebagian besar berperilaku satunya mengikuti program layanan rumatan
mencegah HIV/AIDS (54,4%). metadhone. Dan menyediakan sarana dan
2. Tidak ada hubungan antara pengetahuan prasarana rehabilitasi untuk pengguna napza
dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS suntik di Kota Pontianak.
pada pengguna napza suntik di Kota
Pontianak (p value = 1,000). Bagi Pengguna Napza Suntik
3. Ada hubungan antara sikap dengan Para pengguna napza suntik lebih
perilaku pencegahan HIV/AIDS pada meningkatkan pengetahuan tentang cara
pengguna napza suntik di Kota pencegahan HIV/AIDS dan menjaga
Pontianak (p value = 0,000). perilaku seperti tidak bergantiganti pasangan
4. Tidak ada hubungan antara akses seksual, menggunakan kondom saat
informasi HIV/AIDS dengan perilaku berhubungan seks, tidak menggunakan
pencegahan HIV/AIDS pada pengguna jarum suntik bergantian dengan teman, rutin
napza suntik di Kota Pontianak (p value memeriksakan kesehatan diri terutama
= 0,215). pemeriksaan HIV/AIDS dengan tes VCT,
5. Ada hubungan antara dukungan keluarga dan mengikuti rehabilitasi dan berhenti
dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS menggunakan napza suntik dengan
pada pengguna napza suntik di Kota mengikuti program layanan rumatan
Pontianak (p value = 0,009). metadhone.

Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik 171


Bagi Peneliti Selanjutnya Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT.
agar penelitian ini dapat dikembangkan lebih Renika Cipta, Jakarta.
jauh lagi untuk mendapatkan hasil emipirik Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi
yang lebih kuat lagi yaitu dengan menambah Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka
variabel lain yang diperkirakan dapat Cipta. Jakarta.
mempengaruhi perilaku pencegahan
Nursalam, M., dan Kurniawati, Ninuk D.
HIV/AIDS dengan melakukan penelitian,
2011. Asuhan Keperawatan pada
seperti, mengenai hubungan antara faktor
Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta:
perilaku teman sebaya dan lingkungan
Salemba Medika.
tempat tinggal dengan perilaku pencegahan
HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di
Kota Pontianak

DAFTAR PUSTAKA

Widoyono, 2008. Penyakit Tropis.


Semarang: Erlangga
WHO. 2011. Jumlah Kasus HIV/AIDS di
Dunia. http ://www.who.int. (diakses
11 Februari 2012)
Kemenkes RI 2011. Laporan triwulan Ditjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Juni
2011
IFPPD, 2013. HIV/AIDS di Kalimantan
Barat. http: //www.ifppd.org/detail/
kalbardetails. (diakses 11 Februari
2013)
Yayasan Pontianak Plus. 2012. Laporan
Jumlah Pengguna Napza Suntik Tahun
2012. Pontianak.
Khaulah, Wahyuni. 2004. Faktor faktor yang
berhubungan dengan praktek
mencegah penularan HIV/AIDS di
kalangan pengguna napza suntik di
Kampung Bali. Tesis. FKM Universitas
Indonesia. Jakarta (tidak dipubli-
kasikan)

172 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Anda mungkin juga menyukai