DASAR I - Standar Profesional Audit Internal Final Akhir-20 Juli 2015)
DASAR I - Standar Profesional Audit Internal Final Akhir-20 Juli 2015)
DASAR I - Standar Profesional Audit Internal Final Akhir-20 Juli 2015)
STANDAR PROFESIONAL
AUDIT INTERNAL
Buku ini merupakan series modul Sertifikasi QIA yang disusun dengan
acuan Common Body of Knowledge (CBoK) The IIA (Institute of Internal
Auditors) yang merupakan materi baku di bidang internal auditing
serta dilengkapi dengan best practices yang berlaku di Indonesia.
Buku ini dapat memberi manfaat bagi para auditor, mahasiswa dan
pihak-pihak lain yang berminat mempelajari internal auditing. Kami
mengharapkan koreksi dan saran-saran untuk penyempurnaan buku
ini.
Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi profesi audit internal
serta pembangunan Negara dan Bangsa Indonesia.
Penyusun,
Pusat Pengembangan Internal Audit
Yayasan Pendidikan Internal Audit
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA......................................................... 65
BAB I
KERANGKA PRAKTIK
PROFESIONAL AUDIT INTERNAL
A. PENDAHULUAN
Profesi audit dan audit internal memiliki sejarah yang panjang. Bukti
sejarah pada budaya bangsa Mesopotamia menunjukkan bahwa mereka
telah menggunakan pencatatan atas muatan kapal dan melakukan
verifikasi transaksi keuangan. Hal tersebut merupakan bentuk primitif
proses auditing. Sejarah bangsa Romawi kuno, demikian juga, telah
menggunakan istilah “audit”, yang asal katanya berasal dari kata dalam
bahasa latin “auditus” atau “audire” yang berarti “mendengarkan”, yaitu
mendengarkan pernyataan lisan pada saat seseorang memverifikasi
sebuah catatan.
Peraga 1 – 1: IPPF
YG
D AT O R UID AN
A N International C
Standards
M
E
Code of
R
Definition Ethics
IPPF
International Professional
Position Practices Framework
Prantice
Papers Guides
Prantice
The Institute of Advisories
nternal Audiors
Secara garis besar, IPPF terdiri dari:
DASAR I DASAR I
Halaman_2
i) Pedoman yang bersifat mandatoris (harus dipatuhi), yaitu:
Halaman_3
• Definisi audit internal
• Kode etik audit internal
• Standar audit internal
ii) Pedoman yang bersifat ‘strongly recommended’ (sangat
direkomendasikan untuk dipatuhi), yaitu:
ngan • Makalah tentang posisi (Position papers)
• Saran penerapan (Practice advisories)
• Pedoman praktik (Practice guides)
Income Statement
1. DEFINISI
2000 2001
Audit internal merupakan aktivitas assurance dan konsultasi yang
independen dan obyektif yang dirancang untuk memberi nilai tambah
Sales dan meningkatkan operasi 125,000
organisasi. Audit160,000
internal membantu
Cost Of Good Sold 75,000
organisasi mencapai tujuannya 96,000
melalui pendekatan sistematis dan
Gross Profit teratur dalam mengevaluasi50,000
dan meningkatkan efektivitas proses
64,000
manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola.
Operating Expenses
Fixed cash operating Exp. 21,000 21,000
Pusat Pengembangan Internal Audit - Yayasan Pendidikan Internal Audit 3
Variable operating exp 12,500 16,000
Depretiation 4,500 10,000
Standar Profesional Audit Internal
Jasa Assurance
Jasa Assurance Jasa Konsultasi
Jasa Konsultasi
User/
User/Pemberi
Tugas
pemberi tugas
Auditor
Auditor Klien
Klien
Auditor
Auditor Process
Process Internal
Internal
Internal
Internal Owner
Owner
2 KODE ETIK
3. STANDAR
Tujuan Standar
Tujuan Standar adalah untuk:
a. Menjelaskan prinsip dasar praktik audit internal.
b. Memberikan pedoman dalam melaksanakan dan meningkatkan
jasa audit internal yang bernilai tambah dan berspektrum luas.
c. Menetapkan dasar untuk mengevaluasi kinerja audit internal.
d. Mendorong peningkatan proses dan operasi organisasi.
Struktur Standar
Standar mencakup:
• Pernyataan Standar, berupa persyaratan dasar praktik
profesional audit internal dan pedoman evaluasi efektivitas
kinerjanya, yang berlaku secara internasional, pada tingkatan
organisasi dan individual.
1210.A3
Huruf ‘A’
menjelaskan:
Assurance
Angka ‘1’ Angka ‘10’
menjelaskan: menjelaskan:
Standar Atribut Proficiency
Angka ‘3’
menjelaskan:
Angka ‘2’ menjelaskan: Standar
Proficiency & Due Implementasi
Proffesional Care Atribut yang ke 3
Contoh position papers yang telah dikeluarkan The IIA sampai saat
ini adalah:
• The Three Lines of Defense in Effective Risk Management and
Control (January 2013).
• The Role of Internal Auditing in Enterprise-wide Risk Management
(January 2009).
BAB II
TUJUAN, WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWAB
A. PENDAHULUAN
Pembahasan pada bab ini terkait dengan standar audit intern yang
paling awal, yaitu standar nomor 1000 yang mengatur sebagai berikut:
• Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab AAI harus didefinisikan
secara formal dalam suatu piagam audit internal,
• Piagam audit internal harus sesuai dengan definisi, kode etik dan
standar audit internal.
• Kepala Satuan Audit Internal/KSAI (Chief Audit Executive)
harus mereviu secara periodik piagam audit internal dan
menyampaikannya kepada manajemen senior dan dewan
pengawas (senior management and the board) untuk
memperoleh persetujuan.
AKUNTABILITAS
INDEPENDENSI
TANGGUNG JAWAB
KEWENANGAN
STANDAR AUDIT
KSAI Komite Audit
Direktur Utama
Tanggal :
BAB III
INDEPENDENSI DAN
OBJEKTIVITAS
A. PENDAHULUAN
B. STANDAR TERKAIT
C. MEMELIHARA INDEPENDENSI
Dewan Pengawas
Dewan Pengawas
Manajemen
Manajemen Senior
Senior Komite Audit
Komite Audit
Kepala
KepalaSatuan
SatuanAudit
AuditInternal/
Internal /
Fungsi Audit Internal
Fungsi Audit Internal
Pelaporan Fungsional
Pelaporan fungsional merupakan sumber utama independensi
dan kewenangan. Daftar berikut mengemukakan beberapa contoh
hubungan pelaporan fungsional antara KSAI, dewan pengawas, serta
komite audit. Pelaporan fungsional kepada dewan pengawas pada
umumnya menyangkut:
• Persetujuan dewan pengawas terhadap piagam AAI secara
keseluruhan.
• Persetujuan dewan pengawas terhadap penilaian risiko audit
internal dan rencana audit terkait.
Pelaporan Administratif
Pelaporan administratif memfasilitasi kegiatan sehari-hari fungsi
audit internal. Contoh pelaporan administratif mencakup:
• Penganggaran dan akuntansi manajemen.
• Administrasi sumber daya manusia audit internal, termasuk
evaluasi personil dan penggajiannya.
• Komunikasi dan arus pertukaran informasi Internal.
• Administrasi prosedur dan kebijakan AAI.
D. MEMELIHARA OBJEKTVITAS
Auditor Internal harus memiliki sikap mental tidak memihak dan perilaku
adil, serta senantiasa menghindarkan diri dari kemungkinan timbulnya
pertentangan kepentingan. Kondisi yang kompleks terjadi apabila posisi
auditor yang di satu pihak dipekerjakan oleh manajemen, di lain pihak
harus mereviu manajemen. Meskipun terdapat kemungkinan terjadinya
benturan kepentingan tersebut, seorang auditor internal tetap harus
senantiasa memelihara Objektivitasnya – yaitu perilaku mental yang
independen – dalam melaksanakan penugasan.
BAB IV
PENGETAHUAN, KETERAMPILAN
DAN KOMPETISI
A. PENDAHULUAN
B. STANDAR TERKAIT
Standar terkait pengetahuan, keterampilan dan kompetensi adalah
sebagai berikut:
BAB V
KECERMATAN PROFESIONAL
A. PENDAHULUAN
B. STANDAR TERKAIT
BAB VI
PENGEMBANGAN PROFESIONAL
BERKELANJUTAN
Pelatihan berbasis web Program pelatihan berbasis web dari The IIA
memungkinkan seseorang untuk belajar dari
manapun asalkan memiliki akses terhadap
Internet (di kantor, di rumah atau di perjalanan)
Gambaran lebih lanjut mengenai hal ini dapat dilihat pada website The
IIA pada www.theiia.org.
2. Sertifikasi
Auditor Internal dapat mengembangkan profesionalismenya
melalui perolehan sertifikasi profesi. Sertifikasi adalah pengukuran
karakteristik yang sistematis menyangkut pendidikan dan
pengalaman, yang menghasilkan pengakuan bahwa seseorang
telah memenuhi pengetahuan yang diharapkan dan persyaratan
minimum lainnya untuk suatu posisi tertentu dalam profesinya.
Sertifikasi dapat diperoleh melalui upaya sebagai berikut:
• Kelulusan dari suatu program pelatihan yang diakreditasi.
• Pemenuhan atas suatu jumlah dan jenis pengalaman kerja
tertentu.
• Pencapaian hasil pada tingkat tertentu atas suatu ujian.
BAB VII
PROGRAM ASURANS DAN
PENINGKATAN KUALITAS
A. PENDAHULUAN
B. STANDAR TERKAIT
C.
MELAKSANAKAN PROGRAM ASURANS DAN
PENINGKATAN KUALITAS
Penilaian Eksternal
BAB VIII
KODE ETIK AUDIT INTERNAL
A. PENDAHULUAN
Kode etik berbeda dengan Standar Audit Internal. Kode etik merupakan
aturan perilaku yang diterapkan oleh dan melekat pada diri/lembaga
auditor internal, yang berlaku baik di dalam tugas, maupun di luar
tugas. Sedangkan Standar adalah ukuran mutu minimum dalam
penyelenggaraan jasa dan AAI. Standar terutama terkait dengan
bagaimana melakukan audit yang berkualitas, sementara Kode Etik
berkenaan dengan perilaku auditor. Kode etik sering juga disebut
sebagai aturan perilaku.
Kode etik berlaku bagi individu auditor internal serta lembaga yang
memberikan jasa audit internal.
Pendahuluan
C. PRINCIPLES (PRINSIP-PRINSIP)
1. Integrity (Integritas)
Integritas merupakan pencerminan seluruh mentalitas yang luhur
dan menjadi dasar kepercayaan pengguna terhadap profesi auditor
internal.
2. Objectivity (Objektivitas)
Auditor internal harus menunjukkan Objektivitas profesional
pada level tertinggi dalam memperoleh, mengevaluasi dan
mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas atau proses yang
diuji. Auditor internal harus melakukan assessment yang seimbang
dan tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau pihak lain
dalam memberikan suatu judgment.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Auditor internal harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi
yang diterima dan tidak membuka informasi tersebut tanpa
kewenangan yang sah, kecuali apabila diwajibkan oleh hukum atau
kewajiban profesi.
4. Competency (Kompetensi)
Auditor internal harus menerapkan pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang diperlukan dalam memberikan jasa audit internal.
1. Integrity (Integritas):
Auditor Internal:
1.1 Harus melaksanakan pekerjaannya dengan jujur, hati-hati dan
bertanggung jawab.
1.2 Harus selalu patuh pada hukum dan memberi keterangan
apabila diharuskan oleh hukum dan profesi.
1.3 Tidak boleh terlibat dalam kegiatan ilegal, atau melakukan
kegiatan yang mendiskreditkan profesi audit internal atau
organisasi.
1.4 Harus menghormati dan mendukung tujuan organisasi yang
sah dan etis.
2. Objectivity (Objektivitas)
Auditor Internal:
2.1 Tidak boleh berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan
apapun yang dapat, atau patut diduga dapat, mempengaruhi
penilaian auditor internal yang adil. Termasuk dalam hal ini
adalah kegiatan atau hubungan apapun yang mengakibatkan
timbulnya pertentangan kepentingan dengan organisasi.
2.2 Tidak boleh menerima apapun yang dapat, atau patut diduga
dapat, mempengaruhi pendapat profesionalnya.
2.3 Harus mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya,
yang apabila tidak diungkapkan, dapat mendistorsi laporan
kegiatan yang direviu.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Auditor Internal:
3.1 Harus pruden dalam menggunakan dan menjaga informasi
yang diperoleh selama melakukan tugas.
3.2 Tidak boleh menggunakan informasi untuk memperoleh
keuntungan pribadi, atau dalam cara apapun, yang bertentangan
dengan hukum, atau merugikan tujuan organisasi yang sah dan
etis.
4. Competency (Kompetensi)
Auditor Internal:
4.1 Hanya memberikan jasa, yang sesuai dengan pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
• Gleim CIA 3 Part Review System – 17th Edition; (Book & Test Prep
Online) - New 3-Part Exam; Gleim Publications Inc; 2013
• The IIA - CIA Learning System – 3 part study guide with online
review; The Institute of Internal Auditors; 2013
LAMPIRAN I:
A. PENGANTAR
Standar terdiri atas Standar Atribut, dan Standar Kinerja. Standar Atribut
mengatur atribut organisasi dan individu yang melaksanakan audit
internal. Standar Kinerja mengatur sifat audit internal dan menetapkan
kriteria mutu untuk mengevaluasi/ mengukur kinerja jasa audit internal
tersebut. Standar Atribut dan Standar Kinerja ditujukan untuk diterapkan
pada seluruh jenis jasa audit internal.
B. STANDAR ATRIBUT
Interpretasi:
Piagam audit internal merupakan dokumen resmi yang
mendefinisikan tujuan, kewenangan dan tanggung jawab
aktivitas audit internal. Piagam audit internal menetapkan
posisi aktivitas audit internal dalam organisasi, termasuk sifat
hubungan pelaporan fungsional Kepala Satuan Audit Internal
kepada dewan pengawas; memberikan kewenangan untuk
mengakses catatan, personil, dan properti fisik yang berkaitan
dengan pelaksanaan penugasan; dan mendefinisikan ruang
lingkup aktivitas audit internal. Persetujuan akhir atas piagam
audit internal berada di dewan pengawas.
Interpretasi:
Independensi adalah kondisi bebas dari situasi yang dapat
mengancam kemampuan aktivitas auditor internal untuk
dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara tidak
memihak. Untuk mencapai tingkat independensi yang
dibutuhkan untuk dapat melaksanakan tanggung jawab
Interpretasi:
Independensi organisasi dapat terpenuhi secara efektif
apabila Kepala Satuan Audit Internal melapor secara
fungsional kepada dewan pengawas. Contoh laporan
fungsional kepada dewan pengawas menyangkut:
• Persetujuan terhadap piagam audit internal;
• Persetujuan terhadap perencanaan audit internal
berbasis risiko;
• Persetujuan terhadap anggaran dan sumber daya
audit internal;
• Penerimaan laporan dari Kepala Satuan Audit
Internal atas kinerja aktivitas audit internal
dibandingkan dengan rencana dan hal-hal lainnya;
1210 Keahlian/Kecakapan
Auditor Internal harus memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi lain yang dibutuhkan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Aktivitas audit internal, secara kolektif, harus memiliki
atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tanggung jawabnya.
Interpretasi:
Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain
merupakan istilah kolektif yang menunjukkan keahlian/
kecakapan profesional yang diperlukan auditor internal
untuk melaksanakan tanggungjawabnya secara
efektif. Auditor Internal didorong untuk menunjukkan
keahlian/kecakapannya melalui perolehan sertifikasi
dan kualifikasi profesi yang sesuai, seperti CIA (Certified
Internal Auditor) atau sertifikasi lain yang ditawarkan
oleh The IIA dan organisasi profesi yang sesuai lainnya.
Interpretasi:
Program asurans dan peningkatan kualitas dirancang untuk
memungkinkan dilakukannya evaluasi kesesuaian aktivitas
audit internal terhadap Definisi Audit Internal, dan Standar, dan
evaluasi apakah auditor internal telah menerapkan Kode Etik.
Program tersebut juga menilai efisiensi dan efektivitas aktivitas
audit internal serta mengidentifikasi peluang peningkatannya.
Interpretasi:
Pemantauan berkelanjutan merupakan bagian
tidak terpisahkan dari supervisi, reviu, dan
pengukuran aktivitas audit internal sehari-
hari. Pemantauan berkelanjutan tergabung
dalam praktik dan kebijakan rutin dalam
mengelola aktivitas audit internal dan dalam
penggunaan proses, alat, dan informasi yang
dipertimbangkan penting dalam mengevaluasi
kepatuhan terhadap Definisi Audit Internal, Kode
Etik, dan Standar.
Interpretasi:
Aktivitas audit internal patuh kepada Standar
apabila dapat memberi manfaat (outcome)
sebagaimana tersebut pada Definisi Audit
Internal, Kode Etik, dan Standar. Hasil program
asurans dan peningkatan kualitas mencakup
hasil penilaian Internal maupun ekstern.
Seluruh aktivitas audit internal harus dilakukan
penilaian Internal. Aktivitas audit internal paling
tidak setiap lima tahun sekali harus dilakukan
penilaian ekstern.
1322 Pengungkapan Ketidaksesuaian
Apabila terdapat ketidaksesuaian terhadap
Definisi Audit Internal, Kode Etik, dan Standar
yang mempengaruhi seluruh ruang lingkup
operasi aktivitas audit internal, Kepala
Satuan Audit Internal harus mengungkapkan
ketidaksesuaian tersebut dan akibatnya kepada
manajemen senior dan dewan pengawas.
C. STANDAR KINERJA
Interpretasi:
Aktivitas audit internal telah dikelola secara efektif apabila:
• Hasil pekerjaan aktivitas audit internal mencapai tujuan dan
tanggung jawab sebagaimana tersebut pada piagam audit
internal;
• Aktivitas audit internal sesuai dengan Definisi Audit Internal,
dan Standar; dan
• Individu yang berpartisipasi dalam kegiatan audit internal
menunjukkan kepatuhannya terhadap Kode Etik dan
Standar;
• Aktivitas audit internal dikatakan memberi nilai tambah
bagi organisasi (dan pemangku kepentingannya) apabila
dapat memberikan asurans yang obyektif dan relevan, dan
berkontribusi pada peningkatan efektivitas dan efisiensi
proses tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian.
2010 Perencanaan
Kepala Satuan Audit Internal harus menyusun
perencanaan berbasis risiko (risk-based plan) untuk
menetapkan prioritas kegiatan aktivitas audit internal
sesuai dengan tujuan organisasi.
Interpretasi:
Kepala Satuan Audit Internal bertanggungjawab
membangun perencanaan berbasis risiko. Kepala
Satuan Audit Internal memanfaatkan kerangka
manajemen risiko organisasi, termasuk penggunaan
tingkat selera risiko yang ditetapkan manajemen pada
berbagai aktivitas atau bagian organisasi. Apabila
kerangka tersebut belum ada, Kepala Satuan Audit
Internal menggunakan pertimbangan risikonya sendiri
setelah mempertimbangkan masukan dari manajemen
senior dan dewan pengawas. Kepala Satuan Audit
Internal harus mereviu dan menyesuaikan perencanaan
seperlunya untuk merespon perubahan dalam berbagai
hal: usaha, risiko, operasi, program, sistem, dan
pengendalian organisasi.
2050 Koordinasi
Kepala Satuan Audit Internal harus berbagi informasi
dan mengkoordinasikan kegiatannya dengan seluruh
penyedia jasa asurans dan konsultasi ekstern dan Internal
lain, untuk memastikan bahwa lingkup penugasan telah
sesuai dan meminimalkan duplikasi aktivitas.
Interpretasi:
Tanggung jawab tersebut ditunjukkan melalui program
asurans dan peningkatan kualitas yang menilai
kesesuaiannya terhadap Definisi Audit Internal, Kode
Etik, dan Standar.
2130 Pengendalian
Aktivitas audit internal harus membantu organisasi
memelihara pengendalian yang efektif dengan cara
mengevaluasi efisiensi dan efektivitasnya serta
mendorong pengembangan berkelanjutan.
Interpretasi:
Tingkat supervisi yang diperlukan tergantung kepada
kemampuan dan pengalaman auditor internal
dan kompleksitas penugasan. Kepala Satuan Audit
Internal bertanggungjawab secara menyeluruh untuk
mensupervisi penugasan, baik dilaksanakan oleh atau
untuk aktivitas audit internal, dan dapat menunjuk
anggota aktivitas audit internal yang berpengalaman
untuk melaksanakan reviu. Bukti yang sesuai harus
didokumentasikan dan disimpan.
2410
Kriteria Komunikasi
Komunikasi harus mencakup tujuan, dan ruang lingkup
penugasan, serta simpulan, rekomendasi, dan rencana
tindak lanjutnya.
2410.A1 Komunikasi akhir hasil penugasan,
bila memungkinkan harus memuat
pendapat umum (opini) dan/atau
simpulan. Apabila dikeluarkan, maka
pendapat atau simpulan umum tersebut
harus mempertimbangkan ekspektasi
manajemen senior dan dewan
pengawas, serta stakeholders lain, dan
harus didukung dengan bukti yang
cukup, handal, relevan dan bermanfaat.
Interpretasi:
Pendapat umum (opini) dapat berupa
tingkat rating, simpulan, atau uraian
hasil audit dalam bentuk lain. Penugasan
tersebut dapat mencakup pengendalian
terhadap proses tertentu, risiko
atau unit bisnis. Formulasi pendapat
umum tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil penugasan
dan tingkat signifikansinya.
Interpretasi:
• Komunikasi yang akurat berarti bebas dari kesalahan
dan distorsi, dan didasarkan atas fakta.
• Komunikasi yang obyektif berarti adil, tidak
memihak, tidak berat sebelah, dan merupakan hasil
dari pemikiran adil dan seimbang atas seluruh fakta
dan permasalahan yang relevan.
• Komunikasi yang jelas berarti mudah dipahami dan
logis, terhindar dari pemakaian istilah teknis yang
tidak penting dan menyajikan seluruh informasi
signifikan dan relevan.
• Komunikasi yang ringkas berarti langsung pada
masalahnya, dan menghindari uraian yang tidak
perlu, detail yang berlebihan, pengulangan, dan
terlalu panjang.
• Komunikasi yang konstruktif berarti memiliki sifat
membantu klien penugasan dan organisasi, dan
tertuju pada upaya perbaikan yang diperlukan.
• Komunikasi yang lengkap berarti tidak meninggalkan
hal-hal penting bagi pengguna hasil penugasan dan
telah mencakup seluruh informasi dan observasi
signifikan dan relevan untuk mendukung simpulan
dan rekomendasi.
• Komunikasi yang tepat waktu berarti bermanfaat
dan bijaksana dengan mempertimbangkan
tingkat signifikansi isu, sehingga memungkinkan
manajemen dapat melakukan tindakan koreksi yang
tepat.
Interpretasi:
Kepala Satuan Audit Internal bertanggungjawab mereviu
dan menyetujui komunikasi final penugasan sebelum
diterbitkan, serta menentukan bagaimana dan kepada
siapa komunikasi tersebut akan disampaikan. Apabila
Kepala Satuan Audit Internal mendelegasikan tugas
tersebut, dia tetap bertanggungjawab sepenuhnya atas
hal tersebut.
LAMPIRAN II
DAFTAR ISTILAH
4. Board (Dewan)
Badan tertinggi yang mengatur jalannya organisasi, yang
bertanggungjawab untuk memerintah dan/atau mengawasi aktivitas
dan manajemen organisasi. Umumnya hal ini menyangkut kelompok
dewan independen (misalnya dewan pengawas, dewan gubernur,
atau dewan perwalian). Apabila dewan tersebut tidak ada, maka
istilah “dewan” berarti adalah pimpinan organisasi. “Dewan” dapat
juga diartikan sebagai komite audit sebagai unit yang memperoleh
delegasi fungsi tertentu dari “dewan”.
5. Charter (Piagam)
Merupakan dokumen formal yang mendefinisikan tujuan,
kewenangan, dan tanggung jawab aktivitas audit internal. Piagam
audit internal menetapkan posisi aktivitas audit internal dalam
organisasi; memberikan kewenangan akses terhadap catatan,
personil, dan properti fisik yang relevan dengan penugasan; dan
mendefinisikan ruang lingkup aktivitas audit internal.
8. Compliance (Ketaatan/Kepatuhan)
Adalah ketaatan kepada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan
hukum, peraturan perundang-undangan lain, kontrak, atau
ketentuan lainnya.
LAMPIRAN III
DAFTAR PRACTICE ADVISORY (PA) DAN
PRACTICE GUIDE (PG)
1. Daftar PA :
Nr PA# Practice Advisory Date
1 1000-1 Internal Audit Charter January 2009
2 1110-1 Organizational Independence January 2009
3 1111-1 Board Interaction January 2009
4 1120-1 Individual Objectivity January 2009
5 1130-1 Impairment to Independence or January 2009
Objectivity
6 1130.A1-1 Assessing Operations for January 2009
Which Internal Auditors Were
Previously Responsible
7 1130.A2-1 Internal Audit’s Responsibility January 2009
for Other (Non-audit) Functions
8 1200-1 Proficiency and Due Professional January 2009
Care
9 1210-1 Proficiency January 2009
10 1210.A1-1 Obtaining External Service January 2009
Providers to Support or
Complement the Internal Audit
Activity
11 1220-1 Due Professional Care January 2009
12 1230-1 Continuing Professional January 2009
Development
13 1300-1 Quality Assurance and January 2009
Improvement Program
14 1310-1 Requirements of the Quality January 2009
Assurance and Improvement
Program
15 1311-1 Internal Assessments January 2009
2. Daftar PG :