Anda di halaman 1dari 9

TUGAS IMUNOLOGI

REVIEW ARTIKEL ORGAN LIMFOID SEKUNDER

OLEH

NAMA : FITRIYANI

NIM : N011191047

KELAS : IMUNOLOGI C

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2020
Sumber : Ferdinand, F., Ariebowo, M., 2005. Praktis Belajar Biologi. Visindo.

Nodus limfa yaitu sebuah komponen sistem limfatik yang dapat ditemukan di
tubuh manusia. Nodus limfa adalah penyaring partikel asing dan mengandung sel darah
putih.
Nodus limfa fungsinya sebagai filter dengan jaringan konektif retikular dan limfosit yang
mengumpulkan dan menghancurkan bakteri dan virus. Ketika tubuh melawan infeksi,
limfosit bertambah dengan banyak.
Nodus limfa berbentuk seperti kacang kecil, yang memiliki ukuran sekitar 1-2 cm, pada
manusia jumlahnya sekitar 500-600 nodus limfa. Nodus limfa menyebar luas di seluruh
tubuh, sebagian diantaranya dapat dilihat contohnya tonsil tetapi kebanyakan tidak
dapat dilihat, hanya dapat diraba ketika ada infeksi pada tubuh kita.

Fungsi Nodus Limfa


Nodus limfa memiliki fungsi sebagai pembantu imun dalam melawan infeksi, bagian
penting nodus limda berisikan sel darah putih yang juga merupakan bagian dari
kekebalan tubuh. Sel darah putih memiliki fungsi untuk melawan antigen atau zat yang
berbahaya untuk tubuh.
Selain itu, nodus limfa juga mempunyai fungsi membantuk dalam melakukan
penyaringan pada sampah selular, sel yang telah mati dan sel yang bisa berbahaya
untuk tubuh. Hasil penyaringan tersebut selanjutnya akan dibawa melalui pembuluh
darah untuk kemudian dibuang keluar dari tubuh.
Sistem limfatik memiliki beragam fungsi untuk tubuh, berikut ini beberapa fungsi
utamanya:

 Melawan penyebab infeksi.


 Menangani sel kanker.
 Menangani produksi sel yang mungkin menyebabkan penyakit atau gangguan.
 Mengatur keseimbangan cairan tubuh.
 Menyerap sebagian lemak makanan dalam usus.
Organ dari sistem limfatik terdiri dari sumsum tulang belakang, limpa, timus, kelenjar
getah bening, cairan getah bening, dan pembuluh getah bening. Pada manusia,
sumsum tulang belakang dan kelenjar timus adalah kunci utama dalam fungsi
kekebalan tubuh. Semua limfosit berasal dari sel induk di sumsum tulang belakang.
Kerusakan pada organ ini dapat menimbulkan efek yang sangat buruk pada
sistem kekebalan tubuh.
Limpa berperan menyaring dan memonitor darah dalam tubuh. Selain itu, limpa juga
berperan dalam memproduksi dan menyimpan banyak sel, termasuk berbagai sel darah
putih yang penting sebagai kekebalan tubuh.
Sementara itu, kelenjar timus berperan sebagai penghasil sel-sel yang disebut limfosit
sel T. Limfosit merupakan bagian dari sel darah putih yang sangat penting dalam
memberi respons kekebalan tubuh, terutama saat mengalami infeksi. Kelenjar getah
bening dan pembuluh getah bening juga memiliki manfaat yang besar dalam kekebalan
tubuh. Di dalam hidung dan tenggorokan, kelenjar getah bening disebut adenoid dan
amandel.
Cairan getah bening berfungsi dalam mengangkut zat asing yang dianggap berbahaya
oleh tubuh, seperti bakteri, sel kanker, sel mati atau rusak, untuk disaring oleh kelenjar
getah bening. Zat sisa yang dianggap berbahaya akan dilawan oleh limfosit dan zat
pendukungnya, kemudian dibuang oleh tubuh.

Beragam Gangguan Sistem Limfatik


Ada beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem limfatik,
diantaranya:

 Infeksi
Baik infeksi virus maupun bakteri, akan memicu perlawanan dari sistem
kekebalan tubuh, termasuk yang ada pada kelenjar getah bening. Pada kondisi
tertentu, reaksi ini menyebabkan peradangan kelenjar getah bening
atau limfadenitis, yang dapat ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah
bening.
Pembengkakan ini bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Selain
karena infeksi di bagian tubuh lain, limfadenitis juga dapat terjadi akibat infeksi
kelenjar getah bening.

 Kanker
Adanya tumor dapat menghalangi saluran limfatik ke kelenjar getah bening yang
mengganggu aliran cairan getah bening. Kanker yang muncul pada sistem
limfatik dikenal sebagai limfoma. Ketika sel-sel limfosit dalam sistem limfatik
diserang oleh sel kanker, maka sistem kekebalan tubuh akan menurun.

Letak Nodus Limfa


Nodus-nodus limfa berlokasi diseluruh tubuh. Beberapa ada langsung dibawah kulit
dimana yang lain-lain berada dalam didalam tubuh. Bahkan nodus-nodus limfa yang
paling superficial (dekat pada kulit) adalah biasanya tidak terlihat atau gamblang
(dirasakan dengan menyentuh), kecuali mereka membengkak atau membesar untuk
beberapa sebab-sebab.
Nodus-nodus limfa dihubungkan satu sama lainnya oleh pembuluh-pembuluh limfatik
yang terikat secara lepas. Nodus-nodus limfa biasanya bergabung pada daerah-daerah
yang berbeda didalam tubuh dimana mereka bertanggung jawab untuk penyaringan
darah dan melaksanakan fungsi imunologi mereka untuk area tertentu itu dari tubuh.
Cairan dari pembuluh-pembuluh limfatik akhirnya masuk kedalam sistim vena (vena-
vena) dalam tubuh.

Sumber : Hidayati, R., 2019. Teknik Pemeriksaan Fisik. Cv. Jakad Publishing
Surabaya

Struktur Nodus Limfa


Nodus limfa dikelilingi oleh kapsul fibrosa yang terdiri dari jaringan ikat, 2 bagian utama
nodus limfa ialah korteks dan medula. Pada korteks terdapat sel limfosit B juga sel
limfosit T dan pada medula terdapat plasma sel, makrofag dan sel limfosit T.

Antara satu limfa dengan yang lainnnya dihubungkan oleh pembuluh limfa, struktur
yang mirip dengan pembuluh darah, berikut ini ialah bagian-bagian nodus limfa yang
diantaranya:

1. Kapsul Nodus Limfa


Kapsul nodus limfa ialah bagian terluar dari nodus limfa yang berfungsi untuk
melindungi bagian dalamnya. Kapsul terdiri atas jaringan ikat tak beraturan dan serat
kolagen tipis, bersama-sama membentuk struktur seperti membran.
2. Subkapsula Nodus Limfa
Subkapsula Nodus Limfa ialah bagian nodus limfa berupa ruangan untuk memudahkan
pergerakan cairan limfa, Subkapsula nodus limfa ini sering juga disebut dengan sinus
limfa atau sinus margninal, bagian ini penting dalam mendeteksi tahap awal tumor yang
tumbuh pada nodus limfa.
3. Korteks Nodus Limfa
Korteks ialah bagian utama yang terletak setelah subkapsula, bagian luar korteks
disusun oleh sel limfosit B yang membentuk folikel. Sedangkan bagian dalam korteks
disusun oleh sel limfosit T. Kedua bagian ini berperan penting saat terjadinya infeksi.

Fungsi Nodus Limfa


Membantu sistem imun untuk melawan infeksi, bagian utama nodus limfa mengandung
sel darah putih yang merupakan bagian dari kekebalan tubuh. Mereka dapat berfungsi
untuk melawan antigen “zat asing” yang berbahaya bagi tubuh.
Membantu melakukan penyaringan terhadap sampah selular, sel yang sudah mati dan
sel yang dapat berbahaya bagi tubuh. Hasil saringan ini akan dibawa melalui pembuluh
darah untuk kemudian dibuang ke luar tubuh.

Sumber : Noor, MD., 2008. Kanser Wanita Pencegahan dan Rawatan. Utusan
Publication and distributors Sdm Bird

Penyebab Nodus Limfa Bermasalah


Pembengkakan pada nodus limfa bisa terjadi karena terserang virus, bakteri, parasit
dan jamur.

 Virus yang menyebabkan nodus limfa bengkak ialah infectious mononucleosis,


chickenpox, measles, HIV, herpes, virus-virus selesma umum, adenovirus.
 Bakteri penyerang nodus limfa ialah streptococcus, staphylococcus, cat scratch
disease, syphilis, tuberculosis, chlamydia dan penyakit seksual lain.
 Parasit yang bisa menyerang nodus limfa ialah toxoplasmosis dan leshmaniasis.
 Jamur meliputi coccidiomycossis dan histoplamosis.

Pembuluh limfe pada dasarnya adalah saluran yang membawa cairan jelas atau
keputih-putihan, yang disebut getah bening. Cairan ini memasuki pembuluh dengan
cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin diantara kapiler sistem
kardiovaskuler. Apabila sudah berada dalam pembuluh limfatik, cairan ini disebut getah
bening yang mana komposisinya hampir sama dengan komposisi cairan interstisial.
Getah bening ini membantu dalam kliring jaringan infektif organisme, racun, dan lain-
lain. Salurannya berbentuk tabung, mirip pembuluh darah yang mencakup semua
jaringan tubuh. Disepanjang pembuluh limfe terdapat organ yang disebut nodus limfe
(lymph node) yang menyaring limfe. Di dalam nodus limfe terdapat jaringan ikat yang
berbentuk seperti sarang lebah dengan ruang-ruang yang penuh dengan sel darah
putih. Nodus limfatikus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfe berupa benda oval
atau bulat kecil. Fungsi nodus ini untuk menyaring antigen dari limfe dan menginisasi
respon imun.
Peranan dan fungsi pembuluh limfe Pembuluh limfe atau getah bening berperan
dalam penyerapan cairan dan makromolekul dari jaringan dan mengambil lipid pada
usus. Bahkan, pembuluh limfe juga mengangkut antigen dan leukosit diantara jaringan
perifer atau jaringan paling luar, kelenjar getah bening, dan darah. Karena hal itu,
pembuluh ini penting dalam induksi dan regulasi respon sistem imun. Pembuluh limfe
merupakan bagian dari sistem limfatik, yang merupakan sistem pertahanan sekunder.
Sistem pertahanan primer dilaksanakan oleh kulit dan membarana mukosa. Selain
pembuluh darah, pembuluh limfe juga berkontribusi dalam respon inflamasi tubuh.
Pembuluh limfe meregulasikan respon inflamasi dengan cara membawa cairan leukosit
dan antigen dari jaringan yang terinfeksi ke noda limfe dan ke organ limfe sekunder,
dengan demikian hal ini berkontribusi dalam menurunkan infeksi dan memulai inisiasi
respon imun spesifik.
Fungsi lain dari pembuluh limfe antara lain:
1. Mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisial, termasuk protein
plasma ke darah, sehinga membantu mempertahankan keseimbangan cairan
(fluid balance)
2. Mempertahakan tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi limfosit)
3. Menyerap lemak dari intestinum dan membawa ke darah
4. Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan setelah infeksi
atau kerusakan jaringan
5. Pembuluh limfe mengendalikan kualitas aliran cairan dengan cara menyaring
melalui nodus-nodus limfe sebelum mengembalikannya ke sirkulasi.
Aliran cairan interstisial
Cairan interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil
oleh kapiler kapiler limfatik disebut dengan Limfa. 10 Limfa mengalir melalui sistem
pembuluh yang akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitasdari
sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringanyang
kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler kelimfatik
(pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah bening ini
disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah bening
melewati batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik ini getah
bening dilewatkan kembali ke dalam aliran darah dimana perjalanan ini dimulai lagi.
Pencegahan infeksi
kapiler getah bening mengumpulkan cairan interstisial mereka juga mengambil
sesuatu hal lain seperti virus dan bakteri, ini terbawa dalam getah beningsampai
mereka mencapai kelenjar getah bening yang mana dirancang untuk menghancurkan
virus dan bakteri dengan menggunakan berbagai metode. Pertama sel makrofag
menelan bakteri, ini dikenal sebagai fagositosis. Kedua sel limfosit menghasilkan
antibodi, ini dikenal sebagai respon kekebalan tubuh. Proses inidiharapkan akan
berhubungan dengan semua infeksi yang berjalan melalui getah bening tetapi sistem
limfatik tidak meninggalkan ini di sana. Beberapa sel limfosit akan meninggalkan nodus
dengan perjalanan di getah bening dan memasuki darah ketika 11 getah bening
bergabung kembali, ini memungkinkan untuk menangani infeksi pada jaringan lain.Ini
bukan satu-satunya daerah dimana perlawanan berlangsung, limpa juga menyaring
darah dengan cara yang sama seperti sebuah nodus yang menyaring getah bening, sel
B dan sel T yang bermigrasi dari sumsum tulang merah dan Thymus yang telah matang
pada limpa (Ada 3 jenis sel T yang menakjubkan, itu adalah memori T sel yang dapat
mengenali patogen yang telah memasuki tubuh sebelumnya. Dan dapat menangani
mereka dengan lebih cepat, sel T lainnya disebut helper dan sitotoksik yang
melaksanakan fungsi kekebalan, sedangkan sel makrofag limpa menghancurkansel-sel
darah patogen yang dilakukan oleh fagositosis.
Ada nodul limfatik seperti amandel yang menjaga terhadap infeksi bakteri yang
mana ini menggunakan sel limfosit. Kelenjar timus mematangkan sel yang diproduksi di
sumsum tulang merah. Setelah sel-sel ini matang, sel–sel ini kemudian bermigrasi ke
jaringan limfatik seperti amandel yang mana kemudian berkumpul pada suatu wilayah
dan mulaimelawan infeksi. Sumsum tulang merah memproduksi sel B dan sel T yang
bermigrasi ke daerah lain dari sistem getah bening untuk membantu dalam respon
kekebalan.

Sumber : Haase A. T., Henry K., Zupancic M., 1996, Quantitative image analysis of
HIV-1 infection in lymphoid tissue, Science 274, 985-989.
Jaringan kapiler dan pembuluh juga mengangkut lipid dan vitamin yang larut
lemak A, D, E dan K ke dalam darah, yang menyebabkan getah bening berubah warna
menjadi krem. Lipid dan vitamin yang diserap dalam saluran pencernaan dari makanan
dan kemudian dikumpulkan oleh getah bening pada saat ini dikirimkan kedarah. Tanpa
sistem limfatik, heawan akan berada dalam kesulitan, memiliki masalah dengan
berbagai penyakit. Jaringan tubuh akan menjadi macet dengan cairan dan sisa-sisa
yang membuat menjadi bengkak. Hewan juga akan kehilangan vitamin yang diperlukan.
Cairan limfe Kata “chyle” berasal dari bahasa Latin yang berarti “juice” dan
digunakan untuk mendeskripsikan cairan limfe yang berasal dari organ intestinal.
Lemak dari makanan ditransport lewat pembuluh limfe menuju ductus thoracicus ke
sirkulasi darah vena. Setleah makanan makanan berlemak, cairan limfe terlihat seperti
air susu
Faktor pendorong gerak cairan limfe Cairan limfe merupakan cairan yang mirip
dengan plasma dengan kadar protein lebih rendah. Kelenjar limfe menambahkan
limfosit, sehingga dalam saluran limfe jumlah selnya besar.
Faktor pendorong gerak cairan limfe:
1. Pembuluh limfe mirip vena, memiliki katup yang bergantung pada pergerakan
otot rangka untuk memecah cairan ke jantung
2. Perlawanan pertama yang dilakukan oleh tubuh adalah dengan respon imun
non-spesifik, sel makrofag dan cairan limfa. Sehingga cairan limfatik mengalir melalui
sistem limfatik yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem imun seluler
3. Karena fungsi dari sistem saluran limfe juga untuk mengembalikan cairan dan
protein dari jaringan kembali ke darah melalui sistem limfatik, maka faktor pendorong
gerak cairan limfe juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari kapiler darah.

Sumber : Cavert W., Notermans D.W., Staskus K., 1997, Kineticsof respone in
lymphoid tissues to antiretroviral therapy of HIV-1 infection, Science 276, 960-964.
proses jalannya cairan limfe di mulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan
interstisial yang mengandung zat-zat makanan didalamnya keluar dari kapiler darah.
Setelah keluar dari kapiler darah kemudian masuk ke dalam jaringanjaringan
disekelilingnya. Kemudian akan memberikan zat-zat makanan dari jaringan. Kemudian
setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari
lekak-lekak tersebut limfe mengalir melalui jalanjalan limfe. Proses masuknya seperti
pada susunan jalan darah, pertama limfe itu masuk kedalam kapiler. terus antara
kapiler yang satu dengan yang lain bertemu dan akhirnya menjadi besar yaitu
pembuluh limfe. Pada akhirnya jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu
ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter. Ductus thoracicus ini dimulai dari
sebuah perluasan yang dinamakan systerna cycli. Pada ductus thoracicus ini menerima
limfe dari isi badan dari seluruh pasangan belakang dari dinding dada, dinding perut,
daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk
truncus lymphaticus dexter, pangkalnya menreima limfe dari sebagian besar dinidng
dada sebelah kanan, kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah
kanan, kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe
sebelah kanan, yang tereltak didekat pintu masuk dada., dari perkumpulan tersebut
terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter. 16
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah. Sebelum
limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodus- nodus limfatikus. karena
limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit dan benda-benda
debu seperti zat arang. Jadi sebelum dialirkan kedalam pembuluh darah limfe-limfe
tersebut disaring terlebih dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau
di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman- kuman tersebut yang tertahan disana akan
dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang terdapat
kuman yang lebih kuat, hal demikin dapat terjadi, bila terdapat kuman-kuman, dan
akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-kelanjar limfe juga bisa
berwarna hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah masuk ke vasa darah, limfe
tersebut pertama akan dibawa ke ren, di ren tersebut zat-zat yang ada di dalam cairan
tersebut akan dikeluarkan. Didalam pembuluh limfe juga terdapat klep-klep sehingga
cairan limfe tidak bisa kembali

Anda mungkin juga menyukai