Anda di halaman 1dari 9

PENGALAMAN REMAJA DENGAN PERCERAIAN ORANG TUA

DI DESA KAIMA KECAMATAN REMBOKEN


Saskia Supit
Andi Buanasari
Musfira Ahmad

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email :Saskiasupit3@gmail.com
Abstrak : perceraian orang tua sangatlah berdampak pada remaja yaitu, remaja kurang
mendapatkan perhatian dari orang tua, kebutuhan remaja tidak terpenuhi, bergaul dengan
bebas, mudah marah. Tujuan penelitian Untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman
remaja dengan perceraian orang tua di Desa Kaima Kecamatan Remboken Kabupaten
Minahasa. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Partisipan yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak sepuluh remaja. Analisa data yang digunakan reduksi
data, penyajian data dan verifikasi atau kasimpulan. Hasil penelitan didapati empat tema
yaitu 1). Alasan perpisahan orang tua, 2). Perceraian orang tua menyebabkan perubahan pada
berbagai askep kehidupan remaja, 3). Dukungan sosial yang diterima setelah orang tua
bercerai, 4). Strategi koping remaja dalam menghadapi perceraian orang tua. Kesimpulan
Remaja dengan orang tua yang bercerai merasakan dampak dari berbagai aspek terutama
dampak psikososial namun, juga dapat menjadi pelajaran hidup bagi remaja itu sendiri.
Penelitian ini merekomendasikan pentingnya penanganan masalah psikososial bagi remaja
dengan perceraian orang tua shingga remaja dapat memilih strategi koping yan lebih positif
dalam menghadapi masalah.
Kata Kunci : pengalaman, percerian, orang tua, remaja.

1
PENDAHULUAN keadaan keluarganya. Remaja sering
Perceraian dapat diartikan sebagai terlihat murung, bersedih, menghayal
berakhirnya suami dan istri yang orang tuanya akan bersatu lagi dan
diputuskan oleh hukum (Priyana, hidup dengan keluarganya yang utuh.
2011). Ada beberapa beberapa faktor remaja korban perceraian biasanya
perceraian pada suami dan istri yaitu, akan terlihat berbeda dengan anak-
persoalan ekonomi, perbedaan usia, anak lain seusianya, remaja tidak
persoalan prinsip hidup berbeda, memiki keceriaan, jarang bargaul,
kekerasan dalam rumah tangga (Sari & mudah agresif, dan melakukan
Sukmawati, 2015). perbuatan kasar, karena cenderung
kepada pola tingkah laku yang buruk
Perceraian sangatlah berdampak pada (Harry, 2019).
anak terlabih pada remaja, karena
remaja ada masa transisi dari anak- Ketidakharmonisan dalam rumah
anak kedewasa. Penelitian sebelumnya tangga sangat berpengaruh pada
mengatakan selain dampak percerian prestasi belajar remaja. Remaja
pada orang tua juga dirasakan pada seharusnya mendapat kasih sayang dan
remaja. Remaja akan rasa malu, pendidikan harus mengalami masa
mudah marah, sulit fokus terhadap krisis untuk menjadi terbiasa dengan
sesuatu, kehilangan rasa hormat, dan pertengkaran ayah dan ibunya.
mudah menyalahkan orang lain, Perubahan ini membuat hidup anak
melakukan sesuatu yang salah, sering menjadi tidak stabil dapat membuat
tidak peka terhadap lingkungan, tidak pikiran mereka terganggu, sehingga
memiliki tujuan (Muhammad, 2018). tidak dapat memusatkan perhatian
Selain itu, dampak perceraian pada pada saat proses belajar mengajar
remaja dalam keluarga yang bercerai berlangsung (Utama, 2013) akibatnya,
kurang mendapatkan perhatian dan di sekolah akan mengalami kesulitan
kasih sayang dari orang tuanya, merasa dalam menyesuaikan diri menghadapi
tidak aman, sering tertekan (depresi), situasi yang baru (Ariani, 2019).
sering merasa cemas, kualitas dengan Selain itu, dampak perceraian pada
orang tua menurun, sering menyendiri remaja dalam prestasi belajar adalah
(Putri, 2019). sering emosi yang tidak dapat
terkontrol dengan baik, baik itu emosi
Perceraian bagi remaja merupakan marah maupun sedih, sering
tekanan batin yang sangat menyendiri dan menarik diri dari
menyakitkan, karena pada umumnya pergaulan dengan teman-teman
setiap remaja menginginkan hidup sekolah (Ahmad, 2014).
dalam keluarga yang utuh. Remaja Ketidakmampuan remaja dalam
merasakan kepedihan yang luar biasa mengontrol emosi dapat
dan sangat mendalam. Perceraian mengakibatkan remaja melakukan
merupakan suatu penderitaan, berbagai perbuatan yang melanggar aturan yang
kepedihan dirasakan remaja seperti ada dilingkungan sekolah, misalnya
terluka, bingung, marah, dan merasa bolos sekolah, sering terlambat,
tidak aman. (Al Yakin, 2014). Remaja perbuatan yang menggangu ketertiban
biasanya merasa tidak aman dengan pada lingkungan sekolah.

2
Berdasarkan hasil wawancara di desa pandemic Covid-19 dimana peneliti
Kaima Kecamatan Remboken remaja melakukan physical distancing dan
yang orang tua bercerai yang terjadi social distancing (menjaga jarak)
dilapangan ada beberapa faktor yang dengan partisipan. Data sekunder yang
terjadi yaitu ada beberapa remaja diambil oleh peneliti dari pihak kantor
menjadi malas masuk sekolah, menjadi desa lebih khususnya sekretaris desa.
pemabuk, merokok, prestasi di sekolah Dalam penelitian menggunakan
menurun. pedoman wawancara, dalam pedoman
wawancara terdapat 21 pertanyaan.
METODE PENELITIAN Waktu penelitian yang digunakan 2-3
Desain penelitian ini menggunakan hari hingga saturasi data.
metode kualitatif. Jenis penelitian ini Pertimbangan etik informed consent
menggunakan penelitian kualitatif (lembar persetujuan), anonymity
dengan pendekatan fenomenologi (nama inisial),
yaitu peneliti yang akan confidentiality(kerahasiaan partisipan).
mengungkapkan pengalamn remaja Peneliti menghubungi kepala desa
dengan perceraian orang tua di desa (hukum tua desa) dengan cara melalui
Kaima Kecamatan Remboken dengan telepon untuk memperoleh data
mengeksplorasi dan memahami khusunya nama-nama partisipan yang
pengalaman hidup remaja tersebut orang tuanya bercerai. Kepala desa
(Polit & Beck,2012). Kaima memberikan data partisipan
Pemilihan partisipan dalam penelitian kepada peneliti untuk mengadakan
ini menggunakan metode purposive wawancara secara online
sampling. Adapun kriteria partisipan
dalam penelitian ini adalah remaja Tingkat kepercayaan data yang
dengan perceraian orang tua yaitu: digunakan yaitu credibility pada
remaja usia 15-19 tahun, remaja yang penelitian ini dilakukan dengan cara
tinggal bersama dengan orang tuanya mengadakan pertemuan sebelumnya
saat proses perceraian, partisipan yang dengan partisipan. Dalam pertemuan
orang tuanya bercerai pada saat masa peneliti sudah membina hubungan
usia remaja, remaja dan orang tua yang yang baik dengan partisipan. Dengan
bersedia menjadi partisipan. Partisipan demikian, antara peneliti dan
pada awal penelitian ini adalah 9 partisipan tumbuh hubungan saling
remaja namun untuk menjamin percaya dan memiliki keterkaitan yang
saturasi data maka peneliti menambah lama sehingga akan semakin akrab,
1 remaja sehingga total partisipan pada semakin terbuka dalam memberikan
penelitian ini berjumlah 10 remaja informasi yang diperoleh.
Confirmability pada penelitian ini
Jenis data yang digunakan dalam dilakukan dengan memeriksa seluruh
penelitian ini adalah data primer dan transkrip wawancara dan tabel analisis
sekunder. Data primer yaitu data yang tema kepada pakar kualitatif.
diambil dari partisipan secara langsung Kemudian peneliti menentukan tema
dengan menggunakan data demografi dari hasil penelitian dalam bentuk
melalui aplikasi whatsapp yang diisi matriks tema. Dependability Dalam
oleh partisipan sesuai dengan keadaan penelitian ini, beberapa catatan yang

3
dapat digunakan untuk menilai kualitas dalam rumah tangga. Selain itu,
dari proses penelitian adalah data persoalan ekonomi yang menjadi dasar
mentah yang diperoleh melalui konflik rumah tangga dimana ketika
pengumpulan transkrip-transkrip suami tidak mampu menafkahi
wawancara, hasil analisa data, keluarga, suami tidak bekerja, istri
membuat koding-koding yang banting tulang untuk anak. Dan
(pengkodean), dan draft hasil laporan kekerasan dalam rumah tangga masih
penelitian untuk menunjukkan adanya dirasakan sampai saaat ini, terlebih
kesimpulan yang ditarik pada akhir yang rasakan oleh istri, dimana
penelitian. seringkali suami pukul istri, suami
sering mengelurkan kata-kata kasar
HASIL kepada istri, sehingga suami dan istri
Karakteristik partisipan pada kerap sekali bertengkar. Pertengkaran
penelitian adalah dari 10 partisipan, juga dipicu oleh suami mengkonsumsi
sebagian besar berusia 12-19 tahun, kadar alkohol yang tinggi. Penelitian
usia saat orang tua bercerai 12-16 ini sejalan dengan yang dilakukan oleh
tahun Karakteritik jenis kelamin Putri (2019) yang mengatakan bahwa
menunjukkan perempuan 5 dan laki- perceraian berakhirnya suatu
laki 5. Karakteristik tingkat pendidikan hubungan suami dan istri yang
SMP dan SMA. Semua dari 10 diputuskan oleh hukum atau agama
partisipan tinggal bersama dengan (talak) karena dalam rumah tangga
ibunya. Semua partisipan beragama sudah tidak ada keharmonisan,
Kristen. Peneliti diidentifikasi 4 tema persoalan ekonomi, dan kekerasan
yaitu : 1) Alasan perpisahan orang tua, dalam rumah rumah tangga. Perceraian
2) Perceraian orang tua menyebabkan terjadi karena beberapa faktor antara
perubahan pada berbagai aspek lain faktor ekonomi, perselingkuhan,
kehidupan, 3) Dukungan sosial yang yang dilakukan salah satu pasangan,
diterima setelah orang tua bercerai, 4) serta ketidakharmonisan dalam
Strategi koping remaja dalam keluarga, ketidakcocokan dalam rumah
menghadapi perceraian orang tua. tangga, pernikahan dini, menikah
tanpa rasa cinta (Media Madura,
PEMBAHASAN 2017). Selain itu, yang terjadi pada
suami dan istri yaitu, perbedaan usia,
Alasan perpisahan orang tua keinginan memperoleh anak, persoalan
prinsip hidup berbeda, suami atau istri
Berdasarkan hasil wawancara 10 suka bertindak kejam dan suka
partisipan diperoleh hasil bahwa alasan menganiaya, suami sering bermain
perpisahan orang tua yaitu : adanya judi (Subekti, 2014). Rumah tangga
orang ketiga/adanya perselingkuhan dalam keluarga tidak harmonis,
dalam rumah tangga, suami sering terkadang konflik dapat muncul dari
bermain judi (suami berjudi), sering sebuah ketidakcocokan, bila berlarut
keluar tanpa sebab, pulang ke rumah akan berujung kepada perceraian. Oleh
tidak menentu, menikah yang didasari karenanya perpisahan kedua orang tua
tanpa rasa cinta sehingga bagi remaja akan memberikan dampak
menyebabkan ketidakharmonisan

4
dan perubahan bagi kehidupan psikotropika. Remaja yang orang tua
selanjutnya (Srinahyanti, 2018). berceraia cenderung menunjukkan
seperti : berperilaku nakal, melakukan
Perceraian orang tua menyebabkan hubungan seksual secara aktif,
perubahan pada berbagai askep kecenderung melakukan obat-obat
kehidupan remaja terlarang (Putri, 2019). Dampak
emosional yang dirasakan remaja
Berdasarkan hasil wawancara yang ketika orang tua bercerai yaitu stress,
diperoleh terkait dampak pada aspek ketakutan, mudah marah, sedih dan
kehidupan remaja perceraian orang tua kecewa (Harsanti, 2013).
yaitu terdiri dari dampak negatif dan
dampak positif. Dampak negatif yaitu Dampak positif remaja lebih
hamil diluar nikah, malas masuk bertanggunga jawab, pemikiran lebih
sekolah, merokok, mengkonsumsi dewasa. Hardianto (2018) mengatakan
minuman berakohol, melawan orang remaja dengan perceraian orang tua,
tua, seringkali tidak menghargai orang remaja harus berjuang walaupun
tua. Selain itu, remaja akan merasa bagaimana caranya, harus kerja, takut
sedih, marah, stres, kecewa, patah nyusahin orang tua. Selain itu, remaja
semangat, seringkali benci melihat dengan perceraian orang tua cenderung
kelakuan ayahnya, sakit hati melihat lebih mandiri, lebih bertanggung
ibunya, sedih melihat ibu dan ayahnya jawab, tegar dalam menghadapi
berpisah. Putri (2019) akibat dari masalah yang sedang terjadi, dan
orang tua bercerai remaja akan merasa lebih dewasa dalam menyikapi
kehilangan arti keluarga, kualitas masalah (Sari, 2015). Hal ini
hubungan dengan orang tua menurun, tergambar pada penelitian ini dimana
membenci orang tua, rasa tidak aman, ada beberapa partisipan yang
sedih, kesepian, marah/kesal, lebih mengatakan “melalui ini noo
suka menyendiri. Andayani et all perceraian mama dengan papa kita so
(2014) mengungkapkan remaja yang berpikir lebeh dewasa. mo kase klar
belum siap menghadapi perceraian itu kuliah supaya boleh kerja kong
orang tua maka remaja tersebut akan kase senang pa mama dengan
mengalami rasa kehilangan, sedih, ade..” (p1). (melalui perceraian ini
kemungkinan besar mengalami saya berpikir lebih dewasa. Saya
perubahan tingkah laku seperti berusaha untuk menyelesaikan
pemarah, suka melawan orang tua, kuliah agar bisa kerja untuk
merasa diri tidak dihargai, mudah membahagiakan ibu dan adik
tersinggung, suka menyendiri. Selain saya). “lebeh bertanggung jawab mo
itu, Aminah (2014) mengatakan urus pa ade walaupun kita dengan dia
remaja dari keluarga yang orang banya kali baku-baku marah” (p3).
tuanya bercerai melakukan hal-hal (lebih bertanggung jawab untuk
buruk disekolah misalnya : kurang mengurus adik saya walau kami sering
dapat bergaul dengan teman sebaya, bertengkar).
terlihat dalam aktivitas seksual yang
Dukungan sosial yang diterima
lebih dewasa sebelum waktunya,
setelah orang tua bercerai
cenderung menggunakan obat-obatan

5
Dukungan sosial yang diterima remaja tua bercerai ayah lebih
setelah orang tua bercerai yaitu perhatian).“malahan tare mama so
dukungan finansial dan dukungan lebeh perhatian pa kita
emosional. Syarifa (2014) (senyum)..”(p3). (malahan ibu lebih
mengemukakan bahwa dukungan perhatian).
sosial pada remaja membuat remaja
lebih mandiri, optimis, dapat Strategi koping remaja dalam
mengontrol diri, suasan hati yang menghadapi perceraian orang tua
postif, dapat memotivasi diri, dan Dalam mekanisme koping remaja
bekerja keras. Dukungan finansial terbagi 2 yaitu : avoidant dan
pada penelitian ini tergambar pada approach. Yang termasuk dalam
pernyataan partisipan yaitu “laengkali avoidant (menghindar) remaja
oma dengan opa noo yang ja bantu- melakukan kegiatan main hp,
bantu pa kita for kuliah…teman juga merokok, mengkonsumsi minuman
yang kasih makanan kalu di kampus… berakohol, bermain layang-layang.
kalu nda ada doi dorang ja kase Approach (aktif) remaja melakukan
akang doi…”(p1).(seringkali kakek kegiatan seperti berdoa, beribadah,
dan nenek membantu saya untuk ikut kegiatan pramuka. Chabibati
kuliah…teman-teman juga (2018) Strategi koping pada remaja
memberikan makanan dan uang saat di melakukan hal negatif lebih sering
kampus… ). “mama noo katu yang memilih untuk menghindari berada di
selalu kase doi pa kita…dengan kalu rumah dengan pergi bersama teman-
kaka ada doi dia kase akang noo” teman atau pacarnya, dan minum
(p8). (ibu yang selalu memberikan minuman keras. Tetapi juga ada
uang, dan jika kakak mempunyai uang remaja melakukan hal positif lebih
dia memberikan uang). banyak bersyukur, berdoa, dan
Dukungan emosional setelah orang tua beribadah. Meutia (2017) mekanisme
bercerai orang tua berkembang dengan koping pada remaja dengan orang tua
baik bahkan lebih baik dari keluarga bercerai yang terjadi adalah
utuh karena remaja dengan orang tua mekanisme koping maladaptif. Hal ini
bercerai mendapat perhatian, disebabkan remaja cenderung labil
perlingungan, dan kasih sayang dalam memutuskan dan menyelesaikan
(Reski, 2015). Dukungan emosional masalah atau konflik sehingga masalah
pada partisipan ini tergambar pada atau konflik yang ada menjadi tidak
partisipan yang mengatakan “hmmm… selesai bahkan berkelanjutan, karena
malahan tare papa nda biasanya remaja tidak menerima perpisahan
begitu.. sekarang tare kurang orang tua. Nawiroh (2012)
baba telefon tanya-tanya kita mengatakan remaja menggunakan
di mana.. kalu kita galau teman-teman mekanisme koping yang adaptif dalam
noo katu yang ja kase support dengan mengatasi stress perceraian orang tua.
kase semangat pa kita supaya tetap Strategi koping pada remaja dalam
kuliah..”(p1) (hmm.. malahan ayah menghadapi perceraian orang tua
yang tidak biasanya menelpon untuk adalah melakukan kegiatan spiritual
menanyakan kabar tapi setelah orang didalamnya berdoa, ibadah, kebanyak

6
partisipan lebih memilih untuk curhat menerima perpisahan orang tua dengan
sama Tuhan tentang masalah baik dan meyakini bahwa ini adalah
perceraian orang tua. Selain itu, remaja takdir dari Tuhan yang Maha Esa.
dapat menerima keadaan orang tuanya
yang bercerai sebagai suatu peristiwa Daftar Pustaka
yang memang sudah digariskan Tuhan Ahmad, Nasir. (2012). Pengaruh
untuknya, sehingga remaja lebih Motivasi Berprestasi dan
berusaha untuk mengambil hikmah Fasilitas Belajar
dibalik perceraian yang terjadi. Terhadap Prestasi Belajar
Pracasta (2019) Strategi koping yang KKPI Siswa SMK N 1 Surakarta T.A
dilakukan remaja ketika merasakan 2011/2012. Jurnal
emosi negatife akibat perceraian orang Surakarta JPAP. Diakses pada
tuanya yaitu berusaha untuk tidak t anggal 25 Januari. Vol.1, No.1.
memikirkan masalah perceraian, http://eprints.uns.ac.id/1903/.
misalanya dengan larut dalam berbagai
aktivitas, seperti mengikuti berbagai Aminah, Andayani, & Karyanta.
organisasi di sekolah, dan melarutkan (2014). Proses Penerimaan
diri dalam rutinitas. Tetapi juga dalam Anak (Remaja Akhir)
penelitian pada remaja di desa Kaima Terhadap Perceraian Orangtua
Kecamatan Remboken ada beberapa Dan Konsekuensi Psikososial
remaja yang melakukan hal-hal yang Yang Menyertai-nya. Jurnal
buruk pada saat orang tua bercerai psikososial Fakultas
yaitu : merokok dan mengkonsumsi Kedokteran Program Studi
minuman berakohol tinggi. Psikologi Universitas.
Diakses 11 Maret 2014.
Kesimpulan https://www.researchgate.net/p
Alasan perpisahan orang tua terjadi ublication/333109649_Dampak
karena ketidakharmonisan dalam _Perceraian Orang_Tua_T
rumah tangga, persoalan ekonomi, dan
erhadap_Kesehatan_Psikologis_
kekerasan dalam rumah tangga.
Remaja.
Perceraian orang tua menyebabkan
perubahan aspek kehidupan remaja
yaitu : aspek sosial, aspek emosional, Ariani Andi Irma. (2019). Dampak
aspek finansial yang mengakibatkan Perceraian Orang Tua Dalam
dampak negatif dan positif pada aspek Kehidupan Sosial Anak.
kehidupan remaja sehingga Jurnal. DOI:
membutuhkan dukungan baik secara https://doi.org/10.26858/pir.v2i
emosional maupun finansial serta 2.10004
menuntut remaja untuk mampu
beradaptasi. Untuk itu disarankan bagi Al Yakin, Ahmad. (2014). Dampak
orang tua yang akan bercerai lebih Perceraian Orang Tua
mempertimbangkan kehidupan anak Terhadap Anak (Studi Kasus Di
dimasa yang akan datang dan bagi SMA Negeri 1 Kecamatan Nosu
remaja yang berdampak agar mampu Kabupaten Mamasa). Jurnal

7
Pepatuzdu. Universitas Al Generating and
Syariah Mandar. Assessing Evidence for
Nursing Pratice. Ninth Edition.
Chabibati. (2018). Koping Stres pada USA : Lippincott.
remaja broken home. Jurnal.
Universitas Psikologi.
Diakases 2018. iSBN : 978-
602-717116-2-6. Priyani, D. (2011). Dampak Perceraian
Terhadap Kondisi Psikologis
Herdianto, I. A. (2018). Dinamika dan Ekonomi Anak. Jurnal.
Penerimaan Diri Pada Remaja Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial
Broken Home di Bali. Universitas Negeri Semarang.
Jurnal Psikologi Udayana , https://lib.unnes.ac.id/7236/
Vol.5,No.2, 434-443 ISSN:
2354-5607. Putri. (2019) Analisis Dampak
Perceraian Orang Tua
Herry Ferdinand. (2019). Dampak Terhadap Anak Remaja. Jurnal
Perceraian Orang Tua sosial. Diakses juli 2019. Vol.2 , no :
Terhadap Perkembangan 1. Hal:109-119.
Psikososial dan Prestasi Belajar.
Jurnal pendidikan. Diaskes pada 29 Reski Y W. (2015). Dampak
November 2019, Vol.6, No.2 Perceraian pada Perkembangan
http://journal.uny.ac.id/index.p Sosial dan Emosional Anak
hp/hsjpi. Usia 5-6 tahun. Jurnal PG-Paud
Trunojoy. Diakses oktober
Maimun, Mohammad (2018). 2015, vol.2 No.2.
Fenomena Tingginya Angka www.Juornal.trunojoyo.ac.id
Ceria-Gugat Dan Faktor Sarah. (2018). Pemaknaan
Penyebabnya : Analisis Kebahagiaan oleh remaja
Reflektif Atas Kasus-Kasus Broken Home. Jurnal Ilmiah
Perceraian di Madura. Psikolog. Universitas Syiah
Jurnal. Diakses pada 2 Kuala. Diakses Juni 2018. DOI
Desember 2018, Vol. 5. : 10.15575/psy.v5il.1956
https://www.researchgate.net/p
ublication/332559558_FENO Subekti, S, L. (2009). Hukum
MENA_TIGINYA_ANGKA_ Perjanjian di Indonesia.
CERAIGUGAT_DAN_FAKT Jakarta : Pustaka Yutisia.
OR_PENYEBABNA Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Analisis_Reflektif_Atas_Kasus Kuantitatif, Kualitatif dan
-Kasus_Perceraian_di_Madura R&D. Bandung: Penerbit
Media Madura.com. Edisi 17 Alfabeta, CV.
november 2016. Diakses tanggal Sari M, Yusri & Sunkawati Indah.
03 April 2017. (2015). Factor Penyebab
Polit & Beck. (2012). Resource Perceraian dan
Manual for Nursing Research. Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan dan Konseling.

8
Jurnal Universitas Neger
Padang. Dipublikasikan 28
Februari2015.http://jurnal.kons
elingindonesia.com
Syarifatisnaini, (2014) Efekasi diri
pada remaja korban perceraian
orang tua. Jurnal.
universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Utama, S. D. (2013). Hubungan
persepsi keharmonisan
keluarga dan kepercayaan
diri dengan prestasi belajar
siswa SMA Trimurti Surabaya.
Character: Jurnal
Penelitian Psikologi,

Anda mungkin juga menyukai