Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI : GANGGUAN PENDENGARAN (HALUSINASI


PENDENGARAN)

CT : Ns. Valen. F. Simak, M.Kep, Sp Kep, Kom.

OLEH
MILITIA CH. A SUNDALANGI, S.KEP
20014104027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO 2020
BAB 1
MASALAH UTAMA KEPERAWATAN
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata Keliat,
(2011) dalam Zelika, (2015). Sedangkan Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan
hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik
yang positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan
yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.
Data dari Departemen Kesehatan tahun 2009, jumlah penderita gangguan jiwa di
Indonesia saat ini mencapai lebih dari 28 juta orang, dengan kategori gangguan
jiwa ringan 11,6 persen dan 0,46 persen menderita gangguan jiwa berat. Hasil
penelitian WHO di Jawa Tengah tahun 2009 menyebutkan dari setiap 1.000
warga Jawa Tengah terdapat 3 orang yang mengalami gangguan jiwa.
Sementara 19 orang dari setiap 1.000 warga Jawa Tengah mengalami stress
Depkes RI, (2009) dalam Zelika, (2015). Data kunjungan rawat inap Rumah
Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada bulan Januari - April 2013 didapat 785 orang.
Pasien dengan halusinasi menempati urutan pertama dengan angka kejadian 44
persen atau berjumlah 345 orang, pasien isolasi sosial menempati urutan kedua
dengan angka kejadian 22 persen atau berjumlah pasien 173 orang, pasien
dengan resiko perilaku kekerasan menempati urutan ketiga dengan angka
kejadian 18 persen atau berjumlah pasien 141 orang pasien, pasien dengan harga
diri rendah menempati urutan keempat dengan angka kejadian 12 persen atau
berjumlah 94 orang, sedangkan pasien dengan waham, defisit perawatan diri 4
persen atau 32 orang Zelika, 2015.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis tertarik untuk
mengangkat “Asuhan Keperawatan jiwa dengan masalah Gangguan Persepsi
sensoru : Gangguan Pendengaran ”
BAB 2
PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Definisi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata Keliat, (2011)
dalam Zelika, (2015). Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau
pengalaman persepsi yang tidak sesuai dengan kenyataan Sheila L Vidheak,
( 2001) dalam Darmaja (2014).
Menurut Surya, (2011) dalam Pambayung (2015) halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan
rangsangan eksternal (dunia luar). Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari
pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia,
2001).Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, yang dimaksud dengan halusinasi adalah
gangguan persepsi sensori dimana klien mempersepsikan sesuatu melalui panca
indera tanpa ada stimulus eksternal. Halusinasi berbeda dengan ilusi, dimana
klien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus, salah persepsi pada
halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi, stimulus internal
dipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata ada oleh klien.

B. Proses Terjadinya/ Psikodinamika


Menurut Stuart dan Laraia (2001) dalam Pambayun (2015), faktor-faktor
yang menyebabkan klien gangguan jiwa mengalami halusinasi adalah sebagai
berikut :
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor genetis
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom-kromosom
tertentu. Namun demikian, kromosom ke berapa yang menjadi faktor
penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian.
Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami skizofrenia
sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia, sementara jika
dizigote, peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang salah satu orang
tuanya mengalami skizofrenia berpeluang 15% mengalami skizofrenia,
sementara bila kedua orang tuanya skizofrenia maka peluangnya menjadi
35%.
b. Faktor neurobiologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak yang
abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal, khususnya
dopamin, serotonin, dan glutamat.
1) Studi neurotransmitter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan
neurotransmitter. Dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar
serotonin.
2) Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan dapat
menjadi faktor predisposisi skizofrenia.
3) Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu yang
pencemas, terlalu melindungi, dingin, dan tak berperasaan, sementara
ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.
2. Faktor Presipitasi
1) Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
2) Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
3) Kondisi kesehatan, meliputi : nutrisi kurang, kurang tidur,
ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obat sistem
syaraf pusat, kurangnya latihan, hambatan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan.
4) Lingkungan, meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisis masalah di
rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan hidup,
pola aktivitas sehari-hari, kesukaran dalam hubungan dengan orang lain,
isolasi social, kurangnya dukungan sosial, tekanan kerja, kurang
ketrampilan dalam bekerja, stigmatisasi, kemiskinan, ketidakmampuan
mendapat pekerjaan.
5) Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri rendah, putus
asa, tidak percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendali diri, merasa
punya kekuatan berlebihan, merasa malang, bertindak tidak seperti orang
lain dari segi usia maupun kebudayaan, rendahnya kernampuan
sosialisasi, perilaku agresif, ketidakadekuatan pengobatan,
ketidakadekuatan penanganan gejala.

Pohon Masalah

Efect Risiko Tinggi mencederai diri


sendiri, orang lain dan
lingkungan

Gangguan Persepsi sensori:


Problem
Gngguan pendengaran

Causa Isolasi menarik diri

C. Rentang Respon
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptive individual yang
berbeda rentang respon neurobiologi (Stuart and Laraia, 2005) dalam Yusalia
2015. Ini merupakan persepsi maladaptive. Jika klien yang sehat persepsinya
akurat, mampu mengidentifisikan dan menginterpretasikan stimulus
berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indera (pendengaran,
pengelihatan, penciuman, pengecapan dan perabaan) klien halusinasi
mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun stimulus tersebut tidak
ada.Diantara kedua respon tersebut adalah respon individu yang karena suatu
hal mengalami kelainan persensif yaitu salah mempersepsikan stimulus yang
diterimanya, yang tersebut sebagai ilusi. Klien mengalami jika interpresentasi
yang dilakukan terhadap stimulus panca indera tidak sesuai stimulus yang
diterimanya,rentang respon tersebut sebagai berikut:
Respon adaptif Respon maladaptif

Pikiran logis  Kadang-  Waham


 Persepsi akurat kadang proses  Halusinasi
 Emosi pikir terganggu  Sulit berespons
konsisten (distorsi  Perilaku
dengan pikiran disorganisasi
pengalaman  Ilusi  Isolasi sosial
 Perilaku sesuai  Menarik diri
 Hubungan  Reaksi emosi
sosial harmonis >/<
 Perilaku tidak
biasa
D. Tanda dan Gejala
Beberapa tanda dan gejala perilaku halusinasi adalah tersenyum atautertawa yang
tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, bicarasendiri,pergerakan mata cepat,
diam, asyik dengan pengalamansensori,kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realitas rentangperhatian yang menyempit hanya beberapa detik atau
menit, kesukaranberhubungan dengan orang lain, tidak mampu merawat
diri,perubahan
Berikut tanda dan gejala menurut jenis halusinasi Stuart & Sudden, (1998) dalam
Yusalia (2015).
Jenis halusinasi Karakteriostik tanda dan gejala
Pendengaran Mendengar suara-suara / kebisingan,
paling sering suara kata yang jelas,
berbicara dengan klien bahkan sampai
percakapan lengkap antara dua orang
yang mengalami halusinasi. Pikiran
yang terdengar jelas dimana klien
mendengar perkataan bahwa pasien
disuruh untuk melakukan sesuatu
kadang-kadang dapat membahayakan.

Penglihatan Stimulus penglihatan dalam kilatan


cahaya, gambar giometris, gambar
karton dan atau panorama yang luas dan
komplek. Penglihatan dapat berupa
sesuatu yang menyenangkan /sesuatu
yang menakutkan seperti monster.

Penciuman Membau bau-bau seperti bau darah,


urine, fases umumnya baubau yang
tidak menyenangkan. Halusinasi
penciuman biasanya sering akibat
stroke, tumor, kejang / dernentia.

Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa


darah, urine, fases.

Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan


tanpa stimulus yang jelas rasa tersetrum
listrik yang datang dari tanah, benda
mati atau orang lain.

Merasakan fungsi tubuh seperti aliran


Sinestetik darah divera (arteri), pencernaan
makanan.

Kinestetik Merasakan pergerakan sementara


berdiri tanpa bergerak

E. Dampak/Akibat Yang Di Timbulkan


Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami halusinasi adalah
kehilangan kontrol dirinya. Dalam kondisi ini pasien dapat melakukan bunuh diri
(suicide), membunuh orang lain (homicide), dan bahkan merusak lingkungan
disekitarnya. Untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan, dibutuhkan
penanganan halusinasi yang tepat (Hawari 2009). Aktivitas fisik merefleksi isi
halusinasi seperti; perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonia. Tidak
mampu berespon terhadap perintah yang komplek dan tidak mampu berespon
lebih dari satu orang (Videbeck, 2008).
FORMULIR PENGKAJIANA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. P.K (P) Tanggal Pengkajian : 20 November 2020
Umur : 18 tahun
Informan : Tn. P.K dan keluarga

II. a. ALASAN MASUK


Klien sering senyum-senyum sendiri, ngomel-ngomel sendiri, tidak bisa tidur, gelisah klien mengatakan
mendengar suara-suara dan bisikan yang menyuruh klien untuk memecahkan kaca rumah tetangga. Pasien
mengatakan sering mendengar bisikan suara saat ingin tidur dan saat sedang melamun, isi suara
tersebut yaitu menyuruh untuk pergi keluar rumah, suara tersebut kadang muncul kadang tidak,
suara itu muncul lamanya biasa 5 detik. Dari dulu klien sering mengalami halusinasi Dia curiga
bahwa anggota keluarga termasuk ibunya berkolusi dengan orang tak dikenal, yang suaranya dia dengar dan
percaya itu dilakukan untuk menggodanya.Terkadang juga ditemukan terjaga sampai larut malam, terlihat
bergumam pada diri sendiri, berteriak pada orang-orang yang tidak ada dengan kemerosotan lebih lanjut
dalam sosialisasi dan perawatan dirinya.
b. MASALAH KESEHATAN YANG DIALAMI
Tn. P.K mengatakan sering mendengar bisikan suara saat ingin tidur dan saat sedang melamun,
isi suara tersebut yaitu menyuruh untuk pergi keluar rumah, suara tersebut kadang muncul
kadang tidak, suara itu muncul lamanya biasa 5 detik dan setiap hari sering mendengarkan suara
itu tetapi tidak tahu tujuannya untuk apa dan hanya disuruh untuk keluar. Tn. PK juga
merasakan saat mendengarkan suara dan bisiskan klien merasa gelisah dan tidak tenang

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?  Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil tidak berhasil


- - -
3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Ayah Tn.PK
- 5 - -
Aniaya fisik

Aniaya seksual - - - - - -
Penolakan - - - - - -

     
Kekerasan dalam keluarga

Tindakan criminal    - - -

Masalah Keperawatan : Respon pasca trauma

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya  Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawaran

Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Sejak masa kanak-kanak, ia dihadapkan pada perilaku agresif ayahnya, yang sering berusaha untuk
mendisiplinkannya dan dalam pengejaran ini kadang-kadang kasar dan agresif terhadapnya.

Masalah Keperawatan : Respon Pasca Trauma

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 94 x/m S : 36,5 oC P : 20x/m
2. Ukur : TB : 155 cm BB : 52 Kg

3. Keluhan fisik : Ya  Tidak

Jelaskan : Tidak ada keluhan

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram
1. Genogram : 3 generasi
Keterangan

: Laki - Laki

: Perempuan

: Pasien

: Laki-laki Meninggal

: Tinggal serumah

Jelaskan : klien meruaka anak kedua dari 2 bersaudara dank lien belum menikah
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

2. Konsep diri
a Gambaran diri : klien mengatakan suka dengan semua anggota tubuhnya, penampilan klien bersih, rapih dan
tidak bau dan klien mampu merawat dirinya

b. Identitas : Klien mengatakan belum menikah dan merupakan anak kedua dari 2 bersaudara

c. Peran : Klien mengatakan di rumah berperan sebagai seorang anak dan membantu keluarga

d. Ideal diri : Klien megatakan ingin ingin sembuh dari penyakit yang dialami dan memasrahkan diri kepada
Tuhan

e. Harga diri : Klien merasa peh dosa kepada orang lain dan ingin meminta maaf atas apayang sudah klien perbuatan
kepada orang lain

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan orang yang berarti adalah ibunya karne ibunyalah yang mengajarkan banyak ilmu
tentang kehidupan

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :klien kooperatif selalu mengikuti kegiatan yang diadakan mahasiswa sepeti
TAK dan selalu ikut rehabilitasi

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : klien tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dengan orang lain
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan beragam Kristen, dikeluarga juga diajarkan untuk saling mengasihi satu dengan yang
lain, dan klien percaya bahwa Tuhan selalu bersama dan menolong dlam setiap hal.

b. Kegiatan ibadah : klien mnegikuti kegiatan ibadah walaupun ditengah sakit seperti ini

Masalah Keperawatan : Tidak Ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti


tidak sesuai biasanya

Jelaskan :Cara berpakaian Sesuai dan rapih

Masalah Keperawatan :Tidak ada masalah

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai


Pembicaraan

lelaskan : Klien berbicara baik dan masih jelas.

Masalah Keperawan : tidak ada masalah keperawatan

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang  Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : klien tampak gelisah karena masih mendengar ada yang memanggil-manggil

Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa  Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : khawatir karena suuara-suara tidak jelas dan tidak ada wujudnya yang mengganggu klien

Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendegaran

5. Afek

Datar Tumpul  Labil Tidak sesuai

Jelaskan : Labil disaat ada suara bisikan klien berbicara sendiri, senyum-senyum sendiri dan kadang-kadang gelisah.

Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran


6. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan gangguan bermakna


Jelaskan : Gangguan ringan, klien ingin suara bisikan itu cepat hilang

Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : klien mengatakan bahwa dia tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi dengan dirinya

Masalah Keperawatan : kurangnya informasi

VII. Kebutuhan

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : Sejauh ini klien mengatakan masih dapat BAK dan BAB secara mandiri dengan menggunakan kekuatan tangan kanan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur

 Tidur siang lama : 14.00 s/d 15.00

 Tidur malam lama : 20.00 s/d 06.00

Apakah ada gangguan tidur ?

Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur

Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur

Somnabulisme Berbicara saat tidur


Jelaskan : Tidk ada gangguan Tiddur
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

6. Kemampuan klien dalam :


Mengantisipasi kebutuhan sendiri

 Ya Tidak

Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri


Ya Tidak

Mengatur penggunaan obat:


Ya Tidak

Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri:
Ya Tidak

Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up) :


Ya Tidak

Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
Ya Tidak

Jelaskan :
Klien masih dapat melakukan beberapa hal secara mandiri termasuk dalam pengaturan obat dan membuat keputusan berdasarkan
keinginan diri sendiri.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan  Ya tidak

Perawatan pendukung Ya tidak



8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan  Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak



Mencuci pakaian  Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak



9. Kegiatan di luar rumah

Belanja  Ya tidak

Transportasi Ya tidak

Jelaskan : klien masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa dan tidak ada masalah.

Masalah Keperawatann : Tidak ada masalah keperawatan

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

 Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

 Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________________

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik klien tidak memiliki masalah dengan kelompok manapun termasuk
keluarga dan kerabat lainnya

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifikklien tidak memiliki masalah dengan lingkungan manapun semua
terjalin dengan begitu baik

Masalah dengan pendidikan, spesifik klien mengatakan hanya lulusan SD akibat perkom=nomian dahulu tidak begitu
baik

Masalah dengan pekerjaan, spesifik klien sudah tidak dapat melakukan pekerjaan seperti dulu lgi akibat bagian tubuh
yag tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau seperti semula.

Masalah dengan perumahan, spesifik tidak ada masalah dengan perumahan.

Masalah ekonomi, spesifik klien mengatakan ekonomi tercukupi, anak-anak dan keluarga lainnya sangat menopang
dalam ekonomi keluarga klien.

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik tidak ada masalah dalam pelayanan kesehatan. Setiap bulan klien rutin
mengontrolkan diri ke pelayanan kesehatan yang ada.
Masalah lainnya, spesifik klien merasa terganggu dengan bisikan dan suara-suara yang berbisik itu

Masalah Keperawatan : halusinasi pendengaran

X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Masalah Keperawatan : Defisit pengetahuan mengenai koping individu klien dalam system pendukung masalah kesehatan

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : Skizofrenia Simplek

Terapi Medik :
- aripiprazole 30 mg / hari,
- klorpromazin 600 mg / hari,
- natrium divalproex 1000 mg / hari,
- triheksifenidil 4 mg / hari.

Perawat,

Militia Sundalangi, S.Kep


B. ANALISA DATA
DATA FOKUS MASALAH
DS: Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran
- Pasien mengatakan sering mendengar bisikan
suara saat ingin tidur dan saat sedang
melamun, isi suara tersebut yaitu menyuruh
untuk pergi keluar rumah, suara tersebut
kadang muncul kadang tidak, suara itu
muncul lamanya biasa 5 detik dan setiap hari
sering mendengarkan suara itu tetapi tidak
tahu tujuannya untuk apa
- Klien mengatakan saat mendengarkan suara
dan bisiskan klien merasa gelisah dan tidak
tenang
DO
- Klien senyum-senyum sendiri
- Klien berbicara sendiri
- Klien mengarahkan telinga kes sumber suara
- Klien Gelisah
- Suasana hatinya mudah tersinggung
- Ucapannya singkat

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

DS:
- Pasien mengatakan sering mendengar bisikan suara saat ingin tidur dan saat sedang melamun,
isi suara tersebut yaitu menyuruh untuk pergi keluar rumah, suara tersebut kadang muncul
kadang tidak, suara itu muncul lamanya biasa 5 detik dan setiap hari sering mendengarkan
suara itu tetapi tidak tahu tujuannya untuk apa
- Klien mengatakan saat mendengarkan suara dan bisiskan klien merasa gelisah dan tidak tenang
DO
- Klien senyum-senyum sendiri
- Klien berbicara sendiri
- Klien mengarahkan telinga ke sumber suara
- Klien Gelisah
- Suasana hatinya mudah tersinggung,
- ucapannya singkat
- tidak ada kontak mata
Pohon Masalah

Risiko Tinggi mencederai diri


sendiri, orang lain dan
Effect lingkungan

Ganggaun persepsi sensori :


Problem Gangguan Pendengaran

Isolasi Sosial: Menarik diri


Causa
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL


Gangguan TUM: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya Kepercayaan dari pasien
Persepsi mengontrol menunjukkan tanda – tanda dengan menggunakan prinsip merupakan hasil yang
Sensori : halusinasi yang percaya kepada perawat : komunikasi terapeutik : memudahkan perawat
Halusinasi dialaminya a. Sapa klien dengan ramah baik dalam melakukan
1. Ekspresi wajah
Pendengaran Tuk 1 : verbal maupun non verbal pendekatan keperawatan
bersahabat.
Klien dapat b. Perkenalkan nama, nama atau intervensi
2. Menunjukkan rasa
membina panggilan dan tujuan perawat selanjutnya terhadap
senang.
hubungan saling berkenalan pasien.
3. Ada kontak mata.
percaya c. Tanyakan nama lengkap dan
4. Mau berjabat tangan.
nama panggilan yang disukai
5. Mau menyebutkan nama.
klien
6. Mau menjawab salam.
d. Buat kontrak yang jelas
7. Mau duduk berdampingan
e. Tunjukkan sikap jujur dan
dengan perawat.
menepati janji setiap kali
8. Bersedia mengungkapkan
interaksi
masalah yang dihadapi.
f. Tunjukan sikap empati dan
menerima apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien
dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
h. Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
i. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan klien
TUK 2 : Setelah 1x interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering dan Mengenal halusinasi
menyebutkan : singkat secara bertahap memungkinkan klien
Klien dapat
2.2. Observasi tingkah laku klien menghindari faktor
mengenal 1. Isi
terkait dengan halusinasinya (* timbulnya halusinasi dan
halusinasinya 2. Waktu
dengar /lihat /penghidu dapat mengontrol
3. Frekunsi
/raba /kecap), jika menemukan halusinasi secara
4. Situasi dan kondisi yang
klien yang sedang halusinasi: bertahap
menimbulkan halusinasi
1. Tanyakan apakah klien
mengalami sesuatu
( halusinasi dengar/ lihat/
penghidu /raba/ kecap )
2. Jika klien menjawab ya,
tanyakan apa yang sedang
dialaminya
3. Katakan bahwa perawat
percaya klien mengalami hal
tersebut, namun perawat
sendiri tidak mengalaminya (
dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau
menghakimi)
4. Katakan bahwa ada klien lain
yang mengalami hal yang
sama.
5. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
2.3 Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi tentang
adanya pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien :
1. Isi, waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam atau
sering dan kadang – kadang )
2. Situasi dan kondisi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
2. Setelah 1x interaksi klien 2.4 Diskusikan dengan klien apa Mengidentifikasi
menyatakan perasaan dan yang dirasakan jika terjadi pengaruh dari halusinasi
responnya saat mengalami halusinasi dan beri kesempatan dan respon klien
halusinasi : untuk mengungkapkan terhadap halusinasi yang
 Marah perasaannya. dirasakan dan dialami
 Takut
 Sedih
 Senang 2.5 Diskusikan dengan klien apa
 Cemas yang dilakukan untuk mengatasi
 Jengkel perasaan tersebut.

2.6 Diskusikan tentang dampak yang


akan dialaminya bila klien
menikmati halusinasinya.

TUK 3 : 3.1. Setelah 1x interaksi klien 3.1. Identifikasi bersama klien cara Usaha untuk
menyebutkan tindakan yang atau tindakan yang dilakukan memutuskan halusinasi
Klien dapat
biasanya dilakukan untuk jika terjadi halusinasi (tidur, sehingga tidak muncul,
mengontrol
mengendalikan halusinasinya marah, menyibukan diri dll) memberikan penguatan
halusinasinya
3.2. Setelah 1x interaksi klien 3.2. Diskusikan cara yang digunakan dan motivasi serta
menyebutkan cara baru klien, membuka alternatif
mengontrol halusinasi  Jika cara yang digunakan pilihan untuk
adaptif beri pujian. mengontrol halusinasi
 Jika cara yang digunakan
3.3. Setelah 1x interaksi klien
maladaptif diskusikan
dapat memilih dan
kerugian cara tersebut
memperagakan cara
3.3. Diskusikan cara baru untuk
mengatasi halusinasi
memutus/ mengontrol
(dengar/lihat/penghidu/raba/k
timbulnya halusinasi :
ecap )
2. Katakan pada diri sendiri
bahwa ini tidak nyata
3.4. Setelah 1x interaksi klien ( “saya tidak mau dengar/
melaksanakan cara yang telah lihat/ penghidu/ raba
dipilih untuk mengendalikan /kecap pada saat halusinasi
halusinasinya terjadi)
3.5. Setelah 1x pertemuan 3. Menemui orang lain
klien mengikuti terapi (perawat/teman/anggota
aktivitas kelompok keluarga) untuk
menceritakan tentang
halusinasinya.
4. Membuat dan
melaksanakan jadwal
kegiatan sehari hari yang
telah di susun.
5. Meminta keluarga/teman/
perawat menyapa jika
sedang berhalusinasi.
3.4 Bantu klien memilih cara yang
sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya.
3.5 Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang dipilih dan
dilatih.
3.6. Pantau pelaksanaan yang
telah dipilih dan dilatih , jika
berhasil beri pujian
3.7. Anjurkan klien mengikuti
terapi aktivitas kelompok,
orientasi realita, stimulasi
persepsi

TUK 4 : 4.1. Setelah 1x pertemuan 4.1 Buat kontrak dengan keluarga Untuk meningkatkan
keluarga, keluarga untuk pertemuan ( waktu, pengetahuan tentang
Klien dapat
menyatakan setuju untuk tempat dan topik ) cara perawatan keluarga
dukungan dari
mengikuti pertemuan dengan 4.2 Diskusikan dengan keluarga dalam menontrol
keluarga dalam
perawat ( pada saat pertemuan keluarga/ halusinasi dari penderita
mengontrol
4.2. Setelah 1x interaksi kunjungan rumah) halusinasi agar tidak
halusinasinya
keluarga menyebutkan 1. Pengertian halusinasi terjadi
pengertian, tanda dan gejala, 2. Tanda dan gejala halusinasi
proses terjadinya halusinasi 3. Proses terjadinya halusinasi
dan tindakan untuk 4. Cara yang dapat dilakukan
mengendali kan halusinasi klien dan keluarga untuk
memutus halusinasi
5. Obat- obatan halusinasi
6. Cara merawat anggota
keluarga yang halusinasi di
rumah ( beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan
bersama, bepergian bersama,
memantau obat – obatan dan
cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi )
7. Beri informasi waktu kontrol
ke rumah sakit dan bagaimana
cara mencari bantuan jika
halusinasi tidak tidak dapat
diatasi di rumah
TUK 5 : Setelah 1x interaksi klien 5.1 Diskusikan dengan klien Terapi farmakologi
menyebutkan; tentang manfaat dan kerugian merupakan salah satu
Klien dapat
1. Manfaat minum obat tidak minum obat, nama , terapi yang dapat
memanfaatkan
2. Kerugian tidak minum obat warna, dosis, cara , efek terapi menyembuhkan secara
obat dengan baik
3. Nama,warna,dosis, efek dan efek samping penggunan farmakologi dalam
terapi dan efek samping obat obat proses kimiawi obat
4. mendemontrasikan 5.2 Pantau klien saat penggunaan dalam proses
penggunaan obat dgn benar obat penyembuhan.
5. menyebutkan akibat berhenti 5.3 Beri pujian jika klien
minum obat tanpa konsultasi menggunakan obat dengan benar
dokter 5.4 Diskusikan akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi
dengan dokter
5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi
kepada dokter/perawat jika terjadi
hal – hal yang tidak di inginkan .
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/Tanggal Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi
Rabu, 2 13.00 Gangguan Citra Tubuh  Membina Hubungan Saling percaya S: - Klien mengatakan merasa lebih
Desember dengan klien menjelaskan tujuan dan tenang saat dilakukan latihan
2020 memberikan perhatian pada klien menghardik halusinasi
Hasil : - Klien mengatakan mengerti
Klien terbuka dengan setiap dan memahami dengan setiap
perbincangan yang ada dank lien O: - tampak klien mengikuti setiap
bersedia dengan setiap tindakan dan instruksi dan anjuran yang diberikan
ashuan keperawatan yang akan - Klien dapat melakukan setiap
diberikan latihan dengan baik
13.10  (SP1) Berdiskusi tentang halusinasi A: Klien mampu melakukan setiap
yang dirasakan klien baik dari jenis isi, instruksi dan dapat mengikuti setiap
durasi, frekuensi, dan lama dari kegiatan dan aktivitas yang diajarkan
halusinasi dalam menghardik halusinasi. Masalah
Hasil : teratasi
Klien mengatakan sering mendengar
suara-suara yang menyuruh klien P: Lanjutkan Intervensi untuk Hari
untuk keluar rumah tetapi tida jelas Kedua
tujuannya untuk apa, terjadi bisa setiap  Lanjutkan untuk SP 4
hari kadnag siang dan kadang juga bisa  SP 4
malam ataupun pagi, dengan durasi 1. Mengevaluasi jadwal
kira kira sering muncul 5 menit sekali kegiatan harian pasien
dan Klien merasa gelisah saat 2. Melatih pasien
mendengar suara itu mengengendalikan
13.10-  (SP 2) Memberikan pendidikan halusianasi dengan
13.30 kesehatan tentang penggunaan obat melakukan kegiatan
secara teratur dan memasukan dalam 3. Menganjurkan pasien
jadwal memasukan dalam jadwal
Hasil : kegiatan harian
Klien mengerti dan memhami dengan
setiap edukasi yang diberikan dan akan
rajin minum obat dalam
mengoptimalkan proses penyembuhan
 (SP 3) melatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan cara bercakap cakap
dengan orang lain dan memasukan
dalam jadwal
Hasil :
Klien dapat melakukan dan bisa
memberikan contoh bercakap-cakap
dengan orang sesuai dengan instruksi
yang diberikan.
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Perawat melakukan pengkajian pendekatan kepada pasien dan keluarga. Pengkajian pada
Tn. P.K dilakukan pada tanggal 17-18 November 2020 menggunakan metode wawancara
dan observasi. Pada saat pengkajian didapatkan pasien tampak gelisah tidak ada kontak
mata, kadang senyum senyum dan bercerita sendiri. Klien dibawah dirumah sakit akibat
trauma masa lalu lewat pendidikan keras dari ayahnya dan membuat klien lebih suka
menyendiri. Klien belum mampu mengontrol halusinasinya dan menghardik halusinasi
merupakan kebutuhan yang diperlukan klien dalam mengontrol halusinasinya dan dia ingin
untuk sembuh seperti kehidupannya yang dulu.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reliani 2020 Menghardik Halusinasi adalah
upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang
muncul atau tidak memerdulikan halusinasinya. Mungkin halusinya tetap ada namun
dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut dalam halusinasinya. Biasanya dilakukan
dengan cara bercakap cakap dengan sanak saudara, serta melakukan aktifitas berjadwal
yang telah disetujui oleh pasien dan terapis, dan yang paling penting adalah keteraturan
minum obat. Bila keempat cara ini tidak dilakukan secara teratur oleh para penderita
skiofrenia dengan halusinasi.

B. Diagnosis Keperawatan
Perumusan diagnose pada penelitian ini menggunakan NANDA 2018-2020 yakni
gangguan persepsi. Dengan faktor berhubungan dan batasan karakteristik disesuaikan
dengan keadaan yang ditemukan pada tiap tiap partisipan. Topik yang diteliti yakni
kemampuan mengontrol halusinasi dengar. Diagnosa keperawatan yang didapat pada Tn.
P.K gangguan persepsi sensori Halusinasi pendengaran .

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Perencanaan keperawatan yang penulis lakukan pada Tn. P.K dengan gangguan persepsi
sensori :Halusinasi Pendengaran yaitu dengan Tujuan umum (TUM) : Klien dapat
mengontrol halusinasi yang dialaminya dengan Tujuan Khusus (TUK 1) Klien dapat
membina hubungan saling percaya dengan rasional Kepercayaan dari pasien merupakan
hasil yang memudahkan perawat dalam melakukan pendekatan keperawatan atau intervensi
selanjutnya terhadap pasien. Tujuan Umum Khusus kedua (TUK 2) Klien dapat mengenal
halusinasinya dengan rasional Mengenal halusinasi memungkinkan klien menghindari
faktor timbulnya halusinasi dan dapat mengontrol halusinasi secara bertahap. Tujuan
Umum khusus ketiga (TUK 3) Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan rasional
Usaha untuk memutuskan halusinasi sehingga tidak muncul, memberikan penguatan dan
motivasi serta membuka alternatif pilihan untuk mengontrol halusinasi. Tujuan Umum
Khusus keempat (TUK 4) Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol
halusinasinya dengan rasional Untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara perawatan
keluarga dalam menontrol halusinasi dari penderita halusinasi agar tidak terjadi. Tujuan
Umum Khusus yang kelima (TUK 5) Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik dengan
rasional Terapi farmakologi merupakan salah satu terapi yang dapat menyembuhkan
secara farmakologi dalam proses kimiawi obat dalam proses penyembuhan.
Menurut Nurjannah, (2005) rencana tindakan keperawatan merupakan serangkaian
tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus. Perencanaan keperawatan meliputi
perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien
berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat
teratasi. Menurut Akemat dan Keliat, (2010) tujuan umum yaitu berfokus pada
penyelesaian permasalahan dari diagnosis keperawatan dan dapat dicapai jika serangkaian
tujuan khusus tercapai. Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian penyebab dari diagnosis
keperawatan. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan pasien yang perlu dicapai
atau dimiliki. Kemampuan ini dapat bervariasi sesuai dengan masalah dan kebutuhan
pasien. Kemampuan pada tujuan khusus terdiri atas tiga aspek yaitu kemampuan kognitif,
kemampuan psikomor, dan kemampuan afektif yang perlu dimiliki pasien untuk
menyelesaikan masalahnya. Pada penelitian ini perencanaan yang diberikan pada Tn. P.K
berfokus pada tujuan umum untuk mengetahui kemampuan orang dengan gangguan jiwa
mengontrol halusinasi dengar. Dengan perencanaan penyelesaian masalah pasien dapat
menerapkan empat cara mengontrol halusinasi.

D. Implementasi
Implementasi yang peneliti lakukan pada pasien mengenali halusinasi, mengajarkan cara
menghardik halusinasi dan cara mengontrol halusinasi dengan berbincang-bincang dan
melakukan aktivitas terjadwal dan edukasi obat minum obat secara teratur. Hal ini sesuai
dengan pendaapat Asih & Pratiwi (2010) yang menyatakan kebiasaan adalah perbuatan
sehari hari yang dilakukan secara berulang-ulang dalam hal yang sama, sehingga menjadi
kebiasaan dan ditaati oleh masyarakat termasuk juga dalam menghardik halusinasi harus
dilakukan secara berulang ulang agar supaya dapat mengetahui dan terbiasa dalam
menghardik halusinasi. Menurut pendapat peneliti tindakan asuhan keperawatan yang
diberikan kepeda Tn. PK sangat membantu klien dalam mengontrol atau menghardik
halusinasi secara bertahap.

E. Evaluasi
Evaluasi pada Tn. P.K dengan gangguan persepsi sensori halusinasi dengar dari jangka
didapatkan data subjektif menyatakan Klien merasa lebih tenang saat dilakukan latihan
menghardik halusinasi dank lien mengatakan mengerti dan memahami dengan setiap
tindakan yang diberikan terkait cara mengharik dan mengontrol halusinasi. Data objektif
tampak klien mengikuti setiap instruksi dan anjuran yang diberikan, Klien dapat melakukan
setiap latihan dengan baik sehingga ditarik kesimpulan klien mampu melakukan setiap
instruksi dan dapat mengikuti setiap kegiatan dan aktivitas yang diajarkan dalam
menghardik halusinasi. Masalah teratasi. Dan melanjutkan perencanaan Intervensi untuk
Hari Kedua SP 4 : Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, melatih pasien
mengengendalikan halusianasi dengan melakukan kegiatan, enganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
BAB IV
KESIMPULAN

1. Menghardik Halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan


cara menolak halusinasi yang muncul atau tidak memerdulikan halusinasinya. Mungkin
halusinya tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut dalam
halusinasinya. Biasanya dilakukan dengan cara bercakap cakap dengan sanak saudara,
serta melakukan aktifitas berjadwal yang telah disetujui oleh pasien dan terapis, dan
yang paling penting adalah keteraturan minum obat. Bila keempat cara ini tidak
dilakukan secara teratur oleh para penderita skiofrenia dengan halusinasi.
2. Pada pengkajian didapatkan diagnosa keperawatan pada Tn. P.K yaitu :
a. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Dalam penyusunan Rencana Keperawatan pada kelompok lansia menggunakan format
pegumpulan data serta intrevensi sesuai dengan teori dan format yang ditentukan
4. Implementasi yang dilakukan pada Asuhan Keperawatan Jiwa antara lain Pemberian
Edukasi kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur, cara mengenal halusinasi,
cara menghardik halusinasi, dan bercakap -cakap dengan orang lain dalam mengontrol
halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA

Darmaja, I Kade. 2014. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn. “S”
Dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Diruang Kenari
Rsj Dr. Radjiman Wedioningrat Lawang Malang. Program Studi Profesi (Ners)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi

Bulcheck, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classificaton (NOC). Jakarta: Mocomedia

Herdman Heather, Kamitsuru Shigemi. 2018. NANDA-1 Diagnosis Keperawatan


Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta:EGC

Moorhead, dkk. 2013. Nursing Interventions Classificaton (NIC). Jakarta: Mocomedia

Zelika, Alkhosiyah A. Dermawan, Deden. 2015. Kajian Asuhan Keperawatan Jiwa


Halusinasi Pendengaran Pada Sdr. D Di Ruang Nakula Rsjd Surakarta. Jurnal
Poltekkes Bhakti Mulia.

Pambayun, Ahlul H. 2015. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. S Dengan Gangguan
Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Ruang 11 (Larasati) RSJD Dr.
Amino Gondohutomo Semarang. Asuhan Keperawatan Psikiatri Akademi
Keperawatan Widya Husada Semarang.

Anda mungkin juga menyukai