Anda di halaman 1dari 6

Firddlena Meutia, Ruptur tapsul posteriot

Penatalaksanaan ruptur kapsul posterior


Firdalena Meutia

Abstrrk Ruptur kspsul posterior adalah komplikasi serius ydg dapal terjadi pada bedal karaEk. Ruptur kapsul poslerio.
dilsporkan terjadi pada 0,3% sampai 6% kasus bedah katarak dengan teknik fakoemulsifikas;. Beberapa p.edisposis, terjadinya
rupturc ini adalah visualisasi, panjang aksial, pseudoeksfoliasi, katarak marul, d\tetuid hydlosis, ptr'pil kecil, kapslrtor€ksis
yang kecil, kapsulorekis besar, kapsulorekis ,orcorlirow komplikasi pemularan nukleus dan bilik msta depan dangkal.
Penalalaksaman komplikasi yang baik akan memberikan morbiditas yang kecil pada pasien. Penatalaksanaan kapsul yang
robek dan rr,€6 lors dapar membantu mencesah komplikasi ym8 serius dan memperbaiki hasil oporasi. Untuk mendapet
hasil yang baik pasca op€rasi dibutuhkanr, rr-,rp yang baik. U(A 2008; 3:175-l8A)

Kata kunci : rupture, kapsul post€rior

Abstract. Ruptur posierior of capsule is the serious compli@tion that can occur in cataraot surAery. It is reported ccured in
0.3% to 6% of ca$s wiih cata$ct surg€ry techniques fakoemulsifikasi. Some predisposifion of rupture is the v;sualization,
axial length, pseirdoeksfoliation, matur catamcts, hyalosis asteroid, small pupil, capsulorecsis a small, large capsulor€csiq
Iapsuloreksis nonconti.ous, c.mplications, and playing the nucleus of tuture shallow clamber. Penatalaksnaqn compli@tions
that will give good morbidit s on a small paiient. The early detection and primer 1r€5tme.t of the capsule and viireus loss can
h€ip prevent serious complicarions and improv€ operstins results. To set sood resulrs required a well post-opeElion follow-
up. (JKS 2008;3:168-173 (,ZlS 2008;3:175-180) 's

Ketqord : nptur, poskriot capsule

PendahuluaD dengan sindroma pseudoeksfoliasi, kata@k yarrg


Operasi yang paling sering dilakukan di bidang keras dengan nukleus yang besat, pasien dengan
oftalmologi adalah bedah katarak. Walaupun parjang aksial yang tinggi, daa ponderita kataak
tingkat keberhasilamya tinggi, bebempa subkapsular posrerior yang memiliki kelemahan
komplikasi dapat terjadi.l Salah satu komplikasi pada kapsul posterior.' Oleh karena itu satu hal
inhaoperatif bedah katarak yang serius adalah yang perlu diperhatikan dengan hati-hati untuk ,

ruptur kapsul posterior. Penatalaksanaan helakukm teknik hidrodiseksi datr


komplikasi yang baik akan memberikan hidrodelaminasi sebab dapat menyebabkan
morbiditas )€ng kecil pada pasien.' Ruptur ruptur kapsul po$erior yang tidak diperkirakan
kapsul posterior dilaporkan terjadi pada 0,3o/o oleh operalor.) Kepustakaan lain menyebutkafl
sampai 6% kasus bedah katarak dengan teknik ruptur kapsul posterior lebih sering terjadi pada
fakoomulsifikasi.3 keadaan katamk brunerccr,.e, katarak Morgagni.
Beberapa tahun terakllir ini ftekuensi ruptur dan katarak pada usia muda.6
kapsul posterior cenderung meningkat karena Tulisan ini akan membahas faktor predisposisi,
fakoemulsifikasi semakin populer. Pada keadaan ruptur kapsul posterior pada fakoemulsifikasi
ruptur kapsul, dokter bedah mata segmen dan penatalaksanaanny
anterior enggan untuk menggunakan lensa
intraokular (LlO) bilik mata depan, serta Faktor Predisposisi
semakin sering dilakuka.n pemasangan LIO bilik 1. Visualisasi
mata belakaug. La Iluminasi milooskop at$t aligxned yfrig lidak
Ada beberdpa koodisi sebelum operasi yang tepat merupakan salah-satu penyebab visualisasi
menfliki risiko tinggi l]ntuk Madinya rcbekan yang buruk. Faktor lain yang dapat menghalangi
kapsul posterior namun dapat dideteksi pada saat visualisasi termasuk arkus senilis, pte gium di
evafuasi preoperatif. Kondisi lersebut adalah daemh nasal atau temporal distrofi komea Fuch
pada pasien dengan riwayat trauma yang yang berat, band ketutopathy dan sikafrik
kemungkinan didapatkan dialisis zonula. pasien komea. Operator harus lebih berhali-hati
rerhadap pasien-pasien dengan Leadaan diatas
dan harus dapat melihat segmen anterior.'
Fi alend Meutia adalah Dosen Badan Ilru Penrahit
Mata Faknltas Kedokteran Untuersitas S\iah Krdla

175
JURNAL f:EDOKTEMN SYIAH KUALA valtt e 8 Nanor 3 Desehber 2048

2. P!trjaDg Aksial menggunakan relraktor iris. Prosedur ini cepal-


Faktor predisposisi lainnya untuk terjadinya sederhana dan nembuat tindakan
ruptur kapsul posterior adalah jika dijumpai fakoemulsifi kasi lebih aman.6
mata dengan panjan8 aLs;al )ants lebih panjang
arau lebih pendek dari biasanya. Pada miopia 7, Kapsuloreksis yatrg kecil
tinggi, bilik mata depan Iebih dalam, kapsul Kapsuloreksis yang terlalu kecil, meningkatkan
posterior lebih tipis, demikianjuga dengan mata potensi robekan pada zonula akibat tarikan
yang sebelumnya sudah pemah dilakukan kapsul oleh ,? fako. Kapsuloreksis yang kecil
vitrektomi. Pada hiperopia tinggi, bilik mata dapat menyebabkan aspirasi kortek subinsisional
depan yang pendek dapat menlebabkan kapsul jadi sangat sulit. Manipulasi tambalan dengan
posterior lebih dekat dengan ,4, fako, sehingga instrumen lain dapat menimbulkan Ba[gguan
meningkatkan risiko terjadinya ruptur kapsul pada zonula. Saat hidrodiseksi. resistensi
posterior.T te adap cairun meningkat disebabkan oleh
reksis yang kecil sehingga dapat menyebabkan
3. Pseudoeksfoliasi akumulasi cairan dalam nukleus dan robeknya
Pseudoeksfoliasi diketahui sebagai penyebab kapsul posterior secara cepat.6J
lemahnya zonula dan dapat menyebabkan
fibrosis sfingter pupil sehingga sulit untuk 8. Napsuloreksis lresar
dilatasi. Hal ihi merupakan penyebab Kapsuloreksis yang besar dapat mengil-ut
meningkatnya insidensi ruptur kapsul posterior senakan zonula- yang merupakan predisposisi
karena dapar menghalangi visualisasi. juga pasien untuk te.lepasnya zooula. Kadang-
manipulasi rutin nukleus saat operasi pada kadang, jika kapsuloreksis besar, robeknya
zonula yang lemah.T kapsul dapat menjalar ke anterior dan han5ra ada
ruang kecil untuk merubah ke arah radial
4- Katarak oatur robekar- kapsul sebelum robekan meluas ke
Katamk matur dengatr nukleus coklat atau hitam, ekuator-'
seperti katarak matur yang berwama putih,
menyebabkan visualisasi yang buruk dan 9. K,ps,ulor eksis no rrco ht iho us
menlulitkan kapsuloreksis. Kapsuloreksis yang Kapsuloreksis no conlikous terjadi saat
jelek dan katamk yang keras, menyebabkan dilakukan robekan di bagian perifer socara
risiko ruptur kapsul di perifer meningkat seoara progresif di bawah iris dan tidak t€rlihat dalarn
bermakna. Pewamaan kapsul anterior dengan waktu yang lama. Jika terjadi hal ini, maka bilik
indocyanine yeen (ICG) alau trwan blae dW mata depan harus diperdalam d€.qan
akan dapat memperbaiki kemampuan operator viskoelastik untuk mendatarkan kapsul a{terior.
untuk melihat kapsul arterior.T Kemudian kapsuloreksis diteruskan dengan arah
menjauh dari perifer.?
5. ,lsleroid hlolosis
Kekeruhan asteroid hialosis, yang disebabkal 10, Komplikssi pemutaraD truklcus
karena kilauan asteroid, dapat menyebabkan Ruptur kapsul posterior palirg banyak terjadi
kapsul posterior sulit terlihat.6 saat fakoemulsifikasi dan meliputi baryak faktor.
Hi&odelireasi yarg tidak adekut, akibat
6. Pupil kecll fragmen nukleus menempel di kortelq sehingga
Pupil kecil merupakan faklor predisposisi yang sukar untuk digerakkan. Perlekatan nukleus pada
dapat menyebabkan ruptur kapsul posterior saat kantong kapsul dapat menyebabkan ruptur
operasi. Jika pupil tidak dilatasi secara adekuat, kapsul atau kelemahan zonula saat dilakukan
dianjurkan untuk dilebarkan pada saal operasi. rotasi nukleus. Hidrodiseksi )"ng inadekuat
Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan disebabkan karena kortek menempel pada kapsul
dilator Beehler (Moria) membentuk ,rrrrple poslerior dapat menyebabkan ruptur kapsul saat
sphincterolomies dengan gunting miko atau aspirasi daa irigasi-o'

176
FirdalenJ lLutla Rqtr, lap'ulpostp ot

menggunakan mesin dengan teknologi proteksi


aliran, gunakan aspirasi dan irigasi bimanual.Ts
ll. Bilik mata depan drngkal Kapsul posterior dapat robek saat langkah-
Saat ope.asi, jika sulit untuk menjaga kedalaman langkah selanjutnla yaitu hidrodiseksi. rorasi,
bilik mata depan, kemungkinan untuk ruptur crccking, mengangkat sisa liagmen nukleus dan
kapsul posterior lebih tinggi. Sulit untuk kortek yang kecil, aspirasi-irigasi, kspsul
melakukan fakoemulsifikasi jika keadaan bilik dipoles, dan mengangkat viskoelastik.
mata depan dangkal. Pada situasi ini, opcrator Penatalaksanaan rupfur kapsul postcdor
hatus menentukan sebab dangkalnya bilik mala tergantun8 dari saar dan besar robekan vane
depan. Penyebab dangkalnya bilik mata depan terj-adi dai den"irn, nukleus'ang ter'i.a.''3'
"
adalah aliran keluar cairan yang berlebihan
melalui parasintesis atau insisi. atau a5pirasi Penatalaksanaan
aliran kedalam yang berlebihan melalui jarum Tindakan au,al dalam penatalaksanaan ruptur
fako, aliran masuk yang tidak adekuat karena kapsul posterior adalah segera mengenali adanya
penyumbatan katub ,,p fako, tinggi botol yang ruptur. Terutama yaitu bilik mata depan yang
tidak adekuat, atau botol infus yang koso.g, tiba-tiba menjadi dalam. Adanya peningkatan
tekanan positif poste or karena perdarahan kedalaman bilik mata depan harus menimbulkan
relrobulbar, _
-atau perdara}an alau efusi kecurigaan adanya rlplur kapsul posterior.
suprakloidal.o ' Tanda yang lain yaitu nukleus yang tidak dapat
Jika parasintesis alau insisi ltama bocor sebagai diputar dan adanla perubahan kualitas legangan
akibat konstruksi luka yang jelek, harus kapsul dan zonula nonnal. Bila ada kecurigaan
dilakukan penjahitan. Jika inflow terlalu tinggi, ruptur kapsul posterior maka harus segera
botol inius haxus diturunkan. Jika aliran masuk berhenti bekerja. Hal itu tidak bemrti segera
tidak adekuat, insisi harus dilebarkan atau botol mengambil instrumen dad mata karena hal itu
harus ditinggikan. Pedggunakan viskoelastik bisa berakibat biliL mata depan-liba-liba dangkal
dispersif lebih sering daripada kohesif mungkin da-n dapat memperluas robekan.'
merupakan salah satu penyebab dangkalnya bilik Saat ope€tor mengetahui ada ruptur kapsul
mata depan.6J poste.ior, ada dua hal yang harus diperhatikan'
yaitu adakah vitreus di bilik mata depan dan
Rupt[r kapsul posterior pada apatiah ada indikasi untuk melakukan konversi
fakoemulsilikasi ke prosedur standar ekstrsksi katarak ekstra
Sebagiatr besar menduga bahwa bentuk tepi dari kapsular (EKEK) Jika diketahui terjadi ruptur
ftagmen nukleus yang keras dapat merobek kapsul posterior, harus diusahakan untuk
kapsul posterior. Hal ini palhg sering terjadi saat mencegah ruptur membesar. Jika flptur tersebut
timbul arus (rarge) setelah oklusi terlepas. meluas maka akan dapat meflyebabkan prolaps
Oklusi akan hilang setelah terjadi emulsifikasi vitreus. Untuk mencegah hal ini, operator herus
fragmen nukleus dan akatr menimbulkan tekanan menekan kapsul anterior de[gan viskoelastik
vakum tinggi yang menyebabkan caim[ yang atau udara selelum memindahk; ,rp fako.6'7
berlebihan dari segmen ante or masuk ke dalam Jika tidak didapat vitreus di segmen anleriot
rip fako. Cairan dalam kapsul anterior tidak ophthal mic iscosurgical deice (OVD) diinjeksi
dap&t diganti secara cepat oleh infus untuk melalui robekan kapsul untuk mendorong
mencegah bilik mata depan dangkal. Teka$n membran hyaloid ke posterior. Pembersihan
yang kuat dan tiba-tiba pada kapsul posterior korteks dapat ditunraskan dengan menggunakan
disekitar fi:agmen nukleus dapat menyebabkan irigasi arus lambat (/ov -Io\9 i igation). Kott&s
ruptur kapsul. Kapsul posterior dapat ruptur mula-mula dibersihkan pada posisi yang paliog
karena terhisap kedalam ,rp fako. Hal diatas jauh dari robekan kapsul, dan arah
dapat dicegah dengan melakukan hidrodiseksi pembersihannya/pengelupasannya menuju ke
dan hidrodeliniasi vans adckuat. mobilisasi lokasi robekan kapsul, untuk menc4galt
nukleui menggunakan irps fato Oo aan tso, meluasnya ruptur kapsul posterior. K&ena
memiliki potensi bahaya besar, kodek pada
.ftlRtu1l KEDOKTEMN Syl/lIr KUAL.1 Vohne 8 Nonot 3 Desenber 2008

daerah robekan kadang akan memberikan hasil polimelilmeraLrilat (PlMMAr. LIO lipat, dan LIO
yang lebih baik jika
ditinggalkan, untuk diameter kecil-'
mencegah meluasnya robekan.2 Setelah nukleus dikeluarkan, sclanjumya
Jika didapatkan vitreus pada bilik mata depan, tindakan pada segmen anterior harus dilakukan
vitrektomi perlu dilakukan terlebih dahulu. sebagai berikut yaitu memilih LIO tergarlung
Vifektomi dapat dilakukan melalui luka insisi seberapa besar kapsul antetior yang masih
yang sudah ada. Setelah dilakukan vitrektomi tersisa- Dilakukan penjahitan luka dengan jahitan
snterior yang menyeluruh. pengeluaran konek terputus-putus atau iadial menggunakan benang
dapat dilakukan.' nylon 10-0. Konjun8liva ditutup dongan
Jika ragu-ragu, operator harus mengkonversi ke menggunakan j
,
ah itan yang sama dan simpul
prosedur standar EKEK sebagai ganti prosedur yang ditanam.
fako. Tujuan yang ingrn dicapai adalah untuk Jika operator )akin untuk mcladutkan
mencegah jatuhnya nukleus sebagian atau fakoemulsifikasi, viskoelastik dispersif hErus
seluruhaya ke posterior. Keputusan untuk dimasukkan ke bawah nuklcus lensa untuk
konversi tergantung pada beberapa faktor mengangkat nukleus lensa ke bilik mata depan.
termasuk densitas dan ukuran materi nukleus di Kelinggian botol, vakum dan aliran aspirasi
segman anlerior.^ ukuran pupil, dan kedalaman harus diturunkan agar sistem aliran lebih lambrt
bilik mata depan.' (misalnya ketinggian botol harus dituru*an dari
Indikasi konversi adalal jika terdapat ruptur 65 menjadi 55, aliran harus dituunkan menjsdi
kapsul )ang besar dan sileretik, dan terlihat | 8 cc/menit. dan vakum dirurunkan menjadi 100
adanya vitreus segera setelah terjadi ruptur mmHg).'
' kapsul. Jika terlihat hat diatas dianjukar untuk Kemudian nukleus diemulsifikasi di bilik mata
selanjutnya lebih baik mengkonversi ke prosedur depan dengan menggunakan dua htrumcn.
standar EKEK dengan memperbesar insisi.' Instrumen digunakan agar tepi tagmer trukleus
dimakan oleh /p fako. Lebih baik dihindad
Kotrversi ke EKEK untuk memecahkan fragmen nukleus menjadi
Untuk mengkonversi ke stardard EKEK, insisi beberapa bagian yang dapat jatuh melalui kapsul
diperbesar, operator perlama sekali harus posrerior dan te[inggal disegmen posterior.'
mengamankan [ukleus dengan viskoelastik Jika terjadi ruptur kapsul saat masih tersisa
dispersif untuk mencegah jatuhnya fragmen liagmen nukleus yang keoil, fragmen dapat
nukleus ke vitreus. Viskoelastik harus diinjeksi diemulsilikasi dengan cam mcmanipul&si
di bawah nukleus urltuk mensupport nukleus. melalui ,rp fako. Saat aspirasi, tragmen dapat
Hal ini penting untuk melakukan pamsintesis menFmbat rrp fako sehingga_mencegah aspiEsi
pada sisi yang berlawanan, dengan menggurakan vitreus yang lidak diinginkan.'
hook dapat memanipulasi tagmen nukleus ke
posisi yang lebih tepat. lnsisi pada komea Aspirasi dstr irigrsi
d|ehit, srba-liknya insisi komeosklera dapat Kortek yang masih ada harus diaspirasi. Untuk
diperluas.','"' mencegah aspirasi vikeus, ,ip irigasi dar aspirasi
Bentuk insisi limbsl yang baik dapat terlihar 0,3 mm harus dibuka penuh dan dit8nam ke
setelah dilal(ukan ppritomi konjungtiva. Ukuran kort€ks sebelum vakum diaktilkaa. Botol infus
insisi tcrgantung dari ukuran fragmen nukleus diturunkan s€hingga slimn cairan masuk
yang masih tersisa. Jika insisi sudah dibuat, luka berkurang dan menunrnkan turbulensi. Operator
harus dibuka lebih luas dan sendok lensa harus menghindari bekeda tepaf di atas kesul
digunakan untuk mengeluarkan nukleus. Jangen yang robek. Jangan pemah mengambil koftek
ada tekanan dari luar pada sisi limbus yang melalui kapsul yang robelq karena akan
berlawanan untuk mencegah vitreus keluar, memperbesar robekan.'
Sebagai pilihan, insisi komoa dapat diperbesar Dengan menggun4kan aspirasi-itiglsi binaiual
urltuk mengeluarkan material nukleus akan lebih mudah untuk memanipulasi instlum€n
ekslEkapsular dan implantasi LIO yang lebih kecil. Bilik mata depan iebih stabil

178
Fildaleha i1eutkt, Rup t.kdplrl posterior

jika insisi parasintesis lebih rapat. Teknik jahitan polipropilen l0-0. Jika satu sisi kapsul
pcngangkatan konek manual dapal juga perifer dan zonula baik. satu haptik dapat
digunakan. Materi kortek yang sangat kecil dan diinsersi ke dalam sulkxs pada daerah tersebul
sangat sulit diangkat dapat dibiarkan teninggal.T dan haptik lainn)a dapar dijahir di sklera.,

Pemasangatr letrsa itrtraokular d- Bilik mraa depan


Perlu dilakukan pemeriksaao yang teliti aoatotTri LIO bilik mata depaD multiplex tipe Kelman
kapsul dan zonula untuk memutuskan cara adalah pilihan terbaik untuk pasien-pasien yang
implantasi LIO yang sesuai, Ada empai pilihan, tidak menderita glaukoma. sinckiia ant€rior
dalarn kantung kapsul, pada sulkus siliaris. di perifer atau uveitis konik. Iridekomi perifer
bilik mata belakangdan di bilik mata belakang.2 harus dilakukan pad^a pasien-pasien ini untuk
mencegah blok pr.rpil.'
a. Dalam katrtung kapsul
Jika robekan kapsul kecil dan di sentral, dan jika Ringkasan
tepi kapsul anterior masih bailq LIO bilik mata Mengenali dar memutuskan rencana operasi jika
belakang dapat diimplantasi dalam kantung dijumpai faktor predisposisi untuk terjadi ruptur
kapsul. Jika mungkin, disa.rankan untuk kapsul posteior dapat membantu menurunkan
mengkonversi robekan kapsul posterior ke insidensi kojadian diatas. Penatalaksanaan kapsul
posteriot co tinous cunilinear capsulofthexis )ang robek dan vitcus losj dapat membantu
(CCC). Dengan menggudakan OlrD, postetiot mencegah komplikasi yaog serius dan
CCC diawali dengan menjepit robekan yang memperbaiki hasil operasi. Pengangkatan
besar di kapsul posterior menggunakan forsep, nukleus dan kortek, menjega kapsul posterior
kemudian lakukan prinsip CCC. Teknik ini seluas-luasnya jika mungkin, vih€ktomi yang
dilakukan untuk mencegah meluasnya robekan hati-hati, pemilihan dan insersi IOL dapat
linear atau triargular saat tindakan. Setelah memperbaiki hasil. Meningkatkan penggunaan
vitreklomi anterior, sisa kotek yang masih steroid dan anti inflamasi nonsteroid (.VS,4lr)
tertinggal dapat diambil dengan salah satu teknik subkonjungtival dan topikal pasca operasi dapat
yaug sudah dijelaskan diatas atau dengan memperbaiki hasil opemsi. Untuk mendapat
menggunakan vitrektor dengan cara aspirasi hasil yalg baik pasca operasi dibutuhkan/o//orr-
tanpa menggunting.r up yangbaik,3

b. Prds sulkus siliaris Daftrr pustrkr


Jika robekan kopsul posterior memanjang
sampai 4.5 mm atau dijumpai banyak zonula l- Wu L. Inkaocular L€ns Disloc{tion. Institulo De
,ang hilasg, mungkifl kantury kapsul tidak Cirugia Ocular, Costa Rica. Dalam:
hllpr/wwr!.emedicine.com/oph/topics392.htm
adekuat untuk menopang LIO. Pada kasus
tertentu, sulkus siliaris dibuka
2. Kohn€n T, wang L. Friedman NJ. Complic.lioos of
dengan Cataract Srlrgery. Dalam: Yanoff M, Duker JS, eds.
menggunakafl OVD, LIO dimasukkan dengan Ophthalmology. Second ediiion. St. Louisr Mosby,
haptik diorientasikanjauh dari kapsul yang mbek 1999:383-4,l6E
dan diposisikan di area yang zonula dan 3. Fishkind W J. The Tom Posterior Cspsule: Prv€ntion,
kapsulnya baik.2 Recognition 6 Mamgement. Dala$:
htlpr/\!w,.oph!halmic.hyperguides.com/d€faulLasp?s
Pilihan lain adalah jika kapsuloreksis anterior
baik LIO diletakkan di sulkus, dengaa Conez R. Dislo@led IOLS and Cryslalline L€ds.
tedepitnya optik melalui kapsuloreksis. 2
Dalam: Boyd BF, Boyd S, e&, Retinal ard
Vitreoretinal Surgery. Panama: Highlights of
Ophthalmolo$/, 2002: 5 l6-20
c. Dijatit di Sklera 5. Boyd B. The A( and Sc;ence of C.tarsct Surgery.
Jika terjadi kehilangan 4-5 jarn kapsul atau Pananta: Highlighls of Ophthalmolo&/, 2mli 262-6,
zonula, sulkus siliaris multgkill tidak adekuat 2E8-90
untuk stabilitas lensa. Lensa dapat difiksasi ke Rho DS, Kahn M, Obstbaun SA. Complicstion ol
sklera denga[ .menggumkan satu atau dua CataEcl Surgery. Dalam: Charlaon JF, Wein$cin GlV,
JURNAL KEDOKTERAN SvIAH KUAU volune 8 Notflor 3 Desenbet 2008

ds, Ophthdmic surgcry coBplication. Philadelphia: 9. Nichamin LD. Manascment of a B$ken Postedor
J-8. Lippincot Company, 1995: 9, 100, I lG2 CqFule. Dalamr Buralb L, Oshcr RH, Masket S, cds.
1. \ich.mln LD. Man4em.nt of B Broken Porterior Cataraci Surgery in Complicated C.ases. Slack
Capsule and Advanced Vlfeotomy Tcchhique. Dalam: Incorporare4 2000: 340-34 I
http://wwu.ophft almic,hyperguides.c.orddefault-asp?s 10. Buratoo L- Convcrsion !o ECCE. Dalam: Bura{o L,
Osh€r RH, Maskc! S. eds. Catarrd Suady in
SoetErdi L Hutluruk JA. Trarsisi Menuju Complicated Cases. Slack Incorporated, 2000:
Fakocmulsifik si. Jskarlr: Gfaril,20041 233{ 343-344

t80

Anda mungkin juga menyukai