Anda di halaman 1dari 3

1.

DEFINISI, ETIOLOGI, VEKTOR


1.1 DEFINISI
- Leukopenia : < 5000/ mm3
- Limfadenopati : pembengkakan pada kelenjar limfe
- Trombositopenia :
- Diathesis hemoragik : kelainan yang timbul akibat kelainan faal hemostasis

1.2 ETIOLOGI
- Agent merupakan penyebab penyakit, dalam penyakit demam berdarah dengue (
DBD ) adalah virus. Aedes mampu bermultiplikasi pada kelenjar ludah dari nyamuk
Aedes Aegepty. Pengontrolan terhadap virus dengue dapat dilakukan dengan
melakukan kontrol pada vektornya yaitu nyamuk Aedes. Jumlah kepadatan vektor
Aedes dalam suatu daerah dapat menjadi patokan potensial penyebaran DBD.
- Host. Kerentanan terhadap penyakit DBD dipengaruhi oleh imunitas yang
berhubungan dengan faktor usia. Faktor perilaku dan partisipasi masyarakat
yang masih kurang dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
serta faktor pertambahan jumlah penduduk dan faktor peningkatan mobilitas
penduduk yang sejalan dengan membaiknya sarana transportasi menyebabkan
penyebaran virus Dengue semakin mudah dan semakin luas.
- Environment. Perubahan iklim yang berpengaruh terhadap kehidupan vektor,
diluar factor-faktor lain yang mempengaruhinya. Menurut Mc Michael, perubahan
iklim menyebabkan perubahan curah hujan, kelembaban suhu, arah udara
sehingga berefek terhadap ekosistem daratan dan lautan serta berpengaruh
terhadap kesehatan terutama terhadap perkembangan vektor penyakit seperti
nyamuk.

1.3 VEKTOR
Genus Flavirus, Famili Flaviridae. Virus terdiri atas 4 serotipe, paling banyak den-3
di Indonesia.
Vektor : Aedes : A.aegypti & A.albopictus
the difference lies in the head morphology (mesonotum) where A. aegypti has a picture of
the line like a lyre-shaped head with two curved lines and two white straight line while A.
albopictus has only one white stripe on the mesonotum.
Siklus hidup dimulai ketika nyamuk betina Aedes aegypti menghisap darah dari
manusia yang telah terinfeksi virus dengue. Di dalam sistem pencernaan nyamuk
Aedes aegypti,virus bereplikasi selama 8 sampai 12 hari. Proses ini merupakan
periode inkubasi ekstrinsik. Ketika nyamuk yang telah terinfeksi menghisap kembali,
dia akan mentransmisikan virus kepada manusia lain melalui injeksi cairan ludahnya.
Ketika virus telah masuk ke dalam tubuh manusia, virus akan bereplikasi pada organ
target dan akan beredar dalam darah. Proses ini merupakan periode inkubasi
intrinsik. Gejala muncul pada 3 sampai 14 hari setelah inokulasi dan mungkin
bertahan sampai 7 hari atau lebih.
4. ANAMNESIS
PJ
 Kepala : sembab di kedua kelopak mata
 Dada: jantung normal, redup di paru kanan, suara vesikuler menurun di paru kanan
bawah
 ABDOMEN : hepatomegali, hepar teraba 2 cm dibawah arcus costae atau dibawah
proccesus xyphoideus
 Kulit : lembab, nadi teraba lemah dan cepat, pengisian kapiler (CRT = 3 detik)

5. PP
- LPB (sitoplasma biru tua, yg normal biru muda tipis)

6. TALAK
Cairan kristaloid yang paling banyak digunakan adalah normal saline dan ringer laktat. Cairan
kristaloid memiliki komposisi yang mirip cairan ekstraselular. Karena perbedaan sifat antara
kristaloid dan koloid, dimana kristaloid akan lebih banyak menebar ke ruang interstitial
dibandingkan dengan koloid makakristaloid sebaiknyadipilih
untuk resusitasi defisit cairan di ruang intersisial.

Kandungan :
- RL : 130 mEq/ L Na, 109 Cl, 4 K, 3 Ca, 28 Laktat (273 mosmol/L)
- RA : 154 Na, 154 Cl (308)

Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut “plasma
expander”. Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang mempunyai berat molekul tinggi
dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama dalam
ruang intravaskuler. Koloid dapat mengembalikan volume plasma secara lebih efektif dan
efisien daripada kristaloid, karena larutan koloid mengekspansikan volume vaskuler dengan
lebih sedikit cairan dari pada larutan kristaloid. Sedangkan larutan kristaloid akan keluar dari
pembuluh darah dan hanya 1/4 bagian tetap tinggal dalam plasma pada akhir infus.

7. KOMPLIKASI
A. SSD

Anda mungkin juga menyukai