Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH INFLASI, NILAI KURS RUPIAH, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP

HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

Sugeng Raharjo
STIE “AUB” Surakarta

Abstract

The purpose of this research is investigated and examined the influence of inflation,
kurs, and rate of interest toward stock price in Indonesian Stock Exchange at 2007 -2009. The
Hypotesis in this research is there is influence inflation, kur s, and rate of interest toward stock
price in Indonesian Stock Exchange at 2007 -2009 as partial and simultan.
Data that used in this reearch is secondary data. Data have been collected from
Indonesian Stock Exchange and Indonesian Banking at 2007 -2009. The sample in this reseacrh
is 19 enteprise. The analisys that used is multiple regressions, clasic asumption, R 2.
The result of t test show that inflation have positif influence toward stock price, kurs
and rate of interest have not positif influence toward stock price in Indonesian Stock Exchange
at 2007-2009. The result of F test show that inflation, kurs, and rate of interest have influence
toward stock price in Indonesian Stock Exchange at 2007 -2009 as simultance. The R 2 show as
0,391 it means that indepe ndent variable can explain 39,1 % for variation of depedent
variable, and 60,9 % can been explained another variable

Keyword: inflation, kurs, rate of interest, stock price

I. Pendahuluan

D unia industri telah mengalami


pasang surut. Perkembangan
industri juga diikuti kebutuhan
dana yang besar sehingga industri harus
mencari sumber dana guna melakukan
agar masyarakat mau melakukan investasi
adalah: investasi tersebut aman dan trans -
paransi. Indikator yang dapat dijadikan
pertimbangan bagi investor dalam investasi
yaitu informasi tentang keberhasilan
operasionalisasinya. Kebutuhan sumber perusahaan dalam mengelola kekayaan
dana tersebut dapat dipenuhi dengan mela perusahaan.
kukan go publik atau menjual sahamnya Pasar modal yang ada di Indonesia
kepada masyarakat melalui pasar modal. merupakan pasar yang sedang berkembang
Alternatif ini merupakan altenatif yang (emerging market) yang dalam perkem-
lebih mudah dan murah jika dibandingkan bangannya sangat rentan terhadap kondisi
sumber pendanaan lain misalnya mela - makro ekonomi secara umum. Krisis
kukan peminjaman atau utang pada pihak ekonomi yang terjadi tahun 1998 meru-
lain. pakan awal runtuhnya pilar-pilar pereko-
Pasar modal merupakan tempat nomian nasional Indonesia. Badai krisis ini
bertemunya para pemodal dan pencari mengakibatkan inflasi yang tinggi sehingga
modal. Ada tiga tujuan utama diadakannya berakibat runtuhnya sektor ekonomi ter -
pasar modal; Pertama, mempercepat utama pada pasar modal. Inflasi berpe -
proses perluasan pengikutsertaan masya - ngaruh sangat besar terhadap pasar modal
rakat dalam pemilikan saham perusahaan. yaitu terjadi penurunan yang drat is ter-
Kedua, pemerataan pendapatan bagi hadap harga saham perusahaan yang ada
masyarakat dan Ketiga, meningkatkan di Bursa. Selain itu timbul krisis keper -
partisipasi masyarakat dalam penghim - cayaan dalam dunia perbankan Indonesia
punan dana secara produktif. Satu upaya yaitu dalam bentuk penarikan dana besar -
besaran (rush) oleh deposan untuk kemu- nilai valuta asing. Dan sebaliknya, apabila
dian disimpan di luar negeri ( capital flight). neraca pembayaran kuat (surplus dalam
Sebagai akibat tingkat suku bunga yang neraca keseluruhan) dan cadangan valuta
mencapai 70 % dan depresiasi nilai tukar asing yang dimiliki negara terus menerus
rupiah (kurs) terhadap dolar AS sebesar bertambah jumlahnya, nilai valuta asing
500 % mengakibatkan hampir semua akan bertambah murah. Maka p erubahan-
kegiatan ekonomi terganggu. Harga -harga perubahan kurs valuta asing dapat diper -
saham menurun secara tajam sehingga gunakan sebagai salah satu ukuran untuk
menimbulkan kerugian yang cukup signi- menilai kestabilan dan perkembangan
fikan bagi investor. Bagi calon investor suatu perekonomian.
dalam melakukan investasi dapat meng - Tingkat suku bunga merupakan
gunakan harga saham sebagai sinyal daya tarik bagi investor menanamkan
investasi. investasinya dalam bentuk deposito atau
Harga saham merupakan cerminan SBI sehingga investasi dalam bentuk saham
dari kegiatan pasar modal secara umum. akan tersaingi. Menurut Cahyono (2000:
Peningkatan harga saham menunjukkan 117) terdapat 2 penjelasan mengapa
kondisi pasar modal sedang bullish, seba- kenaikan suku bunga dapat mendorong
liknya jika menurun menunjukkan kondisi harga saham ke bawah. Pertama, kenaikan
pasar modal sedang bearish. Untuk itu, suku bunga mengubah peta hasil investasi.
seorang investor harus memahami pola Kedua, kenaikan suku bunga a kan memo-
perilaku harga saham di pasar modal. Ada tong laba perusahaan. Hal ini terjadi
beberapa teori yang dapat digunakan dengan dua cara. Kenaikan suku bunga
untuk memprediksi tentang perubahan akan meningkatkan beban bunga emiten,
harga saham dengan kurs valuta asing, sehingga labanya bisa terpangkas. Selain
suku bunga dan inflasi. Frederic Miskhin itu, ketika suku bunga tinggi, biaya
(2008:231) menyatakan dalam teori porto - produksi akan meningkat dan harga produk
folionya bahwa faktor-faktor yang mempe- akan lebih mahal sehingga konsumen
ngaruhi permintaan surat berharga adalah: mungkin akan menunda pernbeliannya dan
kekayaan, suku bunga, kurs , dan tingkat menyimpan dananya di bank. Akibatnya
inflasi, sedangkan penawaran surat ber- penjualan perusahaan menurun. Penu-
harga dipengaruhi oleh profitabilitas runan penjualan perusahaan dan laba akan
perusahaan, inflasi yang diharapkan dan menekan harga saham
aktivitas pemerintah. Inflasi merupakan Terkait dengan hal tersebut diatas
kenaikan harga barang dan jasa yang dalam penelitiannya, Lee (199 2:1592) telah
mempunyai pengaruh luas demikian juga ditemukan bahwa perubahan tingkat
terhadap harga saham di pasar modal. bunga (interest rate) mempunyai pengaruh
Dengan inflasi maka akan terjadi naik yang signifikan terhadap indeks harga
turunnya harga saham. saham. Sementara itu dalam artikel yang
Kurs valuta asing adalah salah satu ditulis oleh Moradoglu, et al. (2000), dike-
alat pengukur lain yang digunakan dalam mukakan bahwa penelitian tentang peri -
menilai kekuatan suatu perekonomian . laku harga saham telah banyak dilakukan,
Kurs menunjukkan banyaknya uang dalam terutama dalam kaitannya dengan variabel
negeri yang diperlukan untuk membeli satu makro ekonomi, diantaranya Chen et al.
unit valuta asing tertentu. Kurs valuta asing (1986), Geske and Roll (1983), dan Fama
dapat dipandang sebagai harga dari suatu (1981). Hasil penelitian mereka menga-
mata uang asing. Salah satu faktor penting takan bahwa harga saham dipengaruhi
yang mempengaruhi kurs valuta asing oleh fluktuasi makroekonomi. Beberapa
adalah neraca perdagangan nasional. variabel makroekonomi yang digunakan
Neraca perdagangan nasional yang menga - antara lain; tingkat inflasi, tingkat bunga,
lami defisit cenderung untuk menaikkan nilai tukar, indeks produksi industri, dan
harga minyak. Ajayi dan Mougoue (1996) Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 -2009
juga menggunakan variabel makroekonomi secara simultan ?
nilai tukar dan harga saham. Mereka III. Tujuan Penelitian
meneliti hubungan dinamis antara harga Tujuan Penelitian ini adalah untuk :
saham dan nilai tukar pada “Delapan a. Untuk mengetahui pengaruh antara
Besar” pasar saham, yaitu kanada, inflasi terhadap harga saham di
Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 -
Inggris, dan Amerika Serikat dengan 2009.
menggunakan bivariate error correction b. Untuk mengetahui pengaruh antara
model. Hasil penelitian mereka menun- nilai kurs rupiah terhadap harga
jukkan hubungan yang signifikan antara saham di Bursa Efek Indonesia Tahun
nilai tukar dan harga saham (pasar modal 2007-2009.
dan pasar uang). Hasil ini kemudian didu - c. Untuk mengetahui pengaruh antara
kung juga oleh Sudjono (2002) serta tingkat suku bunga terhadap harga
Sitinjak dan Kurniasari (2003) bahwa nilai saham di Bursa Efek Indonesia
tukar rupiah (kurs) mempunyai pengaruh Tahun 2007-2009.
yang signifikan terhadap IHSG. d. Untuk mengetahui pengaruh antara
Selanjutnya Gupta (2000:453) yang inflasi, nilai tukar rupiah , dan tingkat
mengadakan penelitian di Indonesia suku bunga terhadap harga saham
dengan menggunakan data periode 1993 - di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 -
1997 menyimpulkan bahwa tidak ada 2009 secara simultan
hubungan kausalitas antara tingkat bunga,
nilai tukar, dan harga saham. Hasil ini IV. Manfaat Penelitian
bertolak belakang dengan Sitinjak dan Dengan diadakannya penelitian ini
Kurniasari (2003:46) yang menemukan diharapkan dapat memberikan manfaat
bahwa nilai tukar dan tingkat bunga SBI sebagai berikut
berpengaruh terhadap IHSG. Namun 1.Manfaat Teoritis
Saadah dan Panjaitan (2006:44-46) kembali a. Sebagai bahan kajian dan mem-
menunjukkan bahwa tidak ada interaksi berikan sumbangan secara konsep -
dinamis yang signifikan antara harga saham tual, khususnya mengenai harga
dan nilai tukar. saham.
b. Sebagai dasar untuk mengem -
II. Perumusan Masalah bangkan penelitian lebih lanjut
Berdasarkan uraian diatas, peru - bagi kalangan akademisi maupun
musan masalah dalam penelitian ini ini para peneliti yang berminat ter -
adalah : hadap studi pasar modal.
1. Apakah ada pengaruh antara inflasi 2.Manfaat Praktis
terhadap harga saham di Bursa Efek a. Memperluas cakrawala pandangan
Indonesia Tahun 2007-2009 ? seorang mahasiswa terhadap ber -
2. Apakah ada pengaruh antara nilai bagai pokok permasalahan yang
kurs rupiah terhadap harga saham di terdapat pada dunia kerja
Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 -2009 khususnya di pasar modal.
? b. Memperoleh umpan balik dari
3. Apakah ada pengaruh antara dunia kerja untuk pemantapan dan
tingkat suku bunga terhadap harga pengembangan program pendi -
saham di Bursa Efek Indonesia Tahun dikan.
2007-2009 c. Bagi para peneliti, penelitian ini
4. Apakah ada pengaruh antara bisa diharapkan membantu
inflasi, nilai tukar rupiah , dan tingkat seorang pemimpin perusahaan
suku bunga terhadap harga saham di dalam menentukan kebijakan
usahanya khususnya dalam hal – hasilkan teori yang dikenal dengan Kurve
hal yang berkaitan dengan harga Phillips
saham. II. Nilai kurs/tukar rupiah
Menurut Fabozzi dan Franco
V. Kerangka Teori dan Penelitian terdahulu (1996:724)nilai kurs adalah:
I. Inflasi “an exchange rate is defined as the
Inflasi adalah kenaikan harga amount of one currency that can be
secara umum, atau inflasi dapat juga exchange per unit of another currency,
dikatakan sebagai penurunan daya beli or the price of one currency in items of
uang. Makin tinggi kenaikan harga makin another currency”.
turun nilai uang. Defenisi diatas membe -
rikan makna bahwa, kenaikan harga Gregory Mankiw (2003: 123) menge -
barang tertentu atau kenaikan harga mukakan bahwa kurs (exchange rate)
karena panen yang gagal misalnya, tid ak antara dua negara adalah tingkat harga
termasuk inflasi. Ukuran inflasi yang yang disepakati penduduk kedua
paling banyak adalah digunakan adalah: negara untuk saling melakukan perda -
Consumer price indeks” atau “ cost of gangan. Sedangkan Tucker (1995:445)
living indeks”. Indeks ini berdasarkan menyatakan bahwa: “the exchange
pada harga dari satu paket barang yang rate is the number of units one nation’s
dipilih dan mewakili pola pengeluaran currency that equals one unit of
konsumen. another nation’s currency,” Kalau kita
Kuncoro (1998:46) adalah: kecen bicara tentang nilai tukar rupiah atas
derungan dari harga untuk meningkat dolar adalah jumlah mata uang rupiah
secara umum dan terus menerus. yang disepakati sama dengan satu unit
Kenaikan harga dari satu atau dua barang mata uang asing yaitu satu dolar.
tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila Sedangkan menurut Adiningsih, dkk
kenaikan tersebut meluas atau (1998:155), nilai tukar rupiah adalah
mengakibatkan kenaikan kepada barang harga rupiah terhadap mata uang
lainnya. negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah
Menurut Boediono (1994 : 155) merupakan nilai dari satu mata rupiah
definisi singkat dari inflasi adalah kecen - yang ditranslasikan ke dalam mata
derungan dari harga-harga untuk menaik uang negara lain. Misalnya nilai tukar
secara umum dan terus menerus. rupiah terhadap Dolar AS, nilai tukar
Kenaikan harga dari satu atau dua barang rupiah terhadap Yen, dsb. Kurs inilah
saja tidak disebut inflasi. Syarat adanya sebagai salah satu indikator yang mem -
kecenderungan menaik yang terus men e- pengaruhi aktivitas di pasar saham
rus juga perlu digaris-bawahi. Kenaikan maupun pasar uang karena investor
harga-harga karena, misalnya, musiman, cenderung akan berhati-hati untuk
menjelang hari raya, bencana, dan seba - melakukan investasi.
gainya, yang sifatnya hanya sementara Menurunnya kurs Rupiah terhadap
tidak disebut inflasi. A.W. Phillips dari mata uang asing khususnya Dolar AS
London School of Economics berhasil memiliki pengaruh negatif terhadap
menemukan hubungan yang erat antara ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan
tingkat pengangguran dan tingkat peru - Kurniasari, 2003).
bahan upah nominal (Samuelson dan
Nordhaus, 1997 : 327). Penemuan III. Suku bunga
tersebut diperoleh dari hasil pengolahan Pengertian tingkat suku bunga (interest
data empirik perekonomian Inggris rate) menurut Samuelson dan
periode 1861-1957 dan kemudian meng- Nordhaus (1995:482) adalah sebagai
berikut :
"The interest rate is the amount of 1) Suku bunga nominal adalah suku
interest paid per unit of time. In other bunga dalam nilai uang. Suku
words, people must pay for the bunga ini merupakan nilai yang
opportunity to borrow money. The cost dapat dibaca secara umum. Suku
of borrowing money, measured in bunga ini menunjukkan sejumlah
dollar per year per dollar borrowed, is rupiah untuk setiap satu rupiah
the interest rate". yang diinvestasikan.
2) Suku bunga riil adalah suku bunga
Sedangkan menurut Bernstein dan yang telah mengalami koreksi
Wild (1998:292): “Interest is akibat inflasi dan didefinisikan
composition for use money. It is the sebagai suku bunga nominal
excess cah paid or collected beyond the dikurangi laju inflasi. Dalam Kam us
money (peicipal) borrowed or loaned”. Akuntansi (1996:69), disebutkan
Penentuan tingkat bunga haruslah bahwa Interest (bunga, kepen-
memperhatikan tingkat inflasi yang tingan, hak) merupakan: [1] beban
terjadi. Hal ini diungkapkan oleh Fisher atas penggunaan uang dalam suatu
dalam Mankiw (2003;86) bahwa: periode, dan [2] suatu pemilikan
“tingkat bunga nominal akan berubah atau bagian kenyataan dalam suatu
karena dua alasan yaitu karena tingkat perusahaan, usaha dagang, atau
bunga riil berubah atau karena tingkat sumber daya.
inflasi berubah jadi tingkat bunga
nominal besarnya adalah penjumlahan IV. Harga Saham
dari tingkat bunga riil ditambah tingkat Saham merupakan salah satu sekuritas
inflasi”. yang diperdagangkan di BE I selain
obligasi dan sertifikat. Saham menurut
Tingkat bunga nominal yang terdiri dari Zaki Baridwan (1992 : 393) adalah:
tingkat inflasi plus tingkat bunga riil
”Merupakan setoran sejumlah uang
dinyatakan pula oleh Taylor(1998;521)
dari pemilik sebagai tanda bukti kepe -
: “Real interest rate is the interest rate
milikan yang diserahkan pada pihak -
minus the expected rate of inflation,it
pihak yang mengelola setoran modal,
adjust the nominal interest rate for
dan mempunyai hak sesuai dengan
inflation. Nominal interest rate is the
jenis saham yang dimiliki”.
interest rate uncorrected for inflation”.
Menurut Keynes, dalam Kuncoro Sedangkan menurut Simamora
(2001:38), menyatakan bahwa: (2000:408) juga mendefinisikan saham
Tingkat bunga terjadi karena adanya sebagai unit kepemilikan dalam sebuah
permintaan dan penawaran akan uang perusahaan.
dari masyarakat,sedangkan perubahan Saham adalah hak atas sebagian dari
naik-turunnya tingkat suku bunga suatu perusahaan, misalnya saham
mempengaruhi keinginan untuk menga dalam suatu Perusahaan Terbatas (PT),
dakan investasi, misalnya pada surat atau suatu bukti penyertaan atau
berharga, dimana harga dapat naik partisipasi dalam modal suatu peru -
atau turun tergantung pada tingkat sahaan. Pemegang saham suatu peru -
bunga (bila tingkat bunga naik maka sahaan turut memiliki sebagian dari
surat berharga turun dan sebaliknya), perusahaan tersebut. Saham dimiliki
sehingga ada kemungkinan pemegang oleh mereka yang telah membelinya,
surat berharga akan menderita capital yaitu yang telah menyerahkan sejum -
loss atau gain. lah dana atau uang ke dalam peru -
Suku bunga dibedakan menjadi dua, sahaan agar perusahaan bisa bekerja,
yaitu: sebagai bukti pemilikan diterbitkan
surat saham. Mereka ini kemudian
disebut “Pemegang Saham“, dalam Penelitian tentang teknik meng
pembicaraan sehari – hari seringkali evaluasikan nilai suatu saham yang
istilah “surat” pada surat saham beredar di bursa banyak dilakuka n.
dilupakan, dan orang menyebutnya
1.Lee (1992) melakukan penelitian
hanya saham saja.
dengan judul Causal Relations
Saham merupakan surat bukti
Among Stock Return, Interest
penyertaan modal dari investor ter -
Rate, Real Activity, and Inflation
hadap perusahaan yang melakukan
yang dimuat Journal Of Finance,
penjualan saham atau melakukan emisi
47:1591-1603 telah menemukan
saham. Tujuan utama bagi perusahaan
bahwa perubahan tingkat bunga
melakukan penjualan saham kepada
(interest rate) mempunyai
masyarakat adalah untuk memperoleh
pengaruh yang signifikan ter-
dana dengan relatif lebih murah. Ada
hadap indeks harga saham.
beberapa jenis saham yang dapat
2.Ajayi dan Mougoue (1996) mela -
dikeluarkan oleh perusahan antara lain
kukan penelitian dengan judul :
: saham biasa dan saham preferen.
On The Dynamic Relation
Saham biasa merupakan jenis saham
Between Stock Prices and
yang mempunyai hak kontrol, hak
Exchange Rate. Yang dimuat
pembagian keuntungan, hak suara,
pada Journal Of Finance
sedangkan saham preferen merupakan
Research. 19:193-207. Mereka
saham yang mempunyai hak istimewa
meneliti hubungan dinamis
seperti pembagian keuntungan ter -
antara harga saham dan nilai
lebih dahulu, pembagian hak setelah
tukar pada “Delapan Besar”
likuidasi dan hak komulatif.
pasar saham, yaitu Kanada,
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Perancis, Jerman, Italia, Jepang,
Harga Saham
Belanda, Inggris, dan Amerika
Penentuan harga saham di pasar
Serikat dengan menggunakan
sekuritas pada dasarnya diten -
bivariate error correction model .
tukan oleh kekuatan permintaan
Hasil penelitian mereka menun -
dan penawaran terhadap saham di
jukkan hubungan yang signifikan
bursa efek, sehingga harga saham
antara kedua pasar tersebut
bergerak naik turun setiap saat
(pasar modal dan pasar uang).
tergantung kekuatan mana yang
3.Gupta (2000) dan kawan-kawan
lebih besar antara permintaan dan
yang mengadakan penelitian di
penawaran. Berdasarkan studi
Indonesia dengan judul The
empiris menunjukkan bahwa ter -
Causality Between Interest Rate,
hadap tiga faktor yang berpe -
Exchange Rate and Stock Price in
ngaruh dalam harga saham
Emerging Market: The Case Of
menurut Jogiyanto (2000:88), ter -
The Jakarta Stock Exchange.
dapat dua analisa untuk menen -
Data yang digunakan data
tukan nilai saham (fundamental
periode 1993-1997 menyimpul-
atau intrinsik) yaitu analisa seku -
kan bahwa tidak ada hubungan
ritas fundamental (fundamental
kausalitas antara tingkat bunga,
security analysis)atau analisa peru-
nilai tukar, dan harga saham.
sahaan (company analysis) dan
4.Sitinjak dan Kurniasari (2003
analisa tehnis (technikal analysis)
melakukan penelitian dengan
judul : Indikator indikator Pasar
VI. Penelitian yang relevan Saham dan Pasar Uang Yang
Saling Berkaitan Ditinjau Dari
Pasar Saham Sedang Bullish dan
Bearish yang dimuat Jurnal Riset Harga Saham Dengan Nilai Tukar
Ekonomi dan Manajemen. Vol. 3 Rupiah Terhadap Dollar Amer ika
No. 3, menyimpulkan bahwa jika Serika dimuat pada Jurnal
kurs (nilai tukar dolar terhadap Ekonomi dan Bisnis. pp : 46-62
rupiah) naik satu satuan berarti Berdasarkan hasil penelitian
akan terjadi penurunan indikator dengan metode VAR (Vector
pasar (IHSG) saham sebesar satu Auto Regression) menunjukkan
satuan. Terutama sekali pada bahwa tidak ada interaksi
saat kondisi pasar sedang dinamis yang signifikan antara
bearish. Sedangkan pada pasar harga saham dengan nilai tukar.
sedang bullish, indikator pasar
saham dan indikator pasar uang
VII. Kerangka Berfikir
secara bersama-sama berpe-
Atas dasar uraian diatas maka
ngaruh positif. Terutama pada
pengaruh dari masing-masing
indikator pasar uang SBI, signi -
variabel tersebut terhadap Harga
fikan positif untuk mem -
saham maka dapat digambarkan
pengaruhi pasar saham.
dalam model paradigma seperti
5.Sa'adah dan Panjaitan (2006)
ditunjukkan dalam Gambar 2.1:
melakukan penelitian dengan
judul Interaksi Dinamis Antara

Inflasi

Nilai kurs Harga saham


rupiah

Suku bunga
Gambar 2.1. Kerangka pemikiran
Keterangan:
Variabel independen (X) terdiri dari : inflasi (X 1) , nilai kurs rupiah(X 2) , dan tingkat
suku bunga(X 3).
Variabel dependen (Y) : harga saham

VIII. Hipotesis saham di Bursa Efek Indonesia


Hipotesis adalah sebuah dugaan Tahun 2007-2009
sementara yang akan dibuktikan kebe - 4. Ada pengaruh signifikan antara
narannya (Hadi, 219). Berdasarkan inflasi, nilai tukar rupiah, dan
uraian yang dipaparkan didepan maka tingkat suku bunga terhadap harga
dirumuskan hipotesis sebagai berikut : saham di Bursa Efek Indonesia
1. Ada pengaruh signifikan antara Tahun 2007-2009 secara simultan
inflasi terhadap harga saham di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2007- IX. Metode Penelitian
2009 1. Tempat dan Waktu penelitian
2. Ada pengaruh signifikan antara
nilai kurs rupiah terhadap harga Penelitian ini dilakukan di
saham di Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia pada periode
Tahun 2007-2009. 2007 sampai dengan 2009
3. Ada pengaruh signifikan antara 2. Populasi dan teknik pengampilan
tingkat suku bunga terhadap harga sampel
Populasi adalah totalitas dari BPS, atau bank
semua nilai yang mungkin, hasil Indonesia
menghitung ataupun pengukuran, X2 : Nilai tukar rupiah terhadap
kuantitatif maupun kualitatif US$ Merupakan nilai
mengenai karakteristik tertentu tukar rupiah yang terjadi
dari semua anggota kumpulan pada penutupan tahun.
yang lengkap dan jelas yang ingin Data ini diperoleh dari
dipelajari sifat – sifatnya (Sudjana, Bank Indonesia
2006 6). Dalam penelitian ini X3 : Suku bunga Setifikat bank
populasi yang diambil adalah Indonesia Merupakan
perusahaan di Bursa Efek Indonesia suku bunga Setifikat bank
tahun 2007-2009. Sampel adalah Indonesia yang terjadi
sebagian / wakil populasi yang pada periode penelitian.
diteliti (Arikunto, 1996: 117). Data ini diperoleh dari
Sampel yang digunakan dalam bank Indonesia.
penelitian ini adalah perusahaan - b. Dependen Variabel / Variabel
perusahaan yang terdaftar di terikat (y)
Bursa Efek Indonesia sejumlah 19 Dalam penelitian ini variabel
perusahaan dengan beberapa terikat yaitu harga saham
kriteria tertentu. Metode pengam - merupakan harga pada saat
bilan sampel yang digunakan penutupan akhir tahun.
adalah metode (purposive)
judgement sampling. Adapun 4. Teknik Analisis Data
kriteria dalam pemilihan sampel a. Iji Asumsi Kalsik
terdiri dari: Metode regresi berganda akan
a. Perusahaan yang listed pada dapat dijadikan alat estimasi
Bursa Efek Indonesia paling yang tidak bisa jika telah
tidak pada tahun 2007 dan memenuhi persyaratan Best
tetap terdaftar sampai dengan Liniear Unbiased Estimation
tahun 2009. (BLUE). Oleh karena itu diper-
lukan adanya uji asumsi klasik
b. Mempunyai data - data yang
terhadap model yang telah
dibutuhkan dalam penelitian.
diformulasikan yang mencakup
pengujian sebagai berikut:
3. Variabel Penelitian b. Uji Normalitas
Variabel adalah gejala yang Uji ini bertujuan untuk menguji
bervariasi yang menjadi obyek apakah variabel berdistribusi
penelitian (Arikunto, 1998: III). normal atau tidak, dapat
Sedangkan variabel adalah suatu dilihat dari Uji Kolmogorov -
kuantitas homogen yang nilainya dapat Smirnov. Dasar pengambilan
berubah pada setiap waktu yang keputusan yaitu jika proba-
berbeda, variabel dalam penelitian ini bilitas lebih besar dari 0,05
meliputi maka Ho diterima yang berarti
a. Independen Variabel / Variabel variabel berdistribusi normal
Bebas (X), berupa : dan jika probabilitas kurang
X1: Inflasi merupakan tingkat dari 0,05 maka Ho ditolak yang
inflasi yang terjadi pada berarti variabel tidak berdis -
penutupan tahun. Data tribusi normal (Santoso, 2003:
inflasi merupakan data 393)
c. Multikolinier
Salah satu asumsi klasik adalah nilai variance dan VIF di sekitar
tidak terjadi multikol diantara nilai 1 (Santoso,2004:2006)
variabel independen yang ada d. Auto Korelasi
dalam satu model dalam Pengujian autokorelasi digu -
bentuk model regresi linier nakan untuk mengetahui
berganda hendaknya dihindari apakah korelasi antara anggota
terjadinya multikoliniear. serangkaian observasi yang
Multikolinier berarti ada hubu - diurutkan menurut waktu
ngan linier yang sempurna (data time series) atau ruang
atau pasti di antara beberapa data (data cross section).
atau semua variabel penjelas. Beberapa faktor yang menye -
Apabila sebagian atau seluruh babkan adalah tidak dima-
variabel independen berko - sukkannya variabel bebas dan
relasi kuat maka terjadi multi - satu variabel terikat, dalam
kolinear. Konsekuensi ter - pembuatan model hanya
jadinya multikolinieritas adalah memasukkan 3 variabel bebas.
koefisien korelasi variabel tidak Untuk mendiagnosis adanya
tertentu dan kesalahan men- autokorelasi dalam satu model
jadi sangat besar atau tidak regresi dilakukan melalui
terhingga. pengujian Durbin-Waston (Uji
Salah satu cara untuk mende - DW). (Algifari,2000:89)
teksi kolinieritas adalah Untuk mendiagnosis
dengan melihat nilai tolerance adanya autokorelasi dalam
dan lawan Variance Inflation suatu model regresi dilakukan
Factor (VIF). Model regresi pengujian terhadap uji DW
bebas dari multikol apabila dengan ketentuan sebagai
berikut :

Tabel 1
Uji Durbin - Waston
DW Kesimpulan
< 1,10 Ada autokorelasi
1,10 dan 1,54 Tanpa kesimpulan
1,55 dan 2,46 Tidak ada autokorelasi
2,46 dan 2,90 Tanpa kesimpulan
> 2,91 Ada autokorelasi

e. Heterokedastisitas Bertambahnya sampel yang


Penyimpangan asumsi klasik digunakan akan mendekati
ini adalah adanya Heteroke - nilai sebenarya (konsisten). Hal
dastisitas, artinya varian ini disebabkan oleh varian yang
variabel dalam model tidak tidak efisien. untuk mendeteksi
sama. Konsekuensi adanya ada tidaknya Heterokedas-
Heterokedastisitas dalam tisitas dapat dilakukan dengan
model regresi adalah penaksir uji Scatterplot.
yang diperoleh tidak efisien, a. Analisis Regeresi
baik dalam sampel kecil Pengujian terhadap hipotesis
maupun besar, walaupuin dalam penelitian ini menggu-
penaksir yang diperoleh meng - nakan analisis regresi ber -
gambarkan populasinya dalam ganda. Analisis regresi ber-
arti tidak bias. ganda dalam penelitian ini digu
nakan untuk mengetahui Uji F-statistik digunakan untuk
pengaruh inflasi, nilai kurs menguji besarnya pengaruh
rupiah, dan tingkat suku bunga dari seluruh variabel inde -
mempunyai pengaruh ter - penden secara bersama-sama
hadap harga saham Adapun (simultan) terhadap variabel
bentuk model yang akan diuji dependen. Pembuktian dila -
dalam penelitian ini adalah : kukan dengan cara memban -
Y = a +b1X1+b2X2 +b3X3 +e dingkan nilai F kritis (F tabel )
Keterangan: dengan nilai F hitung yang ter-
Y = Harga saham dapat pada tabel analysis of
a = Konstanta variance.
b = Koefisien persamaan Untuk menentukan nilai F -
regresi prediktor tabel, tingkat signifikansi yang
X1 = Inflasi digunakan sebesar 5% dengan
X2 = Nilai tukar derajat kebebasan (degree of
X3 = Suku bunga fredoom) df= (n-k) dan (k-1)
e = Faktor Pengganggu (error) dimana n adalah jumlah
observasi, kriteria uji yang
b. Uji Parsial (Uji t) digunakan adalah:
Keterandalan regresi berganda Jika nilai signfikansi > 0,05
sebagai alat estimasi sangat maka Ho ditolak
ditentukan oleh signifikansi Jika nilai signfikansi < 0,05,
parameter-parameter yang maka Ho diterima
dalam hal ini adalah koefisien Adapun hipotesisnya adalah:
regresi. Uji t digunakan untuk Ho: b1b2,b3,b4  0 Artinya tidak
menguji koefisien regresi terdapat pengaruh positif
secara parsial dari variabel yang signifikan secara
independensinya. Untuk bersama-sama dari
menentukan nilai t-statistik seluruh variabel bebas (X)
tabel digunakan tingkat signi- terhadap variabel terikat
fikansi 5% derajat kebebasan (Y). Arti secara statistik
(degree of fredoom) df= (n-k) data yang digunakan
dan (k-1) dimana n adalah membuktikan bahwa
jumlah observasi, kriteria uji variabel bebas (X) ber-
yang digunakan adalah : pengaruh terhadap
Jika nilai signifkansi > 0,05 , variabel terikat(Y).
maka Ho ditolak Ha: b1b2,b3,b4 > 0 Artinya tidak
Jika nilai signifikansi < 0,05 , terdapat pengaruh positif
maka Ho diterima yang signifikan secara
Adapun hipotesisnya adalah: bersama-sama dari
Ho : b 1,b2,b3  0 Artinya tidak seluruh variabel bebas (X)
terdapat pengaruh parsial dari terhadap variabel terikat
seluruh variabel bebas (X) (Y). Arti secara statistik
terhadap variabel terikat (Y). data yang digunakan
Ha : b 1,b2,b3 > 0 Artinya tidak membuktikan bahwa
terdapat pengaruh yang signi- variabel bebas (X) ber-
fikan secara parsial dari pengaruh terhadap
seluruh variabel bebas (X) variabel terikat(Y).
terhadap variabel terikat (Y). d. Koefisien Determinasi
c. Uji Simultan (Uji F-statistik)
Dalam penelitian ini minasi atau seberapa besar
menggunakan regresi linier pengaruh inflasi , nilai kurs
berganda, maka masing – rupiah, dan tingkat suku bunga
masing variabel independen terhadap harga saham secara
yaitu inflasi, nilai tukar dan simultan terhadap harga
suku bunga secara parsial dan saham (Y). Sedangkan r 2 untuk
secara simultan mempe - menyatakan koefisien deter -
ngaruhi variabel dependen minasi parsial variabel inde -
yaitu Harga saham (Y), yang penden terhadap variabel
dinyatakan dengan R 2 untuk dependen.
menyatakan koefisien deter -

J. Hasil dan Pembahasan


Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tabel 1
Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual
N 57
Normal Parameters Mean 1.084177E-05
Std. Deviation 4362.9428711
Most Extreme Differences Absolute .300
Positive .300
Negative -.249
Kolmogorov-Smirnov Z .680
Asymp. Sig. (2-tailed) .128
Sumber : Print out SPSS

Hasil pengujian normalitas seperti Watson (DW). Hasil uji yang telah
tabel di atas menunjukkan bahwa dilakukan menunjukan bahwa nilai
variabel tersebut diatas mem - DW sebesar 1.862 angka ini berada
punyai nilai asymp. Sig masing – di bawah 2 (lihat lampiran).
masing variabel di atas 0,05. Data Kesimpulan dari uji ini menya -
tersebut diatas dinyatakan mem - takan bahwa tidak autokorelasi
punyai distribusi normal sehingga antar variabel independen.
pengujian selanjutnya dapat digu -
nakan dengan statistika para - c. Uji Multikolinearitas
metrik. Uji multikolinearitas dila-
kukan untuk mengetahui bahwa
b. Uji autokorelasi variabel independen terbebas dari
Pengujian autokorelasi dimaksud - gejala multikolinearitas. Hasil dari
kan untuk menguji apakah terjadi uji ini dapat dilihat dari angka VIF.
korelasi antar variabel indepen - Angka VIF ke lima variabel tersebut
den. Melihat ada tidaknya auto - nampak sebagai berikut ini
korelasi digunakan angka Durbin

Tabel 2
Uji Multikolinearitas
Nama Variabel Angka VIF
Inflasi 1,782
Nilai tukar 2.892
Suku bunga 2,162
Sumber : Print out SPSS

Hasil uji multikolinearitas seperti ketiga variabel tersebut dibawah


nampak pada tabel 2 diatas menun 10, hal ini berarti tidak terdapat
jukkan bahwa angka VIF untuk multikolinearitas.

d. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 3
Uji Heteroskedastisitas
Nama Variabel Nilai sig Sig
Inflasi 0,651 0,05
Nilai tukar 0,845 0,05
Suku bunga 0,181 0,05
Sumber : Print out SPSS

Hasil uji heteroskedastisitas yang kansi di atas 0,05. Hal ini berarti
telah dilakukan nampak seperti tidak signifikan sehingga dinya -
nampak pada tabel 3 diatas menun takan tidak terdapat heteroske -
jukkan bahwa ketiga variabel dastisitas.
tersebut mempunyai nilai signify-

Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.
Hasil Analisa Regresi Linier Berganda
Variabel Unstandardized t Sig.
Coefficients
B
(Constant) 2276,064 0,111 0,912
Inflasi 252,679 6,790 0,000
Nilai tukar 0,394 0,244 0,808
Suku bunga 170,710 1,999 0,054
Sumber: Print out SPSS

Hasil analisa regresi dari tabel 2) 1 = 252,679 artinya


diatas maka dapat diketahui: dengan adanya perubahan
Persamaan regresi dari perhi - inflasi sebesar 1% maka
tungan tabel diatas adalah harga saham saham menga
sebagai berikut : lami perubahan positif
Y = 2276,064 + 252,679X 1+ dengan asumsi variabel
0,394X2 + 170,710X 3 + e lain dianggap tetap.

Interprestasi dari persamaan b. Uji Statistik t


regresi adalah sebagai berikut : Uji t merupakan pengujian
1)  = 2276,064 artinya signifikansi pengaruh variabel
apabila variabel inde- inflasi, nilai tukar dan suku bunga
penden sama dengan nol terhadap harga saham pada peru-
atau konstan, maka harga sahaan di BEI secara parsial.
saham positif. Berdasarkan uji regresi yang telah
dilakukan diperoleh kesimpulan signifikan terhadap harga
berikut: saham
a. Tingkat inflasi mempunyai c. Suku bunga SBI mempunyai
nilasi signifikansi tingkat signi - tingkat signifikansi sebesar
fikansi sebesar 0.000 < 0,05 0,054 > 0,05 berarti Ho tidak
berarti Ho berhasil ditolak. berhasil ditolak. Hasil tersebut
Hasil tersebut dapat disim - dapat disimpulkan bahwa Suku
pulkan bahwa inflasi berpe- bunga SBI tidak berpengaruh
ngaruh secara positif dan secara positif dan signifikan
signifikan terhadap harga terhadap harga saham
saham c. Uji F
b. Nilai tukar rupiah terhadap Uji F digunakan untuk menguji
dollar mempunyai tingkat signifikan pengaruh variabel
signifikansi sebesar 0,808 > Inflasi, nilai tukar rupiah terhadap
0,05 berarti Ho tidak berhasil dollar, dan suku bunga terha dap
ditolak. Hasil tersebut dapat harga saham secara bersama-
disimpulkan bahwa nilai tukar sama. Hasil selengkapnya uji F
rupiah terhadap dollar tida k dengan program SPSS nampak
berpengaruh secara positif dan seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 5
Uji F (Anova)
Keterangan Df F hitung Sig
Regresion 3 52, 890 0,000
Residual 53
Total 56
Sumber: Print out SPSS

Nilai F hitung yang diperoleh dari Analisis ini digunakan


Perhitungan dengan Komputer untuk mengetahui seberapa besar
sebesar 52,890 dengan tingkat pengaruh yang diberikan variabel
signifikan sebesar 0,000 lebih kecil independen yaitu: inflasi, nilai tukar
dari 0,05 berarti dapat disimpulkan dan suku bunga terhadap harga
bahwa variabel independen secara saham pada perusahaan manu-
bersama-sama berpengaruh secara faktur di BEI dalam bentuk prosen-
signifikan terhadap variabel tase. Hasil perhitungan seleng -
dependen . kapnya nampak pada tabel berikut

d. Koefisien Determinasi (R 2)
Tabel 6
Uji R2
Model R R square
1 0,625 0,391
Sumber: Print out SPSS

Perhitungan R 2 pada tabel 39,1% ) = 69,9 % dipengaruhi oleh


tersebut sebesar 0,391 berarti faktor-faktor lain diluar variabel
diketahui bahwa pengaruh yang independen.
diberikan oleh variabel independen
terhadap varibel dependen sebesar K. Kesimpulan dan Keterbatasan
39,1% sedangkan sisanya (1 00% -
Hasil penelitian dan analisis kondisi politik, kebijakan peme -
data yang telah dilaksanakan dapat rintah, tingkat inflasi, dan lain-lain.
ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2. Penelitian ke depan sebaiknya
digunakan informasi selain infor -
1. Analisis Uji t masi akuntansi juga, mengingat
Uji statistik yang telah dilakukan bahwa keberhasilan perusahaan
menunjukkan bahwa: juga dipengaruhi oleh faktor lain
a. Inflasi mempunyai pengaruh diluar informasi akuntansi
positif terhadap harga saham 3. Penelitian dilakukan dalam kondisi
karena nilai signifikansi 0,000 < perekonomian dan kondisi negara
0,05. yang tidak normal, sebaiknya untuk
b. Nilai tukar tidak mempunyai penelitian selanjutnya dilakukan
pengaruh positif terhadap harga pada saat perekonomian Indonesia
saham karena nilai signifikansi sudah mulai stabil.
0,808 > 0,05.
c. Suku bunga tidak mempunyai DAFTAR PUSTAKA
pengaruh positif terhadap
harga saham karena nilai Adiningsih, Sri dkk. 1998. Perangkat Analisis
signifikansi 0,054 > 0,05. dan Teknik Analisis Inves-tasi di Pasar
2. Uji F Modal Indonesia. Jakarta : P.T. Bursa
Nilai F hitung yang diperoleh dari Efek Jakarta.
uji anova diperoleh nilai signifikansi Ajayi, R.A dan M. Mougoue. 1996. On The
0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05 Dynamic Relation Between Stock
berarti dapat disimpulkan bahwa Prices and Exchange Rate. Journal Of
variabel independen secara Finance Research. 19:193-207.
bersama-sama berpengaruh secara Algifari. 2000. Analisis Statistik Untuk Bisnis
signifikan terhadap variabel Dengan Regresi, Korelasi, dan Non
dependen . Parametrik. Edisi Pertama. Yogya:
3. Koefisien Determinasi STIE YKPN.
Perhitungan R 2 pada tabel tersebut Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Pene -
sebesar 0,391 berarti diketahui litian Suatu Pendekatan Praktek,
bahwa pengaruh yang diberikan Jakarta : Rieneka Cipta
oleh variabel independen terhadap Boediono, (1994). Ekonomi Makro.
varibel dependen sebesar 39,1% Penerbit BPFE. Yogyakarta
sedangkan sisanya (100% - 39,1% ) Djarwanto. Ps. 1999. Pokok-Pokok Analisa
= 60,9 % dipengaruhi oleh faktor - Laporan Keuangan, Yogyakarta : BPFE
faktor lain diluar variabel Fabozzi, Frank J. 1995 . Investment
independen Management. Prentice Hall Inc. - New
Jersey.
L. Keterbatasan Fabozzi, Frank J., Modigliani, Franco, Ferry,
Hasil penelitian ini dapat ber - Michael G. 1998. Foundation of
peran sebagai sumber inspirasi untuk Financial Market and Institutions. 2nd
melakukan penelitian lebih lanjut, edition. Prentice Hall. New Jersey
dengan memperhatikan keterbatasan - Elefn, 2005, Indonesia Capital Market
keterbatasan yaitu : Directory 2004, Jakarta : The Jakarta
1. Periode pengamatan merupakan Stock Echange
periode yang banyak dipengaruhi Gupta, Jyoti P., Alain Chevalier and Fran
oleh faktor-faktor eksternal, dalam Sayekt. 2000. The Causality Between
hal ini adalah kondisi negara yang Interest Rate, Exchange Rate and
tidak stabil seperti ekonomi makro, Stock Price in Emerging Market: The
Case Of The Jakarta Stock Exchange. Uang Yang Saling Berkaitan Ditijau
Working Paper Series. EFMA Dari Pasae Saham Sedang Bullish dan
2000.Athens. Bearish. Jurnal Riset Ekonomi dan
Hasan, M. Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Materi Manajemen. Vol. 3 No. 3.
Statistik 2 (Statistik Inferensif) . Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis
Jakarta: Bumi Aksara. Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II.
Harahap, Syafri Sofyan. 2002. Analisis Kritis Jakarta: Salemba Empat.
Atas Laporan Keuangan, Jakarta : PT. Sudjana. 2001. Metode Statistika, Bandung :
Raja Grafindo Persada. Tarsito
Husnan, Suad. 2001 Dasar – Dasar Teori Suwardjono. 2003. Pengantar Akuntansi.
Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta :UPP AMP YKAPN
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen
Keuangan Internasional. Yogya : BPFE.
Lee, SB. 1992. Causal Relations Among Stock
Return, Interest Rate, Real Activity,
and Inflation. Journal Of
Finance,47:1591-1603.
Madura, Jeff. 1993. Financial Management.
Florida University Express.
Mankiw, Gregory, 2003, Teori Makro
Ekonomi, Alih bahasa Imam
Nurmawan, Edisi Kelima, Jakarta
Erlangga.
Jogiyanto. 1998. Analisis Sekuritas dan
Analisis Portofolio Yogyakarta : BPFE
Mpaata, K.A dan Sartono. A. 1998. Factor
Determining Price Earning Ratio,
Kelola, Vol. VI, No.15, hal 133 -150
Munawir. 1995. Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta : Liberty
Nopirin. 1992. Ekonomi Moneter Buku I.
Yogyakarta: BPFE.
---------. 2000. Ekonomi Moneter Buku II .
Yogyakarta: BPFE.
Sa’adah, Siti dan Yunia Panjaitan. 2006.
Interaksi Dinamis Antara Harga
SahamDengan Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Dollar Amerika Serikat.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis.pp:46-62.
Santoso, Singgih dan Flandy Tjiptono. 2004 .
Riset Pemasaran: Konsep dan
Aplikasi Dengan SPSS. Jakarta: PT.
Elex Media Komputer.
Samuelsons, Paul A., Nordhaus, William D.
1995. Economics. 15st edition.
McGraw- Hill.
Sitinjak, Elyzabeth Lucky Maretha dan
Widuri Kurniasari. 2003. Indikator-
indikator Pasar Saham dan Pasar

Anda mungkin juga menyukai