Anda di halaman 1dari 5

EFEK PEMBERIAN JUS BIJI PINANG MUDA (Areca catechu L.

)
TERHADAP JUMLAH SEL PADA CEREBRUM TIKUS PUTIH (Rattus
norvegicus)
Elsa Futri Anggraini1 Ave Olivia Rahman11 Rita Halim11
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
11Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi1 , Telp: 082278182225
Email: putrianggrainielsa@gmail.com

Abstrak
Latar belakang, jus pinang muda merupakan tumbuhan herbal yang banyak dikonsumsi oleh sebagian
besar masyarakat yang dipercaya sebagai mengobati penyakit seperti luka, diare, cacingan dan penyakit lainnya.
Berdasarkan beberapa studi sebelumnya, pinang mengandung arekolin dengan dosis 10 gr/KgBB dapat merusak
jaringan seperti hepar, testis dan ginjal. Belum ada penelitian tentang efek jus biji pinang muda terhadap jumlah
sel pada cerebrum. Tujuan penelitian ini merupakan uji pendahuluan untuk melihat efek jus pinang selama 45 hari
terhadap jumlah sel pada cerebrum. Metode hewan coba adalah Rattus norvegicus galur Sprague Dawley, 2-3
bulan, berat 150-200 gram yang telah diaklimatisasi dan dibagi secara random ke dalam 2 kelompok, kelompok I
diberikan aquades kelompok II diberikan jus pinang muda dosis 10 gr/KgBB. Perlakuan diberikan sekali sehari
selama 45 hari . Pemeriksaan dilakukan dengan melihat jumlah sel pada cerebrum yang telah dicat Hematoxillin
Eosin, kemudian diamati menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali dalam 15 lapangan
pandang dengan menghitung jumlah sel tanpa membedakan jenis sel. Hasil pemeriksaan histopatologi
menunjukkan penurunan jumlah sel yang bermakna pada cerebrum tikus yang diberikan jus pinang 10 gr/KgBB
dibandingkan kelompok kontrol. Kesimpulan pemberian jus pinang muda (Areca catechu L.) 10gr/KgBB dapat
menurunkan jumlah sel pada cerebrum tikus putih (Rattus novregicus).
Kata kunci: pinang, arekolin, cerebrum, areca catechu L, histopatologi.
Abstract
Background, raw betel nut juice is an herbal plant that is widely consumed by the majority of people who
are believed to treat diseases such as wounds, diarrhea, intestinal worms and other diseases. Based on several
studies, betel nut contains arekolin at a dose of 10 g / KgBW can damage tissues such as the liver, testes and
kidneys. There are no studies on the effect of young areca seed juice on cell counts in the cerebrum. Purpose, this
study is a preliminary test to see the effect of areca juice for 45 days on the number of cells in the cerebrum.
Methods the experimental animal was Rattus norvegicus Sprague Dawley strain, 2-3 months, weight 150-200
grams which had been acclimatized and divided randomly into 2 groups, group I was given distilled water, group II
was given young areca juice at a dose of 10 gr / KgBW. The treatment was given once a day for 45 days. The
examination was carried out by looking at the number of cells in the cerebrum that had been stained with
Hematoxillin Eosin, then observed using a light microscope with a magnification of 400 times in 15 fields of view
by counting the number of cells regardless of cell type. The results of histopathological examination showed a
significant decrease in the number of cells in the cerebrum of mice given betel nut juice 10 gr / KgBW compared to
the control group. Conclusion raw areca nut (Areca catechu L.) juice can reduce the number of cells in the cerebrum
of white rats (Rattus novregicus).
Key words: areca nut, arekolin, cerebrum, areca catechu L, histopathology
PENDAHULUAN Tetapi ini menyebabkan memperburuk kondisi yang
Tanaman obat (herbal medicine) sudah ada sebelumnya seperti cidera saraf, infark
merupakan salah satu metode pengobatan miokard, aritmia jantung, hepatotoksisitas, asma,
secara alami (back to nature) yang sedang obesitas sentral, diabetes tipe II, dll. Seperti halnya
digemari masyarakat dunia dan juga dengan organ-organ yang lain, otak juga dapat
Indonesia. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan mengalami kerusakan. Sejumlah cedera sistem
sebagai obat adalah buah pinang atau dalam bahasa saraf pusat (SSP) dan penyakit neurodegeneratif
latin dikenal dengan nama Areca catechu L. yang dapat mengakibatkan berbagai tingkat kematian sel
tergolong jenis tumbuhan palem-paleman. Pinang dan neuroinflamasi. Sel utama pada sistem saraf
adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat, adalah sel saraf atau neuron. Kerusakan pada sel
tetapi belum dianggap sebagai komoditas utama. saraf dapat menyebabkan kelemahan memori,
Pemanfaatan buah pinang sebagai ramuan yang namun kelemahan memori juga dapat terjadi akibat
dimakan bersama sirih telah menjadi kebiasaan fungsi otak yang lemah misalnya penurunan jumlah
secara turun temurun pada berbagai daerah tertentu neurotransmitter utama (asetilkolin) yang berperan
di Indonesia, salah satunya adalah daerah Papua. Di dalam proses penyimpanan memori.2,4,5,6
Indonesia buah pinang digunakan juga dalam dunia Beberapa penelitian mengenai pinang
pengobatan yaitu mengobati penyakit seperti luka, menyebutkan bahwa efek dari mengkonsumsi jus biji
diare, cacingan, perut kembung, batuk berdahak, pinang dapat merusak beberapa organ. Pada
kudis, koreng, terlambat haid, keputihan, beri-beri, penelitian Rahman Ave O, didapatkan bahwa
malaria, difteri, tidak nafsu makan, sembelit, sakit pemberian jus biji pinang dapat menyebabkan
pinggang, gigi dan gusi.1 kerusakan jaringan hepar tikus putih berupa
Pinang (Areca catechu L.) tumbuh di kerusakan hepatoseluler pada dosis 10 gr/kgBB
sebagian besar Pasifik tropis, Asia dan sebagian yang dilakukan selama 45 hari. Terdapat penelitian
Afrika Timur. Pinang sering dikunyah atau dibungkus lain yang dilakukan oleh Adawiyah R menunjukkan
dengan daun sirih atau tembakau, komposisi yang bahwa pemberian jus biji pinang dosis 10 gr/kgBB
bervariasi pada setiap negara berbeda. Ini adalah selama 45 hari dapat menyebabkan kerusakan pada
salah satu yang paling banyak dikonsumsi. Zat sel sel jaringan testis tikus jantan. Penelitian yang
adiktif di dunia setelah nikotin, etanol, dan kafein, dilakukan oleh Mahfuzd F mengkonsumsi jus biji
dan dikonsumsi oleh sekitar 10% populasi dunia. pinang dosis 10gr/kgBB selama 45 hari dapat
Banyak laporan menyatakan bahwa mengunyah menyebabkan kerusakan pada jaringan ginjal tikus.
pinang dimulai pada usia muda, dan itu dikonsumsi Penelitian yang dilakukan oleh Gayatri A
secara bebas oleh anak-anak. 2 mengkonsumsi jus biji pinang dosis 10 gr/kgBB
Penggunaan tanaman ini oleh masyarakat selama 45 hari dapat menyebabkan kerusakan pada
untuk tujuan pengobatan, kebanyakan dilakukan lambung tikus. Kemudian menurut penelitian yang
secara peroral dan dikonsumsi secara terus dilakukan oleh Garg (2014) Efek pinang terutama
menerus dalam waktu lama. Sehingga dikhawatirkan pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan otonom karena
dapat memberikan efek samping terhadap organ alkaloid arecoline yang memiliki sifat
tubuh, salah satunya otak. Otak merupakan organ parasimpatomimetik yang merangsang reseptor
tubuh yang sangat penting. Menurut Aspinall & muskarinik dan nikotinik. Sehingga para
O’Reilly, fungsi otak antara lain untuk mengontrol pengkonsumsi biji pinang merasakan euforia, rasa
dan mengoordinasi semua aktivitas normal tubuh nyaman, kehangatan, peningkatan kewaspadaan,
dan berperan dalam menyimpan memori. 3 jantung berdebar, anti migrain, dan peningkatan
Pinang mempengaruhi hampir semua kemampuan untuk bekerja. Pinang menyebabkan
organ tubuh manusia, termasuk otak, jantung, paru- palpitasi, peningkatan tekanan darah, peningkatan
paru, saluran pencernaan dan organ reproduksi. suhu tubuh, pembilasan dan berkeringat dalam
beberapa menit setelah dikonsumsi. Berlawanan Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan kepercayaan umum, tidak ada efek preparat otak tikus putih (Rattus norvegicus) dewasa
signifikan pada ingatan dan konsentrasi sebenarnya galur Sprague Dawley yang telah dilakukan
menurun. Sebuah studi yang terdiri dari pencatatan pemberian aquadest dan pemberian jus biji pinang
EEG dari 52 subjek sebelum dan sesudah konsumsi muda (Areca catechu L.). Adapun kriteria sample
pinang menunjukkan bahwa konsumsi pinang dari penelitian ini yaitu, terdapat 12 preparat jaringan
menyebabkan aktivitas α dan β meningkat dengan otak tikus dan preparat dapat terbaca baik dengan
penurunan aktivitas θ. Perubahan aktivitas α lebih pewarnaan HE.
banyak terlihat di wilayah oksipital, dengan lebih HASIL
banyak perubahan global dalam aktivitas β dan θ, Tabel 1. Hasil Pembacaan Preparat Otak pada
yang konsisten dengan keadaan gairah dan Kelompok Perlakuan
beberapa derajat relaksasi. Tidak ada bukti yang Sampel Kelompok Jumlah Sel
menunjukkan bahwa pemrosesan informasi visual
D1 Perlakuan 1098
difasilitasi oleh pinang, tetapi beberapa stimulasi
D2 Perlakuan 1137
perifer dapat terjadi. Penelitian pada hewan
D3 Perlakuan 819
menunjukkan bahwa ada penghambatan oleh
D4 Perlakuan 651
pinang dari enzim iNOS, yang menyebabkan
D5 Perlakuan 1056
penurunan ekstra protein dari pembuluh, yang
D6 Perlakuan 507
menjelaskan penggunaan anti-migrain oleh orang-
Rerata 878
orang desa di India. Arecoline dalam konsentrasi di
atas 50 μM telah terbukti menyebabkan cedera saraf Setelah dilakukan pembacaan preparat otak

dengan menyebabkan peningkatan stres oksidatif pada kelompok perlakuan didapatkan hasil yang
ditampilkan pada tabel 4.1. Dari data tersebut
dan penindasan sistem anti-oksidan pada sistem
saraf, dan, pada konsentrasi yang lebih tinggi, dapat didapatkan rerata (mean) jumlah sel cerebrum pada
kelompok perlakuan sebesar 878 dan simpangan
menyebabkan kematian sel.7,8,9,10,2
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka baku (standar deviasi) 260,698.

perlu dilakukan penelitian mengenai efek jus biji Tabel 2. Hasil Pembacaan Preparat Otak pada
Kelompok Kontrol.
pinang terhadap jaringan otak, maka perlu dilakukan
penelitian yang bertujuan untuk melihat adakah Sampel Kelompok Jumlah Sel

perubahan jumlah sel yang terjadi pada otak karena A1 Kontrol 1464
pemberian jus biji pinang dalam waktu lama pada A2 Kontrol 1720
hewan coba. Penelitian dilakukan selama 45 hari A3 Kontrol 2256
dengan dosis jus pinang 10 gr/kgBB tikus yang
A4 Kontrol 1549
didapat dari penelitian yang sudah dilakukan
A5 Kontrol 1859
sebelumnya. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
A6 Kontrol 1682
memberi informasi ilmiah tentang sejauh mana
keamanan mengkonsumsi jus pinang terhadap otak Rerata 1755

dalam waktu yang lama.


METODE
Penelitian ini merupakan penelitian True
Eksperimental dengan menggunakan rancangan
Post-test Only Control Group Designed yang
dilaksanakan dengan memberikan perlakuan
(intervensi) kepada subjek penelitian dengan
pengambilan hasil setelah dilakukan intervensi. (a)
jumlah sel otak antara kelompok aquades dengan
kelompok perlakuan.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dimulai dari bulan November
2019 hingga bulan Januari 2020 di Laboratorium
Biomedik FKIK UNJA. Sampel penelitian ini
menggunakan 12 ekor tikus dewasa yang diberikan
(b) perlakuan selama 45 hari. Sampel dibagi secara
Gambaran Histologi Otak. Sel yang tampak random menjadi dua kelompok yaitu kelompok I
pada kelompok kontrol dengan perbesaran 400x (a), merupakan kelompok kontrol yang diberikan
sel yang tampak pada kelompok perlakuan dengan aquades dan kelompok II diberikan perlakuan
perbesaran 400x (b). pemberian jus biji pinang muda dosis 10 gr/kgBB.
Setelah dilakukan pembacaan preparat KESIMPULAN
otak pada kelompok kontrol didapatkan hasil yang Berdasarkan hasil penelitian yang
ditampilkan pada tabel 4.2. Dari data tersebut dilakukan pada 12 ekor tikus yang diberi aquades
didapatkan rerata (mean) jumlah sel cerebrum pada dan jus biji pinang muda 10 gr/kgBB dapat ditarik
kelompok kontrol sebesar 1755 dan simpangan baku kesimpulan sebagai berikut:
(standar deviasi) 281,243. 1. Pada kelompok perlakuan yang
Tabel 3. Analisis Statistika Uji Beda Rerata. diberikan jus pinang dosis 10 gr/kgBB
Parameter Kontrol Perlakuan Nilai P didapatkan jumlah sel otak dengan

Jumlah Sel 1755 878 0,000* rerata jumlah 878.

Otak 2. Pada kelompok kontrol yang diberikan

*: Memiliki Perbedaan bermakna (p < 0,05). aquades didapatkan jumlah sel otak

Ket : Independent Sample T Test dengan rerata jumlah 1755.

Perbedaan jumlah sel otak pada kelompok 3. Jumlah sel otak pada kelompok kontrol

kontrol yang diberikan aquades dengan kelompok lebih tinggi dan bermakna

yang diberikan perlakuan, didapatkan nilai p-value dibandingkan dengan kelompok yang

0,000. Hal ini menandakan terdapat perbedaan diberi jus pinang dosis 10 gr/kgBB.

DAFTAR ISI
1. Arisandi Y. 2008. Khasiat Tanaman Obat. Pustaka Buku Merah. Jakarta.
2. Garg, A. (2014). A review of the systemic adverse effects of areca nut or betel nut. Indian J Med Paediatr
Oncol.
3. Aspinall V, O’Reilly M. 2004. Introduction to Veterinary Anatomy and Physiology. China: Elsevier.
4. Jackson JS, Golding JP, Chapon C, Jones WA, Bhakoo KK. 2010. Homing of stem cells to sites of
inflammatory brain injury after intracerebral and intravenous administration: a longitudinal imaging study.
Stem Cell Research and Therapy 1:17.
5. Colville T, Bassert JM. 2002. Clinical Anatomy & Physiology for Veterinary Technicians. United States of
America: Mosby Inc.
6. Taepavarapruk P, Song C. 2010. Reductions of acetylcholine release and nerve growth factor expression
are correlated with memory impairment induced by interleukin-1β administrations: effects of omega-3 fattyacid
EPA treatment. Journal Neurochemical 112:1054-1064.
7. Rahman AO. 2018. Efek Hepatotoksik Jus Pinang Muda (Areca catechu) pada Tikus. Jurnal Kedokteran
Brawijaya. 30(2) : 92-97
8. Adawiyah R. 2018. Efek Pemberian Jus Biji Pinang Muda (Areca Catechu L) Terhadap Gambaran
Histopatologis Testis Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Dewasa Galur Sprague Dawley. Jambi : Universitas
Jambi.
9. Mahfuzd F. 2018. Efek Pemberian Jus Biji Pinang Muda (Areca Catechu L) Terhadap Gambaran
Histopatologis Jaringan Ginjal Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Dewasa Galur Sprague Dawley. Jambi :
Universitas Jambi.
10. Gayatri A. 2019. Efek Pemberian Jus Biji Pinang Muda (Areca Catechu L) Terhadap Gambaran
Histopatologis Lambung Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Dewasa Galur Sprague Dawley. Jambi : Universitas
Jambi.

Anda mungkin juga menyukai