Anda di halaman 1dari 8

PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA ANAK DAN

DEWASA

Dosen Pengajar :
Titi Indriyati, SKM., M.Epid

Disusun Oleh :
Ahmad Ardiansyah Maulana (103218025)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS


KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMAD HUSNI THAMRIN
BAB 1

1. Latar belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hacmorrhagic Fever (DHF)
merupakan penyakit akut, bersifat endemik dan dapat mendatangkan kejadian luar
biasa (KLB). Sejak kasus Demam Berdarah Dengue dilaporkan pertama kali pada
tahun 1968 di Surabaya. Di Wilayah Cawang Jakarta Timur kasus Demam
Berdarah Dengue terus meningkat tajam selama 10 tahun terakhir. (Analisis data
Riskesdas 2007)
Berdasarkan data kasus surveilans aktif Rumah sakit perbulan dan kecamatan di
DKI Jakarta juni tahun 2006, sampai bulan Juli 2006 jumlah penderita Demam
Berdarah Dengue di wilayah Jakarta timur paling tinggi dibandingkan wilayah
Jakarta lainnya, yaitu mencapai 6823 kasus, sementara wilayah Jakarta pusat
hanya 2603 kasus, wilayah Jakarta utara 3092 kasus, wilayah Jakarta Barat 2369
kasus, dan wilayah Jakarta Selatan 4684 kasus. ( Seksi Surveilans Epidemiologi
Dinkes DKI Jakarta, 2006).
Menurut Cahyono, Seksi Penyakit Menular Dinkes Jakarta Timur, Kelurahan
Cawang termasuk salah satu kelurahan yang rawan penyakit Demam Berdarah
Dengue. selain kelurahan Kramat Jati. kelurahan Cililitan dan kelurahan Kampung
Tengah.(Bhakti Husada. 2006)
Kelurahan Cawang rawan Demam Berdarah Dengue karena ditemukan banyak
genangan di tempat tersebut dan sering dilanda banjir. Bahkan Cawang telah
dinyatakan sebagai wilayah endemis Demam Berdarah Dengue (Puji astuti, 2008).
Upaya pemberantasan Demam Berdarah Dengue sebaiknya difokuskan pada
implentasi program 3M (menguras, menutup tempat air, menyingkirkan atau
mengubur barang bekas) serta Jumantik. Untuk itu penting bagi kita untuk
mengetahui seberapa besar Pengetahuan, Sikap dan Kesadaran masyarakat yang
dihubungkan dengan upaya menghadapi Demam Berdarah Dengue, sedangkan
Faktor lingkung dalam kasus infeksi Demam Berdarah Dengue terbagi menjadi
faktor yang dapat dimodifikasi dan yang tidak. Faktor yang tidak dapat
dimodifikasi antara lain ketinggian daerah, suhu permukaan, curah hujan dan
kelembaban. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi antara lain keberadaan
sampah, tempat penampungan air yang tidak dibersihkan serta tanaman yang
dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
2. Rumusan masalah
a. Bagaimana kesadaran masyarakat terhadap penyakit demam berdarah dengue ?
b. Bagaimana lingkungan masyarakat terhadap penyakit demam berdarah
dengue ?

3. Pertanyaan penelitian
Apakah ada perbedaan penyakit demam berdarah dengue pada anak dan dewasa

4. Tujuan penelitian
a. Tujuan umum
Mengetahui penyakit demam berdarah dengue
b. Tujuan khusus
Untuk menganalisis perbedaan profil klinis lama demam dan derajat penyakit
demam berdarah dengue (DBD)

5. Manfaat penelitian
a. Bagi peneliti
penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman selama penelitian
b. Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga mengetahui penyakit demam berdarah dengue,
perbedaan profil klnis lama demam dan derajat penyakit demam berdarah dengue
c. Bagi masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendukung program pemerintah
dalam menanggulangi demam berdarah dengue

6. Ruang lingkup penelitian


Penelitian ini berjenis analitik observasional dengan rancangan cross sectional
retrospektif . Penelitian ini mencakup ruang lingkup penelitian di bidang ilmu
kesehatan anak dan ilmu penyakit dalam, khususnya bidang infeksi tropis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1. Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diathesis hemoragik (Sudoyo, 2010).
Penyakit DBD mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering
menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang
terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemoragic fever
(DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan dengue shock sindrom (DDS)
(Widoyono, 2008).

2. Definisi
Demam Berdarah atau Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari
genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Demam berdarah disebarkan kepada
manusia oleh nyamuk Aedes aegypti

Patofisilogi
Proses patofisiologi utama untuk menentukan berat-tidaknya demam Dengue
adalah peningkatan permeabilitas pembuluh darah, penurunan volume plasma
(hipovolemia), hipotensi (penurunan tekanan darah), trombositopeni dan
haemorrhagic diathesis.
a. Meningkatnya permeabilitas dnding kapiler disebabkan oleh pelepasan zat
anafilatoksin, histamin, serotonin serta aktivasi sistem kalikrein. Maka akan
terjadi ekstravasasi cairan elektrolit dan protein, terutama albumin, ke dalam
rongga di antara jaringan ikat dan rongga serosa. Hal ini dibuktikan dengan
radioisotop I131. Dengan demikian akan terjadi penurunan volume cairan tubuh
(hipovolemik) plasma, yang jika mencapai 30% dari seluruh cairan tubuh akan
menyebabkan renjatan (shock) yang hebat yang akan berakibat anoxia (tidak
adanya suplai Oksigen) jaringan, asidosis metabolik dan kematian bila tidak
terkontrol.
b. Trombositopeni merupakan petanda kedua untuk menentukan diagnosis
penyakit DBD. Seseorang akan didiagnosa DBD jika jumlah trombositnya kurang
atau sama dengan 100.000/mm3 yang disertai peningkatan permeabilitas kapiler.
(Permeabilitas adalah kemampuan suatu membran -dalam hal ini dinding
pembuluh darah- untuk melewatkan bahan-bahan tertentu). Trombositopeni ini
diasumsikan karena tertekannya fungsi megakaryosit (sel yang kelak pecah dan
menjadi trombosit) serta destruksi trombosit yang matur (dewasa/matang).

c. Gangguan pembekuan darah juga berperan dalam terjadinya perdarahan pada


penderita DBD. Pada pemeriksaan faal hemostasis (fungsi keseimbangan cairan
tubuh) akan terjadi peningkatan Partial Thromboplastine Time (PTT) 54,6% dan
Prothrombine Time 33,3%. Sedangkan Thrombine Time pada umumnya normal.
Terjadi penurunan faktor-faktor pembekuan darah, yaitu faktor II, V, VII, IX, X
dan fibrinogen. Diduga juga terjadi penurunan faktor XII. Selain itu infeksi virus
Dengue ini juga menyebabkan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
(suatu keadaan kehabisan zat/bahan pembekuan darah, sehingga terjadi
pendarahan yang terus-menerus)

Penyebab
1. Tempat tempat yang disukai nyamuk aedes aeagypti adalah tempat tempat
penampungan air jernih seperti bak mandi, kontainer, barang barang bekas yang
dapat menampung air
2. Tidak menguras TPA minimal seminggu sekali
3. Menggantung pakaian baju karna bisa menjadi tempat tinggal nyamuk aedes
aegypti

Faktor resiko
Banyak Faktor penyebab demam berdarah dengue yang berhubungan dengan
peningkatan kejadian DBD dan KLB yang sulit atau tidak dapat dikendalikan
seperti, kepadatan penduduk pemukiman, urbanisasi yang tidak terkendali,
lancarnya transportasi (darat , laut dan udara), serta keganasan (virulensi) virus
Dengue.
Faktor demam berdarah dengue antara lain :

1. Faktor resiko demam berdarah dengue merupakan elemen dasar yang wajib
dipahami mengingat banyak faktor yanng menentukan keberhasilan upaya
penanggulangan DBD, adapaun faktor-faktor risiko demam berdarah dengue
adalah
a. Peningkatan populasi nyamuk
b. Penurunan ABJ <95%,
c. Adanya perubahan cuaca, dan
d. Peningkatan tempat-tempat perindukan

Cara pencegahan
a. Mengetahui program 3M : menguras TPA, mengubur sisa sisa barang bekas
yang dapat menampung air
b. Tidak menggantung baju karena nyamuk aedes aegypti suka pada baju yang
digantung

Cara mengukur variabel


Penelitian ini berjenis analitik observasional dengan rancangan cross sectional
retrospektif. Penelitian ini mencakup ruang lingkup penelitian di bidang Ilmu
Keschatan Anak dan Ilmu Penyakit Dalam, khususnya bidang infeksi tropis.
Populasi terjangkau penelitian ini adalah anak usia 0-19 tahun dan dewasa >19
tahun penderita DBD yang dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang. Populasi
dieksklusi jika rekam medis tidak lengkap, pasien dengan penyakit penyerta atau
komorbid, pasien dengan HIV, dan pasien dengan gangguan perkembangan
Sampel penelitian diperoleh secara consecutive sampling. Jumlah sampel minimal
untuk masing masing kelompok adalah 73. Variabel bebas penelitian ini adalah
kelompok usia dan variabel terikat adalah profil klinis yang terdiri dari lama
demam, manifestasi perdarahan, pembesaran hepar, syok, kebocoran plasma, dan
derajat penyakit DBD. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang
didapat dari rekam medis RSUP dr. Kariadi Semarang periode Januari 2013
sampai Maret 2015. Analisis bivariat menggunakan uji Chi square untuk skala
nominal, Mann Whitney untuk skala rasio, dan Two-sample Kolmogoro Smirnov
untuk skala ordinal.

Hasil penelitian
Data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 154 terdiri dari 79
pasien anak dan 75 pasien dewasa Berdasarkan kelompok usia dapat dijabarkan
yaitu 21 (13,6%) pasien usia 0-5 tahun, 50 (32,5%) pasien usia 5-14 tahun, 8
(5,2%) pasien usia 14-19 tahun, dan 75 (48,7%) pasien usia 19 tahun. Subjek
penelitian memiliki rentang usia termuda 5 bulan dan tertinggi 70 tahun dengan
rerata usia 20.715,9 tahun dimana median usia anak adalah 7,67 (0,42-17,17)
tahun, sedangkan dewasa adalah 31,17 (19,5-70,0) tahun.

Kerangka teori

Faktor prilaku SDM

Faktor lingkungan a. Kebiasaan menggantung


baju
a. Angka bebas jentik
b. Tingkat pengetahuan

DEMAM BERDARAH
DENGUE

Faktor sosial ekonomi Faktor pencegahan

a. Tingkat penghasilan a. pengolahan barang bekas

b. tingkat pendidikan b. penyuluhan


Daftar pustaka

Tutut. 2019. Perbedaan Profil Klinis Penyakit Demam Berdarah Dengue Pada
Anak Dan Dewasa
Nunung Sulistiyowati. 2008. Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya
Angka Penderita Demam Berdarah Dengue Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Christiman Sihite. 2013. Hubungan Antara Kesadaran Masyarakat Terhadap
Lingkungan Dengan Tingginya Kasus Demam Berdarah Dengue di Cawang

Anda mungkin juga menyukai