Anda di halaman 1dari 30

Makalah Metodologi Penelitian

Penelitian Deskriptif, Penelitian Survei, dan Penelitian Ex Post Facto

Dosen Pengampu : Dr. Suwarjo M.Si dan Ismarini Bekti Sektiani S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :

Titik Khatrun Nada (18104241023)

Lilis Trisnawati (18104241030)

Fina Siti Makrifah (18104241052)

Sania Himayati (18104244008)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021

i
Kata Pengantar

Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penelitian Deskriptif,
Penelitian Survei, dan Penelitian Ex Post Facto” ini tepat pada waktunya..

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian dari Dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Suwarjo M.Si dan Ibu Ismarini Bekti Sektiani S.Pd.,M.Pd selaku Dosen pengampu mata
kuliah Metodologi Penelitian. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung
penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

Yogyakarta, 21 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Penelitian Deskriptif ..................................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Metode Penelitian Deskriptif ............................................................................... 3
2.1.2 Ciri-Ciri Metode Penelitian Deskriptif................................................................................... 4
2.1.3 Kriteria Metode Penelitian Deskriptif .................................................................................... 4
2.1.4 Jenis-Jenis Metode Penelitian Deskriptif ............................................................................... 5
2.1.5 Langkah-Langkah Pembuatan Metode Deskriptif ............................................................... 10
2.1.6 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Penelitian Deskriptif .................................................. 10
2.2 Penelitian Survei ......................................................................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Penelitian Survei ................................................................................................ 11
2.2.2 Tujuan Penelitian Survei ...................................................................................................... 12
2.2.3 Jenis-jenis Penelitian Survei ................................................................................................ 13
2.2.4 Metode Pengumpulan Data Survei....................................................................................... 14
2.2.5 Metode Analisis Data dari Penelitian Survei ....................................................................... 14
2.2.6 Langkah dalam Melakukan Sebuah Penelitian Survei ......................................................... 15
2.2.7 Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Survei ....................................................................... 17
2.3 Penelitian Ex post Facto.............................................................................................................. 18
2.3.1 Pengertian Penelitian Ex post Facto..................................................................................... 18
2.3.2 Jenis-Jenis Penelitian Ex post Facto .................................................................................... 19
2.3.3 Karakteristik Penelitian Ex post Facto ................................................................................. 19
2.3.4 Langkah-Langkah Penelitian Ex post Facto ........................................................................ 20
2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Ex post Facto .......................................................... 21
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 23
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 23
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 24

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring semakin berkembangnya teknologi pada masa sekarang, permasalahan yang
muncul pun juga semakin berkembang dan kompleks, sehingga membutuhkan suatu cara
penyelesaian masalah yang tepat dan juga efektif, salah satunya yakni dengan penelitian.
Penelitian dilakukan untuk menjawab ketidaktahuan dan keingintahuan manusia atas suatu
permasalahan yang muncul. Dalam melakukannya, juga diperlukan memperhatikan jenis,
pendekatan, dan metode penelitian yang akan dilakukan. Seseorang yang melakukan
penelitian akan menentukan metode penelitian yang sekiranya cocok untuk permasalahan
yang ia teliti, yaitu sesuai dengan tujuan penelitiannya dan data yang didapatkan. Terdapat
banyak metode penelitian yang bisa digunakan untuk melakukan penelitian, diantaranya
yakni penelitian deskriptif, penelitian survei, dan penelitian ex post facto.

Metode penelitian deskriptif adalah satu metodologi penelitian proses pengumpulan


datanya memungkinkan peneliti untuk menghasilkan deskripsi tentang suatu fenomena sosial
yang diteliti. Dengan menggunakan metode penelitian ini, peneliti dapat mengidentifikasi
mengapa, apa dan bagaimana fenomena sosial terjadi. Penelitian survei adalah penelitian
yang sumber data dan informasi utamanya diperoleh dari responden sebagai sampel
penelitian dengan menggunakan kuesioner / angket atau wawancara sebagai instrumen
pengumpulan data. Pada umumnya, sampel yang digunakan sebagai unit analisis adalah
individu. Dalam pengambilan sampel minimal adalah 10% dari jumlah total populasi yang
ada. Sedangkan penelitian ex post facto bertujuan menemukan penyebab yang
memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu
peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau
hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi.

Untuk dapat melakukan suatu penelitian,diperlukan juga pemahaman yang berkaitan


dengan komponen-komponen yang terdapat dalam penelitian itu sendiri. Diantaranya yakni
hakekat penelitian, tujuam, jenis-jenis variabel, karakteristik, lamgkah-langkah penelitian,
dan sebagainya. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penelitian deskriptif,
penelitian survei, dan penelitian ex post facto.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian yang telah dipaparkan penulis dalam latar belakang tersebut,
penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep penelitian deskriptif?


2. Bagaimana konsep penelitian survei?
3. Bagaimana konsep penelitian ex post facto?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penelitan adalah
sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan konsep penelitian deskriptif


2. Mendeskripsikan konsep penelitian survei
3. Mendeskripsikan konsep penelitian ex post facto

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penelitian Deskriptif

2.1.1 Pengertian Metode Penelitian Deskriptif


Metode penelitian deskriptif adalah satu metodologi penelitian proses
pengumpulan datanya memungkinkan peneliti untuk menghasilkan deskripsi tentang
suatu fenomena sosial yang diteliti. Dengan menggunakan metode penelitian ini,
peneliti dapat mengidentifikasi mengapa, apa dan bagaimana fenomena sosial terjadi

Pada metode ini, peneliti tidak memiliki kontrol variabel tertentu sebagai
penjelas fenomena sosial. Untuk kontrol penelitian terhadap variabel berada di
tangan subjek penelitian atau partisipan.

Metode penelitian deskriptif memiliki tiga tujuan utama yaitu:

1. Mendeskripsikan.

2. Menjelaskan.

3. Memvalidasi temuan penelitian.

Penelitian deskriptif bisa mendiskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga
mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian
demikian disebut penelitian perkembangan. Dalam penelitian perkembangan ini ada
yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu da nada yang bersifat cross sectional
atau dalam potongan waktu.

Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian metode deskriptif menurut


para ahli antara lain:

1. Pendapat M. Nazir (1988: 63)

Menurut Nazir metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun
suatu kelas peristiwa pada masa saat ini. Tujuan metode deskriptif yaitu membuat
deskripsi, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta, sifat, serta
hubungan antar fenomena yang diteliti.

2. Pendapat Whitney (1960: 160)

3
Menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Bisa dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
berusaha mendeskripsikan gejala, peristiwa yang terjadi pada saat ini atau
masalah aktual.

3. Pendapat Sugiyono (2005: 21)

Sugiyono mengatakan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan suatu metode


yang digunakan dalam menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian, tapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

2.1.2 Ciri-Ciri Metode Penelitian Deskriptif


Pada metode penelitian deskriptif mempunyai beberapa ciri
karakteristik antara lain:

1. Data yang dikumpulkan disusun dan dijelaskan, lalu dianalisis dengan


menggunakan teknik analitik.

2. Memusatkan penelitian pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang


dihadapi pada masa saat ini.

3. Mendeskripsikan setiap langkah penelitian secara rinci.

4. Menerangkan prosedur pengumpulan data.

5. Menyampaikan alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu


dan bukan teknik lainnya.

2.1.3 Kriteria Metode Penelitian Deskriptif


Untuk kriteria metode penelitian deskriptif, menurut M. Nazir (1988: 72-73)
dalam buku Metode Penelitian terdapat dua kriteria pokok, yaitu kriteria khusus dan
kriteria umum.

1. Kriteria Khusus Metode Penelitian Deskriptif

- Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang dipakai adalah mengenai masalah


status.

- Prinsip-prinsip ataupun data yang dipakai diungkapkan dalam bentuk nilai


(Value).

4
- Untuk sifat penelitian ialah ex post facto, oleh karena itu tidak
ada kontrol pada variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau
manipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat secara apa adanya.

2. Kriteria Umum Metode Penelitian Deskriptif

- Permasalahan yang dirumuskan harus patut, terdapat nilai ilmiah serta tidak
terlalu luas.

- Data yang dipakai harus berupa fakta-fakta terpercaya dan bukan


merupakan opini saja.

- Harus terdapat deskripsi yang jelas tentang tempat serta waktu saat penelitian
dilakukan.

- Standar yang dipakai dalam membuat perbandingan harus memiliki validitas.

- Untuk tujuan penelitian harus diungkapkan dengan tegas dan tidak terlalu
umum.

- Hasil dari penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik saat
pengumpulan data ataupun saat menganalisis data serta studi kepustakaan
yang dilakukan.

2.1.4 Jenis-Jenis Metode Penelitian Deskriptif


Untuk jenis-jenis metode deskriptif Nazir (1988: 64-65) menyatakan bahwa
jenis masalah yang diteliti, teknik dan alat yang dipakai, juga tempat dan waktu, maka
penelitian metode deskriptif dibagi sebagai berikut:

1. Metode Studi Kasus

Pada metode studi kasus lebih memusatkan diri secara intensiv terhadap satu
objek tertentu, dengan mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai macam unit sosial
seperti seorang murid menunjukan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah
kelompok anak nakal, sebuah lembaga sosial, dan lain-lain.

Tujuan dari metode ini adalah untuk memberikan gambaran secara jelas
terhadap suatu latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas atau unik dari suatu
kasus, ataupun suatu kasus dari individu dan selanjutnya dari sifat-sifat khas tadi akan
dijadikan suatu hal yang memiliki sifat umum.

5
Pada awalnya studi kasus digunakan untuk penelitian obat-obatan yang
bertujuan untuk diagnosis, hingga akhirnya meluas kedalam bidang-bidang lain.

Untuk hasil dari studi kasus merupakan suatu generalisasi dari suatu pola-pola
kasus yang tipikal dari individu, lembaga, kelompok, dan lain-lain. Tergantung pada
tujuannya, ruang lingkup dari studi bisa mencakup segmen atau bagian tertentu bisa
juga mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, kelompok, lembaga, dan
lainnya. Baik penekanan pada faktor-faktor kasus tertentu, atau mencakup
keseluruhan faktor-faktor dan fenomena-fenomena.

- Kekurangan Metode Studi Kasus

Pada metode studi kasus terdapat kelemahan yaitu, anggota sampelnya terlalu
kecil, sehingga sulit untuk digunakan kesimpulan terhadap suatu penelitian.
Kelemahan lain pada metode ini adalah metode ini sangat dipengaruhi oleh
pandangan subjektif dalam pemilihan kasus, karena adanya sifat khas yang bisa saja
terlalu dibesar-besarkan.

Kurangnya rasionalitas bisa disebabkan karena kasus cocok benar dengan


konsep yang sebelumnya telah ada pada diri sang peneliti, ataupun dalam penetapan
serta pengikutsertaan data dalam konteks yang bermakna dan menjurus
pada interprestasi subjektif.

- Kelebihan Metode Studi Kasus

Kelebihan metode ini adalah sebagai suatu studi guna mendukung penelitian-
penelitian yang lebih besar di kemudian hari nanti, studi kasus dapat memberikan
anggapan-anggapan bagi penelitian lanjutan. Studi kasus dapat digunakan sebagai
contoh ilustrasi, baik dalam perumusan masalah maupun penggunaan statistik dalam
menganalisa data serta cara-cara perumusan generalisasi dan kesimpulan.

2. Metode Survei

Metode penelitian ini adalah suatu metode yang dilakukan untuk mendapatkan
bukti-bukti dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
nyata, baik tentang lembaga ekonomi, sosial, atau politik dari suatu daerah atau suatu
kelompok.

6
Pada metode ini membahas dan meneliti serta mengenal lebih mendalam
tentang sebuah masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik
yang sedang berlangsung.

Metode survei juga melakukan evaluasi serta perbandingan-perbandingan


terhadap suatu hal yang sudah dikerjakan orang dalam menghadapi situasi atau
masalah yang sama. Untuk hasil dari perbandingan tersebut dapat digunakan dalam
pembuatan suatu rencana dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Zunaidi (2007: 11-12) berpendapat tentang beberapa pembahasan yang


termasuk dalam metode survei antara lain:

- Analisis isi (content analysis).


- Analisis jabatan ( job analysis).
- Analisis dokumen (documentary analysis).
- Survei kelembagaan (institutional survei).
- Survei kemasyarakatan (community survei).
- Survei pendapat umum (public opinion survei).

3. Penelitian Analisis Kerja dan Aktivitas

Penelitian analisis kerja dan aktivitas adalah suatu penelitian dengan


menggunakan metode deskriptif. Metode penelitian ini ditujukan untuk meneliti
aktivitas dan pekerjaan manusia secara terperinci. Dari hasil penelitian tersebut dapat
memberikan rekomendasi untuk keperluan pada masa yang akan datang.

Pada penelitian ini umumnya digunakan pada bidang industri, bidang


pertanian, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Penelitian ini melakukan
pendalaman terhadap kelakuan-kelakuan pekerjaan, buruh, guru, petani, terhadap
gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu
secara efektif dan efesien.

4. Studi Waktu Gerakan

Penelitian waktu dan gerakan berguna untuk mempelajari efisien produksi


dengan mengadakan penelitian yang mendetail tentang penggunaan waktu serta
perilaku pekerja dalam proses produksi.

7
Pada metode ini gerak-gerak utama dalam pekerjaan diamati, dicatat,
digambarkan, serta diamati. Sehingga suatu kesimpulan tentang gerak-gerak
diperlukan untuk mengetahui kinerja yang menghambat pekerjaan, dan juga dapat
memberikan masukan-masukan untuk efisiensi kerja.

5. Penelitian Perpustakaan

Penelitian perpustakaan adalah suatu penelitian yang mengamati


berbagai literatur yang memiliki hubungan dengan pokok permasalahan yang
digunakan dalam penelitian. Walaupun itu berupa buku, makalah, atau tulisan yang
sifatnya membantu, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses
penelitian.

Kartini Kartono (1986: 28), berpendapat dalam buku Pengantar Metodologi


Research Sosial, bahwa tujuan penelitian perpustakaan adalah untuk mengumpulkan
data dan informasi dengan menggunakan bantuan bermacam-macam material yang
ada di perpustakaan. Lalu hasilnya digunakan fungsi dasar dan alat utama bagi
kegiatan praktek di lapangan.

6. Penelitian Komparatif

Berdasarkan pendapat Sugiono (2005: 11), penelitian komparatif merupakan


suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Pada isi buku Metode
Penelitian karya M.Nazir (1988: 69-70), terdapat keunggulan dan kelemahan pada
metode ini sebagai berikut :

- Kelebihan Penelitian Komparatif

1) Sehubungan dengan adanya teknik yang lebih modern, serta alat statistik yang
lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan prediksi terhadap
perbandingan hubungan sebab dan akibat secara lebih efektif.

2) Metode ini dapat menggantikan metode eksperimental karena alasan yakni jika
sulit diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau
diselidiki hubungan sebab akibatnya, jika teknik untuk mengadakan variabel
kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak
memungkinkan adanya interaksi secara normal, dan penggunaan laboratorium

8
untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendali teknik, maupun etika
dan moral.

- Kekurangan Penelitian Kompratif

1) Mengelompokkan subjek dalam oposisi untuk tujuan perbandingan dapat


cenderung pada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya
kategori oposisi yang dibuat mempunyai sifat yang belum kuat.

2) Hubungan antar unsur-unsur tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya


suatu fenomena menjadi sulit untuk diketahui.

3) Ada kemungkinan dua atau lebih unsur memperlihatkan adanya hubungan, tetapi
belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.

4) Metode penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, menyebabkan penelitian


tersebut tidak memiliki aturan terhadap variabel bebas.

5) Sulit mendapatkan kepastian, apakah unsur-unsur penyebab suatu hubungan sebab


akibat yang diselidiki benar-benar signifikan.

7. Metode Deskriptif Kesinambungan

Metode ini adalah suatu penelitian secara deskriptif yang dilakukan secara
terus-menerus terhadap suatu objek penelitian tertentu. Oleh sebab itu, sering juga
dijadikan dalam hal meneliti masalah-masalah atau masalah sosial. Pemahaman yang
lebih mendalam dan menyeluruh dari masalah serta fenomena dan ketentuan sosial
yang diteliti dalam waktu yang lama.

Penelitian ini bertujuan menjangkau informasi secara fakta yang jelas secara
sambung. Apabila perhatian dipusatkan pada perubahan perilaku atau pemikiran,
maka teknik dalam penelitian dinamakan teknik panel.

Teknik panel adalah teknik wawancara terhadap kelompok-kelompok manusia


yang sama pada situasi yang berbeda. Informasi yang diperoleh bisa saja kuantitatif,
misalnya anggaran belanja keluarga, jumlah konsumsi, dan lain-lain.

Metode deskriptif kesinambungan lebih cocok digunakan untuk meneliti


masalah sosial

9
2.1.5 Langkah-Langkah Pembuatan Metode Deskriptif
Langkah untuk melakukan metode penelitian deskriptif singkatnya ada 8
macam antara lain :

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang jelas untuk dipecahkan melalui


metode deskriptif.

2. Memberi batasan dan merumuskan permasalahan secara jelas.

3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

4. Melakukan penelitian pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

5. Menentukan lebih dulu rancangan berfikir dan pertanyaan penelitian


atau hipotesis penelitian.

6. Memberi desain metode penelitian yang hendak digunakan, juga menentukan


populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan data, dan
menganalisis data.

7. Mengumpulkan,mengelompokkan, dan menganalisa data dengan menggunakan


teknik statistik yang relevan.

8. Menyusun laporan akhir penelitian.

2.1.6 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Penelitian Deskriptif


Umumnya pada semua metode penelitian pasti memiliki kekurangan dan
kelebihannya, hal itu juga yang ada metode penelitian deskriptif ini. Kekurangan dan
kelebihan metode ini antara lain :

Kelebihan Metode Penelitian Deskriptif

1. Metode penelitian deskriptif dapat memberi pengamatan dalam setting sosial yang
alami dan apa adanya.
2. Metode penelitian deskriptif dapat menganalisis isu atau topik yang sulit atau
tidak bisa diukur secara numerik.
3. Metode penelitian deskriptif memiliki potensi untuk mengkombinasikan
penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Kekurangan Metode Penelitian Desktiptif

10
1. Metode penelitian deskriptif rawan terhadap bias karena kental nuansa
opini subjektif.
2. Metode penelitian deskriptif tidak bisa signifikan pada temuan penelitian
secara statistik.
3. Metode penelitian deskriptif sulit diverifikasi ulang karena sifatnya
yang observasional dan kontekstual.

2.2 Penelitian Survei

2.2.1 Pengertian Penelitian Survei


Penelitian survei adalah penelitian yang sumber data dan informasi utamanya
diperoleh dari responden sebagai sampel penelitian dengan menggunakan kuesioner /
angket atau wawancara sebagai instrumen pengumpulan data. Pada umumnya, sampel
yang digunakan sebagai unit analisis adalah individu. Dalam pengambilan sampel
minimal adalah 10% dari jumlah total populasi yang ada.

Sebagai contoh, kita akan meneliti tentang kesadaran lingkungan mahasiswa


asal Surabaya yang kuliah di Yogyakarta. Dengan menerapkan metode survei, maka
kita harus mengambil beberapa sampel penelitian yang merepresentasikan populasi.
Populasinya di sini jelas, yaitu mahasiswa Surabaya di Yogyakarta. Misalnya, sampel
yang kita ambil adalah mahasiswa asal Surabaya yang ikut komunitas pendidikan di
Yogyakarta. Dari contoh tersebut dapat kita ketahui bahwa mahasiswa sebagai
individu menjadi unit analisis penelitian. Artinya, kuesioner atau angket yang telah
dibuat hanya perlu dibagikan kepada sampel terpilih.

Beberapa pertanyaan dapat disertakan pada suatu survei, yaitu berkenaan


dengan : 1) perilaku; 2) sikap, pendapat, keyakinan / kepercayaan; 3) karakteristik; 4)
ekspektasi; 5) pengklasifikasian, dan 6) pengetahuan. Pada umumnya peneliti
menggunakan sandaran pertanyaan pada tekanan kalimat “mengapa”. Pertanyaan-
pertanyaan “mengapa” adalah ukuran, jika peneliti ingin menemukan pemahaman
subyektif responden atau teori informal.

Jadi, penelitian survei dapat diartikan penelitian yang mengkaji populasi yang
besar dengan menggunakan metode sampel yang memiliki tujuan untuk mengetahui

11
perilaku, karakteristik, dan membuat deskripsi serta generalisasi yang ada dalam
populasi tersebut.

2.2.2 Tujuan Penelitian Survei


Menurut Masri Singarimbun tujuan survei yakni:

1. Mengumpulkan data sederhana

2. Menerangkan atau menjelaskan (mempelajari suatu fenomena)

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995:4) maksud dan tujuan dari metode
survei yaitu:

1. Penjajakan (Eksploratif) : Penelitian survei bersifat terbuka, masih mencari-cari


dan menggali.

2. Deskriptif : Penelitian yang dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap


fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian, pengangguran. Peneliti
mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak
melakukan pengujian hipotesa.

3. Penjelasan (Eksplanatory) : Peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-


veriabel melalalui pengujian hipotesa.

4. Evaluasi : yang menjadi pokok pertanyaan sampai seberapa jauh tujuan yang
digariskan pada awal progam tercapai atau mempunyai tanda-tanda akan tercapai.

5. Prediksi : mengadakan prediksi / perkiraan mengenai suatu fenomena sosial


tertentu.

6. Penelitian Operasional : Pusat perhatian adalah variabel-variabel yang berkaitan


dengan aspek operasional suatu progam.

7. Pengembangan Indikator sosial : indikator-indikator sosial dapat dikembangkan


bersadarkan survei-survei secara berkala. Misalnya : Indikator Kesejahteraan
Rakyat, Survei angakatan kerja nasional, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Soehartono (dalam Islamy : 2019) metode survei


diklasifikasikan menjadi 2 tujuan, yakni:

1. Memberikan Gambaran (Survei Diskriptif)

12
Yaitu survei dapat dilakukan dengan tujuan semata-mata untuk memberikan
gambaran tentang sesuatu. Survei deskriptif berkaitan dengan situasi yang
memerlukan teknik pengumpulan data tertentu seperti wawancara, angket, atau
observasi. Apabila survei deskriptif ini menggunakan teknik statistik, maka
statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif maksudnya hanya
menggambarkan keadaan data apa adanya melalui parameter-parameter seperti
mean, median, modus, distribusi frekuensi dan ukuran statistik lainnya.

2. Melakukan Analisis (Survei Analitik)

Data dalam survei analitik biasanya merupakan data kuantitatif yaitu berupa
angka, dengan maksud untuk menarik kesimpulan dan menafsirkan data atau
pengujian hipotesis. Statistik yang digunakan adalah statistik inferensial, yaitu
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan
digeneralisasikan / diinferensialkan kepada populasi dimana sampel diambil.

2.2.3 Jenis-jenis Penelitian Survei


Ada beberapa kategori penelitian survei dilihat dari proses pelaksanaannya
dan perlakuan terhadap sampel (Yusuf dalam Islamy : 2019);

1. Survei Sekali Waktu (Cross-sectional Survei) artinya data hanya diperoleh /


dikumpulkan untuk waktu tertentu saja dengan tujuan menggambarkan kondisi
populasi yang ada. Dalam arti lain yaitu digunakan untuk mengetahui isu yang
bersifat temporer dengan pengumpulan data cukup satu kali.

2. Survei Rentang Waktu (Longitudinal Survei), dilakukan berulang untuk


mengetahui kecenderungan suatu fenomena dari waktu ke waktu.

3. Survei Tracking / Trend, dilakukan pada populasi yang sama namun dengan
sampel berbeda untuk mengetahui kecenderungan suatu fenomena dari waktu ke
waktu berdasarkan yang lagi trend pada saat itu.

4. Survei Panel, dilakukan terhadap sampel yang sama untuk memahami suatu
fenomena dari waktu ke waktu.

5. Survei Cohort, dilakukan pada sekelompok populasi yang spesifik untuk


mengetahui perkembangan suatu fenomena dari waktu ke waktu.

13
2.2.4 Metode Pengumpulan Data Survei
Macam-macam teknik pengumpulan data menurut Jogiyanto (dalam Islamy :
2019):

1. Mail Survei

Merupakan salah satu metode pengumpulan data yang cukup praktis karena
peneliti hanya perlu mengirimkan kuesioner kepada responden melalui email.
Kelebihan dari teknik ini adalah cepat dan nyaman; mengurangi kemungkinan
interviwer bias; baik untuk menangani topik-topik pribadi / sensitif. Sedangkan
kekurangannya adalah kuesioner harus benar-benar jelas; respon bias
(representativitas sampel terancam karena tidak semua responden menyelesaikan
survei, sebagian besar disebabkan response rate rendah).

2. Personal Interviews

Wawancara pribadi merupakan teknik yang melibatkan peneliti secara


langsung terjun kelapangan. Peneliti melakukan wawancara secara langsung
menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Kelebihan dari
teknik wawancara pribadi adalah kontrol peneliti lebih besar. Sedangkan
kekurangannya adalah kemungkinan response rate rendah; interviewer bias; mahal;
membutuhkan banyak waktu.

3. Telepone Interviews

Wawancara melalui telepon memungkinkan peneliti untuk mendapatkan


respon secara langsung dalam waktu yang cepat karena wawancara dilakukan secara
langsung melalui telepon. Kelebihan dari teknik ini adalah lebih murah, cepat, dan
memberi akses lebih luas dan baik dari personal interview. Sedangkan kekurangannya
adalah kerangka sampling responden potensial terbatas; kemungkinan response rate
rendah.

4. Internet Interviews

Biasana kuesiner berbentuk link yang mampu diakses oleh siapa saja, sebagai
contoh seperti google forms, typeform.com, monkey survei, Zoho survei, dll.

2.2.5 Metode Analisis Data dari Penelitian Survei


Terdapat 3 jenis analisis data yang dapat digunakan, yakni:

14
1. Analisis Deskriptif

Analisi deskriptif dari hasil survei sering dilaporkan dalam bentuk tabulasi
frekuensi dan prosentase. Statistik deskriptif ini adalah angka yang mengikhtisarkan
data. Disamping penggunaan frekuensi dan prosentase, hasil survei juga sering
dilaporkan dalam bentuk rata-rata (mean) dan ukuran tendensi sentral (modus,
median, standar deviasi).

2. Analisis Korelasional

Peneliti dapat mengeksplorasi lebih jauh pertanyaan-pertanyaan penting


dengan menggunakan teknik-teknik korelasional untuk menganalisa hubungan-
hubungan variabel.

3. Analisis Ketepatan Estimasi Sampel dengan Populasi

Tipe ketiga analisis data yang mungkin dapat dilakukan dalam penelitian
survei adalah analisis terhadap presisi (akurasi) hasil-hasil penelitian yang diambil
dari sampel. Presisi berarti akurasi sejauh mana hasil-hasil dari penelitian terhadap
sampel mempresentasikan populasinya.

2.2.6 Langkah dalam Melakukan Sebuah Penelitian Survei


Secara garis besar langkah-langkah pelaksanaan penelitian survei, yaitu:

1. Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan survei.

Dalam menentukan masalah penelitian sangatlah penting mempertimbangkan


dari berbagai aspek diantaranya pertimbangan pribadi dan pertimbangan sosial
(Suwartono dalam Islamy:2019). Pertimbangan pribadi diantaranya adalah apakah
peneliti benar-benar tertarik akan masalah tersebut, memiliki pengetahuan latar yang
cukup, memiliki akses, memiliki cukup waktu dan dana, mendapat dukungan
administrasi, bimbingan dan kerjasama dalam melakukan penelitian dengan masalah
tersebut. Sedangkan pertimbangan sosial seperti apakah ada manfaat teoretis, manfaat
praktis untuk khalayak ramai, ataupun akan memicu adanya penelitian-penelitian
ulang yang akan dilakukan oleh peneliti lain.

2. Menentukan konsep / desain dan hipotesa serta menggali kepustakaan.

Desain penelitian merupakan konseptual atas sebuah fenomena yang akan


diturunkan menjadi variabel-variabel penelitian sampai ke tingkat indikator. Peneliti

15
harus memahami jenis/ desain yang akan digunakan dalam penelitian tersebut dan
membuat hipotesa serta menggali kepustakaan.

3. Pengambilan populasi dan sampel.

Memilih teknik dan metode yang akan digunakan untuk mengambil sampel
yang didasarkan pada keadaan dan kebutuhan data penelitian. Adanya keterbatasan
waktu, biaya, dan tenaga untuk meneliti suatu populasi menyebabkan perlunya
dilakukan penentuan sampel.

Dalam hal ini, populasi adalah semua individu / unit-unit yang menjadi target
penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih mengikuti
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.

Salamadian (dalam Islamy : 2019) berpendapat bahwa secara garis besar,


sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu probability sampling (Random Sample) dan
non-probability sampling (Non Random Sample).

4. Pembuatan kuisioner dan instrumen-instrumen (menyusun kuesioner / pertanyaan)

Dalam penelitian survei, data bisa diperoleh dengan berbagai cara / teknik
pengumpulan data, yaitu: kuesioner langsung, wawancara tatap muka, wawancara via
telepon, pengisian kuesioner via komputer, wawancara online (chatting, polling dsb).
Pertanyaan survei yang baik dapat menjaring informasi yang lebih tepat artinya
pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang jelas, padat, ringkas dan spesifik
dengan kata lain hindari pertanyaan yang membingungkan untuk dijawab.

5. Perkerjaan lapangan (mengumpulkan data), termasuk memilih dan melatih


pewawancara / pre-tes.

Dalam hal ini peneliti terjun langsung ke lapangan dalam sebuah penelitian.
Namun sebelum itu biasanya melakukan pre-tes terlebih dahulu. Dengan dilalukannya
pre-test atau tes pendahuluan sebelum penelitian diharapkan dapat mengetahui apakah
ada beberapa pertanyaan yang perlu dihilangkan atau ditambah, apakah ada
pertanyaan yang sulit dipahami responden, apakah susunan pertanyaan ada yang perlu
diubah, dan dapat mendeteksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengisi satu
kuesioner. Dalam tahapan pre-test, seringkali dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas untuk mengetahui kemantapan dan keshahihan instrumen penelitian.

16
6. Pengolahan data.

Setelah seluruh data yang dikumpulkan dari angket atau kuesioner, maka
peneliti kemudian memasukkan data-data tersebut dengan menggunakan software
yang ada, misalnya program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) atau
yang lebih sederhana dengan program Excell dari Microsoft Office. Dalam
memasukkan data, peneliti harus cermat dan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam
memngentri data. Jika perlu setelah semua data dimasukan dalam program dicek
kembali dari data mentah yang diperoleh.

7. Analisis dan pelaporan

Agar dapat menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan hipotesis,


peneliti harus memilih teknik analisis data yang tepat. Karena penelitian survei
menyangkut banyak kasus, maka umumnya teknik analisis data berhubungan dengan
statistik. Dalam melakukan penelitian survei, terdapat tiga jenis analisis data yang
dapat digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis korelasional, dan analisis ketepatan
estimasi sampel dengan populasinya.

Setelah analisis, bagian akhir dari penelitian survei adalah menyusun


kesimpulan serta rekomendasi yang merupakan saran yang realistis berdasarkan dari
hasil penelitian yang dilakukan. Lalu dibuatlah pelaporan.

2.2.7 Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Survei


Menurut Febriana (dalam Islamy : 2019) penelitian survei memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan penelitian survei diantaranya adalah:

1. Hemat dalam melakukan sebuah penelitian dimana peneliti tidak merasakan


terlalu banyak buang waktu, tenaga maupun secara financial, sehingga
memungkinkan mendapat informasi (data) dari subjek dalam jumlah banyak.

2. Survei dapat digunakan untuk mengetahui opini, sikap, atau persepsi subjek.

3. Survei dapat juga dipakai untuk menilai informasi faktual atau nyata.

4. Survei juga sering dilakukan secara anonim, agar subjek atau sampel dalam
jumlah besar itu merasa lebih bebas dalam memberikan tanggapan dengan jujur,
dan tanpa tekanan dari siapapun atau pihak manapun.

Sedangkan kekurangan dari penelitian survei adalah:

17
1. Sulit mengkondisikan subjek atau mengatur waktu yang tepat untuk mengisi dan
mengembalikan survei.

2. Bila hasil yang mengembalikan kurang dari 50%, maka hasil perolehan tidak
dapat diterima dan peneliti harus melakukan sesuatu untuk menanggulangi
masalah tersebut.

3. Penelitian survei dapat menjangkau populasi dalam jumlah banyak dan luas tetapi
tidak dapat digunakan untuk mendalami kasus-kasus atau masalah-masalah secara
lebih dalam.

4. Pada kedalaman analisis, jika peneliti kurang cermat dalam proses analasis data
yang diperoleh maka hasil yang diperoleh juga tidak valid atau diragukan.
Semakin dalam seorang peneliti memahami dalam proses analisis data maka
semakin tidak mungkin terjadinya bias.

2.3 Penelitian Ex post Facto

2.3.1 Pengertian Penelitian Ex post Facto


Ex post facto adalah sesudah fakta, yaitu penelitian yang dilakukan setelah
suatu kejadian itu terjadi. Penelitian ex post facto bertujuan menemukan penyebab
yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh
suatu peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa,
perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara
keseluruhan sudah terjadi. Sebagai contoh, pengaruh peredaran minuman keras
terhadap tingkat kenakalan remaja. Dalam hal ini peneliti tidak mungkin melakukan
eksperimen karena ia tidak mungkin memanipulasi kondisi subjek (membuat agar
para pedagang warung kelontong menjual minuman keras) kemudian mengukur
tingkat kenakalan remaja. Meskipun demikian, pengaruh tersebut dapat diuji dengan
cara membandingkan tingkat kenakalan remaja di daerah yang peredaran minuman
keras dibatasi dengan daerah yang peredaran minuman keras dibebaskan.

Menurut Sugiyono dalam Riduwan (2013) penelitian Ex post facto merupakan


suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang telah terjadi dan
kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut. Sejalan menurut Darmadi (2013) penelitian Ex post

18
facto adalah penelitian di mana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti
memulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Adapun menurut
Dantes dalam e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,
menyatakan bahwa peneltiian Ex post facto merupakan pada subjek penelitian untuk
meneliti yang telah dimiliki oleh subjek penelitian secara wajar tanpa adanya usaha
sengaja untuk memberikan perlakuan untuk memunculkan variabel yang ingin diteliti.

2.3.2 Jenis-Jenis Penelitian Ex post Facto


Penelitian ex post facto dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Causal research (penelitian korelasi) adalah suatu penelitian yang melibatkan


tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian korelasi mempunyai tiga
karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya, yaitu:

- Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan penelitian tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen;
- Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)
nyata; dan
- Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

2. Causal compararative research (penelitian kausal komparatif) adalah pendekatan


dasar kausal komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dengan
mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, kemudian dia
berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya. Atau dengan kata lain
dalam penelitian kausal komparatif peneliti berusaha mencermati pertanyaan
penelitian what is the effect of X? Sebagai contoh, apa pengaruh yang terjadi, jika
seorang anak tanpa mengikuti sekolah taman kanak-kanak, kemudian langsung
masuk kelas satu sekolah dasar? Dalam kasus pendidikan apa yang terjadi bila
mahasiswa baru yang berasal dari SMU, tanpa melalui kuliah matrikulasi
langsung mengambil mata kuliah teknik, sebagai halnya mahasiswa dari SMK?

2.3.3 Karakteristik Penelitian Ex post Facto


Adapun karakteristik dari penelitian ex post facto yakni :

1. Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.

19
2. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk
menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.

3. Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang diamati.

4. Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang


diteliti.

5. Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan
tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika
x maka y. Perbedaan antara penelitian eksperimen dan ex post facto adalah tidak
ada kontrol langsung variabel bebas dalam penelitian ex post facto.

6. Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen
tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:

- Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor


yang diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung.

- Jika kontrol semua variabel tidak realistik dan artificial, maksudnya kesulitan
mencegah interaksi yang normal dengan variabel lain yang mempengaruhi.

- Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis, baik dari
segi biaya maupun etika

2.3.4 Langkah-Langkah Penelitian Ex post Facto


Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, peneliti perlu melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab bagi munculnya
variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang pernah
dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang diteliti.
Masalah penelitian ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan
hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti
sebelum data dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan digunakan bila
peneliti tidak dapat memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yang
dibandingkan dalam variabel tertentu.
2. Hipotesis

20
Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasikan
tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar
variabel independen dan dependen.
3. Pengelompokan Data
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama kelompok yang
diplih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian. Selanjutnya
Peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau
berbeda tingkatannya.
4. Pengumpulan Data
Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang berhubungan dengan
variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang dimungkinkan
munculnya hipotesis tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki fenomena yang
sudah terjadi, sering kali data yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti
tinggal memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen seperti les,
angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpul data bagi peneliti.
5. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan, serupa dengan yang digunakan dalam
penelitian diferensial maupun eksperimen. Di mana perbandingan nilai 7 variabel
dependen dilakukan antar kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi
konsen. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik analaisi uji-T, independen atau
ANAVA, tergantung dari jumlah kelompok dari faktor tersebut. Apapun teknik
analisis statistik inferensial yang digunakan, biasanya analisis tersebut diawali
dengan perhitungan nilai rata-rata atau mean dan stansar deviasi untuk mengetahui
antar kelompok secara deskripitif.
6. Penafsiran Hasil
Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-hati.
Kualitas hubungan antar variabel independen dan dependen sangat tergantung
pada kemampuan peneliti untuk memilih kelompok perbandingan yang homogen
dan keyakinan bahwa munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah

2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Ex post Facto


Kelebihan penelitian ex post facto

1. Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan dengan penelitian eksperimen.

21
2. Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di
bawah kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa
fenomena terjadi.
3. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post facto lebih
bertahan.Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan dengan penelitian
eksperimen.

Kekurangan penelitian ex post facto

1. Kurang kontrol terhadap variabel bebas


2. Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan
diidentifikasi.
3. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi beberapa
kombinasi dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di bawah kondisi tertentu
menghasilkan akibat tertentu.
4. Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak, tetapi juga
dari satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.
5. Jika hubungan antara dua variabel ditemukan, sulit menemukan mana yang
sebab dan mana yang akibat.
6. Kenyataan yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan tidak
mesti menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bisa jadi berhubungan
dengan suatu faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak diamati.
7. Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi (misalnya yang
berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi penuh dengan
masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar, dapat bervariasi, dan
sementara.
8. Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan seleksi subyek
yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek yang sama dalam segala
hal kecuali pemaparan mereka terhadap satu variabel.

22
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan beberapa penjelasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa
Metode penelitian deskriptif adalah satu metodologi penelitian proses pengumpulan datanya
memungkinkan peneliti untuk menghasilkan deskripsi tentang suatu fenomena sosial yang
diteliti. Dengan menggunakan metode penelitian ini, peneliti dapat mengidentifikasi
mengapa, apa dan bagaimana fenomena sosial terjadi. Penelitian survei adalah penelitian
yang sumber data dan informasi utamanya diperoleh dari responden sebagai sampel
penelitian dengan menggunakan kuesioner / angket atau wawancara sebagai instrumen
pengumpulan data. Pada umumnya, sampel yang digunakan sebagai unit analisis adalah
individu. Dalam pengambilan sampel minimal adalah 10% dari jumlah total populasi yang
ada. Sedangkan penelitian ex post facto bertujuan menemukan penyebab yang
memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu
peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau
hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi.

3.2 Saran
Dengan adanya kekurangan dalam menuliskan makalah penelitian ini, kepada peneliti
lain diharapkan dapat melakukan penelitian lainnya dan sejenisnya dengab lebih lanjut dan
mendalam, menggunakan perencanaan dan pedoman penelitian yang lebih detail dan
kompleks, dan dengan menggunakan sampel yang lebih banyak sehingga dari penelitian
tersebut dapat ditemukan hasil yang lebih optimal lagi.

23
DAFTAR PUSTAKA
Hajar Ibnu, S. 1999. Dasar-dasar Metode-logi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Raja
Grafindo Prasa-da, Jakarta.

Nasir, A. dkk. 2011. Buku Ajar: Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Yulia
Medika.

Kartono, K. (1976). Pengantar metodologi research sosial. Alumni.

Nasir, M. (2003). 3.1 Metode Penelitian

Adiyanta, Susila. 2019. Hukum dan Studi Penelitian Empiris: Penggunaan Metode Survei
sebagai Instrumen Penelitian. Adminitrative Law & Governance Journal Volume 2 Issue 4.

Amin, Nurul Zakki. 2011. Konsep Dasar Penelitian Survei. Universitas Negeri Semarang

Islamy, Izzul. 2019. Penelitian Survei dalam Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Inggris.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Nofianti, Leny dan Qomariah. 2017. Ringkasan Buku Meetode Penelitian Survei. Pekanbaru

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka
LP3ES

Widarto, M. P. (2013). Penelitian Ex Post Facto. Fakultas Teknik: Universitas Negeri


Yogyakarta.

24
CONTOH PENELITIAN DESKRITIF

Contoh Penelitian Dekriptif ialah artikel penelitian berjudul “Strategi Cooperative


Learning Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS Di Kelas IX MTs Negeri Ketapang” yang
ditulis oleh Suryanto, Umar Syahwani, dan Rustiyarso. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan strategi Cooperative Learning Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS Di
Kelas IX MTs Negeri Ketapang. Adapun fokus penelitian ini adalah: 1) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran 2) Langkah-langkah Cooperative Learning model Jigsaw. 3) Perolehan belajar.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, adapun objek penelitian MTs
Negeri Ketapang. Subjek penelitian ini adalah: 1) Kegiatan pembelajaran dengan strategi
cooperative learning model Jigsaw. 2) Peserta didik kelas IX .3) Guru IPS kelas IX. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data
yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Alat pengumpul data adalah lembar
observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam


strategi cooperative learning model Jigsaw dalam pembelajaran IPS kelas IX MTs Negeri
Ketapang telah disusun oleh responden sesuai dengan ketentuan. Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran telah memenuhi komponen-komponen yang ada yaitu identitas
mata pelajaran; standar kompetensi; kompetensi dasar; indikator pencapaian kompetensi;
tujuan pembelajaran; materi ajar; alokasi waktu; media pembelajaran; kegiatan pembelajaran
meliputi pendahuluan, inti dan penutup; penilaian hasil belajar; sumber belajar, 2) Langkah-
langkah startegi cooperative learning model Jigsaw dalam pembelajaran IPS kelas IX MTs
Negeri Ketapang yang disusun oleh responden telah sesuai dengan pendapat para ahli.
Langkah-langkah cooperative learning model Jigsaw tersebut meliputi: pembentukan
kelompok asal; pembentukan kelompok ahli; diskusi kelompok ahli; diskusi kelompok asal;
diskusi kelas; pemberian kuis; penghargaan kelompok. 3) Perolehan belajar konsep uang dan
lembaga keuangan mata IPS dengan stratregi cooperative learning model Jigsaw kelas IX
MTs Negeri Ketapang memperoleh nilai yang memuaskan. Berdasarkan nilai rata-rata kelas,
secara umum telah tuntas karena nilai rata-rata kelas 95.

Sumber Referensi :

Suryanto, dkk. 2015. Strategi Cooperative Learning Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS
Di Kelas IX MTs Negeri Ketapang [Artikel Penelitian]. Pontianak. Universitas Tanjungpura.

25
CONTOH PENELITIAN SURVEI

Contoh Penelitian Survei adalah karya Wardani & Suwartono (2019) yang berjudul
“Javanese Language Interference in The Pronunciation of English Phonemes”. Tujuan dari
penelitian tersebut adalah untuk menyelidiki kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang berasal dari Jawa dalam pelafalan fenom
Bahasa Inggris dan untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang menyebabkan mereka sulit
dalam pelafalan tersebut. Peneliti menggunakan metode penelitian survei dengan populasi
yang diteliti adalah mahasiswa semester 6 dan semester 8 yang telah menempuh mata kuliah
Pronunciatian dan Phonetics. Yang mana populasi tersebut memiliki latar belakang bahasa
jawa dalam kehidupan sehari-hari mereka. Peneliti mengambil sample 25% dari total
populasi yang ada dengan memyeleksinya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
pronunciation test dalam bentuk audio recording dan interview.

Hasil dari penelitian tersebut adalah peneliti menemukan bahwa mahasiswa bahasa
inggris yang berasal dari Jawa mengalami kesulitan 13 bunyi konsonan dalam pelafalan dan
17 bunyi vocal, sedangkan 14 bunyi lainnya bisa dengan jelas diucapkan/ pelafalannya lancar
tidak bermasalah. Ada 4 faktor penghalang yang mempengaruhi mahasiswa bahasa Inggris
dari Jawa dalam pelafalan, diantaranya yaitu umur, bahasa pertama, paparan/ dampak sekitar,
dan motivasi.

Dari contoh penelitian tersebut diatas, maka dengan jelas dapat kita pahami bahwa
penelitian tersebut termasuk jenis penelitian survei karena mengambil sampel dengan jumlah
yang banyak yaitu 25% dari total populasi. Pengambilan sample tersebut termasuk jenis non
probability sampling karena untuk tujuan tertentu. Dan dalam pengumpulan datanya, peneliti
menggunakan test dan interview. Data yang diperoleh berupa quantitatif berasal dari tes dan
qualitatif dari hasil interview.

Sumber Referensi:

Islamy, I. 2019. Penelitian Survei dalam Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Inggris.
Purwokerto. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
https://www.researchgate.net/publication/335223420_Penelitian_Survei_dalam_Pembelajara
n_Pengajaran_Bahasa_Inggris (diakses pada 21 Februari 2021)

26
CONTOH PENELITIAN EX POST FACTO

Contoh penelitian ex post facto yakni artikel yang berjudul “Pengaruh Kemandirian
dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika” yang ditulis oleh Sulis
Priyanto, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS. Tujuan penelitian
ini untuk menganalisis dan menguji (1) pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi
belajar matematika, (2) pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika, (3) ada
tidaknya pengaruh bersama antara kemandirian dan gaya belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika. Penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sambi tahun ajaran 2012/2013. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII F, berjumlah 30 siswa yang diambil secara cluster
random sampling yaitu dipilih satu kelas secara acak. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode angket untuk data kemandirian dan gaya belajar siswa dan metode
dokumentasi untuk data prestasi belajar matematika siswa. Teknik analisis data menggunakan
analisis regresi ganda.

Hasil penelitian ini adalah: (i) Terdapat pengaruh yang signifikan kemandirian belajar
terhadap prestasi belajar matematika siswa (tobs= 2,891 > 2,052 =ttabel pada taraf
signifikansi 5%), (ii) Terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar terhadap prestasi belajar
matematika siswa (tobs= 2,342 > 2,052 =ttabel pada taraf sinifikansi 5%), (iii) Terdapat
pengaruh bersama antara kemandirian dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika siswa (Fobs= 27,534 > 3,35 =Ftabel, pada taraf signifikansi 5%).

Sumber Referensi:

Priyanto, S. 2013. Pengaruh Kemandirian dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Matematika [Skripsi]. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

27

Anda mungkin juga menyukai