Dosen Pengampu : Dr. Suwarjo M.Si dan Ismarini Bekti Sektiani S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh :
2021
i
Kata Pengantar
Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penelitian Deskriptif,
Penelitian Survei, dan Penelitian Ex Post Facto” ini tepat pada waktunya..
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian dari Dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Suwarjo M.Si dan Ibu Ismarini Bekti Sektiani S.Pd.,M.Pd selaku Dosen pengampu mata
kuliah Metodologi Penelitian. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung
penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka
dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Penelitian Deskriptif ..................................................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Metode Penelitian Deskriptif ............................................................................... 3
2.1.2 Ciri-Ciri Metode Penelitian Deskriptif................................................................................... 4
2.1.3 Kriteria Metode Penelitian Deskriptif .................................................................................... 4
2.1.4 Jenis-Jenis Metode Penelitian Deskriptif ............................................................................... 5
2.1.5 Langkah-Langkah Pembuatan Metode Deskriptif ............................................................... 10
2.1.6 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Penelitian Deskriptif .................................................. 10
2.2 Penelitian Survei ......................................................................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Penelitian Survei ................................................................................................ 11
2.2.2 Tujuan Penelitian Survei ...................................................................................................... 12
2.2.3 Jenis-jenis Penelitian Survei ................................................................................................ 13
2.2.4 Metode Pengumpulan Data Survei....................................................................................... 14
2.2.5 Metode Analisis Data dari Penelitian Survei ....................................................................... 14
2.2.6 Langkah dalam Melakukan Sebuah Penelitian Survei ......................................................... 15
2.2.7 Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Survei ....................................................................... 17
2.3 Penelitian Ex post Facto.............................................................................................................. 18
2.3.1 Pengertian Penelitian Ex post Facto..................................................................................... 18
2.3.2 Jenis-Jenis Penelitian Ex post Facto .................................................................................... 19
2.3.3 Karakteristik Penelitian Ex post Facto ................................................................................. 19
2.3.4 Langkah-Langkah Penelitian Ex post Facto ........................................................................ 20
2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Ex post Facto .......................................................... 21
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 23
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 23
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 24
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian yang telah dipaparkan penulis dalam latar belakang tersebut,
penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penelitan adalah
sebagai berikut :
2
BAB II PEMBAHASAN
Pada metode ini, peneliti tidak memiliki kontrol variabel tertentu sebagai
penjelas fenomena sosial. Untuk kontrol penelitian terhadap variabel berada di
tangan subjek penelitian atau partisipan.
1. Mendeskripsikan.
2. Menjelaskan.
Penelitian deskriptif bisa mendiskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga
mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian
demikian disebut penelitian perkembangan. Dalam penelitian perkembangan ini ada
yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu da nada yang bersifat cross sectional
atau dalam potongan waktu.
Menurut Nazir metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun
suatu kelas peristiwa pada masa saat ini. Tujuan metode deskriptif yaitu membuat
deskripsi, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta, sifat, serta
hubungan antar fenomena yang diteliti.
3
Menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Bisa dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
berusaha mendeskripsikan gejala, peristiwa yang terjadi pada saat ini atau
masalah aktual.
4
- Untuk sifat penelitian ialah ex post facto, oleh karena itu tidak
ada kontrol pada variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau
manipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat secara apa adanya.
- Permasalahan yang dirumuskan harus patut, terdapat nilai ilmiah serta tidak
terlalu luas.
- Harus terdapat deskripsi yang jelas tentang tempat serta waktu saat penelitian
dilakukan.
- Untuk tujuan penelitian harus diungkapkan dengan tegas dan tidak terlalu
umum.
- Hasil dari penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik saat
pengumpulan data ataupun saat menganalisis data serta studi kepustakaan
yang dilakukan.
Pada metode studi kasus lebih memusatkan diri secara intensiv terhadap satu
objek tertentu, dengan mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai macam unit sosial
seperti seorang murid menunjukan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah
kelompok anak nakal, sebuah lembaga sosial, dan lain-lain.
Tujuan dari metode ini adalah untuk memberikan gambaran secara jelas
terhadap suatu latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas atau unik dari suatu
kasus, ataupun suatu kasus dari individu dan selanjutnya dari sifat-sifat khas tadi akan
dijadikan suatu hal yang memiliki sifat umum.
5
Pada awalnya studi kasus digunakan untuk penelitian obat-obatan yang
bertujuan untuk diagnosis, hingga akhirnya meluas kedalam bidang-bidang lain.
Untuk hasil dari studi kasus merupakan suatu generalisasi dari suatu pola-pola
kasus yang tipikal dari individu, lembaga, kelompok, dan lain-lain. Tergantung pada
tujuannya, ruang lingkup dari studi bisa mencakup segmen atau bagian tertentu bisa
juga mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, kelompok, lembaga, dan
lainnya. Baik penekanan pada faktor-faktor kasus tertentu, atau mencakup
keseluruhan faktor-faktor dan fenomena-fenomena.
Pada metode studi kasus terdapat kelemahan yaitu, anggota sampelnya terlalu
kecil, sehingga sulit untuk digunakan kesimpulan terhadap suatu penelitian.
Kelemahan lain pada metode ini adalah metode ini sangat dipengaruhi oleh
pandangan subjektif dalam pemilihan kasus, karena adanya sifat khas yang bisa saja
terlalu dibesar-besarkan.
Kelebihan metode ini adalah sebagai suatu studi guna mendukung penelitian-
penelitian yang lebih besar di kemudian hari nanti, studi kasus dapat memberikan
anggapan-anggapan bagi penelitian lanjutan. Studi kasus dapat digunakan sebagai
contoh ilustrasi, baik dalam perumusan masalah maupun penggunaan statistik dalam
menganalisa data serta cara-cara perumusan generalisasi dan kesimpulan.
2. Metode Survei
Metode penelitian ini adalah suatu metode yang dilakukan untuk mendapatkan
bukti-bukti dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
nyata, baik tentang lembaga ekonomi, sosial, atau politik dari suatu daerah atau suatu
kelompok.
6
Pada metode ini membahas dan meneliti serta mengenal lebih mendalam
tentang sebuah masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik
yang sedang berlangsung.
7
Pada metode ini gerak-gerak utama dalam pekerjaan diamati, dicatat,
digambarkan, serta diamati. Sehingga suatu kesimpulan tentang gerak-gerak
diperlukan untuk mengetahui kinerja yang menghambat pekerjaan, dan juga dapat
memberikan masukan-masukan untuk efisiensi kerja.
5. Penelitian Perpustakaan
6. Penelitian Komparatif
1) Sehubungan dengan adanya teknik yang lebih modern, serta alat statistik yang
lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan prediksi terhadap
perbandingan hubungan sebab dan akibat secara lebih efektif.
2) Metode ini dapat menggantikan metode eksperimental karena alasan yakni jika
sulit diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau
diselidiki hubungan sebab akibatnya, jika teknik untuk mengadakan variabel
kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak
memungkinkan adanya interaksi secara normal, dan penggunaan laboratorium
8
untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendali teknik, maupun etika
dan moral.
3) Ada kemungkinan dua atau lebih unsur memperlihatkan adanya hubungan, tetapi
belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.
Metode ini adalah suatu penelitian secara deskriptif yang dilakukan secara
terus-menerus terhadap suatu objek penelitian tertentu. Oleh sebab itu, sering juga
dijadikan dalam hal meneliti masalah-masalah atau masalah sosial. Pemahaman yang
lebih mendalam dan menyeluruh dari masalah serta fenomena dan ketentuan sosial
yang diteliti dalam waktu yang lama.
Penelitian ini bertujuan menjangkau informasi secara fakta yang jelas secara
sambung. Apabila perhatian dipusatkan pada perubahan perilaku atau pemikiran,
maka teknik dalam penelitian dinamakan teknik panel.
9
2.1.5 Langkah-Langkah Pembuatan Metode Deskriptif
Langkah untuk melakukan metode penelitian deskriptif singkatnya ada 8
macam antara lain :
1. Metode penelitian deskriptif dapat memberi pengamatan dalam setting sosial yang
alami dan apa adanya.
2. Metode penelitian deskriptif dapat menganalisis isu atau topik yang sulit atau
tidak bisa diukur secara numerik.
3. Metode penelitian deskriptif memiliki potensi untuk mengkombinasikan
penelitian kualitatif dan kuantitatif.
10
1. Metode penelitian deskriptif rawan terhadap bias karena kental nuansa
opini subjektif.
2. Metode penelitian deskriptif tidak bisa signifikan pada temuan penelitian
secara statistik.
3. Metode penelitian deskriptif sulit diverifikasi ulang karena sifatnya
yang observasional dan kontekstual.
Jadi, penelitian survei dapat diartikan penelitian yang mengkaji populasi yang
besar dengan menggunakan metode sampel yang memiliki tujuan untuk mengetahui
11
perilaku, karakteristik, dan membuat deskripsi serta generalisasi yang ada dalam
populasi tersebut.
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995:4) maksud dan tujuan dari metode
survei yaitu:
4. Evaluasi : yang menjadi pokok pertanyaan sampai seberapa jauh tujuan yang
digariskan pada awal progam tercapai atau mempunyai tanda-tanda akan tercapai.
12
Yaitu survei dapat dilakukan dengan tujuan semata-mata untuk memberikan
gambaran tentang sesuatu. Survei deskriptif berkaitan dengan situasi yang
memerlukan teknik pengumpulan data tertentu seperti wawancara, angket, atau
observasi. Apabila survei deskriptif ini menggunakan teknik statistik, maka
statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif maksudnya hanya
menggambarkan keadaan data apa adanya melalui parameter-parameter seperti
mean, median, modus, distribusi frekuensi dan ukuran statistik lainnya.
Data dalam survei analitik biasanya merupakan data kuantitatif yaitu berupa
angka, dengan maksud untuk menarik kesimpulan dan menafsirkan data atau
pengujian hipotesis. Statistik yang digunakan adalah statistik inferensial, yaitu
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan
digeneralisasikan / diinferensialkan kepada populasi dimana sampel diambil.
3. Survei Tracking / Trend, dilakukan pada populasi yang sama namun dengan
sampel berbeda untuk mengetahui kecenderungan suatu fenomena dari waktu ke
waktu berdasarkan yang lagi trend pada saat itu.
4. Survei Panel, dilakukan terhadap sampel yang sama untuk memahami suatu
fenomena dari waktu ke waktu.
13
2.2.4 Metode Pengumpulan Data Survei
Macam-macam teknik pengumpulan data menurut Jogiyanto (dalam Islamy :
2019):
1. Mail Survei
Merupakan salah satu metode pengumpulan data yang cukup praktis karena
peneliti hanya perlu mengirimkan kuesioner kepada responden melalui email.
Kelebihan dari teknik ini adalah cepat dan nyaman; mengurangi kemungkinan
interviwer bias; baik untuk menangani topik-topik pribadi / sensitif. Sedangkan
kekurangannya adalah kuesioner harus benar-benar jelas; respon bias
(representativitas sampel terancam karena tidak semua responden menyelesaikan
survei, sebagian besar disebabkan response rate rendah).
2. Personal Interviews
3. Telepone Interviews
4. Internet Interviews
Biasana kuesiner berbentuk link yang mampu diakses oleh siapa saja, sebagai
contoh seperti google forms, typeform.com, monkey survei, Zoho survei, dll.
14
1. Analisis Deskriptif
Analisi deskriptif dari hasil survei sering dilaporkan dalam bentuk tabulasi
frekuensi dan prosentase. Statistik deskriptif ini adalah angka yang mengikhtisarkan
data. Disamping penggunaan frekuensi dan prosentase, hasil survei juga sering
dilaporkan dalam bentuk rata-rata (mean) dan ukuran tendensi sentral (modus,
median, standar deviasi).
2. Analisis Korelasional
Tipe ketiga analisis data yang mungkin dapat dilakukan dalam penelitian
survei adalah analisis terhadap presisi (akurasi) hasil-hasil penelitian yang diambil
dari sampel. Presisi berarti akurasi sejauh mana hasil-hasil dari penelitian terhadap
sampel mempresentasikan populasinya.
15
harus memahami jenis/ desain yang akan digunakan dalam penelitian tersebut dan
membuat hipotesa serta menggali kepustakaan.
Memilih teknik dan metode yang akan digunakan untuk mengambil sampel
yang didasarkan pada keadaan dan kebutuhan data penelitian. Adanya keterbatasan
waktu, biaya, dan tenaga untuk meneliti suatu populasi menyebabkan perlunya
dilakukan penentuan sampel.
Dalam hal ini, populasi adalah semua individu / unit-unit yang menjadi target
penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih mengikuti
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Dalam penelitian survei, data bisa diperoleh dengan berbagai cara / teknik
pengumpulan data, yaitu: kuesioner langsung, wawancara tatap muka, wawancara via
telepon, pengisian kuesioner via komputer, wawancara online (chatting, polling dsb).
Pertanyaan survei yang baik dapat menjaring informasi yang lebih tepat artinya
pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang jelas, padat, ringkas dan spesifik
dengan kata lain hindari pertanyaan yang membingungkan untuk dijawab.
Dalam hal ini peneliti terjun langsung ke lapangan dalam sebuah penelitian.
Namun sebelum itu biasanya melakukan pre-tes terlebih dahulu. Dengan dilalukannya
pre-test atau tes pendahuluan sebelum penelitian diharapkan dapat mengetahui apakah
ada beberapa pertanyaan yang perlu dihilangkan atau ditambah, apakah ada
pertanyaan yang sulit dipahami responden, apakah susunan pertanyaan ada yang perlu
diubah, dan dapat mendeteksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengisi satu
kuesioner. Dalam tahapan pre-test, seringkali dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas untuk mengetahui kemantapan dan keshahihan instrumen penelitian.
16
6. Pengolahan data.
Setelah seluruh data yang dikumpulkan dari angket atau kuesioner, maka
peneliti kemudian memasukkan data-data tersebut dengan menggunakan software
yang ada, misalnya program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) atau
yang lebih sederhana dengan program Excell dari Microsoft Office. Dalam
memasukkan data, peneliti harus cermat dan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam
memngentri data. Jika perlu setelah semua data dimasukan dalam program dicek
kembali dari data mentah yang diperoleh.
2. Survei dapat digunakan untuk mengetahui opini, sikap, atau persepsi subjek.
3. Survei dapat juga dipakai untuk menilai informasi faktual atau nyata.
4. Survei juga sering dilakukan secara anonim, agar subjek atau sampel dalam
jumlah besar itu merasa lebih bebas dalam memberikan tanggapan dengan jujur,
dan tanpa tekanan dari siapapun atau pihak manapun.
17
1. Sulit mengkondisikan subjek atau mengatur waktu yang tepat untuk mengisi dan
mengembalikan survei.
2. Bila hasil yang mengembalikan kurang dari 50%, maka hasil perolehan tidak
dapat diterima dan peneliti harus melakukan sesuatu untuk menanggulangi
masalah tersebut.
3. Penelitian survei dapat menjangkau populasi dalam jumlah banyak dan luas tetapi
tidak dapat digunakan untuk mendalami kasus-kasus atau masalah-masalah secara
lebih dalam.
4. Pada kedalaman analisis, jika peneliti kurang cermat dalam proses analasis data
yang diperoleh maka hasil yang diperoleh juga tidak valid atau diragukan.
Semakin dalam seorang peneliti memahami dalam proses analisis data maka
semakin tidak mungkin terjadinya bias.
18
facto adalah penelitian di mana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti
memulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Adapun menurut
Dantes dalam e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,
menyatakan bahwa peneltiian Ex post facto merupakan pada subjek penelitian untuk
meneliti yang telah dimiliki oleh subjek penelitian secara wajar tanpa adanya usaha
sengaja untuk memberikan perlakuan untuk memunculkan variabel yang ingin diteliti.
- Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan penelitian tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen;
- Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)
nyata; dan
- Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
19
2. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk
menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
5. Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan
tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika
x maka y. Perbedaan antara penelitian eksperimen dan ex post facto adalah tidak
ada kontrol langsung variabel bebas dalam penelitian ex post facto.
6. Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen
tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
- Jika kontrol semua variabel tidak realistik dan artificial, maksudnya kesulitan
mencegah interaksi yang normal dengan variabel lain yang mempengaruhi.
- Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis, baik dari
segi biaya maupun etika
20
Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasikan
tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar
variabel independen dan dependen.
3. Pengelompokan Data
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama kelompok yang
diplih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian. Selanjutnya
Peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau
berbeda tingkatannya.
4. Pengumpulan Data
Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang berhubungan dengan
variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang dimungkinkan
munculnya hipotesis tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki fenomena yang
sudah terjadi, sering kali data yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti
tinggal memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen seperti les,
angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpul data bagi peneliti.
5. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan, serupa dengan yang digunakan dalam
penelitian diferensial maupun eksperimen. Di mana perbandingan nilai 7 variabel
dependen dilakukan antar kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi
konsen. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik analaisi uji-T, independen atau
ANAVA, tergantung dari jumlah kelompok dari faktor tersebut. Apapun teknik
analisis statistik inferensial yang digunakan, biasanya analisis tersebut diawali
dengan perhitungan nilai rata-rata atau mean dan stansar deviasi untuk mengetahui
antar kelompok secara deskripitif.
6. Penafsiran Hasil
Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-hati.
Kualitas hubungan antar variabel independen dan dependen sangat tergantung
pada kemampuan peneliti untuk memilih kelompok perbandingan yang homogen
dan keyakinan bahwa munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah
1. Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan dengan penelitian eksperimen.
21
2. Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di
bawah kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa
fenomena terjadi.
3. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post facto lebih
bertahan.Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan dengan penelitian
eksperimen.
22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan beberapa penjelasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa
Metode penelitian deskriptif adalah satu metodologi penelitian proses pengumpulan datanya
memungkinkan peneliti untuk menghasilkan deskripsi tentang suatu fenomena sosial yang
diteliti. Dengan menggunakan metode penelitian ini, peneliti dapat mengidentifikasi
mengapa, apa dan bagaimana fenomena sosial terjadi. Penelitian survei adalah penelitian
yang sumber data dan informasi utamanya diperoleh dari responden sebagai sampel
penelitian dengan menggunakan kuesioner / angket atau wawancara sebagai instrumen
pengumpulan data. Pada umumnya, sampel yang digunakan sebagai unit analisis adalah
individu. Dalam pengambilan sampel minimal adalah 10% dari jumlah total populasi yang
ada. Sedangkan penelitian ex post facto bertujuan menemukan penyebab yang
memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu
peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau
hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi.
3.2 Saran
Dengan adanya kekurangan dalam menuliskan makalah penelitian ini, kepada peneliti
lain diharapkan dapat melakukan penelitian lainnya dan sejenisnya dengab lebih lanjut dan
mendalam, menggunakan perencanaan dan pedoman penelitian yang lebih detail dan
kompleks, dan dengan menggunakan sampel yang lebih banyak sehingga dari penelitian
tersebut dapat ditemukan hasil yang lebih optimal lagi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Hajar Ibnu, S. 1999. Dasar-dasar Metode-logi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Raja
Grafindo Prasa-da, Jakarta.
Nasir, A. dkk. 2011. Buku Ajar: Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Yulia
Medika.
Adiyanta, Susila. 2019. Hukum dan Studi Penelitian Empiris: Penggunaan Metode Survei
sebagai Instrumen Penelitian. Adminitrative Law & Governance Journal Volume 2 Issue 4.
Amin, Nurul Zakki. 2011. Konsep Dasar Penelitian Survei. Universitas Negeri Semarang
Islamy, Izzul. 2019. Penelitian Survei dalam Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Inggris.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Nofianti, Leny dan Qomariah. 2017. Ringkasan Buku Meetode Penelitian Survei. Pekanbaru
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka
LP3ES
24
CONTOH PENELITIAN DESKRITIF
Sumber Referensi :
Suryanto, dkk. 2015. Strategi Cooperative Learning Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS
Di Kelas IX MTs Negeri Ketapang [Artikel Penelitian]. Pontianak. Universitas Tanjungpura.
25
CONTOH PENELITIAN SURVEI
Contoh Penelitian Survei adalah karya Wardani & Suwartono (2019) yang berjudul
“Javanese Language Interference in The Pronunciation of English Phonemes”. Tujuan dari
penelitian tersebut adalah untuk menyelidiki kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang berasal dari Jawa dalam pelafalan fenom
Bahasa Inggris dan untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang menyebabkan mereka sulit
dalam pelafalan tersebut. Peneliti menggunakan metode penelitian survei dengan populasi
yang diteliti adalah mahasiswa semester 6 dan semester 8 yang telah menempuh mata kuliah
Pronunciatian dan Phonetics. Yang mana populasi tersebut memiliki latar belakang bahasa
jawa dalam kehidupan sehari-hari mereka. Peneliti mengambil sample 25% dari total
populasi yang ada dengan memyeleksinya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
pronunciation test dalam bentuk audio recording dan interview.
Hasil dari penelitian tersebut adalah peneliti menemukan bahwa mahasiswa bahasa
inggris yang berasal dari Jawa mengalami kesulitan 13 bunyi konsonan dalam pelafalan dan
17 bunyi vocal, sedangkan 14 bunyi lainnya bisa dengan jelas diucapkan/ pelafalannya lancar
tidak bermasalah. Ada 4 faktor penghalang yang mempengaruhi mahasiswa bahasa Inggris
dari Jawa dalam pelafalan, diantaranya yaitu umur, bahasa pertama, paparan/ dampak sekitar,
dan motivasi.
Dari contoh penelitian tersebut diatas, maka dengan jelas dapat kita pahami bahwa
penelitian tersebut termasuk jenis penelitian survei karena mengambil sampel dengan jumlah
yang banyak yaitu 25% dari total populasi. Pengambilan sample tersebut termasuk jenis non
probability sampling karena untuk tujuan tertentu. Dan dalam pengumpulan datanya, peneliti
menggunakan test dan interview. Data yang diperoleh berupa quantitatif berasal dari tes dan
qualitatif dari hasil interview.
Sumber Referensi:
Islamy, I. 2019. Penelitian Survei dalam Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Inggris.
Purwokerto. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
https://www.researchgate.net/publication/335223420_Penelitian_Survei_dalam_Pembelajara
n_Pengajaran_Bahasa_Inggris (diakses pada 21 Februari 2021)
26
CONTOH PENELITIAN EX POST FACTO
Contoh penelitian ex post facto yakni artikel yang berjudul “Pengaruh Kemandirian
dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika” yang ditulis oleh Sulis
Priyanto, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS. Tujuan penelitian
ini untuk menganalisis dan menguji (1) pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi
belajar matematika, (2) pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika, (3) ada
tidaknya pengaruh bersama antara kemandirian dan gaya belajar siswa terhadap prestasi
belajar matematika. Penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sambi tahun ajaran 2012/2013. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII F, berjumlah 30 siswa yang diambil secara cluster
random sampling yaitu dipilih satu kelas secara acak. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode angket untuk data kemandirian dan gaya belajar siswa dan metode
dokumentasi untuk data prestasi belajar matematika siswa. Teknik analisis data menggunakan
analisis regresi ganda.
Hasil penelitian ini adalah: (i) Terdapat pengaruh yang signifikan kemandirian belajar
terhadap prestasi belajar matematika siswa (tobs= 2,891 > 2,052 =ttabel pada taraf
signifikansi 5%), (ii) Terdapat pengaruh yang signifikan gaya belajar terhadap prestasi belajar
matematika siswa (tobs= 2,342 > 2,052 =ttabel pada taraf sinifikansi 5%), (iii) Terdapat
pengaruh bersama antara kemandirian dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika siswa (Fobs= 27,534 > 3,35 =Ftabel, pada taraf signifikansi 5%).
Sumber Referensi:
Priyanto, S. 2013. Pengaruh Kemandirian dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Matematika [Skripsi]. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
27