Anda di halaman 1dari 8

ASBAB AN-NUZUL AL-QUR’AN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : Mualimin, M.Sos

Disusun oleh

Nor Winda Lestari


NIM. 2012140129

Dinda Ratri Dyah Palupi


NIM. 2012140072

Rahmad
NIM. 2012140101

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI ULUMUL QUR’AN
KELAS A
2020 M/1442 H
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia yang
diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW.
Pengembagan studi keislaman yang berkaitan dengan al-Qur’an dapat
ditempuh di antaranya dengan pendekatan sosio-historis. Aplikasi
pendekatan tersebut memungkinkan penemuan nilai-nilai dan makna
substansial dalam al-Qur’an. Ayat-ayat al-Qur’an dapat dikategorikan
menjadi dua kelompok menurut sebab turunnya ayat. Pertama, ayat yang
turun dengan adanya sebab; kedua, ayat yang turun tanpa sebab atau
peristiwa yang melatarbelakanginya, seperti ayat-ayat yang menceritakan
umat terdahulu, berita-berita alam ghaib, gambaran alam barzakh, persaksian
alam kebagkitan, keadaan hari kiamat dan sebagainya

Pada masa Rasulullah, banyak peristiwa terjadi yang belum diketahui


hukumnya me nurut islam. Beberapa sahabat juga sering bertanya kepada
Rasulullah tentang sesuatu yang belum mereka pahami. Kemudian mereka
bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu.
Maka al-Qur’an turun untuk menjelaskan atau menunjukkan hukum atas
peristiwa atau pertanyaan yang muncul tersebut. Jawaban dari al-Qur’an
merupakan pedoman hidup bagi umat manusia. Itulah yang kemudian disebut
dengan Asbabun Nuzul, yaitu sebab-sebab turunya ayat-ayat al-Qur’an.
Untuk lebih mengetahui atau memahami maksud al-Qur’an secara utuh maka
lebih utama jika mengetahui tentang Asbabun Nuzul. Pengenmbangan studi
keislaaman yang berkaitan dengan al-Qur’an dapat ditempuh diantaranya
dengan pendekatan Sosio-historis.

Pendekatan ini memungkinkan penemuan nilai-nilai dan makna


substansial dalam al-Qur’an yang terangkum dalam Asbabun Nuzul, yakni
sesuatu yang disebabkan olehnya diturunkan suatu ayat atau beberapa ayat
yang mengandung peristiwa, atau menerangkan hukumnya pada saat
terjadinya peristiwa itu. Karena kita bisa salah menangkap pesan-pesan Al-
Qur’an secara utuh, jika hanya memahami dari bahasanya saja secara tekstual
tanpa memahami konteks Sosio-historisnya.

2. Rumusan Masalah

a. Apa definsi dari Asbab An-Nuzul


b. Apa yang dimaksud dengan Asbab An-Nuzul Mikro dan Makro?
c. Bagaimana urgensi mengetahui Asbab An-Nuzul?

A. Pembahasan

1. Definisi Asbab An-Nuzul

Asbabun Nuzul merupakan bentuk Idhafah dari


kata “asbab” dan “nuzul”.

Secara etimologi Asbabun Nuzul adalah Sebab-sebab yang melatar


belakangi terjadinya sesuatu. Meskipun segala fenomena yang melatar
belakangi terjadinya sesuatu bisa disebut Asbabun Nuzul, namaun dalam
pemakaiannya, ungkapan Asbabun Nuzul khusus dipergunakan untuk
menyatakan sebab-sebab yang melatar belakangi turunya al-qur’an, seperti
halnya asbab al-wurud yang secara khusus digunakan bagi sebab-sebab
terjadinya hadist.

Sedangkan secara terminology atau istilah Asbabun Nuzul dapat


diartikan sebagai sebab-sebab yang mengiringi diturunkannya ayat-ayat Al-
Quran kepada Nabi Muhammad SAW karena ada suatu peristiwa yang
membutuhkan penjelasan atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban.

Dalam uraian yang lebih rinci Az-Zarqani mengemukakan urgensi sebab


An-Nuzul dalam memahami Al-qur’an sebagai berikut :
1. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam
menangkap pesan ayat-ayat Al-Qur’an.

2. Mengatasi keraguan ayat yang diduga memiliki keraguan umum.

3. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an.

4. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur’an turun.

5. Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta untuk


memantapkan wahyu ke dalam hati orang yang mendengarnya.

6. Penegasan bahwa Al-Qur’an benar-benar dari Allah SWT, bukan buatan


manusia.

7. Penegasan bahwa Allah benar-benar memberi pengertian penuh pada


Rasulullah dalam menjalankan misi risalahnya.

8. Mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang terkandung dalam Al-


Qur’an.

9. Seseorang dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus atau


umum dan dalam keadaan bagaimana ayat aitu harus diterapkan.

10. Mengetahui secara jelas hikmah disyariatkannya suatu hukum.

2. Asbab An-nuzul Mikro dan Makro

Berdasarkan paparan di atas, tampak bahwa sebagian di antara ayat-ayat


al-Qur’an ada yang turun dengan didahului oleh satu peristiwa/satu
pertanyaan tertentu, tetapi tidak sedikit juga di antara ayat-ayat al-Qur’an
yang turunnya sama sekali tidak didahului oleh adanya peristiwa/pertanyaan
khusus, misalnya ayat-ayat yang bercerita tentang umat-umat dan kejadian
masa lalu, cerita tentang hal-hal gaib yang akan terjadi, dan gambaran
mengenai keadaan hari Kiamat. Dari sini kemudian dapat diklasifikasi
asbabun nuzul ke dalam dua klasifikasi, yaitu; mikro (asbab an-nuzul al-
khashshah) dan makro (asbab an-nuzul al-‘ammah).
Sebab turunnya ayat mikro (asbab an-nuzul al-khashshah) adalah sebab-
sebab khusus yang mendahului turunnya suatu ayat, atau dengan kata lain,
ayat yang turunnya didahului oleh sebab yang khusus itu memiliki riwayat
sharih dan sahih untuk menjelaskan sebab mengapa suatu ayat turun.
Sedangkan, sebab turunnya ayat makro (asbab an-nuzul al-‘ammah) adalah
sebab-sebab umum yang menyertai turunnya suatu ayat. Sebab-sebab
umum, dalam hal ini maksudnya adalah situasi dan kondisi dalam lingkup
yang lebih luas, baik berkenaan dengan setting sosial, geografis, politik,
budaya, dan lain-lain yang melingkupi turunnya suatu ayat.
Dengan adanya klasifikasi sebab-sebab turunnya ayat mikro dan makro
ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada lagi ayat yang tidak memiliki
asbabun nuzul, melainkan yang ada hanyalah ayat yang tidak memiliki
asbabun nuzul mikro.
Selanjutnya, jika asbabun nuzul mikro cara mengetahuinya lewat
periwayatan-periwayatan, maka untuk asbabun nuzul makrp cara
mengetahuinya adalah dengan rekonstruksi sejarah yang melingkupi
turunnya al-Qur’an.

3. Urgensi Mengetahui Asbab An-Nuzul


Al-Qur’an merupakan formulasi kalamullah dalam bentuk tulisan yang
diorientasikan bagi kemaslahatan manusia. Dalam hal ini manusia dijadikan
objek yang harus menerima teks secara deduktif (doktrinal), hal mana
berlaku dalam setiap teks-reks skriptual. Konsekuensinya, ketika al-Qur’an
telah menjadi mushaf, manusia harus memposisikannya sebagai objek
penafsiran demi efektivitas dan pengejawantahan aksiologi al-Qur’an dalam
kehidupan.
Salah satu metode yang dipandang komprehensif untuk
menginterpretasikan bahasa kitab suci adalah hermeneutika. Tugas yang
dilaksanakan oleh hermeneutika kaitannya dengan studi al-Qur’an adalah,
pertama menjembatani jarak antara penulis dan pembaca, yang keduanya
dihubungkan oleh teks. Pembaca diharapkan mampu mengadakan dialog
imajinatif dengan penulis walaupun keduanya berada dalam ruang dan
waktu berbeda. Kedua, menawarkan analisis yang bersifat psiko-historis-
sosiologis agar teks hadir di tengah masyarakat lalu dipahami dan
ditafsirkan berdasarkan realitas sosialnya.
Dengan metode seperti ini, diharapkan akan terjadi pengefektivan proses
dialektis antara teks al-Qur’an dengan sosio-kultural yang menyertainya, di
satu sisi, dan antara teks al-Qur’an dengan sosio-kultural penafsirnya.
Gambaran sederhananya adalah setelah makna tekstual al-Qur’an diketahui,
maka teks itu dikembalikan ke zamannya ketika diturunkan sesuai dengan
kondisi ruang dan waktu saat itu. Di sinilah letak urgensi asbabun nuzul,
baik mikro maupun makro. Selanjutnya, formulasi makna yang diperoleh
kemudian diturunkan dan didialektikkan dengan psiko-sosio-kultural
penafsir bersangkutan, tentunya dengan standar pertimbangan tertentu
seperti al-mashlahat al-‘ammah, sehingga al-Qur’an akan selalu mampu
berdialektika dengan sekelilingnya di segala zaman dan waktu.
Di samping itu, ada juga beberapa urgensi asbabun nuzul lainnya,
sebagaimana yang dikemukakan para ulama, yaitu; pertama, seseorang
dapat mengetahui hikmah di balik syari’at yang
diturunkan, kedua, seseorang dapat mengetahui pelaku atau orang yang
terlibat dalam peristiwa yang mendahului turunnya al-Qur’an, dan ketiga,
seseorang dapat menentukan apakah suatu ayat mengandung pesan khusus
atau umum dan dalam keadaan bagaimana ayat itu mesti diterapkan, dan
lain-lain.
Sebagai tambahan, Az-Zarqani mengemukakan urgensi Asbab an-
Nuzuldalam memahami al-Quran , sebagai berikut:

1. Membantu dalam memahami sekaligus mengatasi ketidakpastian dalam


menangkap pesan ayat-ayat al-Quran.Diantaranya dalam surat al-
baqoroh ayat 115

ْ ُ‫َولل ِه ْال َم ْش ِرق‬


‫وال َم ْغ ِربُفَأ َ ْينَ َمات ُ َولُّ ْوافَثَ َّم َوجْ ُهالل ِهإِنَّالل َه َواسِ عٌعَ ِليْم‬

Artinya:
“ Dan kepunyaan Allah lah Timur dan Barat; maka ke mana juga pun kamu
menghadap, disanapun ada wajah Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha
Luas lagi Maha Mengetahui.”

bahwa timur dan barat merupakan kepunyaan Allah. Dalam kasus sholat,
dengan melihat zahir ayat diatas sesorang boleh menghadap kearah mana
saja sesuai dengan kehendak hatinya. Ia seakan-akan tidak menghadap
kiblat ketika sholat. Akan tetapi ketika melihat asbab an-nuzul-nya, tahapan
bahwa interpretasi tersebut keliru. Sebab, ayat diatas berkaitan dengan
sesorang yang sedang berada dalam perjalanan dan melakukan sholat diatas
kendaraan, atau berkaitan dengan orang yang berjihad dalam menentukan
arah kiblat.

2. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum.

3. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam ayat Al-Quran, bagi


ulama yang berpendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah sebab yang
bersifat khusus (khusus As-sahab) dan bukan lafadz yang bersifat umum
(umum al-lafadz).

4. Apabila lafal yang diturunkan itu lafal yang umum dan terdapat dalil atas
pengkhususannya, maka pengetahuan mengenai asbabun nuzul membatasi
pengkhususan itu hanya terhadap yang selain sebab. Dan bentuk sebab ini
tidak dapat dikeluarkan (dari cakupan lafal yang umum itu), karena
masuknya bentuk sebab ke dalam lafal umum itu bersifat qat’i (pasti). Maka
ia tidak boleh dikeluarkan melalui ijtihad, karena ijtihad itu bersifat zanni
(dugaan). Pendapat ini dijadikan pegangan oleh ulama umumnya.

5. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan ayat tersebut turun.

6. Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat Al-Quran, serta


untuk memantapkan wahyu kedalam hati orang yang mendengarkan. Sebab,
hubungan sebab-akibat (musabbab), hukum, peristiwa, dan pelaku, masa
dan tempat merupakan satu jalinan yang bias mengikat hati.
B. Penutup
Dengan disusunnya makalah Ulumul Qur’an tentang Asbabun Nuzul ini,
penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian Ulumul Qur’an, untuk
mengetahui lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang pembahasan
Asbabun Nuzul, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari
berbagai pengarang, karena penulisanya membahas garis besarnya saja tentang
ulumul quran dan hanya membahas lebih dalam tentang asbabun nuzul.

Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna, sehingga keritik dan saran yang membangun untuk penulisan
makalah-makalah selanjutnya sangat diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai