Anda di halaman 1dari 15

Nama : Birman Aprilius

NIM : 105180248
Lokal : IP 4J
Mata Kuliah : STATISTIK
UAS

1. Penyusunan angket yang baik perlu memperhatikan beberapa faktor berikut:


a. Populasi dan sampel
b. Tingkat sosial dan ekonomi, latar belakang pendidikan dan lain-lain individu dan
kelompok sasaran yang hendak diteliti
c. Kejelasan fakta apa saja yang diperlukan untuk mempelajari masalah yang akan diteliti
d. Tingkat jangkauan untuk memperoleh fakta dan data
e. Bagaimana caranya angket diadministrasikan
f. Macam-macam alternative atau model jawaban responden yang akan digunakan dalam
penelitian
g. Berapa lama waktu pembuatan angket
h. Bagaimana kontrol atau kendali agar responden memberikan jawaban terhadap angket
yang dibuat
i. Dalam menyusun pernyataan atau pertanyaan peneliti menggunakan pernyataan atau
pertanyaan yang mudah dipahami responden, singkat, padat, dan sederhana. Hal ini
harus diperhatikan antara lain: Panjang pendeknya angket, Isi angket, Kerahasiaan
jawaban dan Faktor lain yang terkait.

1. Menyusun Kisi-Kisi Angket

Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai dengan
penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi angket. Kisi-kisi angket
tersebut selanjutnya dijadikan pedoman menyusun butir-butir pertanyaan sebagai
instrumen penelitian
b. Pembuatan Butir Soal

Item atau butir soal angket dibuat berdasarkan kisi-kisi angket yang telah disusun
sebelumnya. Langkah-langkah pembuatan angket sebagai berikut:
1) Membuat surat pengantar yang berfungsi mengantar angket yang dikirimkepada responden
sehingga mereka tahu siapa pengirim angket tersebutdan tujuan angket
2)Membuat pedoman atau petunjuk pengisian angket
3) Membuat item pertanyaan yang akan diberikan dan sekaligus disertaialternatif
jawabannya

4)Membuat skoring atau penilaian angket.

Jika penilaian angket dalam penelitian menggunakan skala Likert yang dimodifikasi dengan soal
disertai empat pilihan tindakan yang memiliki kemungkinan jawaban sebagai berikut:

1) Pertanyaan positif (+) skornya adalah:


Selalu = 4
Sering = 3
Jarang = 2
Tidak Pernah = 1.

2) Pertanyaan negatif (-) skornya adalah:

Selalu = 1

Sering = 2

Jarang = 3

Tidak Pernah = 4

Angket penelitian yang bisa dibuat berdasarkan kisi-kisi angket. Misalnya untuk terdiri dari 25
butir soal untuk variabel tingkat keterpaan skor ukur pertama dan 32 soal untuk variabel tingkat
keterpaan skor kedua dalam mengukur capaian terhadap sesuatu

2. PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif- induktif.Pendekatan ini
berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupunpemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadipermasalahan-permasalahan beserta
pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam
bentuk dukungan data empiris dilapangan.Format Proposal Penelitian Kuantitatif
1. Latar Belakang Masalah

Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dankenyataan, baik
kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yangmelatarbelakangi masalah yang diteliti. Di
dalam latar belakang masalah inidipaparkan secara ringkas teori, hasil- hasil penelitian,
kesimpulan seminar dan diskusiilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat
dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti
mendapatlandasan berpijak yang lebih kokoh.
2. Rumusan masalah

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersuratpertanyaan- pertanyaan


yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalahmerupakan pernyataan yang lengkap dan
rinci mengenai ruang

lingkup masalah yangakan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan
masalahhendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk
kalimattanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel- variabel yangditeliti,
jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu,
rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalamarti memungkinkan
dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.Contoh: Apakah terdapat
hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP denganprestasi belajar mereka dalam
matapelajaran Matematika?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isidan rumusan
tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.Perbedaannya terletak pada
cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskandengan menggunakan kalimat tanya

, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkandalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh:


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan
siswa SMP dengan prestasibelajar mereka dalam matapelajaran Matematika.

4. Hipotesis Penelitian (jika ada)

Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitiankluantitatif


yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis.Oleh karena itu
subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, ataudisertasi hasil penelitian
kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukansetelahpeneliti melakukan kajian
pustaka, karena hipotesis penelitian adalahrangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis
yang diperoleh dari kajian
pustaka.Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secarateoretis
dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namunsecara teknis, hipotesis
penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agarhubungan antara masalah yang
diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar
belakang masalah sudah harus adapaparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya
yang ringkas. Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya,
dalamrumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaanantarvariabel,
melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu.Contoh: Ada hubungan
positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasibelajar mereka dalam matapelajaran
Matematika.

Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkatkecerdasannya tinggi
memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaranMatematika dibandingkan
dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusanhipotesis yang baik hendaknya: (a)
menyatakan pertautan antara dua variabel ataulebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat
pertanyaan, (c) dirumuskan secarasingkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.

5. Kegunaan Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnyapenelitian terutama bagipengembangan


ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan katalain, uraian dalam subbab
kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalahyang diteliti. Dari uraian dalam bagian
ini diharapkan dapat disimpulkan bahwapenelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak
untuk dilakukan.

6. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)

Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yangdijadikan pijakan
berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya,peneliti mengajukan asumsi
bahwa sikap seseorang dapat diukur denganmenggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak
perlu membuktikan kebenaran halyang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan
hasil pengukuran sikap yang diperolehnya.
Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsisubstantif berhubungan dengan
permasalahan penelitian, sedangkan asumsimetodologis berkenaan dengan metodologi
penelitian.

7. Ruang

Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah
variabel-variabel yangditeliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam
bagian ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-
indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dandisertasi. Namun,
keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapitemuan penelitian sesuai
dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak
bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yangsering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama,
keterbatasan ruang lingkup kajian yangterpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural,
teknik penelitian, ataupun karenafaktor logistik. Kedua, keterbatasanpenelitian berupa kendala
yang bersumber dariadat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti
untuk mencari data yang diinginkan.

8. Definisi Istilah atau Definisi Operasional

Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akantimbul perbedaan
pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasanistilah tidak diberikan. Istilah yang
perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yangberhubungan dengan konsep-konsep pokok
yang terdapat didalam skripsi, tesis, ataudisertasi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung
konsep pokok adalah jika istilahtersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel
penelitian. Definisiistilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya.
Definisiistilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti. Definisi istilah
dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti.Definisi operasional adalah
definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yangdidefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak
langsung definisi operasional itu akanmenunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau
mengacu pada bagaimana mengukur suatui variabel. Contoh
definisi operasional dari variabel “prestasiaritmatika” adalah kompetensi dalam bidang
aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan
desimal. Penyusunan definisioperasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau
konstruk yang diselidikiakan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi
operasionalmemungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang
dilakukanoleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

9. Metode Penelitian

Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup aspek
(1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumenpenelitian, (4) pengumpulan
data, dan (5) analisis data.

a. Rancangan Penelitian

Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perludiberikan untuk
setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental.Rancangan penelitian diartikan sebagai
strategi mengatur latar penelitian agarpeneliti memperoleh data yang valid sesuai
dengankarakteristik variabel dantujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan
penelitian yangdipilih adalah yang paling memungkinkkan peneliti untuk
mengendalikanvariabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-
variabelterikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu
pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental,bahasan dalam subbab
rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenispenelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan
dan sifatnya; apakah penelitianeksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian
historis,korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskanpula
variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antaravariabel-variabel
tersebut.

b. Populasi dan Sampel

Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukanmengambil sampel
sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh
anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilahsubjek penelitian, terutama dalam penelitian
eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian
kualitatif disebut informan atausubjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan
yang akurat tentangkarakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan
carapengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampelyang dipilih
benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaanpopulasinya secara cermat.
Kerepresentatifan sampel merupakan kriteriaterpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya
dengan maksudmenggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya.
Jikakeadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakinbesar
kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahasdalam bagianPopulasi
dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan- batasantentang populasi atau subjek penelitian,
(b) prosedur dan teknik pengambilansampel, serta (c) besarnya sampel.

mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental,bahasan dalam
subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenispenelitian yang dilakukan ditinjau
dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitianeksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau
penelitian historis

,korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskanpula variabel-
variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antaravariabel- variabel tersebut

b. Populasi dan Sampel

Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukanmengambil sampel
sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran
penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilahsubjek
penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber

data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atausubjek
tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat

tentangkarakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan


carapengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampelyang dipilih
benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaanpopulasinya secara cermat.
Kerepresentatifan sampel merupakan kriteriaterpenting dalam pemilihan sampel dalam
kaitannya dengan maksudmenggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap
populasinya. Jikakeadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka
semakinbesar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahasdalam
bagianPopulasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasantentang populasi atau
subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilansampel, serta (c) besarnya sampel.

c. Instrumen penelitian

Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabelyang diteliti.
Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumenpengumpulan data atau
pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalampenelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah
instrumen yang digunakan sesuaidengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi
isinya. Sebuahinstrumen yang baik juag harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis,
terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen.Apabila
instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap adakewajiban untuk
melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen
yangdigunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalahcara
pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butirpertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan
bahan harus disebutkan secara cermatspesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik
bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang
kurangtepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian.Oleh
karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat danBahan.

d. Pengumpulan Data

Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yangdigunakan untuk
mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yangterlibat dalam proses pengumpulan
data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaanpengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain
sebagai pelaksanapengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya
mempersiapkanmereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian,
menemuipejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan,walaupun tidak
dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.

e. Analisis Data

Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistikyang digunakan. Dilihat darimetodenya, ada dua
jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif danstatistik inferensial. Dalam
statistik inferensial terdapat statistik parametrikdanstatistik nonparametrik. Pemilihan jenis
analisis data sangat ditentukan oleh jenisdata yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi
pada tujuan yang hendak dicapaiatau hipotesisyang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok
untuk diperhatikandalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan
kecanggihannya.Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih
dankarenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkandengan
teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara
tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi),sedangkan penerapan statistik
nonparametrik tidak menuntut persyaratantertentu. Di samping penjelasan tentang jenis atau
teknik analisis data yang digunakan,perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik
analisis data
yangdipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan
secarapanjanglebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak seringdigunakan
(kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikansecara lebih rinci. Apabila
dalam analisis ini digunakan computer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for
Windows.

10. Landasan

Teori Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatumasalah haruslah
menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasidalam mengkaji persoalan.
Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapatdiandalkan. Sebelum mengajukan
hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori danhasil-hasil penelitian yang relevan dengan
masalah yang diteliti yang dipaparkandalam Landasan Teori atau Kajian Pustaka. Untuk tesis
dan disertasi, teori yang dikajitidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang
bertentangan dengankerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua hal pokok , yaitu
deskripsiteoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yangantara
lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan Bab I. Untuk dapat memberikan
deskripsi teoritis terhadapvariabel yang diteliti, makadiperlukan adanya kajian teori yang
mendalam. Selanjutnya, argumentasi atashipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk
mengintegrasikan teori yang dipilihsebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai
temuan penelitian yangrelevan. Pembahasan terhadaphasil penelitian tidak dilakukan secara
terpisah dalamsatu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari
berbagaisumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks
,makalah, laporan seminar dandiskusi ilmiah, terbitan- terbitan resmi pemerintah danlembaga-
lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadaptemuan –temuan penelitian
didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada
temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunderdapat dipergunakan sebagai penunjang. Untuk
disertasi, berdasarkan kajian pustakadapatlah diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang
sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin
dapat diberikankepada perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian
akhir kajian pustakadalam tesis dan disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan
tentangpandangan atau kerangka berpikir yang digunakan peneliti
berdasarkan teori-teoriyang dikaji. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua
kriteria,yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsiprelevansi.
Prinsip kemutakhiran pentingkarena ilmu berkembang dengan
cepat.Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan padaperiode
berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat
berargumentasiberdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa
berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukanuntuk
menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

11. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkandalam teks.
Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaantetapi tidak dirujuk dalam
teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya,semua bahan pustaka yang disebutkan
dalam skripsi, tesis, dan disertasi harusdicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan
daftar rujukan. Unsur yangditulis secara berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan
urutan: nama akhir,nama awal, nama tengah , tanpa gelar akademik, 2. tahun penerbitan 3. judul,
termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit.

dari resume diatas, pendapat saya adalah jika kita ingin mengumpulkan data ada baiknya kita
harus teliti lagi , mencari hasil data ,lalu jika sdh benar baru kita kasih contoh yang sesuai
dengan data yg kita cari tadi.

3. Validitas adalah ketepatan alat ukur dalam sebuah tes untuk mengukur sebuah benda sekaligus
dalam melihat dan membuat hipotesis atau dugaan yang terjadi pada objek tes ke depannya.
Reliabilitas adalah hasil konsisten dari sebuah tes secara berulang, sebagai sebuah bukti
ketepatan hasil tes walau tes tersebut diulang-ulang akan menghasilkan hasil sama.

Pembahasan
A. Validitas

Jenis Jenis Validitas

Validitas Tampak

Validitas tampak adalah validitas yang dinilai dari penampilan fisik atau luar sebuah objek.

Contoh: Seseorang mengaku sebagai dokter. Kita melihat orang tersebut mengenakan baju dokter,
maka kita dapat menerima bahwa orang itu adalah dokter.

Validitas Konstruk

Validitas konstruk adalah validitas untuk melihat kebenaran sebuah objek yang dinilai, bukan
objek lain.

Contoh: Seorang guru bahasa Indonesia, banyak menggunakan perumpamaan dengan bahasa
Inggris, sehingga pemfokusan siswa bukan ke bahasa Indonesia tapi bahasa Inggris..

Validitas Kriteria

Validitas kriteria adalah validitas yang terlihat dari hipotesis atau dugaan yang terjadi pada benda
kedepannya.

Contoh : Apabila nilai rapor siswa tinggi, maka dapat diyakininilai UNBK siswa juga akan tinggi
seperti nilai rapor.

Validitas Isi

Validitas isi adalah validitas yang menilai dari segi cakupan tes di segala aspek. Untuk
mengetahui bagaimana hasil dari tes.

Contoh : Gejala virus corona yang utama adalah batuk kering, demam tinggi dan sesak napas.
Jika tidak ada gejala itu maka validitas positif corona rendah.
B. Reliabilitas

Jenis Jenis Reliabiltas

Reliabiltas Tes Berulang Reliabiltas tes berulang adalah reliabilitas yang diukur dari hasil tes
yang dilakuka secara berulang-ulang.

Contoh : Sebuah ulangan harian diberikan kepada siswa. Setelah satu bulan, kemballi diberi
tugas menggunakan soal ulangan tersebut. Apabila skor sama atau meningkat maka
reliabilitasnya tinggi.

Reliabilitas Antar Penilai

Reliabilitas antar penilai adalah reliabilitas yang melihat hasil dari pengamatan dua pengamat
berbeda. Sebab, pengamat satu dan pengamat lain pasti memiliki kriteria sendiri dalam menilai
sebuah tes.

Contoh : Terdapat dua orang hakim yang akan memutuskan keputusan terhadap sebuah kasus.
Hakim A dan hakim B pasti memiliki perbedaan pendapat tentang kriteria atau hukuman terhadap
kasus tersebut.

Reliabilitas Konsistensi Internal

Reliabilitas konsistensi internal adalah pengukuran reliabilitas yang melihat pada kekurangan
dan kelebihan tes pada sebuah objek.

4.c. nilai sign pada motivasi 0,156 > 0,05 yang berarti terdapat hubungan signifikan (Ho diterima)

hubungan motivasi kerja dengan produktifitas kerja

Motivasi dan kinerja karyawan salah satu bagian dari sumber daya manusia atau
yang sering juga disebut dengan manajemen personalia. Dalam perusaan motivasai berperan
sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tujuan dalam memberikan motivasai
kinerja terhadap karyawan agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan
efesien. Dengan demikian berarti juga mampu memelihara dan meningkat kan moral, semangat
dan gairah kerja, karena dirasakan pekerjaan yang menantang. Program dengan cara ini sutu
organisasi dapat mendorong berkembangnya motivasi dan prestasi dalam perusahaan, yang akan
memacu tumbuh dan berkembangnya persaingan sehat antara individu/tim kerja dalm kerja
dalam perusahaan. Trtapi dalam individu setiap manusia tidak semua karyawan termotivasi lewat
lingkungan kerjanya yang biasa disebut dengan dengan motivasi eksternal, tetapi ada juga
karyawan yang termotivasi dalam dirinya sendiri (motivasi internal) tanpa ada motivasi khusus
yang dia dpat kan dalam lingkungan kerjanya nya.

Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada dalam individu yang dipengaruhi oleh faktor
internal yang dikendalikan oleh manager, yaitu meliputi penghargaan, kenaikan pangkat dan
tanggung jawab.

Produktifitas karyawan

Konsep produktifitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan
dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktifitas dalam kaitan dengan
karateristik-karakteristik kepribadian indvidu yang muncul dalm bentuk sikap mental dan
mengandung makna keinginan yang upaya individu yang selalu berusaha untuk
meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat
produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluar (output)
oleh karena itu dalm pemeandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya
dilihat dari aspek kualitas, teti juga dapat dilihat dari kualitas.

Dapat dikatankan bahwa produktifitas dalam perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan
karyawan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat sodangp.
Siagian bahwa produktifitas : kemampuan yang memperoleh manfaat yang sebesar-sebesarnya
dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal bahkan
mungkin maksimal .

Anda mungkin juga menyukai