Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anita Saputri

Nim : 2019. A. 10. 0792

Prodi : D-III Kebidanan

A. Konseling dan Bimbingan Pada Remaja

Masalah terjadi ketika remaja tidak memiliki pengetahuan dan kapasitas yang cukup untuk
bisa menghadapi perubahan yang terjadi di dalam dirinya. Jika tidak dibimbing dengan baik,
remaja akan menggunakan pengertian mereka sendiri dan mulai membuat keputusan sendiri.
Akibatnya, mereka bisa memilih jalan yang salah dan menjadi “mangsa“ dari hal-hal negatif .
Karena alasan inilah remaja maupun orang tua perlu mempertimbangkan perlunya konseling.
Sebagai bidan kita dapat membantu memberikan konseling kepada remaja. Beberapa
konseling dan bimbingan pada permasalahan remaja pada umumnya seperti kenakalan remaja
( pergaulan bebas , narkoba, tekanan teman sebaya dan sebagainya). Sehingga untuk
memberikan bimbingan tersebut diperlukan teknik- teknik yang dapat membantu bidan dalam
memberikan konseling.

B. Teknik- Teknik Komunikasi pada Remaja

1.  Melayani (Attending), Carkhuff (dalam Lubis 2011: 92) menyatakan bahwa melayani
klien remaja secara pribadi merupakan upaya yang dilakukan konselor dalam memberikan
perhatian secara total kepada klien. Hal ini ditampilkan melalui sikap tubuh dan ekspresi
wajah. Ketika bidan melakukan komunikasi terhadap remaja sikap tubuh dan ekspresi wajah
harus diperhatikan. Seperti ekspresi wajah bidan tetap terlihat tenang, ceria dan senyum serta
menganggukan kepala jika setuju, penuh perhatian dan posisi agak condong ke arah klien
remaja sehingga terlihat agak dekat.

2.  Empati, Secara umum, empati dapat diartikan sebagai kemampuan bidan untuk dapat
merasakan dan menempatkan dirinya di posisi remaja

3. Refleksi, Secara lebih sederhana, refleksi dapat didefenisikan sebagai upaya bidan
memperoleh informasi lebih mendalam tentang apa yang dirasakan oleh remaja dengan cara
memantulkan kembali perasaan, pikiran dan pengalaman remaja.
4.  Eksplorasi, Adalah suatu keterampilan bidan sebagai konselor untuk menggali perasaan,
pengalaman dan pikiran remaja.Hal ini penting, karena kebanyakan remaja juga menyimpan
rahasia batin, menutup atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya dengan terus terang.

5.  Menangkap pesan utama (Paraphrasing), Intinya adalah bidan sebagai konselor  dapat
menyampaikan kembali inti pernyataan remaja sebagai klien secara lebih sederhana.

6.  Bertanya untuk Membuka Percakapan (Open Question), Pertanyaan- pertanyaan terbuka


(open question) sangat diperlukan untuk memunculkan pernyataan- pernyataan baru dari
klien remaja.

7. Bertanya Tertutup (Closed Question), Tujuan pertanyaan tertutup adalah: (1)


mengumpulkan informasi; (2) untuk menjernihkan atau memperjelas sesuatu; dan (3)
menghentikan omongan klien yang melantur atau menyimpang jauh.

8.  Dorongan Minimal (Minimal Encouragement), Tujuannya adalah membuat klien remaja


semakin semangat untuk menyampaikan masalahnya dan mengarahkan pembicaraan agar
mencapai sasaran dan tujuan konseling.

9. Interpretasi, Tujuannya adalah untuk memberikan rujukan dan pandangan atas perilaku
remaja agar remaja mengerti dan berubah melalui pemahaman dan hasil rujukan baru
tersebut.

10. Mengarahkan (Directing), Tujuannya adalah agar klien remaja bersedia melakukan
sesuatu, misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor, atau
mengkhayalkan sesuatu.

11. Menyimpulkan Sementara (Summarizing), Hasil percakapan antara remaja dan klien
hendaknya disimpulkan sementara oleh konselor untuk memberikan gambaran kilas balik
(feedback) atas hal- hal yang telah dibicarakan sehingga klien dapat menyimpulkan kemajuan
hasil pembicaraan secara bertahap, meningkatkan kualitas diskusi, dan mempertajam atau
memperjelas fokus pada wawancara konseling.

12. Memimpin (Leading), Dalam hal ini, seorang bidan diharapkan memiliki keterampilan
untuk memimpin percakapan agar tidak menyimpang dari permasalahan sehingga tujuan
konseling yang utama dapat tercapai sesuai sasarannya.
13. Konfrontasi, Konfrontasi adalah suatu teknik konseling yang menantang klien untuk
melihat adanya diskrepansi atau inkonsistensi antara perkataan dan bahasa badan (perbuatan),
ide awal dengan ide berikutnya,senyum dengan kepedihan, dan sebagainya.

14. Menjernihkan (Clarifying), Ketika klien menyampaikan permasalahannya dengan kurang


jelas attau samar- samar bahkan dengan keraguan, maka tugas bidan adalah melakukan
klarifikasi untuk memperjelas apa sebenarnya yang ingin disampikan oleh remaja. Konselor
harus melakukannya dengan bahasa dan alasan yang rasional sehingga mudah dipahami oleh
klien.

15. Memudahkan (Facilitating), Adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar klien
dengan mudah berbicara dengan konselor dan manyatakan perasaan, pikiran, dan
pengalamannya secara bebas. Sehingga komunikasi dan partisipasi meningkat dan proses
konseling berjalan efektif.

16. Diam, Dalam proses konseling, adakalanya seorang bidan sebagai konselor perlu untuk
bersikap diam. Adapun alasan konselor melakukan hal ini dapat dikarenakan konselor yang
menunggu klien berpikir, bentuk protes karena klien bicara dengan berbelit- belit atau
menunjang perilaku attending dan empati sehingga klien bebas bicara.

17. Mengambil Inisiatif,  bidan juga harus dapat mengambil inisiatif apabila remaja kurang
bersemangat untuk berbicara, sering diam, dan kurang partisipatif. Bidan mengucapkan kata-
kata yang mengajak klien untuk berinisiatif dalam menuntaskan diskusi. Selain itu, inisiatif
juga  diperlukan apabila klien kehilangan arah pembicarannya.

18. Memberi Nasihat, Pemberian nasihat sebaiknya dilakukan jika remaja memintanya.Walau
demikian, konselor tetap harus mempertimbangkan, apakah pantas untuk memberi nasihat
atau tidak.

19. Memberikan Informasi, Jika bidan tidak memiliki informasi sebaiknya dengan jujur
katakan bahwa bidan tidak mengetahui hal itu.

20. Merencanakan, Tahap perencanaan disini maksudnya adalah membicarakan kepada


remaja hal- hal apa yang akan menjadi program atau aksi nyata dari hasil konseling.

21. Menyimpulkan, setelah menyimpulkan hasil pembicaraan, bidan dapat membantu remaja
menyusun rencana- rencana kliennya.

Anda mungkin juga menyukai