Disusun Oleh :
Personal
Behavioral Environmental
SELF-EFFICACY
Self-efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep
self-efficacy pertama kali dikemukakan oleh Albert Bandura. Bandura mendefinisikan
self-efficacy sebagai judgement seseorang atas kemampuannya untuk merencanakan
dan melaksanakan tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu. Bandura
menggunakan istilah self-efficacy yang mengacu pada keyakinan (beliefs) tentang
kemampuan seseorang untuk mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan dalam
pencapaian hasil. Dengan kata lain, self- efficacy adalah keyakinan penilaian diri
berkenaan dengan kompetensi seseorang untuk sukses dalam tugas-tugasnya.
Menurut Bandura, keyakinan self-efficacy merupakan faktor kunci sumber tindakan
manusia (human egency), “apa yang orang pikirkan, percaya, dan rasakan mempengaruhi
bagaimana mereka bertindak”.
Self-Efficacy yang dirasakan berbeda dengan harga diri. Menurut Cervone
(2008:231) harga diri merujuk pada evaluasi menyeluruh manusia mengenai
keberhargaan personal mereka. Sedangkan self-efficacy yang dirasakan, merujuk
pada penilaian seseorang mengenai apa yang dapat mereka raih dalam suatu latar
tertentu. Oleh karena itu self-efficacy yang dirasakan berbeda dari harga diri dalam
dua hal: (1) self-efficacy bukanlah suatu variabel global ; melainkan merupakan hal
yang umumnya dimiliki secara berbeda oleh setiap orang dalam situasi yang juga
berbeda. (2). Self-efficacy yang dirasakan bukanlah suatu konsep abstrak mengenai
keberhargaan personal, tetapi merupakan penilaian tentang apa yang dapat
dilakukan oleh seseorang
Menurut teori kognitif sosial Bandura, keyakinan self-efficacy mempengaruhi
pilihan orang dalam membuat dan menjalankan tindakan yang mereka kejar. Individu
cenderung berkonsentrasi dalam tugas-tugas yang mereka rasakan mampu dan percaya
dapat menyelesaikannya serta menghindari tugas-tugas yang tidak dapat mereka
kerjakan. Keyakinan efficacy juga membantu menentukan sejauh mana usaha yang akan
dikerahkan orang dalam suatu aktivitas, seberapa lama mereka akan gigih ketika
menghadapi rintangan, dan seberapa ulet mereka akan menghadapi situasi yang tidak
cocok. Keyakinan efficacy juga mempengaruhi sejumlah stress dan pengalaman
kecemasan individu seperti ketika mereka menyibukkan diri dalam suatu aktifitas.
Secara eksplisit, Bandura sebagaimana dikutip oleh Pajares, menghubungkan self-
efficacy dengan motivasi dan tindakan, tanpa memperhatikan apakah keyakinan itu
benar secara objektif atau tidak. Dengan demikian, perilaku dapat diprediksi melalui
self- efficacy yang dirasakan (keyakinan seseorang tentang kemampuan nya),
meskipun perilaku itu terkadang dapat berbeda dari kemampuan aktual karena
pentingnya self-efficacy yang dirasakan.
Dalam teori kognitif sosial menganggap bahwa self-efficacy merupakan variabel
kunci yang mempengaruhi self-regulated learning. Dalam mendukung asumsi ini,
persepsi self-efficacy pembelajar ditemukan berhubungan dengan 2 aspek kunci
pengulangan timbal balik pada umpan balik yang diajukan, yaitu penggunaan strategi
belajar dan evaluasi diri. Pembelajar dengan self-efficacy tinggi memiliki kualitas
strategi belajar yang lebih baik dan memiliki monitoring diri yang lebih terhadap hasil
belajar mereka daripada pembelajar yang memiliki self-efficacy rendah. Beberapa
penelitian menemukan bahwa persepsi self-efficacy pembelajar secara positif
berhubungan dengan hasil belajar sebagai ketekunan tugas, pilihan tugas, aktivitas studi
yang efektif, dan prestasi akademik.
Meningkatkan Self-Efficacy
1. Meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep self-Efficacy. Banyak guru dan siswa
meremehkan pentingnya self-Efficacy. Harus lebih menekankan konsekuensi positif
pada self-Efficacy yang tinggi, menggambarkan bagaimana Efficacy dapat
berpengaruh positif, dan menyampaikan pesan bahwa self- Efficacy yang positif di
dalam kelas adalah tujuan setiap guru yang harus adopsi.
2. Gunakan ahli dan pemodelan tingkat menengah. Salah satu cara untuk meningkatkan
efektivitas self-efficacy adalah dengan mengekspos siswa yang terlebih dahulu
memberikan contoh kinerja ahli yang memotivasi dan informatif.
3. Memberikan umpan balik. Perilaku dan umpan balik lingkungan adalah dua dari
pengaruh yang paling penting pada self-Efficacy. Siswa harus dibantu untuk
mengevaluasi kinerja mereka sendiri. Guru juga harus memberikan yang terbaik,
"kinerja" mendalam dan umpan balik "kognitif".
4. Membangun Self-Efficacy daripada mengurangi harapan. Bandura (dalam Brunning,
2011:116) menekankan pentingnya meningkatkan Self-Efficacy dengan memasukkan
pengalaman keberhasilan di dalam kelas daripada dengan mengurangi kesulitan
tugas (lihat juga Stevenson & Stigler, 1992). Penurunan kesulitan tugas sebenarnya
dapat menurunkan Efficacy jika siswa merasa bahwa guru memiliki sedikit
kepercayaan pada siswa.
5. Mendorong pengaturan diri. Aspek yang lebih penting adalah untuk membantu siswa
mengintegrasikan semua keterampilan ini dengan cara yang memungkinkan mereka
untuk menjadi pembelajar yang mandiri setelah mereka meninggalkan sekolah.
Melakukan hal dengan menyajikan tantangan yang luar biasa kepada orang tua, guru,
dan masyarakat. Meskipun tidak ada jalan mudah mengarah ke tujuan ini,
perencanaan yang matang dan refleksi tentang apa artinya menjadi mandiri tidak
diragukan lagi akan menguntungkan siswa dan guru.
Referensi
Burning, Roger H. 2011. Cognitive Psychology and Instruction : 5th edition. Boston :
Pearson Education, Inc.
Cervone, Daniel dan Lawrence A. Pervin. 2008. Personality: Theory and Research.
Singapore: John Wiley & Sons, Inc.
Feist, G. dan Feist, J. (2010). Teori Kepribadian Edisi 7 Buku 2. Jakarta : Salemba
Humanika.