Anda di halaman 1dari 14

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KEJURUAN

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Teknologi Vokasi yang diampu oleh:

Dr.H. Danny Meirawan, M.Pd.

Sri Rahayu, M.Pd.

Oleh :

Nadia Salsabila Sifa

NIM 1804838

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK
SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasul Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kajian Teknologi Vokasi. Makalah ini diselesaikan dengan maksimal
berkat kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis
yang terbatas. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk masa
mendatang .

Bandung, 17 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................1
1.4 Sistematika Penulisan.....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Kejuruan.......................................................................3
2.2 Pendidikan Umum...........................................................................4
2.3 Perbedaan Pendidikan Kejuruan dan Pendidikan Umum................5
2.4 Ruang Lingkup Pendidikan Kejuruan.............................................6
BAB III SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
4.1 Simpulan...........................................................................................9
4.2 Implikasi...........................................................................................9
4.3 Rekomendasi....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ditinjau secara sistemik, pendidikan kejuruan pada dasarnya merupakan
subsistem dari sistem pendidikan. Terdapat banyak definisi yang diajukan oleh
para ahli tentang pendidikan kejuruan dan definisi-definisi tersebut berkembang
seirama dengan persepsi dan harapan masyarakat tentang peran yang harus
dijalankannya (Muchlas Samani, 1992:14).
Pendidikan umum muncul sebagai reaksi terhadap kecenderungan
masyarakat modern yang mendewakan produk teknologi dan cenderung
mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai akibat dari produk sistem
pendidikan modern yang sekular, yaitu pendidikan yang mementingkan
pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan
yang bersifat universal nyaris terabaikan
Tingkat keberhasilan pembangunan nasional Indonesia di segala bidang
akan sangat bergantung pada sumber daya manusia sebagai aset bangsa dalam
mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh sumber daya
manusia yang dimiliki. Upaya tersebut dapat dilakukan dan ditempuh melalui
pendidikan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non
formal. Salah satu lembaga pada jalur pendidikan formal yang menyiapkan
lulusannya untuk memiliki keunggulan di dunia kerja, diantaranya melalui jalur
pendidikan kejuruan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud pendidikan kejuruan?
2. Apa yang dimaksud pendidikan umum?
3. Apa saja perbedaan pendidikan kejuruan dan pendidikan umum?
4. Bagaimana ruang lingkup pendidikan kejuruan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian pendidikan kejuruan
2. Mengetahui pengertian pendidikan umum
3. Mengetahui perbedaan pendidikan kejuruan dan pendidikan umum
4. Mengetahui ruang lingkup pendidikan kejuruan

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika yang diuraikan dalam penulisan makalah ini terdiri dari empat
bab
.
BAB I Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah dan sistematika.
BAB II Pembahasan, pada bab ini diuraikan materi-materi yang akan dibahas
yang sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.
BAB III Kesimpulan, Implikasi, dan Rekomendasi. Berisi penafsiran dan
pemaknaan penulis terhadap makalah sekaligus mengajukan rekomendasi untuk
penulisan makalah selanjutnya

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Kejuruan


Ditinjau secara sistemik, pendidikan kejuruan pada dasarnya merupakan
subsistem dari sistem pendidikan. Terdapat banyak definisi yang diajukan oleh
para ahli tentang pendidikan kejuruan dan definisi-definisi tersebut berkembang
seirama dengan persepsi dan harapan masyarakat tentang peran yang harus
dijalankannya (Muchlas Samani, 1992:14)
Evans & Edwin (1978:24) mengemukakan bahwa: “pendidikan kejuruan
merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan individu pada
suatu pekerjaan atau kelompok pekerjaan”. Sementara Harris dalam Slamet
(1990:2), menyatakan: ”Pendidikankejuruan adalah pendidikan untuk suatu
pekerjaan atau beberapa jenis pekerjaan yang disukai individu untuk kebutuhan
sosialnya”.
Menurut House Committee on Education and Labour (HCEL) dalam
(Oemar H. Malik, 1990:94) bahwa: “pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk
pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan, dan kebiasaan-kebiasaan
yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan keterampilan”.
Dari definisi tersebut terdapat satu pengertian yang bersifat universal seperti yang
dinyatakan oleh National Council for Research into Vocational Education
Amerika Serikat (NCRVE, 1981:15), yaitu bahwa “pendidikan kejuruan
merupakan subsistem pendidikan yang secara khusus membantu peserta didik
dalam mempersiapkan diri memasuki lapangan kerja”.
Dari batasan yang diajukan oleh Evans, Harris, HCEL, dan NCRVE
tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu ciri pendidikan kejuruan dan yang
sekaligus membedakan dengan jenis pendidikan lain adalah orientasinya pada
penyiapan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja.
Selanjutnya dari definisi yang diajukan oleh Evans & Edwin, Harris,
HCEL, NCRVE maupun Finch & Crunkilton dapat disimpulkan bahwa
pendidikan kejuruan mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada
bidang tertentu, berarti pula mempersiapkan mereka agar dapat memperoleh
kehidupan yang layak
melalui pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing serta norma-
norma yang berlaku.
Ciri pendidikan kejuruan yang utama adalah sebagai persiapan untuk
memasuki dunia kerja. Secara historis, menurut Evans & Edwin (1978:36)
pendidikan kejuruan sesungguhnya merupakan perkembangan dari latihan dalam
pekerjaan (on the job training) dan pola magang (apprenticeship).
Ditinjau dari tujuannya, menurut Thorogood (1982:328) pendidikan
kejuruan bertujuan untuk: (1) memberikan bekal keterampilan individual dan
keterampilan yang laku di masyarakat, sehingga peserta didik secara ekonomis
dapat menopang kehidupannya, (2) membantu peserta didik memperoleh atau
mempertahankan pekerjaan dengan jalan memberikan bekal keterampilan yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diinginkannya, (3) mendorong produktivitas
ekonomi secara regional maupun nasional, (4) mendorong terjadinya tenaga
terlatih untuk menopang perkembangan ekonomi dan industri, (5) mendorong dan
meningkatkan kualitas masyarakat.

2.2 Pendidikan Umum


Beberapa pengertian tentang Pendidikan Umum:
1) Pendidikan yang berkenaan dengan perkembangan keseluruhan kepribadian
seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya.
2) Program pendidikan yang membina dan mengembangkan seluruh aspek
kepribadian siswa dan mahasiswa.
3) Program pendidikan bagi semua orang dan menitikberatkan kepada
internalisasi nilai pada diri seseorang agar memiliki rasa tanggung jawab
terdahap diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan warga dunia agar senantiasa
berpikir kritis; konstruktif; ilmiah; menghormati gagasan orang lain; emosi
stabil , dengan dilandasi prinsip-prinsip etika dan moral. (Sudirman, 2008:
http://dedencorner.blogspot.com/)
4) Dalam SK Mendiknas No.008-E/U/1975 disebutkan bahwa Pendidikan
Umum ialah pendidikan yang bersifat umum, yang wajib diikuti oleh semua
siswa dan mencakup program Pendidikan Moral Pancasila yang berfungsi
bagi pembinaan warga negara yang baik.

4
Pendidikan umum muncul sebagai reaksi terhadap kecenderungan
masyarakat modern yang mendewakan produk teknologi dan cenderung
mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai akibat dari produk sistem
pendidikan modern yang sekular, yaitu pendidikan yang mementingkan
pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan
yang bersifat universal nyaris terabaikan.
Arah atau tujuan program Pendidikan Umum ialah menyiapkan
latarbelakang akademik atau prior-knowledge yang kaya mengenai kegiatan-
kegiatan manusia dan mengenai pengetahuan secara terorganisir. Untuk itu,
sejumlah lembaga pendidikan guru diarahkan kepada materi pelajaran yang
terpadu, baik materi pelajaran yang ada di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial; Ilmu
Pengetahuan Alam; Ilmu Fisika; Sastra; Humaniora – maupun materi pelajaran
yang ada di Fakultas Pendidikan itu sendiri.
Konsep pendidikan umum di Indonesia berangkat dari UU no 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional. Berdasarkan dari tujuan pendidikan nasional,
kurikulum pendidikan nasional Indonesia selalu memuat nilai-nilai ketuhanan dan
kemanusiaan secara terintegrasi. Untuk ditingkat perguruan tinggi di sebut mata
kuliah dasar umum (MKDU) yaitu sekelompok mata kuliah yang memberikan
landasan dalam pengembangan dunia spesialisnya masing-masing. MKDU
dirubah menjadi MPK dan MBB. Kedua kelompok bidang studi ini merupakan
salah satu bentuk pembelajaran mahasiswa perguruan tinggi Indonesia dalam
pencapaian tujuan utama pendidikan nasional, yaitu membentuk kepribadian utuh
melalui proses pembelajaran secara terintegrasi dengan menggunakan pendekatan
multi atau interdisipliner.

2.3 Perbedaan Pendidikan Kejuruan dan Pendidikan Umum


Perbedaan pendidikan umum dengan pendidikan kejuruan dapat dilihat dari
definisinya masing-masing:
1) Pendidikan Umum merupakan program pendidikan yang mengembangkan
keseluruhan kepribadian siswa dan mahasiswa agar setiap dalam berpikir
ilmiah dan mengelola emosi dilandasi etika dan moral yang berfungsi
membina siswa dan mahasiswa menjadi warga Negara yang baik.
Sedangkan,
2) Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi para
siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang
keahlian tertentu untuk bekerja secara produktif dan professional dan juga
siap melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

2.4 Ruang Lingkup Pendidikan Kejuruan


Tuntutan pengelolaan pada pendidikan kejuruan harus sesuai dengan
kebijakan link and match, yaitu perubahan dari pola lama yang cenderung
berbentuk pendidikan demi pendidikan ke suatu yang lebih terang, jelas dan
konkrit menjadi pendidikan kejuruan sebagai program pengembangan sumber
daya manusia. Dimensi pembaharuan yang diturunkan dari kebijakan link and
match, yaitu
1) Perubahan dari pendekatan Supply Driven ke Demand Driven
Dengan demand driven ini mengharapkan dunia usaha dan dunia industri
atau dunia kerja lebih berperan di dalam menentukan, mendorong dan
menggerakkan pendidikan kejuruan, karena mereka adalah pihak yang lebih
berkepentingan dari sudut kebutuhan tenaga kerja.
2) Perubahan dari pendidikan berbasis sekolah (School Based Program) ke
sistem berbasis ganda (Dual Based Program) Pendidikan yang dilakukan
melalui proses bekerja di dunia kerja akan memberikan pengetahuan
keterampilan dan nilai-nilai dunia kerja yang tidak mungkin atau sulit
didapat di sekolah, antara lain pembentukan wawasan mutu, wawasan
keunggulan, wawasan pasar, wawasan nilai tambah, dan pembentukan etos
kerja.
3) Perubahan dari model pengajaran yang mengajarkan mata-mata pelajaran ke
model pengajaran berbasis kompetensi. Perubahan ke model pengajaran ke
berbasis kompetensi, bermaksud menuntun proses pengajaran secara
langsung berorientasi pada kompetensi atau satuan-satuan kemampuan.
4) Perubahan dari program dasar yang sempit (Narrow Based) ke program
dasar yang mendasar, kuat dan luas (Broad Based) Kebijakan link and
match menuntut adanya pembaharuan, mengarah kepada pembentukan dasar
yang mendasar, kuat dan lebih luas.
5) Perubahan dari sistem pendidikan formal yang kaku, ke sistem yang luwes
dan menganut prinsip multy entry, multy exit. Prinsip ini memungkinkan
peserta didik SMK yang telah memiliki sejumlah satuan kemampuan
tertentu (karena program pengajarannya berbasis kompetensi) untuk
mendapatkan kesempatan kerja di dunia kerja
6) Perubahan dari sistem yang tidak mengakui keahlian yang telah diperoleh
sebelumnya, ke sistem yang mengakui keahlian yang diperoleh dari mana
dan dengan cara apapun kompetensi itu diperoleh (Recognition of prior
learning) Sistem baru pendidikan kejuruan harus mampu memberikan
pengakuan dan penghargaan terhadap kompetensi yang dimiliki oleh
seseorang. Sistem ini akan memotivasi banyak orang yang sudah memiliki
kompetensi tertentu
7) Perubahan dari pemisahan antara pendidikan dengan pelatihan kejuruan, ke
sistem baru yang mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan kejuruan
secara terpadu. Program baru pendidikan yang mengemas pendidikannya
dalam bentuk paket-paket kompetensi kejuruan, akan memudahkan
pengakuan dan penghargaan terhadap program pelatihan kejuruan dan
program pendidikan kejuruan.
8) Perubahan dari sistem terminal ke sistem berkelanjutan
Sistem baru tetap mengharapkan dan mengutamakan tamatan SMK
langsung bekerja, agar segera menjadi tenaga produktif, dapat memberi
return atas investasi SMK.
9) Perubahan dari manajemen terpusat ke pola manajemen mandiri (prinsip
desentralisasi) Pola baru manajemen mandiri dimaksudkan memberi
peluang kepada propinsi dan bahkan sekolah untuk menentukan kebijakan
operasional, asal tetap mengacu kepada kebijakan nasional. Kebijakan
nasioanl dibatasi pada hal-hal yang bersifat strategis, supaya memberi
peluang bagi para pelaksana di lapangan berimprovisasi dan melakukan
inovasi.
10) Perubahan dari ketergantungan sepenuhnya dari pembiayaan pemerintah
pusat, ke swadana dengan subsidi pemerintah pusat. Sistem baru diharapkan
dapat mendorong pertumbuhan swadana pada SMK, dan posisi lokasi dana
dari pemerintah pusat bersifat membantu atau subsidi. Sistem ini juga
diharapkan mampu mendorong SMK berpikir dan berperilaku ekonomis.
BAB III
PENUTU
P

3.1 Kesimpulan
Pendidikan kejuruan pada dasarnya merupakan subsistem dari sistem
pendidikan. Terdapat banyak definisi yang diajukan oleh para ahli tentang
pendidikan kejuruan dan definisi-definisi tersebut berkembang seirama dengan
persepsi dan harapan masyarakat tentang peran yang harus dijalankannya.
Program pendidikan bagi semua orang dan menitikberatkan kepada internalisasi
nilai pada diri seseorang agar memiliki rasa tanggung jawab terdahap diri,
keluarga, masyarakat, bangsa dan warga dunia agar senantiasa berpikir kritis;
konstruktif; ilmiah; menghormati gagasan orang lain; emosi stabil , dengan
dilandasi prinsip- prinsip etika dan moral.

3.2 Implikasi
Hasil dari makalah ini digunakan sebagai bahan literasi bagi mahasiswa
yang belajar tentang ruang lingkup pendidikan kejuruan. Dengan selesainya
makalah ini diharapakan dapat menambah pemahaman sekaligus pengetahuan
tentang konsep ruang lingkup pendidikan kejuruan.

3.3 Rekomendasi
Sebagai rekomendasi, penulis menyarankan untuk mempelajari materi ini
secara optimal, tambahkan beberapa referensi untuk menguatkan isi dari penulisan
makalah seperti ini. Pelajari dengan baik supaya dapat diaplikasikan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Tujuan Pendidikan Nasional. Diperoleh pada tanggal 17 April 2020
dari https://ruangguruku.com/tujuan-pendidikan-nasional/.
Elliot, Janet. 1983. The Organization of Productive Work In Secondary Technical
and Vocational Education The United Kingdom. London: Unesco.
Evans, dkk. 1978. Foundation of Vocational Education. Columbus, Ohio: Charles
E. Merrill Publishing Company.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Konsep Pendidikan Umum. Diperoleh pada tanggal 17
April 2020 dari https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/08/konsep-
ruang-lingkup-dan-sasaran-pendidikan-umum/.
Thorogood, Ray. 1982. Current Themes in Vocational Education and Training
Policies, Part I. Industrial and Commercial Training 9, pp. 328-331.
Tigor. 2010. Konsep Pendidikan Kejuruan. Diperoleh 09 April 2020, dari
https://makalahcenter.blogspot.com/2010/12/konsep-pendidikan-
kejuruan.html

Anda mungkin juga menyukai